MAKALAH
Kelompok 10
PAKET 3
(IPA, BAHASA, PKN)
Bissmillahirrahmanirrahim...
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt, yang berkat rahmat,
karunia, dan limpahan cinta dan kasih sayang-Nya, kita semua senantiasa berada
dalam perlindungan-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada
pembawa mukjizat Al-Qur‟an, kekasih Allah yang jauh di mata namun dekat di
hati, Nabi akhir zaman Muhammad saw, beserta keluarga dan para sahabatnya,
juga kepada kita sebagai umat pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam penulisan makalah ini kami mengambil judul, yaitu, Pendekatan
Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) & Pendekatan Etnomatematika
(Ethnomathematics).
Adapun tujuan ditulisnya makalah ini, yaitu untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Model Pembelajaran Matematika.
Dengan besar hati kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
terhadap makalah ini guna meningkatkan kualitas dan kesempurnaan di waktu
mendatang.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat positif dan
menambah wawasan, khususnya bagi kami sendiri dan umumnya bagi para
pembaca. Mudah-mudahan Allah swt. senantiasa melimpahkan rahmat, cinta, dan
kasih sayang-Nya kepada kita semua, sehingga dimudahkan dan dilancarkan
dalam segala urusan dunia dan akhirat, Amin
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan yang
diperlukan di abad 21 dimana arus informasi sangat dinamis. Informasi dapat
diperoleh dari manapun dan kapanpun dari berbagai sumber yang belum tentu
dapat dipertanggungjawabakan kebenarannya. Untuk itulah diperlukan
kemampuan berpikir kritis. Dengan demikian seorang yang memiliki
kemampuan berpikir kritis akan mampu menyaring informasi yang diterima
untuk kemudian dimanfaatkan sesuai kebutuhan.
Menyadari pentingnya kemampuan berpikir kritis, pemerintah
melalui lembaga-lembaga pendidikan formal khususnya, berusaha untuk
menumbuhkan kemampuan tersebut pada setiap peserta didiknya. Hal ini
tertuang dalam rasional pengembangan kurikulum 2013 yang mengungkapkan
bahwa dalam kurikulum 2013 pembelajaran yang dilaksanakan ialah
pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.
Dengan demikian setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan berorientasi
pada peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Termasuk didalamnya
pembelajaran matematika.
Pembelajaran matematika merupakan salah satu pembelajaran yang
berpotensi untuk dapat mengajarkan peserta didik berpikir kritis. Hal ini
didasarkan pada karakteristik matematika yang mempelajari pola berfikir, pola
mengorganisasikan pembuktian yang logis, yang menggunakan istilah yang
didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat. Dengan demikian ketika peserta
didik belajar matematika maka mereka beljar pola berfikir. Pola berfikir ini dapat
di bedakan menjadi dua yaitu, berpikir tingkat rendah dan berpikir tingkat tinggi.
Berpikir tingkat tinggi ini memiliki beberapa kegiatan berpikir, dan salah satunya
ianalah berpikir kritis.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa rumusan masalah yang
menjadi pembahasan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning)
a. Apa pengertian dari Model Pembelajaran Kontekstual ?
b. Apa karakteristik Model Pembelajaran Kontekstual ?
c. Apa saja komponen Model Pembelajaran Kontekstual ?
d. Bagaimana Sintak Model Pembelajaran Kontekstual ?
2. Pendekatan Etnomatematika (Ethnomathematics)
a. Apa sejarah dan pengertian dari Pendekatan Etnomatematika
(Ethnomatematics) ?
b. Apa tujuan dan manfaat Pendekatan Etnomatematika ?
c. Bagaimana pengaruh Etnomatika dalam Pembelajaran Matematika ?
d. Apa saja kelebihan dan kekurangan dalam Pendekatan Etnomatika ?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penyusunan makalah ini berdasarkan pada
rumusan masalah di atas yaitu sebagai berikut.
1. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning)
a. Menjelaskan pengertian dari Model Pembelajaran Kontekstual.
b. Mejelaskan karakteristik Model Pembelajaran Kontekstual.
c. Menjelaskan komponen Model Pembelajaran Kontekstual.
d. Menjelaskan Sintak Model Pembelajaran Kontekstual.
3
PEMBAHASAN
A. Definisi Kontektual
Kata kontekstual berasal dari kata konteks. Menurut Hasnawati
(dalam Isrok‟atun, hlm. 62) kontes berarti hal-hal yang berkaitan dengan ide-
ide atau pengetahuan awal seseorang yang diperoleh dari berbagau pengalaman
sehari-harinya. Berarti konteks ini berkaitan dengan hal-hal yang nyata terdapat
dalam kehidupan, hal nyata itu bisa berupa benda-benda ataupun peristiwa
yang terjadi di lingkungannya. Dalam kehidupan ini, manusia tidak akan
terlepas dari suatu peristiwa maupun benda-benda yang ada disekitarnya. Hal
nyata yang ada dalam kehidupannya dapat dipahami dengan berbagai cara,
salah satunya yaitu melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
yaitu wadah bagi siswa untuk mengenal dan menyadari penerapan ilmu
pengetahuan di dalam kehidupan. Hal ini bisa dilakukan melalui kegiatan
belajar kontruktivistik, yakni siswa secara mandiri membangun konsep materi
melalui proses asimilasi dan akomodasi.
Menurut Shadiq & Mustajab (dalam Isrok‟atun, hlm. 62) Proses
asimilasi sendiri yaitu suatu proses dimana pengetahuan yang dimiliki siswa
(schema) sesuai dengan pengalaman baru yang diperoleh, sedangkan proses
akomodasi yaitu proses perubahan atau pengembangan kerangka kognitif yang
sudah ada atau sesuai dengan pengalaman baru yang dialami. Proses asimilasi
yang dialami siswa dapat mempermudah adaptasi dalam menyusun hal atau
konsep materi sehingga struktur kognitif siswa berada dalam keadaan
seimbang, sedangkan dalam proses akomodasi, siswa tidak dapat menerima hal
baru atau pengetahuan awal tidak sejalan dengan konsep yang akan diajarkan
sehingga perlu perubahan schema yang dimiliki siswa atau mengembankan
dengan schema yang baru supaya terjadi suatu keadaan yang seimbang.
Proses kegiatan asimilasi dan akomodasi merupakan jalan dalam
menerapkan model pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran kontekstual
memiliki peran penting dalam memahami suatu konsep materi. Hal ini
4
5
D. Sintak
Pelaksanaan model pembelajaran kontekstual dilakukan melalui beberapa
tahapan belajar. Tahapan belajar model pembelajaran kontekstual menurut
Sa‟ud (dalam Isrok‟atun, hlm.68) yaitu :
1. Tahap Invitasi
Dalam tahap invitasi, siswa didorong untuk berani mengemukakan
pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan dibahas oleh guru. Guru
dapat memulainya dengan cara memberikan pertanyaan mengandung
masalah tentang fenomena kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan
konsep yang akan dibahas. Pada bagian ini siswa diberikan kesempatan
untuk berpendapat dan mengomunikasikan pemahamannya tentang konsep
tersebut.
2. Tahap Eksplorasi
Pada tahap eksplorasi siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki serta
menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan
interpretasi data dalam sebuah kegiatam yang telah dirancang oleh guru.
Dalam tahap ini, siwa dapat berkelompok untuk melakukan diskusi tentang
permasalahan yang dibahas. Secara keseluruhan, tahap inni akan memenuhi
rasa keingintahuan siswa tentang fenomena kehidupan lingkungan
sekelilingnya.
3. Tahap Penjelasan dan Solusi
Dalam tahap ketiga ini siswa akan memberikan penjelasan tentang solusi
dari permsalahan tersebut, yang didasarkan pada hasil observasi dan
ditambah penguatan oleh guru sehingga siswa dapat menyampaikan
gagasan, membuat model, membuat rangkuman, dan juga ringkasan.
4. Tahap Pengambilan Tindakan
Pada tahap terakhir ini merupakan tahap yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk dapat membuat keputusan, menggunakan pengetahuan
dan keterampilan, berbagai informasi dan gagasan, mengajukan pertanyaan
lanjutan, serta mengajukan saran baik secara individu maupun kelompok
yang berhubungan dengan pemecahan masalah.
11
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran matematika berbasis kontekstual menjadi fasilitas belajar bagi
siswa dalam memahami matematika yang bersifat abstrak melalui
pembelajaran yang bersifat konkret. Kegiatan pembelajaran matematika ini
menggunakan benda-benda yang nyata untuk dioperasikan siswa dalam
mengontruksi materi ajar, serta penggunaan peristiwa dalam konteks
kehidupan sebagai topik materi ajar.
Sedangkan pembelajaran matematika berbasis dapat disimpilkan bahwa
etnomatematika, dimana budaya berperan sebagai konteks yang ditampilkan
dalam bentuk permasalahan, memiliki relvansi dengan indikator-indikator
berpikir kritis. Dengan demikian diharapkan pembelajaran matematika
berbasis etnomatematika dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis
peserta didik, khususnya dalam meyelesaikan permasalahan yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan budaya
B. SARAN
Makalah ini disusun untuk menambah wawasan mengenai model
pembelajaran matematika. Di dalam pembuatan makalah dirasa masih ada
kekurangan salah satunya penggunaan buku sumber yag terbatas. Bagi
penyusun selanjutnya alangkah lebih baik jika menggunakan buku sumber
yang bervariasi sehingga akan memperluas pemahaman.
15
DAFTAR PUSTAKA
16