Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH TELAAH KURIKULUM MATEMATIKA

“KOMPETENSI-KOMPETENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA,


APLIKASI KONSEP, ALGORITMA PENALARAN, MANIPULASI
MATEMATIKA”

DISUSUN OLEH :
1. JENNEI KAUTAMI NUGRAHA (201713500038)
2. SHAFIRA ISMA AMALIA (201713500064)

R6E
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2019
KATA PENGANTAR
Kita harus senantiasa memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena kita telah dibekali akal dan pikiran sehingga dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan. Bersama ilmu pengetahuan kita dapat memecahkan masalah dengan
kehidupan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah penulis buat dengan maksimal dan mendapat referensi
serta bantuan dan dukungan dalam pembuatan makalah. Penulis menyadari masih
banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan para
pembaca memberikan kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, dengan hati yang sangat tulus penulis mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, saran, serta
bantuan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini mampu memberikan
motivasi belajar dan manfaat bagi kita dan perkembangan serta kemajuan
pendidikan di Indonesia.

Jakarta, Maret 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

KAJIAN TEORI..............................................................................................................1

A. Pengertian Kurikulum...................................................................................1

B. Pengertian Silabus.........................................................................................3

C. Pengertian Kompetensi Matematika.............................................................7

D. Pengertian Aplikasi Konsep........................................................................12

E. Pengertian Algoritma Penalaran.................................................................14

F. Pengertian Manipulasi Matematika....................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................19

ii
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum ditinjau dari asal katanya, berasal dari bahasa Yunani
yang mula-mula digunakan dalam bidang olahraga yaitu kata currere yang
berarti jarak tempuh. Dalam bahasa Arab istilah kurikulum diartikan
dengan Minhaj, yakni jalan yang terang atau jalan yang dilalui oleh
manusia pada bidang kehidupannya. Prof. Dr. S. Nasution, M.A
menjelaskan kurikulum sebagai suatu rencana yang disusun untuk
melancarkan proses kegiatan belajar mengajar di bawah naungan,
bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan.
Menurut H. Hasan (1992), kurikulum itu bersifat fleksibel, yakni sebagai
suatu pemikiran kependidikan bagi diklat, sehingga dalam posisi teoritik,
harus dikembangkan dalam kurikulum sebagai sesuatu yang terencana dan
dianggap sebagai pengembangan kurikulum. George A. Beaucham (1976)
mengartikan kurikulum sebagai dokumen tertulis yang berisikan seluruh
mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik melalui pilihan
sebagai disiplin ilmu dan rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Dipertegas lagi oleh pemikiran Ronald C. Doll (1974) yang
mengatakan bahwa : “ …the curriculum has changed from content of
courses study and list of subject and courses to all experiences which are
offered to learners under the auspices or direction of school. Sedangkan
Hilda Taba (1962) mengemukakan bahwa: “A curriculum usually
contains a statement of aims and of specific objectives; it indicates some
selection and organization of content; it either implies or manifests
certain patterns of learning and teaching, whether because the objectives
demand them or because the content organization requires them. Finally,
it includes a program of evaluation of the outcomes”. Pengertian
kurikulum menurut Hilda Taba menekankan pada tujuan suatu statemen,

1
tujuan-tujuan khusus, memilih dan mengorganisir suatu isi, implikasi
dalam pola pembelajaran

1
dan adanya evaluasi. Sementara Unruh dan Unruh (1984) mengemukakan
bahwa “curriculum is defined as a plan for achieving intended learning
outcomes: a plan concerned with purposes, with what is to be learned, and
with the result of instruction”. Ini berarti bahwa kurikulum merupakan
suatu rencana untuk keberhasilan pembelajaran yang di dalamnya
mencakup rencana yang berhubungan dengan tujuan, dengan apa yang
harus dipelajari, dan dengan hasil dari pembelajaran.
Olivia (1997) mengatakan bahwa “we may think of the curriculum
as a program, a plan, content, and learning experiences, whereas we may
characterize instruction as methods, the teaching act, implementation, and
presentation”. Olivia termasuk orang yang setuju dengan pemisahan
antara kurikulum dengan pengajaran dan merumuskan kurikulum sebagai
a plan or program for all the experiences that the learner encounters under
the direction of the school.
Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19) yang berbunyi: Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Lebih
lanjut pada pasal 36 ayat (3) disebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai
dengan jenjang dan jenis pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan memperhatikan:
a) Peningkatan iman dan takwa;
b) Peningkatan akhlak mulia;
c) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d) Keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f) Tuntutan dunia kerja;
g) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
h) Agama;

2
i) Dinamika perkembangan global;
j) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Pasal ini jelas menunjukkan berbagai aspek pengembangan
kepribadian peserta didik yang menyeluruh dan pengembangan
pembangunan masyarakat dan bangsa, ilmu, kehidupan agama, ekonomi,
budaya, seni, teknologi dan tantangan kehidupan global. Artinya,
kurikulum haruslah memperhatikan permasalahan ini dengan serius dan
menjawab permasalahan ini dengan menyesuaikan diri pada kualitas
manusia yang diharapkan dihasilkan pada setiap jenjang pendidikan.
Hubungan kurikulum dengan pendidikan adalah jalan terang yang
dilalui pendidik dan peserta didik untuk mencapai suatu tujuan. Pada
dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa
komponen. Komponen-komponen kurikulum antara lain: tujuan, materi
media, strategi dan proses belajar mengajar. Komponen-komponen
kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat diidentifikasi dengan cara
mengkaji suatu kurikulum lembaga pendidikan itu. Kurikulum berfungsi
sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah bagi
pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung,
seperti pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orangtua, masyarakat dan
pihak siswa itu sendiri.
Jadi kesimpulannya, kurikulum merupakan suatu rencana tertulis
yang dikembangkan pendidik dalam lembaga pendidikan yang
diaplikasikan kepada peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran.

B. Pengertian Silabus
Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk
pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok
serta uraian materi yang perlu dipelajari peserta didik. Silabus merupakan

3
Pengembangan kurikulum yang menjabarkan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, pokok-pokok dan uraian materi
yang perlu dipelajari peserta didik. Silabus sebagai pengembangan
kurikulum dan pembelajaran dalam implementasinya oleh pendidik
dijabarkan dalam rencana dan pelaksanaan pembelajaran sampai pada
penilaian hasil belajar. Pasal 17 ayat (2) PP No. 19 Tahun 2005
menyatakan sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite
madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi
lulusan, di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab
di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan departemen
yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs,
MA, dan MAK.
Sanjaya (2007), mengungkapkan silabus adalah rencana
pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran
standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Salim (1987:98) mengatakan silabus adalah
garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi materi pelajaran.
Menurut BNSP (2006) silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu
dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar.
Berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah , silabus sebagai
pengembangan RPP yang memuat identitas mata pelajaran atau tema
pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

4
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian, penilanian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Jadi kesimpulannya, silabus merupakan pengembangan dari
kurikulum yang memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran,
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar sebagai acuan dalam
membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
Dalam silabus, memuat identitas mata pelajaran, standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian
dan alokasi waktu dan sumber belajar.
1. Standar Kompetensi
Merupakan seperangkat kompetensi yang dibakukan
dan harus dicapai siswa sebagai hasil belajarnya dalam setiap
satuan pendidikan (SKL). Digunakan untuk memandu
penjabaran kompetensi dasar menjadi pengalaman belajar.
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal pada
tiap mata pelajaran yang harus dicapai siswa. Kompetensi
dasar dalam silabus berfungsi untuk mengarahkan guru
mengenai target yang harus dicapai dalam pembelajaran.
3. Materi pokok/pembelajaran
Materi pokok/pembelajaran adalah pokok-pokok
materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian
kompetensi dasar dan yang akan dinilai dengan menggunakan
instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator
pencapaian belajar.
4. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah bentuk atau pola umum
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Strategi

5
pembelajaran meliputi kegiatan tatap muka dan non tatap
muka.
5. Indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi
dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat
diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat
penilaian.
6. Penilaian
Alat penilaian dapat berupa Tes dan Non Tes. Pada
pembelajaran penilaian dilakukan untuk mengkaji
ketercapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap-tiap
mata pelajaran.
7. Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi
dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi
waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan
jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.
8. Sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan
yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar
dapat berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber
belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi

6
C. Pengertian Kompetensi Matematika
Secara etimologis kata “kompetensi” diadaptasi dari bahasa
Inggris, yaitu “competence”  atau “competency” yang artinya kecakapan,
kemampuan, dan wewenang. Sehingga pengertian kompetensi adalah
gabungan antara pengetahuan, keterampilan dan atribut kepribadian
seseorang sehingga meningkatkan kinerjanya dan memberikan kontribusi
bagi keberhasilan organisasinya. Menurut Stephen Robbin (2007:38),
pengertian kompetensi adalah suatu kemampuan (ability) atau kapasitas
seseorang untuk melakukan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan, dimana
kemampuan tersebut ditentukan oleh faktor intelektual dan fisik.
Menurut UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan,
kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
Pendapat lain mengatakan arti kompentesi adalah suatu
keterampilan, pengetahuan, sikap dasar, dan nilai yang terdapat dalam diri
seseorang yang tercermin dari kemampuan berpikir dan bertindak secara
konsisten. Dengan kata lain, kompetensi tidak hanya tentang pengetahuan
atau kemampuan seseorang, namun kemauan melakukan apa yang
diketahui sehingga menghasilkan manfaat. pengertian kompetensi adalah
suatu kemampuan atau kecakapan yang dimiliki oleh seseorang dalam
melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas di bidang tertentu, sesuai dengan
jabatan yang disandangnya.
Jadi kesimpulannya, kompetensi adalah kemampuan yang dikuasai
atau dimiliki seseorang setelah melalui proses pembelajaran.
Menurut Jack Gordon (1998), ada 6 aspek yang terkandung dalam
konsep kompetensi, yaitu;
 Pengetahuan (knowledge)
 Pemahaman (understanding)
 Kemampuan (skill)

7
 Nilai (value)
 Sikap (attitude)
 Minat (interest)
Matematika berasal dari bahasa Latin “mathematika” yang
mulainya diambil dari bahasa Yunani “mathematike” yang berarti
mempelajari. Kata mathematike berhubungan dengan kata lainnya yang
hampir sama yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar. Jadi,
berdasarkan asal katanya matematika berarti ilmu pengetahuan yang
didapat dengan berpikir.
Matematika dikenal sebagai ibu sekaligus ratunya ilmu
pengetahuan, karena semua hal di dunia ini melibatkan perhitungan
matematika. Menurut Ferh (Dimyatidanmujiono, 2006:10) “Matematika
memainkan dua peran yaitu sebagai ratu dan sebagai pelayan ilmu”. Ini
berarti matematika tidak terfokus pada satu ilmu pengetahuan, tetapi
matematika berpengaruh pada pengetahuan yang lain.
Yansen Marpaung berpendapat bahwa ilmu matematika
merupakan ilmu yang dalam perkembangan penggunaannya dengan
menganut metode deduksi. Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif,
karena proses mencari kebenaran (generalisasi) dalam matematika
berbeda dengan ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan yang lain.
Ilmu aksiomatik, hirarkis, abstrak, bahasa symbol yang padat artinya dan
semacam system matematika yang berisi model-model matematika yang
digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan di dunia nyata.
Menurut Isnaningrum (2017:71), “Ciri utama matematika adalah
penalaran deduktif tanpa mempersyaratkan penalaran induktif.
Penalaran induktif. Penalaran deduktif ini lahir melalui kebenaran suatu
konsep yang diperoleh sebagai akibat logis dari pernyataan sebelumnya
sehingga kaitan pernyataan yang dahulu dengan berikutnya di dalam
matematika selalu konsisten”.

8
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh
perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori
peluang dan matematika distrik. Untuk menguasai dan mencipta teknologi
di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Kompetensi dapat berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Matematika merupakan sarana
pembentukan pola pikir yang dapat diukur dari kemampuannya.
Jadi, Kompetensi Matematika adalah kemampuan untuk
menghadapi permasalahan baik dalam matematika maupun kehidupan
nyata.
Memahami matematika dalam hubungannya dengan capaian
pembelajaran berdasarkan tuntutan kurikulum berarti memiliki kompetensi
matematika atau kompeten dalam melakukan sesuatu menggunakan
matematika. Kompetensi matematika harus diberi makna setara/sama
dengan kemampuan memahami, menilai, melakukan, dan menggunakan
matematika dalam konteks pengetahuan faktual, keterampilan teknis baik
bersifat linguistik seperti tata bahasa, kosakata (dalam pengertian notasi)
maupun non-linguistik seperti penalaran.
Kompetensi matematika mempunyai sifat-sifat yang dapat dilihat dari
  Aspek analitik dapat dilihat dari fokusnya yaitu pada
pemahaman, interpretasi, pengujian, penilaian proses dan
fenomena matematika (seperti mengikuti suatu kontrol rantai
argumen matematika atau pemahaman sifat dan penggunaan
representasi matematika.
 Aspek produktif difokuskan pada pengkonstruksian aktif atau
melakukan proses seperti menemukan rantai argumen atau

9
mengaktivasinya dan mengerjakan representasi matematika dalam
situasi yang diberikan.
Bagian- bagian dari kompetensi pembelajaran matematika adalah :

1. Kompetensi Inti
Disingkat Ki adalah tingkat kemampuan untuk mencapai
standar kelulusan (SKL) setiap jenjang, tingkat kelas atau mata
pelajaran. Pada hakikatnya Ki adalah operasional dari standar
kelulusan (SKL)  yang mencakup aspek pengetahuan, sikap dan
tingkah laku serta keterampilan motorik.
Bagian kompetensi inti:
a) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
b) Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
c) Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah.
d) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

10
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan

2. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar (KD) adalah kemampuan dan materi
pelajaarn minimal pada setiap mata pelajaran di satuan
pendidikan untuk mencapai kompetensi inti melalui
pembelajaran. Setiap KD terdiri dari aspek kogniti,afektif dan
psikomotor.
Bagian Kompetensi Dasar :
1. Mensyukuri kebesaran ciptaan Tuhan YME dengan
mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap
mengenai keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai bentuk rasa
syukur dalam mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan
dan sikap mengenai keselamatan, kesehatan kerja dan
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin
tahu, inovatif dan tanggung jawab dalam dalam
mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap
mengenai keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun,
demokratis, dalam menyelesaikan masalah perbedaan
konsep berpikir dalam mengaplikasikan pengetahuan,
keterampilan dan sikap mengenai keselamatan, kesehatan
kerja dan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Menunjukkan sikap responsif, proaktif, konsisten, dan
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

11
melakukan tugas mengaplikasikan pengetahuan,
keterampilan dan sikap mengenai keselamatan, kesehatan
kerja dan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari

6. Memahami keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan


(K3L)
7. Menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
(K3L)
8. Melaksanakan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
(K3L)

D. Pengertian Aplikasi Konsep


Matematika selalu identik dengan konsep dan siswa akan selalu
dituntut untuk memahami konsep-konsep yang ada pada matematika.
Cucu (2010) menyatakan bahwa konsep adalah ide atau gagasan yang
dibentuk dengan memandang sifat-sifat yang sama dari sekumpulan
eksemplar yang cocok. Nasution (2008) mengartikan bahwa apabila
seseorang dapat menghadapi benda atau peristiwa sebagai suatu kelompok,
golongan, kelas, atau kategori maka orang tersebut sudah belajar konsep.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan pengertian konsep adalah
gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa,
yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Penguasaan
konsep dalam matematika diperlukan untuk memecahkan masalah dalam
matematika sebagai wujud aplikasi dari konsep tersebut. Pemecahan
masalah adalah bagian yang sering dirasa sulit oleh siswa karena
diperlukan keterampilan berhitung, penguasaan konsep yang matang,
kemampuan menginterpretasikan bahasa yang baik, dan lain-lain supaya
siswa tidak melakukan kesalahan-kesalahan dalam mengerjakan soal
matematika.

12
Jenis-jenis kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa dalam
menyelesaikan soal-soal matematika menurut Subanji dan Mulyoto yang
diungkapkan Rosita (2007) antara lain kesalahan interpretasi bahasa, siswa

12
seringkali melakukan kesalahan dalam menyatakan bahasa sehari-hari
dalam bahasa matematika. Hal tersebut dikarenakan banyaknya simbol-
simbol, grafik dan tabel sehingga membuat siswa melakukan kesalahan
tersebut; kesalahan teknis, dalam aspek ini siswa sering melakukan
kesalahan-kesalahan perhitungan atau komputasi dalam mengerjakan soal-
soal; kesalahan konsep, seringkali siswa melakukan kesalahan dalam
menentukan atau menerapkan rumus untuk menjawab suatu masalah.
Siswa juga melakukan kesalahan dalam memasukkan data ke variabel dan
menambah data yang tidak diperlukan dalam menjawab suatu masalah;
kesalahan penarikan kesimpulan, hal ini menjadi suatu kesalahan karena
dalam mengambil kesimpulan tanpa didasari alasan pendukung yang benar
dan sering tidak sesuai dengan penalaran logika; kesalahan imajinasi
merupakan kesalahan dan kekeliruan siswa dalam imajinasi ruang (spasial)
dalam dimensi-dimensi tiga yang berakibat salah dalam mengerjakan soal-
soal matematika; kesalahan prasyarat merupakan kesalahan dan kekeliruan
siswa dalam mengerjakan soal matematika karena bahan pelajaran yang
sedang dipelajari siswa belum dikuasai, dan kesalahan tanggapan yaitu
kekeliruan dalam penafsiran atau tanggapan siswa terhadap konsepsi,
rumus-rumus dan dalil-dalil matematika dalam mengerjakan soal
matematika (Rosita, 2007).
Kesalahan yang lebih sering terjadi pada siswa saat mengerjakan
soal adalah kesalahan pada konsep atau biasa disebut miskonsepsi. Fowler
(dalam Suparno, 2005) memandang “miskonsepsi sebagai suatu pengertian
yang tidak akurat terhadap konsep, penggunaan konsep yang salah,
klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang
berbeda, dan hubungan konsep-konsep yang tidak benar”. Konsep awal
yang tidak dapat diterima siswa dengan baik dapat mengakibatkan
miskonsepsi yang berlanjut. Jika miskonsepsi siswa tidak segera ditangani
maka akan membuat siswa mengalami kesulitan-kesulitan belajar dan
bermuara pada rendahnya prestasi belajar siswa.

13
E. Pengertian Algoritma Penalaran

Menurut Abu Ja’far Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi  (ahli


matematika dari Uzbekistan), pengertian algoritma adalah suatu metode
khusus yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Menurut
Donald Ervin Knuth, definisi algoritma adalah sekumpulan aturan-aturan
berhingga yang memberikan sederetan operasi-operasi untuk
menyelesaikan suatu masalah tertentu. Pengertian algoritma adalah suatu
urutan dari beberapa langkah logis dan sistematis yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah tertentu. Pendapat lain mengatakan definisi
algoritma adalah proses atau serangkaian aturan yang harus diikuti dalam
perhitungan atau operasi pemecahan masalah lainnya, terutama oleh
komputer. Dengan kata lain, semua susunan logis yang diurutkan
berdasarkan sistematika tertentu dan digunakan untuk memecahkan suatu
masalah dapat disebut dengan algoritma.

Jadi, kesimpulan dari pengertian algoritma adalah suatu urutan dari


beberapa langkah yang logis guna menyelesaikan masalah. Pada saat kita
memiliki masalah, maka kita harus dapat untuk menyelesaikan masalah
tersebut dengan menggunakan langkah-langkah yang logis. Contoh dari
algoritma sederhana dalam kehidupan nyata adalah pada saat memasak air.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk memasak air seperti berikut : siapkan
panci, masukkan air secukupnya ke dalam panci, tutup panci tersebut,
letakkan panci tersebut di atas kompor, hidupkan kompor dengan api
sedang, apabila air sudah mendidih, matikan kompor, setelah itu angkat
panci tersebut dari kompor. Langkah-langkah untuk memasak air tersebut
merupakan algoritma memasak air. Sehingga memiliki urutan langkah-
langkah yang logis.

Menurut Depdiknas, penalaran adalah cara (perihal) menggunakan


nalar; pemikiran atau cara berpikir logis, proses mental dalam

14
mengembang kan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip . Sedangkan,
Ilmiah berpendapat bahwa penalaran merupakan cara berpikir spesifik
untuk menarik kesimpulan dari premis-premis yang ada.Sehingga tidak
semua berpikir adalah bernalar. Kegiatan berpikir yang bukan bernalar
misalnya mengingat-ingat sesuatu dan melamun.

Beberapa keterampilan matematika yang harus dimiliki dan dicapai


oleh siswa diantaranya adalah penalaran dan komunikasi. Penalaran dan
komunikasi sangat dekat dengan karakteristik matematika. Penalaran
(reasoning) adalah suatu proses yang dilakukan untuk mencapai
kesimpulan yang logis berdasarkan ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan fakta serta berbagai sumber yang relevan. Aktivitas bernalar harus
dilakukan oleh para siswa, jika mereka tidak melakukan aktivitas berpikir
ketika belajar maka apa yang mereka peroleh hanya sekedar hafalan dan
tidak memahami inti ataupun konsep dari materi yang telah dipelajari.
Dengan adanya aktivitas penalaran ketika belajar, maka siswa akan
mendapatkan suatu kesimpulan yang benar mengenai materi yang
dipelajari karena sudah melalui proses berpikir yang logis ketika belajar.
Dari beberapa pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa penalaran
adalah suatu proses berpikir dengan menggunakan landasan logika untuk
menarik kesimpulan berdasarkan fakta (premis) yang telah dianggap
benar.
Jadi, kesimpulan dari pengertian algoritma penalaran adalah suatu
proses berpikir untuk menarik kesimpulan dengan urutan langkah yang
logis untuk menyelesaikan suatu masalah.
Penalaran digolongkan menjadi 2 jenis yaitu :
1. Penalaran deduktif
Penalaran deduktif adalah suatu metode berpikir yang
menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagian yang khusus.

15
Contoh:
Premis mayor : Semua siswa SMA kelas X wajib
mengikuti pelajaran Sosiologi.
Premis minor : Bob adalah siswa kelas X SMA
Kesimpulan : Bob wajib mengikuti jam pelajaran
Sosiologi
2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah metode yang digunakan dalam
berpikir dengan bertolak dari hal-hal yang bersifat khusus untuk
menentukan kesimpulan yang bersifat umum.
Contoh:
Bukti 1: logam 1 apabila dipanaskan akan memuai
Bukti 2: logam 2 apabila dipanaskan akan memuai
Bukti 3: logam 3 apabila dipanaskan akan memuai
Kesimpulan: Semua logam apabila dipanaskan akan memuai.

F. Pengertian Manipulasi Matematika


National Council of Teachers of Mathematics(NCTM, 2000)
menyatakan bahwa standar proses pembelajaran matematika terdiri dari
pemecahan masalah, penalaran dan pembuktian, komunikasi, koneksi, dan
representasi. Selanjutnya menurut Peraturan Dirjen Didasmen No.
506/C/PP/2004 (Depdiknas, 2004) tentang Petunjuk Pengisian Rapor,
disebut bahwa indikator penalaran bagi siswa yang memiliki kemampuan
dalam penalaran matematika adalah : (1) menyajikan pernyataan
matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram; (2) mengajukan
dugaan; (3) melakukan manipulasi matematika; (4) menarik kesimpulan,
menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi;
(5) menarik kesimpulan dari pernyataan; (6) memeriksa kesahihan suatu
argument; (7) menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk
membuat generalisasi.

16
Dari pernyataan di atas salah satu dari tujuan pembelajaran
matematika adalah mengembangkan penalaran (reasoning) dimana salah
satu indikator dari penalaran adalah kemampuan melakukan manipulasi
matematis. Dalam KBBI definisi manipulasi adalah mengatur
(mengerjakan) dengan cara yang pandai sehingga dapat mencapai tujuan
yang dikehendaki, sedangkan matematis adalah bersangkutan dengan
matematika.
Jadi, kesimpulan dari pengertian Kemampuan manipulasi
matematika sendiri merupakan kemampuan siswa dalam mengerjakan atau
menyelesaikan suatu permasalahan matematika dengan menggunakan cara
tertentu sehingga tercapai tujuan yang dikehendaki.
Kemampuan penalaran matematis siswa berdasarkan indikator
melakukan manipulasi matematis termasuk dalam hasil yang baik karena
hampir semua siswa memiliki kemampuan manipulasi dalam menghadapi
soal. Kesalahan yang dialami siswa dalam prosesnya adalah tidak
memahami konsep materi, lupa rumus yang digunakan, kesalahan dalam
operasi hitung dan kesalahan dalam penulisan.
Contoh soal :
Sebuah pengki (alat pengumpul sampah) berbentuk seperti prisma

tegak segitiga dengan ukuran yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Apabila pengki (tanpa pegangan) itu dibuat dari bahan plastic, tentukanlah
luas bahan plastik yang dibutuhkan untuk membuat pengki!
Penyelesaian :
Diketahui:

17
Pengki (berbentuk prisma)
Alas berbentuk segitiga siku-siku
a segitiga = 15 cm
t segitiga = 8 cm
t prisma = 20 cm
Ditanya:
Luas bahan plastik yang diperlukan
Jawab:
Sebuah pengki terdiri dari dua buah bidang segitiga kongruenserta dua
buah bidang persegi panjang.
L = 2 x L. Segitiga + L. Persegi panjang + L.Persegi panjang
1
( )
¿ 2× × a ×t + ( p ×l ) +( p × l)
2
1
¿ ( 2× × 15× 8 ) + ( 15 ×20 ) + ( 8 ×20 )
2
¿ 120+ 460
¿ 580 cm 2
Jadi, luas bahan plastik yang diperlukan untuk membuat pengki adalah
580cm 2.

18
DAFTAR PUSTAKA
1. Andriani, Tifaniar. (2017). Analisis Kesalahan Konsep Matematika Siswa
Dalam Menyelesaikan Soal Trigonometri Kelas X TKJ SMKN 1 Gempol
Tahun Pelajaran 2016/2017. PI: Matematics Education Journal. Vol. 1 No.
1 diakses pada 08 Maret 2020 dari
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej
2. Anonim. 2019. 27 Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli dan
Komponennya. diakses pada 08 Maret 2020 dari:
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2015/06/25-pengertian-kurikulum-
menurut-para-ahli-dan-komponennya.html.
3. Dirgantoro, Kurnia P. Sepdikasari. (2018). Kompetensi Guru Matematika
Dalam Mengembangkan Kompetensi Matematis Siswa. Scholaria: Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. 8, No 2 diakses pada 08 Maret 2020
dari https://ejournal.uksw.edu/scholaria/article/view/1310
4. Indrawati, Yuliani. (2006). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Guru Matematika dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
( KBK ) Pada Sekolah Menengah Atas Kota Palembang. Jurnal
Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 4, No 7 diakses pada 08 Maret 2020
dari repository.unsri.ac.id
5. Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di
Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007), hal. 1.
6. Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1996), hal. 1.
7. Sagala, Syaiful. (2008). Silabus Sebagai Landasan Pelaksanaan dan
Mengembangan Pembelajaran Bagi Guru yang Profesional. Jurnal
Tabularasa. Vol. 5 No. 1 diakses pada 08 Maret 2020 dari
digilib.unimed.ac.id/id/714/

19
8. Susanto. 2008. Penusunan Silabus dan RPP Berbasis Visi KTSP.
Surabaya: Mata Pena Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
9. Maxmanroe. 2020. Pengertian Kompetensi: Definisi, Jenis-Jenis,dan
Manfaat Kompetensi. Diakses pada 08 Maret 2020 dari
https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-kompetensi.html
10. Tarigan, Surabina. 2017. Kompetensi Matematika. Diakses pada 08 Maret
2020 dari http://surabinatarigan.blogspot.com/2017/12/kompetensi-
matematika.html
11. Setiawan, Samhis. 2020. Pengertian Kompetensi. Diakses pada 08 Maret
2020 dari https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kompetensi/
12. Amir, Almira. (2014). KEMAMPUAN PENALARAN DAN
KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA . Jurnal
Ilmu-Ilmu Pendidikan dan Sains Vol. II no. 01. Diakses pada 09 Maret
2020 dari http://jurnal.iain-
padangsidimpuan.ac.id/index.php/LGR/article/view/211/192
13. Lestari, Vita Indah. (2018). Kemampuan Manipulasi Matematis Siswa
Ditinjau dari Gender. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika. Diakses pada 09 Maret 2020 dari
https://digilib.ump.ac.id/files/disk1/43/jhptump-ump-gdl01012018-
vitaindahl-2129-1-39.kema-a.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai