Anda di halaman 1dari 7

Nama : 1.

Angel Claudia Situmeang


2. Maulana Al Aziz Harahap
3. Teodora Tania Tampubolon
Kelas : Pendidikan Matematika A 2018

Pendekatan Matematika Realistik

1. Pengertian Pendekatan Matematika Realistik


Menurut buku Pendidikan Matematika Realistik karangan Ariyadi Wijaya
(2011), Pendekatan Matematika Realistik (PMR) adalah teori pembelajaran yang
bertitik tolak dari hal-hal ’real’ bagi siswa, menekankan keterampilan ’process of doing
mathematics’, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas
sehingga mereka dapat menemukan sendiri (’student inventing’ sebagai kebalikan
dari’teacher telling’) dan pada akhirnya menggunakann matematika itu untuk
menyelesaikan masalah baik individual maupun kelompok.
Menurut buku Model-model pengajaran dan pembelajaran karangan
Miftahul Huda (2013), Pendekatan matematika realistik adalah salah satu pendekatan
pembelajaran matematika yang menekankan pada keterkaitan antar konsep-konsep
matematika dengan pengalaman sehari-hari. Dalam pembelajaran realistik, dunia nyata
dijadikan sebagai sumber pemunculan konsep matematika dan aplikasi dari konsep
matematika.
Menurut buku Menjelajah pembelajaran inovatif karangan Suyatno
(2009), Pendekatan Matematika Realistik pada dasarnya merupakan pendekatan
pembelajaran matematika yang memanfaatkan realitas dan lingkungan yang dipahami
siswa untuk memperlancar proses pembelajran matematika sehingga dapat mencapai
pendidikan matematika secara lebih baik dari pada masa yang lalu.

2. Karateristik Pendekatan Matematika Realistik


Menurut buku pendidikan matematika realistik karangan Ariyadi Wijaya
(2011), ada lima karakteristik pendekatan matematika realistik yaitu :
a. Penggunaan konteks
b. Penggunaan model untuk matematisasi progresif.
c. Pemanfaatan hasil konstruksi siswa
d. Interaktivitas
e. Keterkaitan
Menurut buku Menjelajah pembelajaran inovatif karangan Suyatno
(2009), PMR memiliki 5 karateristik yaitu :
a. Menggunakan konteks, Konteks yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
lingkuingan keseharian yang nyata (yang dikenal) siswa.
b. Menggunakan model, Istilah model berkaitan dengan model situasi dan model
matematik yang dikembangkan oleh siswa sendiri (self developed models).
Artinya siswa membuat model sendiri dalam menyelesaikan masalah
c. Menggunakan kontribusi murid, Kontribusi yang besar pada proses belajar
mengajar diharapkan dan konstruksi peserta didik sendiri yang mengarahkan
mereka dari metode informai mereka ke arah yang lebih formal atau baku.
d. Menggunakan Interaktif, Interaksi antar siswa dengan guru merupakan hal yang
mendasar dalam PMR. Secara eksplisit bentuk-bentuk interaksi yang berupa
penjelasan, pembenaran, setuju, tidak, pertanyaan atau refleksi digunakan untuk
mencapai bentuk formal dari bentuk-bentuk informal siswa.
e. Terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya, Topik-topik yang peneliti
berikan dikaitkan dan diintegrasikan sehingga memunculkan pemahaman suatu
konsep atau operasi secara terpadu, agar hal tersebut dapat memberikan
kemungkinan efisien dalam mengajarkan beberapa topik pelajaran.
Menurut buku Developing a Learning Environment on Realistic
Mathematics Education for Indonesian Student Teachers karangan Zulkardi
(2002), ada 5 karakteristik pendekatan matematika realistik yaitu :
1. Menggunakan masalah kontekstual.
2. Menggunakan model atau jembatan dengan instrumen vertikal.
3. Menggunakan kontribusi siswa.
4. Terjadinya interaktivitas dalam proses pembelajaran.
5. Menggunakan berbagai teori belajar yang relevan, saling terkait, dan
terintegarasi dengan topik pembelajaran lainnya.

3. Prinsip-Prinsip Pendekatan Matematika Realistik


Menurut buku Strategi pembelajaran matematika kontemporer karangan
Erman Suherman (2003), Terdapat lima prinsip utama dalam “kurikulum” matematika
realistik :
a. Didominasi oleh masalah-masalah dalam konteks, melayani dua hal yaitu
sebagai sumber dan sebagai terapan konsep matematika.
b. Perhatikan diberikan pada pengembangan model-model,situasi,skema, dan
simbol-simbol.
c. Sumbangan dari para siswa, sehingga siswa dapat membuat pembelajaran
menjadi konstruktif dan produktif, artinya siswa memproduksi sendiri dan
menkonstruksi sendiri.
d. Interaktif sebagai karakteristik dari proses pembelajaran matematika.
e. Interwinning (Membuat jalanan) antar topik atau antar pokok bahasan atau antar
“strand”.
Menurut buku Menurut buku Model-model pengajaran dan pembelajaran
karangan Miftahul Huda (2013), pendekatan matematika realistik mempunyai tiga
prinsip kunci yaitu:
a. Guided Reinvention (menemukan kembali)/progressive Mathematizing
(matematesasi progresif), yakni peserta didik diberikan kesempatan untuk
mengalami proses yang sama sebagaimana konsep-konsep matematika
ditemukan. Pembelajaran dimulai dengan suatu masalah kontekstual atau
realistik yang selanjutnya melalui aktifitas siswa dikharapkan menemukan
“kembali” sifat, defenisi, teorema atau prosedur-prosedur
b. Didaktical Phenomenology (fenomena didaktik). Situasi-situasi yang diberikan
dalam suatu topik matematika atas dua pertimbangan, yaitu melihat
kemungkinan aplikasi dalam pengajaran dan sebagai titik tolak dalam proses
matematika.
c. Self-developed Models (pengembangan model sendiri); kegiatan ini berperan
sebagai jembatan antara pengetahuan informal dan matematika formal. Model
dibuat siswa sendiri dalam memecahkan masalah. Model pada awalnya adalah
suatu model dari situasi yang dikenal (akrab) dengan siswa.
Menurut buku Menjelajah pembelajaran inovatif karangan Suyatno
(2009),pendekatan Pendidikan Matematika Realistik terdapat tiga prinsip utama, yaitu :
1. Penemuan Kembali Terbimbing (guided reinvention) dan matematisasi progresif
(progresive mathematization).
2. Fenomenologi didaktis (didactical Phenomenology).
3. Mengembangkan model-model sendiri (self-developed model).

