Segala puji bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Awal dari
Matematika Purbakala. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Sejarah Matematika dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan
keterampilan mahasiswa.
Dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari petunjuk dan bimbingan serta
masukan dari semua pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada
bapak Usman, S.Pd., M.Pd, selaku dosen matakuliah ini yang telah membantu dan
memberi pengarahan kepada kami dalam belajar dan mengerjakan tugas dan juga
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini sehingga dapat
selesai tepat waktu.
Makalah ini kami usahakan susun selengkap-lengkapnya. Akan tetapi, kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna karena keterbatasan dan
kekurangan pengetahuan serta minimnya pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca kami harapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan pembaca
pada umumnya. Aamiin.
Banda Aceh, September 2013
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halama
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
1.
2.
b.
c.
d.
e.
f.
3.
Aritmetika Babilonia.....................................................................15
b.
c.
Aritmetika Mesir.........................................................................19
d.
Geometri Mesir...........................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
Matematika adalah ilmu dasar yang dapat digunakan sebagai alat bantu
memecahkan masalah dalam berbaia bidang ilmu seperti ekonomi, akuntasi,
astronomi, geografi, dan antropologi. Oleh karena itu, matematka patut mendapat
sebutan Mathematics is Queen and Servant of Science yang artinya matematika
adalah ratu dan pelayan ilmu pengetahuan.
Salah satu tujuan dari filsafat adalah menemukan pemahaman dan tindakan yang
sesuai. Filsafat erat kaitannya dengan ilmu, karena bagaimana pun, tujuan dipelajari
ilmu adalah untuk dapat dipahami kemudian direalisasikan ke dalam kehidupan yang
nyata. Tanpa pemahaman, ilmu tidak akan mungkin dapat dikuasai.
Matematika dan filsafat memiliki hubungan yang cukup erat, dibandingkan
ilmu lainnya. Alasannya, filsafat merupakan pangkal untuk mempelajari ilmu dan
matematika adalah ibu dari segala ilmu. Ada juga yang beranggapan bahwa filsafat
dan matematika adalah ibu dari segala ilmu yang ada. Hubungan lainnya dari
matematika dan filsafat karena kedua hal ini adalah apriori dan tidak eksperimentalis.
Hasil dari keduanya tidak memerlukan bukti secara fisik.
Bidang pengetahuan yang disebut filsafat matematika merupakan hasil
Pemikiran filsafati yang sasarannya ialah matematika itu sendiri. Filsafat sebagai
rangkaian aktivitas dari budi manusia pada dasarnya adalah pemikiran reflektif
(reflective thinking). Pemikiran relatif atau untuk singkatnya refleksi (reflection)
dapat dicirikan sabagai jenis pemikiran yang rediri atas mempertimbangkan secara
cermat suatu pokok soal dalam pikiran dan memberikannya perhatian yang sungguhsungguh dan terus-menerus (the kind of thinking that consits in turning a subject over
in the mind ang giving it serious and consecutive consideration). Suatu pendapat lain
sehingga
menumbuhkan
filsafat
matematik
agar
memperoleh
BAB II
PEMBAHASAN
mengingat siklus haid mereka, 28-30 goresan pada tulang atau batu diikuti
dengan tanda yang berbeda.
Tulang Ishango, yang ditemukan di dekat air sungai Nil yang berisi sederetan
lidi yang di goreskan di tiga jalur memanjang pada tulang itu. Tafsiran umum
bahwa tulang Ishango menunjukkan peragaan terkuno yang sudah diketahui
tentang barisan bilangan prima atau kalender enam bulan. Periode Mesir dari
1
2700
1
14.000
dan sudut
dibangun oleh 100.000 orang pekerja dalam kurun waktu 30 tahun namun
hanya dengan kesalahan sekecil itu. Suatu keterampilan metematika yang
sangat menakjubkan.
jarinya dibengkokkan terhadap satu ekor hasil buruan, jari-jari berikut dibengkokkan
terhadap buruan berikutnya. Maka terjadilah perkawanan satu-satu antara jari-jari dan
hewan buruan.
menuliskan dengan huruf seperti mata. Huruf yang berupa gambar ini mereka
gunakan sampai sekarang ini dikenal dengan kaji.
Salah satu lambang pada masa awal dinasti Shang, dimana peradaban
Tiongkok telah berkembang sampai taraf yang cukup tinggi muncul Jiaguwen atau
aksara di batok kura-kura dan tulang binatang yang merupakan huruf jaman Tiongkok
kuno. Huruf-huruf yang tertulis di batok kura-kura dan tulang binatang merupakan
dasar-dasar huruf kanji.
Bangsa cina juga menggunakan huruf berupa simbol-simbol sederhana.
Seperti jika mereka ingin menunjukkan idea tau fikiran yang abstrak, mereka
menggabungkan beberapa gambar untuk melukiskan adegan untuk memperlihatkan
maksudnya. Contohnya, seperti gabungan gambar matahari dan sebatang pohon
( sebagai adegan yang mereka perlihatkan bahwa matahari yang sedang terbit terlihat
dibalik pohon. Maka kata timur mereka tulis dengan huruf , karena arah timur
merupakan arah dimana matahari terbit di balik sebatang pohon.
Berikut merupakan lambang bilangan dari Jepang:
Pada ekspedisi Spanyol ke Jukatan di Meksiko pada awal abad 16, diketahui
bahwa bangsa Maya Indian pada dasarnya menggunakan basis 20 (vigesimal). Boleh
jadi karena mereka menghitung satu tahun 360 hari, maka suatu bilangan dalam
kelompok lebih tinggi ditulis sebagai 18(20)n.
Misalnya 732 ditulis 2.18(20) + 12 ; 7218 ditulis 1.18(20)2 + 18.
Adapun angka-angka pada tulisan Maya itu adalah sebagai berikut:
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
Contoh:
(4 x 20) = 80
+
(1 x 14) = 14
94
jumlah = 94
343
(1 x 3) = 3
jumlah = 343
(7 x 202) = 2800
+
(17 x 20) = 340
3143
+
(1 x 3) = 3
jumlah = 3143
Seperti angka Jepang, demikian pula bangsa Maya menulis dari atas ke
bawah.
dan
buku-bukunya
berpengaruh
di
Eropa.
Terjemahan
inilah
yang
Pada simbol Brahmi belum mengenal angka nol. Angka nol mulai ada setelah
tahun 500 A.D, yaitu pada simbol Hindu hingga sekarang. Selanjutnya sistem ini
disempurnakan di Eropa dan hasil penyempurnaan itulah yang kita kenal sekarang
dalam sistem bilangan.
bx2
y
cy 2
x
+ d = 0.
r
i=0
dan
i2 = (
i=0
2 n+1
3
Pendekatan pada 2 =
);
17
12 .
n+1
1
r1
i2 =
i=1
n(n+1)(2 n+1)
6
Akar dua merupakan panjang dari dioagonal dari unit persegi, didekati oleh
Babel dari Old Babel periode (1900 SM 1650 SM) sebagai:
1; 24, 51, 10 = 1 +
24
60
51
60 2
10
60 3
30547
21600
1,414213.
Pada tahun 1945, tabel itu disusun kembali oleh Neugebauer dan Sach dan
ditulis dengan angka desimal yang kita pakai sekarang.
Bagian kiri loh itu pecah dan hilang, bagian kanan atas sumbing seperti
terlihat pada gambar. Bilangan-bilangan pada tabel menghitung dengan hipotenusa
segitiga siku-siku. Mungkin tabel pada loh itu dengan bagian yang hilang sebelah kiri
adalah seperti pada kolom ketiga dari kiri pada hasil analisa seperti pada tabel berikut
ini.
Jika disebut sisi-sisi segitiga siku-siku itu adalah a dan b, dengan hipotenusa
c, maka tabel analisa dari tabel pada loh tersebut adalah seperti berikut:
ab
a
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
b
12
64
75
125
9
20
54
32
25
81
2
48
15
50
9
2ab
5
27
32
54
4
9
25
15
12
40
1
25
8
27
5
120
3456
4800
13500
72
360
2700
960
600
6480
4
2400
240
2700
90
a2 b2
119
3367
4601
12709
65
319
2291
799
481
4961
3
1679
161
1771
56
c 2 = a 2 + b2
169
4825
6649
18541
97
481
3541
1249
769
8161
5
2929
289
3229
106
Hal yang menakjubkan bahwa sisi a dan b dari segitiga itu selalu diambil
bilangan-bilangan relatif prima.
Dua buah bilangan bulat a dan b dikatakan relatif prima jika PBB(a, b) = 1.
Jika a dan b relatif prima, maka terdapat bilangan bulat m dan n sedemikian hingga
ma + nb = 1.
Contoh:
1. Bilangan 12 dan 5 adalah relatif prima karena PBB(12, 5) = 1, atau dapat ditulis:
-2 . 12 + 5 . 5 = -24 + 25 = 1 (m = -2, n = 5).
2. Bilangan 25 dan 12 adalah relatif prima karena PBB(25, 12) = 1, atau dapat ditulis:
1 . 25 + (-2) . 12 = 25 24 = 1 (m = 1, n = -2).
3. Aritmetika Mesir
1. Mengalikan
Kebanyakan soal-soal pada papirus Moskow dan papirus Rhind adalah
mengenai hitungan yang berkenaan dengan soal praktek, namun beberapa diantaranya
sudah bersifat teori. Papiru itu ditulis oleh Ames kira-kira 1700 BC. Pada perkalian
dua bilangan dipakai azas melipat-duakan. Tetapi salah satu dari faktor perkalian
harus dapat dinyatakan sebagai jumlah bilangan berpangkat dua. Perkalian diganti
dengan menjumlah.
Contoh:
27 x 22 =
22 = 2 +4 + 16
Perkalian disusun sebagai berikut:
1
27
54
108
216
16
432
Dengan cara melipat-duakan ini orang Mesir tidak menyusun tabel perkalian.
Metode melipat-duakan ini kemudian berkembang menjadi melipat-duakan metode
bilangan tengah.
Contoh:
27 x 20 =
27*
20
13*
40
80
3*
160
1*
320
Yang dijumlahkan adalah pasangan dari bilangan ganjil dikiri. Bilangan tengah
diambil bilangan bulat hasil pembulatan ke bawah dari hasil bagi dua bilangan
sebelumnya.
Maka, 27 x 20 = 20 + 40 + 160 + 320 = 540
2. Membagi
Azas melipat-duakan juga digunakan untuk membagi dua bilangan.
Contoh:
238 : 14 =
1
14
28
56
112
16
224
3. Pecahan
Bangsa Mesir Kuno juga sudah mengenal bilangan pecahan ,tetapi umumnya pecahan
satuan (unit fraction) yaitu pecahan pembilangnya satu menempatkan simbol yang
mewakili sebuah mulut, yang berarti bagian, kecuali pecahan 2/3 memiliki
simbol tersendiri.
Lambang pecahan antara lain adalah:
Dalam papirus Rhind terdapat tabel yang menyatakan bentuk 2/n ke dalam
bentuk pecahan satuan. Melalui tabel itu didapati:
2 1 1
= +
7 4 28 ;
2
1
1
1
2
1
1
= +
+
; = +
97 56 679 776 99 66 198
Contoh:
Terdapat suat kumpulan benda. Jika dijumlahkan bagian, 1/3 bagian, dan
bagian maka jumlahnya 26. Berapa banyaknya benda itu?
Diselesaikan dengan letak salah sebagai berikut:
1
1
1
x+ x + x=26
2
3
4
Misalkan x = 12, maka:
1
1
1
x+ x + x=6+ 4+3=13
2
3
4
Sedangkan 26 adalah 2 kali 3. Maka x = 12 juga harus dilipat-duakan.
Jadi jawabannya adalah x = 24
Bangsa Mesir purbakala juga sudah mengenal lambang untuk negatif dan
positif. Positif degan lambang kaki yang melangkah dari arah kanan ke kiri, dan
sebaliknya untuk lambang negatif.
4. Geometri Mesir
Dari soal-soal geometri pada papirus Moskow dan papirus Rhind dapat
disimpulkan bahwa bangsa Mesir purbakala sudah mengenal rumus-rumus untuk
menghitung luas dan isi, seperti menghitung isi dari lumbung.
Mereka juga sudah mengenal perbandingan ruas-ruas garis. Tetapi mereka
memakai rumus yang salah untuk menghitung luas segi-empat sebarang. Rumus
mereka ialah:
L=
( a+c ) (b +d)
2
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://www.math.ubc.ca/~cass/courses/m446-03/pl322/pl322.html