Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PROGRAM LINIER

“METODE PENUNJUKAN”

OLEH:

AMELIA PUSPITA (11615203086)

USWATUN HASANAH (11615200783)

DOSEN PENGAMPU:

HAYATUN NUFUS, SPd.I, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2018

Page | 2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga kami berhasil menyusun makalah ini yang berjudul “metode penunjukan”.
Dan tak lupa pula kita hadiahkan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW karena
beliaulah yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang penuh ilmu
pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
pembaca khususnya penulis.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena kurangnya pengalaman yang
kami miliki. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi penulisan,
isi, kami memohon maaf. Dan kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan, dan akan
kami terima dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini dimasa mendatang. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khusunya penulis.

Pekanbaru, 25 April 2018

Penulis

Page | i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

DAFTAR TABEL.........................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................................................3

1.1 Pengertian dan Sejarah Program Linier ................................................................................3

2.2 Pengertian Metode Penunjukan.............................................................................................5

2.3 Langkah –Langkah.................................................................................................................7

2.4 Contoh Penerapan..................................................................................................................8

BAB III : PENUTUP...................................................................................................................22

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................22

3.2 Saran.....................................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................24

Page | ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Contoh ke-1 Model Penugasan................................................................................8

Tabel 1.2 Langkah ke-1 Model Penunjukan............................................................................8

Tabel 1.3 Model Penunjukan hasil langkah ke-2.....................................................................9

Tabel 1.4 Model Penunjukan hasil langkah ke-3 dan ke 4....................................................10

Tabel 1.5 Model Penunjukan hasil langkah ke-5.................................................................. 10

Tabel 1.6 Model Penunjukan hasil langkah ke- 6 dan ke-7.................................................. 11

Tabel 1.7 Model Penunjukan langkah ke-5 .........................................................................12

Tabel 1.8 Model Penunjukan langkah ke-6 dan ke-7.............................................................13

Tabel 1.9 Contoh ke-1 Model Penunjukan yang telah optimal..............................................13

Tabel 2.1 Contoh ke-2 Model Penugasan .............................................................................14

Tabel 2.2 Langkah ke-1 Model Penunjukan .........................................................................14

Tabel 2.3 Model Penunjukan langkah ke-2...........................................................................15

Tabel 2.4 Model Penunjukan hasil langkah ke-2...................................................................15

Tabel 2.5 Model Penunjukan langkah ke-3 dan ke-4.............................................................16

Tabel 2.6 Model Penunjukan hasil langkah ke-3 dan ke-4 .................................................16

Tabel 2.7 Model Penunjukan langkah ke-5...........................................................................17

Tabel 2.8 Model Penunjukan langkah ke-7 dan ke-8..............................................................17

Tabel 2.9 Contoh ke-2 Model Penunjukan yang telah optimal...............................................18


Page | iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman sekarang banyak usaha yang memproduksi barang dan jasa, di mana produk
yang dihasilkan harus mampu menyaingi produk lain karena banyak pengusaha yang semakin
meningkatkan kualitas produknya. Sehingga perusahaan harus pandai mengelola aspek produksi
dan penempatan tenaga kerja. Perusahan industri kecil dengan segala kelebihan dan
kekurangannya memiliki peranan penting dalam kehidupan ekonomi bangsa Indonesia. Salah
satu cara untuk dapat bertahan adalah perlunya penerapan sistem manajemen yang baik. Sistem
manajemen yang dimaksud di sini adalah pengaturan penugasan tenaga kerja dan pekerjaan
(Prawirasentono, 2005).1
Menurut Supranto dalam ”Riset Operasi” adalah penerapan metode ilmiah untuk
memecahkan masalah yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan sehingga penggunaan sumber
daya dapat optimal dan efisien. Riset operasi merupakan satu cabang ilmu yang sudah
berkembang sejak masa Perang Dunia II. Pada masa itu metode ini hanya dipakai dalam
kegiatan militer, namun selanjutnya metode tersebut dipakai dalam bidang lain terutama bidang
industri, bisnis dan administrasi pemerintahan.
Pada dunia usaha dan industri, manajemen sering menghadapi masalah-masalah yang
berhubungan dengan penugasan optimal. Penugasan optimal terdiri dari bermacam-macam
sumber daya yang mempunyai tingkat efesiensi yang berbeda-beda untuk tugas yang berbeda
pula. Misalnya, ketersediaan bahan yang ada, jumlah produk yang dihasilkan, lama proses
produksi, jumlah produk yang cacat, kualitas produk, laju pengiriman produk, batasan
penyimpanan, ramalan penjualan serta kapasitas sarana distribusi memerlukan keputusan dan
solusi yang terbaik (optimum).
Program linear merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan
masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal. Masalah tersebut timbul
apabila seseorang diharuskan untuk memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan produksi

1
Suyadi Prawirosentono, Manajemen Operasi, Edisi Ke-4, Cetakan II(Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal. 53.
Page | 1
yang akan dilakukan, di mana masing-masing kegiatan membutuhkan sumber sama sedangkan
jumlahnya terbatas, masalah penugasan (assignment problem) merupakan salah satu kasus
khusus dari masalah linear programming pada umumnya (Subagyo, 2013).2
Salah satu bagian dari program linear yang dapat dijumpai dalam kehidupan sekitar
adalah masalah penugasan (assignment problem). Masalah umum penugasan meliputi n tugas
yang harus ditetapkan kepada m pekerja dimana setiap pekerja memiliki kompetensi yang
berbeda dalam menyelesaikan setiap tugas. Salah satu metode dalam menyelesaikan persoalan
ini adalah metode Hungarian. Untuk dapat menerapkan metode Hungarian, matriks biaya
berbentuk persegi (Jumlah sumber-sumber yang ditugaskan harus sama dengan jumlah tugas
yang akan diselesaikan ).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan program linier dan bagaimanakah sejarah perkembangan
dari program linier ?
2. Apa yang dimaksud dengan model penunjukan?
3. Bagaimanakah langkah-langkah penyelesaian model penunjukan atau penugasan?

BAB II

PEMBAHASAN

2
Diang Dewi Tamimi, dkk, Proses Optimasi Masalah Penugasan One-Objective dan Two-Objective, Menggunakan
Metode Hungarian (Studi Kasus : Usaha Kerajinan Rotan Toko Rotan Sejati Samarinda pada Bulan November-Desember 2016),
Jurnal Eksponensial Vol. 8, No.1, Mei 2017, Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman.
Page | 2
1. Pengertian dan Sejarah Program Linier

Pengertian program linier adalah suatu cara untuk penyelesaian masalah dengan
menggunakan persamaan atau pertidaksamaan linier yang mempunyai banyak penyelesaian
dengan memperhatikan syarat-syarat agar diperoleh hasil yang maksimum atau minimum3.

Program linear ditemukan dan dikembangkan oleh beberapa matematikawan di masa


sebelum Perang Dunia ke-II. Penemuan dan pengembangan oleh beberapa matematikawan
tersebut rata- rata didasarkan karena persoalan atau masalah yang sedang berkembang saat itu,
yaitu dalam hal industri dan peperangan. Beberapa matematikawan tersebut adalah Leonid V.
Kartovich, George B. Dantzig, John von Neumann, Leonid Khachiyan dan Naranda Karmarkar.
Berikut ini pemaparan sejarah penemuan program linear oleh beberapa matematikawan tersebut
diatas.

a. Leonid Vitalevich Kartovich


Leonid V. Kartovich lahir pada 19 Januari 1912 di St Petersburg, Rusia. Leonid tumbuh
menjadi seorang anak dengan rasa keingintahuan yang besar, ia tertarik dengan politik dan
sejarah modern. Pada usaianya yang baru 14 tahun, ia sudah masuk ke Mathematical
Department of the Leningrad University, di sini ia mulai menyadari bahwa ia berminat pada
bidang ilmu pengetahuan dan matematika. Pada tahun keduanya di univesitas, Leonid sudah
mengungguli teman -temannya di bidang matematika, bahkan Ia sudah menguasai matematika
kompleks dan abstrak. Di usianya yangke 18 tahun ia sudah menjadi penulis di bidang
matematika. Setelah lulus, Leonid terus melanjutkan penelitiannya di bidang matematika teoritis,
tetapi seiring berjalannya waktu ia mulai memindahkan konsentrasinya pada matematika terapan,
pada ahirnya kontribusi terbesar Leonid adalah pada matematika ekonomi. Pada masa itu Uni
Soviet sedang menghadapi masa industrialisasi dibawah wewenang Joseph Stalin dimana
perekonomian yang semula terpusat pada pertanian berubah menjadi industri. Keadaan seperti
inilah yang membuat Leonid menemukan masalah di tempat Ia berkerja yaitu sebagai konsultan
laboratorium pemerintah.

3
ophttp://nnoviamanis.blogspot.co.id/2008/07/pengertian-dan-macam-macam-program_23.htmltimum).

Page | 3
Persoalan tersebut berkaitan dengan kegiatan produksi, ia harus menyelesaikan masalah
mengefisiensikan biaya produksi dan pemakaian bahan baku tetapi produksi tetap maksimal.
Pada awalnya masalah ini dinilai sederhana, hanya sebuah kasus kalkulus diferensial, tetapi
ternyata lebih rumit dari kelihatannya. Inilah hal yang menjadi awal keinginan Leonid untuk
menggunakan matematikasebagai aplikasi untuk ekonomi. Ahirnya pada tahun 1939, Leonid
mengajukan sebuah hasil pemikirannya berdasarkan masalah yang ada dan perencanaan
solusinya. Ternyata hasil pemikirannya ini adalah yang kita kenal sekarang sebagai Program
Linear. Pemikirannya tersebut pada awalnya diragukan oleh banyak orang,tetapi dengan cepat
terbukti ketika ia menghitung jumlah maksimum sebuah pabrik harus memakai baja agar biaya
produksi tetap efisien, dan ternyata pemikirannya tersebut terbukti biaya produksi dapat
diefisienkan secara signifikan. Penemuan Leonid mengantarkan era baru bagi perekonomian bagi
Uni Soviet. Hal ini menimbulkan minat yang besar bagi Uni Soviet dalam matematika terapan,
dan sejak itu Leonid menjadi revolusioner di bidang ekonomi matematika.

b. George Bernard Dantzig


George Bernard Dantzig lahir pada tanggal 8 November 1914 di Portland, Oragon,
Amerika Serikat. Ayah Dantzig adalah seorang profesor matematika dan ibunya adalah seorang
ahli bahasa Slavia. Dantzig mendapatkan gelar sarjananya di University of Maryland pada tahun
1936. Ia tidak suka semua mata kuliah matematika yang Ia ambil di sana karena ia tidak melihat
aplikasi dari semua itu. Tahun berikutnya ia mengambil program pascasarjana di Mathematics
Schoolof the University of Michigan. Selain mata kuliah statistika, ia tetap melihat semua mata
kuliah matematikanya terlalu absrak maka ia meninggalkan sekolahnya dan mencari pekerjaan.
Lalu Ia bekerja di Biro Statistik Tenaga Kerja, dua tahun kemudian Ia berkuliah di
Berkley untuk mengambil doktor dalam bidang statistika. Setelah mendapatkan gelar doktor
pada tahun 1947 , Ia bergabung di Angkatan Udara Amerika sebagai penasehat matematik untuk
pusat kontrol Angkatan Udara. Angkatan udara membutuhkan cara cepat untuk menghitung
durasi tahapan program, latihan, dan distibusi logistik. Berasal dari sinilah pemikirian Dantzig
tentang program linear. Dantzig menyatakan bahwa :4
“I began noticing that the feasible regionis a convex body, that is, a polyhedral set. Therefore, the process
would be able to be improved if the movements were maded along the borders from one extreme point
toward the following. However, this procedure seemed to be too inefficient.

4
http://learn-math.info/english/historyDetail.htm?id=Dantzig_George
Page | 4
In three dimensions, the region could be visualized like a diamond with faces, edges and vertex.
In the cases of many borders, the process would take an a journey along them before the diamond's point
optimal corner would be reached".
Kira-kira artinya adalah Saya mulai memperhatikan bahwa wilayah yang layak adalah tubuh
cembung, yaitu set polyhedral. Oleh karena itu, prosesnya akan dapat diperbaiki jika gerakan itu
dirubah di sepanjang genggaman dari satu titik ekstrim ke arah yang berikut. Namun, prosedur
ini tampaknya terlalu tidak efisie. Dalam tiga dimensi, wilayah tersebut dapat divisualisasikan
seperti berlian dengan wajah, tepi dan titik puncak. Dalam banyak kasus perbatasan, proses akan
melakukan perjalanan bersama mereka sebelum titik berlian sudut optimal akan tercapai.5
Kesimpulannya, sebuah permasalahan dijadikan dalam bentuk 3 dimensi seperti berlian dimana
ada tampak depan, garis pinggir danpuncak lalu mereka akan saling bertemu disuatu titik hingga
titik optimum akan terpenuhi. Begitulah awal terciptanya program linear dengan metode
simpleks oleh Dantzig. Lalu John von Neumann, Leonid Khachiyan dan Naranda
Karmarkar mengembangkan program linear untuk masalah ± masalah yang lebih rumit.6

2.2 Pengertian Model Penunjukan


Menurut Supranto dalam “Linear Programming”, persoalan penujukan/penugasan
(assignment Method) termasuk jenis persoalan transportasi. Dengan demikian persoalan
penugasan dapat dipecah dengan metode-metode yang dapat dipergunakan untuk memecahkan
persoalan transportasi. Selain ada metode transportasi untuk memecahkan persoalan-persoalan
transportasi juga ada metode penugasan untuk memecahkan persoalan-persoalan penugasan.
Kedua metode ini untuk beberapa hal merupakan metode yang lebih efisien apabila
dibandingkan dengan metode simpleks.7 Maka model penugasan dapat disebut
sebagai bentuk khusus metode transportasi. Kasus yang dapat diselesaikan
menggunakan model penugasan akan lebih mudah diselesaikan menggunakan
metode penyelesaian yang ada pada model penugasan dibandingkan jika
menggunakan metode transportasi.8

5
https://translate.google.co.id/m/translate?hl=id
6
https://www.scribd.com/doc/42276433/Sejarah-Penemuan-Program-Linear-Email
7
Johannes Supranto, Linear Programming, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1983), hal. 280.
8
ishaq.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/43855/model-penugasan.pdf
Page | 5
Masalah penugasan (assignment problem) adalah suatu masalah mengenai pengaturan
objek untuk melaksanakan tugas, dengan tujuan meminimalkan biaya, waktu, jarak, dan
sebagainya ataupun memaksimalkan keuntungan yang salah satu penyelesaiannya menggunakan
metode Hungaria (Soemartojo, 1997). Metode ini merupakan penunjukan alokasi dari banyak
pekerja atau individu pekerja yang menyatakan dengan m pekerja (montir) yang akan ditunjukan
pada n pekerja atau mesin dengan unit pembayaran atau biaya yang sudah ditentukan.

Pekerja atau montir dinyatakan dengan , untuk yang akan ditunjukan

pada mesin yang dinyatakan dengan , untuk dengan unit d pembayaran atau biaya

yang dinyatakan dengan .

Tujuannya adalah untuk menunjukan setiap pekerja atau montir pada satu mesin dengan
memperhatikan total biaya yang paling rendah.
Dapat digambarkan juga suatu perusahaan mempunyai m tugas yang harus diselesaikan
secara lengkap dengna baik. Demikian juga diperlukan paling sedikittenaga kerj ayang dapat
menangani tugas-tigas tersebut dengan berbagai kondisi waktu yang berbeda.
Tenaga kerja ini akan ditujukan kepada setiap tugas dengan memperhatikan pengecilan
jumlah waktu seluruhnya dalam penyelesaian tugas m dan setiap tenaga kerja akan diberi satu
dan hanya satu tugas dalam jumlah waktu yang sudah diperhitungkan akan menguntungkan.
Penugasan ini dapat disamakan dengan berbagai tipe dari aktivitas, sedangkan tenaga
pekerja dapat disamakan dengan berbagai tipe dari sumber yang ada, dan juga waktu bagi tenaga
kerja untuk menyelesaikan tugas dengan baik yang dapat juga dinyatakan sebagai aktivitas yang
sangat terkenal dengan penggunaan tipe sumber pada kebutuhan aktivitasnya.9

2.3 Langkah –Langkah


Langkah-langkah pengguna prosedur penunjukan adalah sebagai berikut10 :

1. Pilihlah bilangan terkecil dari setiap baris pada tabel

9
Dr. Ir. Thomas J. Kakiay, Pemrograman Linier Metode Dan Problema, (Yogyakarta: Andi, 2008), hal. 285.
10
Hayatun Nufus, Program Linier, (Pekanbaru: Cahaya Firdaus, 2016). hlm. 126
Page | 6
2. Kurangkan setiap bilangan pada masing-masing baris dengan bilangan terkecil yang
telah ditentukan pada langkah 1

3. Bila langkah 2 belum menghasilkan paling sedikit satu nilai nol pada tiap kolom, maka
pilihlah bilangan terkecil dari setiap kolom yang belum memiliki nilai nol satupun.

4. Kurangkan setiap bilangan pada masing-masing kolom yang belum memiliki nilai nol
dengan bilangan terkecil yang telah ditentukan pada langkah 3.

5. Tariklah sejumlah garis minimum horizontal dan/atau vertikal untuk meliput seluruh
elemen bernilai nol yang terdapat dalam tabel. Bila jumlah garis sama dengan jumlah
baris atau kolom

6. Untuk merevisi tabel, pilih bilangan terkecil yang belum terliput garis. Kurangkan
seluruh bilangan yang belum terliput oleh garis dengan bilangan terkecil yang telah
ditentukan.

7. Tambahkan bilangan yang terletak pada persilangan garis dengan bilangan yang telah
ditentukan pada langkah 6

8. Ulangi langkah 5

Jika jumlah sumber-sumber yang ditugaskan tidak sama dengan jumlah tugas yang akan
diselesaikan, maka perlu ditambahkan baris atau kolom semu sebanyak selisih baris atau kolom
pada baris atau kolom yang jumlahnya lebih sedikit, sehingga jumlah baris dan kolom menjadi
sama. Selanjutnya, dapat diterapkan algoritma model penunjukan.

2.4 Contoh Penerapan


Contoh 1

Terdapat 4 orang pekerja yang akan dipekerjakan pada 4 lowongan kerja, dengan catatan :

a. Setiap pekerja pada setiap lowongan kerja mempunyai waktu yang dibutuhkan (dalam
jam) yang dinyatakan dalam tabel dibawah ini:11

11
Ibid, hlm.127
Page | 7
Tabel 1.1 Tabel contoh ke-1 Model Penugasan

A B C D
L 15 18 21 24
Ll 19 23 22 18
Lll 26 17 16 19
IV 19 21 23 17

b. Semua pekerja dibayar sama besarnya

Tentukanlah penunjukan masing-masing pekerja pada lowongan kerja yang tersedia dan
berapakah total waktu yang diperlukan ?

Penyelesaian :

Tabel 1.2 Langkah ke-1 Model Penunjukan

A B C D
L 15* 18 21 24
Ll 19 23 22 18*
Lll 26 17 16* 19
IV 19 21 23 17*

a. Memlilih bilangan terkecil dari setiap baris pada tabel. Bilangan terkecil pada tiap baris
tabel-1 adalah :

Page | 8
Baris I = 15

Baris ll = 18

Baris ll = 16

Baris lV =17

b. Mengurangkan setiap bilangan pada masing-masing baris dengan bilangan terkecil yang
telah ditentukan pada langkah c.

Baris l kolom A = 15 - 15 = 0

Baris l kolom B = 18 - 15 = 3

Baris l kolom C = 21 - 15 = 6

Baris l kolom D = 24 - 15 = 9

Baris ll kolom A = 19 - 18 = 1

Baris ll kolom B = 23 - 18 = 5

Baris ll kolom C = 22 - 18 = 4

Baris ll kolom D = 18 - 18 = 0

Baris lll kolom A = 26 - 16 =10

Baris lll kolom B = 17 - 16 = 1

Baris lll kolom C = 16 - 16 = 0

Baris lll kolom D = 19 - 16 = 3

Baris lV kolom A = 19 - 17 = 2

Baris lV kolom B = 21 - 17 = 4

Baris lV kolom C = 23 - 17 = 6

Baris lV kolom D = 17 - 17 = 0

Berdasarkan uraian diatas, maka tabel 1.1 berubah menjadi :

Page | 9
Tabel 1.3 Tabel Model Penunjukan hasil langkah ke-2

A B C D
I 0 3 6 9
II 1 5 4 0
III 10 1 0 3
IV 2 4 6 0

Pada langkah d, kolom B belum terdapat bilangan nol. Oleh karena itu, dipilihlah
bilangan terkecil dari kolom B, yaitu : 1

c. Mengurangkan setiap bilangan pada kolom B dengan 1, sehingga :

Kolom B baris l = 3 – 1 = 2 Kolom B baris lv = 4 – 1 = 3

Kolom B baris ll = 5 – 1 = 4 Kolom B baris lll = 1 – 1 = 0

Berdasarkan uraian diatas, maka tabel 1.3 berubah menjadi :

Tabel 1.4 Tabel Model Penunjukan hasil langkah ke-3 dan ke-4

A B C D
I 0 2 6 9
II 1 4 4 0
III 10 0 0 3
IV 2 3 6 0

d. Pada tabel 1.3, hanya terdapat minimum garis sebanyak 3, seperti terlihat pada tabel
berikut :

Tabel 1.5 Tabel Model Penunjukan hasil langkah ke-5

A B C D
I 0 2 6 9

Page | 10
II 1 4 4 0
III 10 0 0 3
IV 2 3 6 0

e. Pada tabel diatas, banyaknya garis tidak sama dengan banyaknya jumlah baris dan kolom.
Terdapat 3 buah garis dan 4 buah baris dan kolom, sehingga perlu dilakukan revisi tabel.
Oleh karena itu, dipilih bilangan terkecil yang belum terliput garis, yaitu bilangan 1.

f. Mengurangkan seluruh bilangan yang belum terliput oleh garis dengan bilangan 1

Baris ll kolom A = 1 – 1 = 0 Baris lV kolom A = 2 – 1 = 1

Baris ll kolom B = 4 – 1 = 3 Baris lV kolom B = 3 – 1 = 2

Baris ll kolom C = 4 – 1 = 3 Baris IV kolom C = 6 – 1 = 5

g. Menambahkan bilangan yang terletak pada persilangan garis, yaitu bilangan 9 ( kolom
Dbaris l ) dan 3 (kolom D baris lll ) dengan bilangan 1.
Kolom D baris l = 9 + 1 = 10

Kolom D baris lll = 3 + 1 = 4

Tabel 1.6 Tabel Model Penunjukan hasil langkah ke- 6 dan ke-7

A B C D
I 0 2 6 10
II 0 3 3 0
III 10 0 0 4
IV 1 2 5 0

h. Pada tabel 1.5 terdapat minimum garis sebanyak 3, seperti terlihat pada tabel berikut:
Page | 11
Tabel 1.7 Tabel Model Penunjukan langkah ke-5

A B C D
I 0 2 6 10
II 0 3 3 0
III 10 0 0 4
IV 1 2 5 0

i. Pada tabel diatas, banyaknya garis tidak sama dengan banyaknya jumlah baris dan kolom.
Terdapat 3 buah garis dan 4 buah baris dan kolom, sehingga perlu dilakukan revisi tabel.
Oleh karena itu, dipilih bilangan terkecil yang belum terliput garis, yaitu bilangan 2.

j. Mengurangkan seluruh bilangan yang belum terliput oleh garis dengan bilangan 2.

Kolom B baris l = 2 - 2 = 0

Kolom B baris ll = 3 - 2 = 1

Kolom B baris lV = 2 - 2 = 0

Kolom C baris l = 6 - 2 = 4

Kolom B baris ll = 3 - 2 = 1

Kolom baris lV = 5-2=3

k. Menambahkan bilangan yang terletak pada persilangan garis, yaitu bilangan 10 (kolom A
baris lll) dengan bilangan 2.

Kolom A baris lll = 10 + 2 = 12

Kolom D baris lll = 4 + 2 =6

Tabel 1.8 Tabel Model Penunjukan langkah ke-6 dan ke-7

A B C D
Page | 12
I 0 0 4 10
II 0 1 1 0
III 12 0 0 6
IV 1 0 3 0

Pada tabel-7 banyaknya garis adalah 4, seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 1.9 Tabel contoh ke-1 Model Penunjukan yang telah optimal

A B C D
I 0 0 4 10
II 0 1 1 0
III 12 0 0 6
IV 1 0 3 0

Pada tabel diatas, banyaknya garis sama dengan banyaknya baris dan kolom. Oleh karena
itu, tabel-8 telah mencapai hasil yang maksimum.

Keempat karyawan dapat diposisikan pada masing-masing lowongan kerja dengan 2 cara
yaitu:

Karyawan l diposisikan pada lowongan kerja A = 15

Karyawan ll diposisikan pada lowongan kerja D = 18

Karyawan lll diposisikan pada lowongan kerja C = 16

Karyawan lV diposisikan pada lowongan kerja B = 21

( 15 + 18 + 16 + 21 ) = 70

Atau

Karyawan l diposisikan pada lowongan kerja B = 18

Page | 13
Karyawan ll diposisikan pada lowongan kerja A = 19

Karyawan lll diposisikan pada lowongan kerja C = 16

Karyawan lV diposisikan pada lowongan kerja D = 17

(18 + 19 + 16 + 17 = 70)

Jadi, total waktu yang diperlukan adalah 70 jam.

Contoh 2

Bengkel mesin menangani pekerjaan logam tambang di daerah sekitarnya. Saat ini mempunyai 3
pekerjaan yang harus digarapnya yaituA, B, dan C. mempunyai 3 mesin X, Y, dan Z. setiap
pekerjaan dapat diproses penuh pada setiap mesin.

Pertanyaan: tentukan penugasan yang dikerjakan oleh masing-masing pekerjaan pada masing-
masing mesin tersebut.

Tabel 2.1 Tabel contoh ke-2 Model Penugasan

MESIN PEKERJAAN
A B C
X 25 15 22
Y 31 20 19
Z 35 24 17
Penyelesaian :

Tabel 2.2 Langkah ke-1 Model Penunjukan

MESIN PEKERJAAN
A B C
X 25 15* 22
Y 31 20 19*
Z 35 24 17*

Page | 14
a. Memlilih bilangan terkecil dari setiap baris pada tabel bilangan terkecil pada tiap baris tabel-1
adalah :
Baris X = 15
Baris Y = 19

Baris Z = 17

b. Mengurangkan setiap bilangan pada masing-masing baris dengan bilangan terkecil yang telah
ditentukan pada langkah a.

Tabel 2.3 Tabel Model Penunjukan langkah ke-2

MESIN PEKERJAAN
A B C
X 25 – 15 = 10 15 – 15 = 0 22 – 15 = 7
Y 31 – 19 = 12 20 – 19 = 1 19 – 19 = 0
Z 35 – 17 = 18 24 – 17 = 17 17 – 17 = 0

Maka table 2.2 berubah menjadi :

Tabel 2.4 Tabel Model Penunjukan hasil langkah ke-2

MESIN PEKERJAAN
A B C
X 10 0 7
Y 12 1 0
Z 18 17 0

c. Perhatikan kolom A, pada kolom A belum terdapat angka nol artiya belum bisa kita ambil
hasil yang optimum untuk penugasan tersebut. Oleh karena itu kita ulangi langkah seperti
diatas khusus hanya pada kolom A saja.

Tabel 2.5 Tabel Model Penunjukan langkah ke-3 dan ke-4

Page | 15
MESIN PEKERJAAN
A B C
X 10 – 10 = 0 0 7
Y 12 – 10 = 2 1 0
Z 18 – 10 = 8 17 0

Maka, tabel 2.4 berubah menjadi :

Tabel 2.6 Tabel Model Penunjukan hasil langkah ke-3 dan ke-4

MESIN PEKERJAAN
A B C
X 0 0 7
Y 2 1 0
Z 8 17 0

d. Pada tabel 2.5 terdapat minimum garis sebanyak 2, seperti berikut :

MESIN PEKERJAAN
A B C
X 0 0 7
Y 2 1 0
Z 8 17 0

Tabel 2.7 Tabel Model Penunjukan langkah ke-5

Page | 16
Pada tabel diatas banyaknya garis tidak sama dengan banyaknya jumlah garis dan kolom.
Terdapat 2 buah garis sedangkakn tabel memiliki 3 buah bars dan kolom, sehingga perlu
dilakukan revisi tabel. Oleh karena itu dipilih bilangan terkecil yang belum terliputi garis,
yaitu bilangan 1. Mengurangkan seluruh bilangan yang belum terliputi oleh garis dengan
bilangan 1, dan menambahkan bilangan yang terletak pada persilangan garis yaitu bilangan 7
(kolom C baris X).

Tabel 2.8 Tabel Model Penunjukan langkah ke-7 dan ke-8

MESIN PEKERJAAN
A B C
X 0 0 7+1=8
Y 2–1=1 1–1=0 0
Z 8–1=7 17 – 1 = 16 0

Maka tabel 2.7 berubah menjadi :

Tabel 2.9 Tabel contoh ke-2 Model Penunjukan yang telah optimal

MESIN PEKERJAAN
A B C
X 0 0 8
Y 1 0 0
Z 7 16 0

Pada tabel diatas, banyaknya garis sama dengan banyaknya baris dan kolom. Oleh karena itu,
tabel 2.8 mencapai hasil minimum. Hasil akhirnya sebagai berikut :

Page | 17
Penugasan :

- Pekerjaan A diposisikan pada mesin X = 25

- Pekerjaan B diposisikan pada mesin Y = 20

- Pekerjaan C diposisikan pada mesin Z = 17

Page | 18
SOAL LATIHAN

1. Tabel berikut menunjukkan biaya penugasan pekerjaan (satuan Dollar) ke beberapa mesin.

1 2 3 4
A 3 2 5 4
B 0 1 2 3
C 4 1 1 3
D 2 5 3 4

Tentukan penugasan pekerjaan yang optimal sehingga diperoleh total biaya penugasan
yang minimum!

2. Suatu perusahaan mempunyai empat mesin yang berbeda untuk membuat produk-produk,
dimana mesin ini ditangani oleh empat karyawan. Biaya penugasan seorang karyawan
untuk penyelesaian pekerjaan berbeda karena setiap karyawan mempunyai tingkat
ketrampilan, pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan serta latihan yang berbeda
pula. Biaya penugasan karyawan untuk bermacam-macam pekerjaaan diperlihatkan pada
tabel berikut :

Mesin
Karyawan I II III IV
A Rp 13,- Rp 21,- Rp 19,- Rp 20,-

B Rp 14,- Rp 17,- Rp 22,- Rp 18,-

C Rp 20,- Rp 22,- Rp 21,- Rp 20,-

D Rp 18,- Rp 16,- Rp 17,- Rp 18,-

Tentukan penugasan pekerjaan karyawan yang optimal sehingga diperoleh total biaya
penugasan yang minimum!

KUNCI JAWABAN :

Page | 19
1.

Jadwal Penugasan Keuntungan


A – 2 $ 2

B – 1 0

C – 3 1

D – 5 4

$ 7

Sebaiknya pekerjaan A dikerjakan di mesin 2, pekerjaan B dikerjakan di mesin 1,


pekerjaan C dikerjakan di mesin 3 dan pekerjaan D dikerjakan di mesin 4 karena akan
memberikan total biaya penugasan yang minimum yaitu sebesar $ 7.

2.

Jadwal Penugasan Keuntungan

A – I Rp 13,-
B – II 17,-
C – IV 20,-
D – III 17,-
Rp 67,-

Sebaiknya karyawan A mengerjakan pekerjaan I, karyawan B mengerjakan pekerjaan II,


karyawan C mengerjakan pekerjaan IV dan karyawan D mengerjakan pekerjaan III
karena akan memberikan total biaya penugasan yang minimum yaitu sebesar Rp 67,-.

Page | 20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Program linier adalah suatu cara untuk penyelesaian masalah dengan menggunakan
persamaan atau pertidaksamaan linier yang mempunyai banyak penyelesaian dengan
memperhatikan syarat-syarat agar diperoleh hasil yang maksimum atau minimum.

Program linear ditemukan dan dikembangkan oleh beberapa matematikawan di masa


sebelum Perang Dunia ke-II. Penemuan dan pengembangan oleh beberapa matematikawan
tersebut rata- rata didasarkan karena persoalan atau masalah yang sedang berkembang saat itu,
yaitu dalam hal industri dan peperangan. Beberapa matematikawan tersebut adalah Leonid V.
Kartovich, George B. Dantzig, John von Neumann, Leonid Khachiyan dan Naranda Karmarkar.

Model penunjukan (assignment problem) adalah suatu masalah mengenai pengaturan


objek untuk melaksanakan tugas, dengan tujuan meminimalkan biaya, waktu, jarak, dan
sebagainya ataupun memaksimalkan keuntungan yang salah satu penyelesaiannya menggunakan
metode Hungaria (Soemartojo, 1997).

Langkah-langkah pengguna prosedur penunjukan adalah sebagai berikut:

1. Pilihlah bilangan terkecil dari setiap baris pada tabel

2. Kurangkan setiap bilangan pada masing-masing baris dengan bilangan terkecil yang
telah ditentukan pada langkah 1

3. Bila langkah 2 belum menghasilkan paling sedikit satu nilai nol pada tiap kolom, maka
pilihlah bilangan terkecil dari setiap kolom yang belum memiliki nilai nol satupun.

4. Kurangkan setiap bilangan pada masing-masing kolom yang belum memiliki nilai nol
dengan bilangan terkecil yang telah ditentukan pada langkah 3.

5. Tariklah sejumlah garis minimum horizontal dan/atau vertikal untuk meliput seluruh
elemen bernilai nol yang terdapat dalam tabel. Bila jumlah garis sama dengan jumlah
baris atau kolom

Page | 21
6. Untuk merevisi tabel, pilih bilangan terkecil yang belum terliput garis. Kurangkan
seluruh bilangan yang belum terliput oleh garis dengan bilangan terkecil yang telah
ditentukan.

7. Tambahkan bilangan yang terletak pada persilangan garis dengan bilangan yang telah
ditentukan pada langkah 6

8. Ulangi langkah 5

3.2 Saran
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah program linier, penulis berharap
makalah ini bias dijadikan sebagai salah satu bahan bacaan tau referensi bagi para pembaca.
Penulis juga tak lupa menyampaikan maaf jika ada kesalahan dalam penulisan yang sulit
dimengerti oleh pembaca.

Page | 22
DAFTAR PUSTAKA

http://learn-math.info/english/historyDetail.htm?id=Dantzig_George

https://translate.google.co.id/m/translate?hl=id

https://www.scribd.com/doc/42276433/Sejarah-Penemuan-Program-Linear-Email

ishaq.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/43855/model-penugasan.pdf

Kakiay, Thomas J. 2008. Pemrograman Linier Metode dan Problema. Yogyakarta: Penerbit
Andi.

Nufus, Hayatun. 2016. Program Linier. Pekanbaru: Cahaya Firdaus.

Prawirosentono, Suyadi. 2005. Manajemen Operasi Edisi Ke-4, Cetakan II.Jakarta: Bumi
Aksara.

Supranto, Johannes. 1983. Linear Programming. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas


Indonesia.

Tamimi, Diang Dewi, dkk.2016. Proses Optimasi Masalah Penugasan One-Objective dan Two-
Objective, Menggunakan Metode Hungarian (Studi Kasus : Usaha Kerajinan Rotan Toko
Rotan Sejati Samarinda pada Bulan November-Desember 2016), Jurnal Eksponensial
Vol. 8, No.1, Mei 2017, Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman.

Page | 23

Anda mungkin juga menyukai