4. Langkah-Langkah Pendekatan Matematika Realistik


Menurut buku Developing a Learning Environment on Realistic
Mathematics Education for Indonesian Student Teachers karangan Zulkardi
(2002), Secara umum langkah-langkah pembelajaran matematika realistik dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Persiapan
Selain menyiapkan masalah kontekstual, guru harus benar-benar memahami masalah
dan memiliki berbagai macam strategi yang mungkin akan ditempuh siswa dalam
menyelesaikannya.
b. Pembukaan
Pada bagian ini siswa diperkenalkan dengan strategi pembelajaran yang dipakai dan
diperkenalkan kepada masalah dari dunia nyata. Kemudian siswa diminta untuk
memecahkan masalah tersebut dengan cara mereka sendiri.
c. Proses pembelajaran
Siswa mencoba berbagai strategi untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan
pengalamannya, dapat dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok.
Kemudian setiap siswa atau kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan siswa
atau kelompok lain dan siswa atau kelompok lain memberi tanggapan terhadap hasil
kerja siswa atau kelompok penyaji.
d. Penutup
Setelah mencapai kesepakatan tentang strategi terbaik melalui diskusi kelas, siswa
diajak menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. Pada akhir pembelajaran siswa harus
mengerjakan soal evaluasi dalam bentuk matematika formal.
Menurut buku Menurut buku Model-model pengajaran dan pembelajaran
karangan Miftahul Huda (2013), Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran
Matematika Realistik adalah sebagai berikut :
a. Memotivasi siswa (memfokuskan perhatian siswa).
b. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran.
c. Memulai pelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang “riil” bagi siswa
sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya, sehingga siswa segera
terlibat dalam pelajaran secara bermakna.
d. Permasalahan yang diberikan tentu harus diarahkan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai dalam pelajaran tersebut.
e. Siswa mengembangkan atau menciptakan model-model simbolik secara
informal terhadap persoalan/masalah yang diajukan.
f. Pengajaran berlangsung secara interaktif, siswa menjelaskan dan memberikan
alasan terhadap jawaban yang diberikannya, memahami jawaban temannya
(siswa lain), setuju terhadap jawaban temannya, menyatakan ketidaksetujuan,
mencari alternatif penyelesaian yang lain; dan melakukan refleksi terhadap
setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pelajaran.
Menurut buku Menjelajah pembelajaran inovatif karangan Suyatno
(2009),Langkah-langkah dalam PMR :
a. Memahami masalah kontekstual.
b. Menjelaskan masalah kontekstual.
c. Menyelesaikan masalah kontekstual.
d. Membandingkan dan mendiskusikan jawaban.
e. Menyimpulkan.

5. Kelebihan model pembelajaran matematika realistik


Menurut Suwarsono (2001) terdapat beberapa kekuatan atau kelebihan dari
model pembelajaran matematika realistik, yaitu:
a. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada
siswa tentang keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari-hari dan
kegunaan pada umumnya bagi manusia.
b. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada
siswa bahwa matematika adalah suatu bidang kajian yang dikonstruksi dan
dikembangkan sendiri oleh siswa tidak hanya oleh mereka yang disebut pakar
dalam bidang tersebut.
c. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada
siswa bahwa cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal dan
tidak harus sama antara yang satu dengan orang yang lain.
d. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada
siswa bahwa dalam mempelajari matematika, proses pembelajaran merupakan
sesuatu yang utama dan orang harus menjalani proses itu dan berusaha untuk
menemukan sendiri konsep-konsep matematika dengan bantuan pihak lain yang
sudah lebih tahu (misalnya guru). Tanpa kemauan untuk menjalani sendiri
proses tersebut, pembelajaran yang bermakna tidak akan tercapai.

6. Kesulitan dalam implementasi model pembelajaran matematika realistik


Kesulitan-kesulitan model pembelajaran matematika realistik , yaitu:
a. Tidak mudah untuk merubah pandangan yang mendasar tentang berbagai hal,
misalnya mengenai siswa, guru dan peranan soal atau masalah kontekstual,
sedang perubahan itu merupakan syarat untuk dapat diterapkannya PMR.
b. Pencarian soal-soal kontekstual yang memenuhi syarat-syarat yang dituntut
dalam pembelajaran matematika realistik tidak selalu mudah untuk setiap pokok
bahasan matematika yang dipelajari siswa, terlebih-lebih karena soal-soal
tersebut harus bisa diselesaikan dengan bermacam-macam cara.
c. Tidak mudah bagi guru untuk mendorong siswa agar bisa menemukan berbagai
cara dalam menyelesaikan soal atau memecahkan masalah.
d. Tidak mudah bagi guru untuk memberi bantuan kepada siswa agar dapat
melakukan penemuan kembali konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika
yang dipelajari.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai