Anda di halaman 1dari 18

EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA MOTIF KAIN TENUN SOTIS

SUKU TIMOR DAN INTEGRASINYA DALAM PEMBELAJARAN


MATEMATIKA

Oleh:

PUTRI A.M KIBANA

1701030090

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. LATAR BELAKANG............................................................................
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................
C. TUJUAN PENELITIAN.........................................................................
D. MANFAAT PENELITIAN.....................................................................
E. DEFINISI OPERASIONAL...................................................................
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................
A. JENIS PENELITIAN .............................................................................
B. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN................................................
C. INSTRUMEN PENELITIAN.................................................................
D. METODE PENGUMPULAN DATA.....................................................
E. TEKNIK ANALISIS DATA..................................................................
F. KEABSAHAN DATA............................................................................
G. PROSEDUR PENELITIAN …………………………………………
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pasal 1 Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional, sebagai pedoman pendidikan di Indonesia menyatakan: Pendidikan
adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukannya, masyarakat,
bangsa, dan negara. Pendidikan dan budaya adalah sesuatu yang tidak bisa
dihindari dalam kehidupan sehari-hari, karena pendidikan merupakan kebutuhan
mendasar bagi setiap individu dalam masyarakat, dan budaya merupakan
kesatuan utuh dan menyeluruh yang berlaku dalam suatu masyarakat. Budaya
merupakan keseluruhan sistem gagasan ,tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia. Hal ini dapat
diartikan bahwa budaya merupakan suatu tingkah laku cipta karsa ataupun usaha
sadar yang dilakukan masyarakat didalam kehidupan sehari-hari yang
menjadikan ciri khas ataupun pembedah antara satu budaya dengan budaya
lainnya yang tidak dimiliki oleh budaya lain. Indonesia merupakan sebuah
Negara kepulauan ,dengan beraneka ragam suku dan budaya yang dimiliki dari
ujung barat sampai ujung timur yang menandakan dari sabang sampai merauke,
yang memiliki adat istiadat dan budaya daerah yang beragam dan kebudayaan
yang dimiliki sangat mempesona.
Hubungan antara Pendidikan dan Budaya terlihat dalam Pembelajaran
Matematika. Matematika adalah pembelajaran tentang symbol, rumus, dalil,
geometri yang sudah diperoleh dari tingkat pendidikan dasar sampai tingkat
perguruan tinggi. Namun pembelajaran matematika dianggap sebagai salah satu
pembelajaran yang sulit dan membosankan. Tetapi uniknya, Matematika
merupakan sarana berpikir logis,kritis dan kreatif sehingga tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia. Dalam kaitannya dalam pemanfaatan matematika dalam
kehidupan,dimana matematika merupakan human actifity , matematika memiliki
nilai-nilai penting untuk membantu masyarakat menghadapi berbagai tantangan
hidup dalam berbagai problematika yang dihadapinya. Matematika merupakan

1
bagian dari kehidupan manusia. Setiap aktivitas manusia yang terkait dengan
matematika mulai dari matematika yang berbentuk sederhana hingga matematika
yang lebih berkembang menjadi lebih kompleks. Matematika dan budaya
merupakan dua hal yang sangat berkaitan satu sama lain. Pada satu sisi
matematika dibentuk oleh budaya dan matematika digunakan sebagai alat untuk
kemajuan budaya. Dengan demikian matematika merupakan bagian dari budaya
manusia, dan matematika dari setiap budaya bemanfaat untuk tujuan khusus
budayanya kajian matematika dalam budaya disebut etnomatematika. Sardijiyo
Paulina Pannen ( dalam Wahyuni,dkk,2013:3 ) mengatakan bahwa pembelajaran
berbasis budaya merupakan suatu model pendekatan pembelajaran yang lebih
mengutamakan aktivitas dengan berbagai ragam latar belakang budaya yang
dimiliki, diintegrasikan dalam proses pembelajaran bidang studi tertentu, dan
dalam penilaian hasil belajar dapat menggunakan beragam perwujudan penilaian.
Salah satu yang dapat menjembatani antara budaya dan pendidikan adalah
Etnomatematika. Oleh sebab itu matematika adalah ilmu yang sangat berguna.

Pendidikan dan kebudayaan adalah salah satu hubungan antara proses


dan isi. Pendidikan ialah proses pengoperasian kebudayaan dalam arti
membudayakan manusia. Salah satu langkah untuk mengurangi pandangan
negatif terhadap matematika adalah dengan mengintegrasikan pembelajaran
kontekstual atau membawa dunia nyata peserta didik ke dalam pembelajaran itu
sendiri. Seperti halnya budaya suku Timor, masyarakat Suku Timor berpikir
untuk mendesain motif Sotis ,selanjutnya melakukan aktivitas menenun
sesungguhnya para penenun sedang bermatematika. Menghitung banyaknya
benang yang harus digunakan untuk menyelesaikan satu lembar kain tenun.
Mengukur panjang atau lebar kain tenun yang akan dihasilkan. Membentuk motif
atau corak pada kain tenun, semuanya itu adalah aktivitas yang mengandung
matematika. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa dalam aktivitas budaya
terkandung matematika. Matematika ada dalam setiap budaya, terkandung dalam
budaya sebagai matematika beku (frozen mathematics), matematika tersembunyi
(hidden mathematics), dan matematika tertanam dalam budaya (embedded
mathematics), (Dominikus, 2017, 2018).
Etnomatematika menggunakan konsep matematika secara luas yang
terkait dengan aktivitas matematika meliputi aktivitas berhitung dan mengukur.

2
Eksplorasi etnomatematika pada budaya, ditemukan keterkaitan bentuk-bentuk
etnomatematika dengan konsep matematika yaitu pola bilangan dan geometri.
Etnomatematika merupakan kajian matematika yang terintegrasi dengan budaya
pada kehidupan masyarakat. Etnomatematika jika disadari masyarakat semua
kalangan maka masyarakat akan berpikir bahwa matematika itu merupakan ilmu
dari segala ilmu pengetahuan yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan nyata.
Masyarakat sudah berpikir seperti itu maka masyarkat akan menggunakan
matematika dalam kehidupannya. Seperti pengrajin kain tenun ketika ingin
membuat kain tenun sepanjang yang diinginkan oleh pengrajin maka pengrajin
kain tenun harus memperhitungkan benang yang akan di butuhkan dalam proses
ini pola pikir pengrajin tersebut menggunakan pola pikir matematika agar benang
yang dibutuhkan tidak melebihi batas agar sesuai dengan panjang kain tenun
yang dinginkan jika melebihi batas maka pengrajin tersebut akan mengalami
kerugian. Sehingga kehadiran matematika yang bernuansa budaya
(etnomatematika) dalam kurikulum sekolah akan memberikan nuansa baru dan
memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap pembelajaran matematika di
sekolah.
Berdasarkan uraian di atas maka, penulis ingin mengadakan penelitian
dengan tujuan untuk mendeskripsikan konsep-konsep matematika apa saja yang
terdapat pada proses penenunan kain adat sotis suku Timor dan integrasinya
dalam pembelajaran matematika di sekolah, serta menumbuhkan kesadaran untuk
menghargai dan mencintai budaya. Dengan demikian penulis mengangkat judul
penelitian “Eksplorasi Etnomatematika Pada Motif Kain Tenun Sotis Suku
Timor Dan Integrasinya Dalam Pembelajaran Matematika”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses berpikir masyarakat Petu , Kelurahan Naioni, Kecamatan
Alak ,Suku Timor dalam mendesain motif Kain Tenun sotis?
2. Bagaimana proses penenunan Kain Adat Sotis Suku Timor yang berkaitan
dengan matematika?
3. Apa saja konsep matematika pada motif Kain Adat Sotis Suku Timor dalam
pembelajaran matematika?

3
4. Bagaimana proses integrasi eksplorasi etnomatematika Kain adat Sotis dalam
pembelajaran matematika ?
5. Bagaimana integrasi matematika dari hasil eksplorasi etnomatematika Kain
Adat Sotis Suku Timor?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini
sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan bagaimana proses berpikir masyarakat Petu , Kelurahan
Naioni, Kecamatan Alak ,Suku Timor dalam mendesain motif Kain Tenun
sotis.
2. Mendeskripsikan proses penenunan Kain Adat Sotis Suku Timor yang
berkaitan dengan matematika.
3. Mendeskripsikan apa saja konsep matematika pada motif Kain Adat Sotis
Suku Timor dalam pembelajaran matematika.
4. Mendeskripsikan bagaimana proses integrasi eksplorasi etnomatematika Kain
adat Sotis dalam pembelajaran matematika.
5. Mendeskripsikan integrasi matematika dari hasil eksplorasi etnomatematika
Kain Adat Sotis Suku Timor.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut :
1. Manfaat bagi peneliti
Dapat mengetahui lebih dalam tentang proses berpikir masyarakat dalam
mengeksplorasi etnomatematika pada kain adat Sotis dan aspek-aspek
matematika pada proses penenunan kain adat sotis suku Timor dan
menunjukkan adanya keterkaitan antara hasil budaya dengan ilmu
matematika.
2. Manfaat bagi peneliti lain
Penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk peneliti selanjutnya yang
melakukan penelitian serupa dalam mengungkap kebudayaan yang
bersumber dari daerah setempat, baik kegiatan budaya ataupun hasil budaya,
sehingga budaya yang ada di Indonesia dapat terungkap secara luas.
3. Manfaat bagi masyarakat

4
Dapat menbuka pemahaman masyarakat bahwa matematika berhubungan dan
berkaitan erat dengan aktifitas budaya disekitar mereka.
4. Manfat bagi guru
Dapat melaksanakan pembelajaran matematika di sekolah yang berhubungan
dengan aktifitas budaya tenunan Suku Timor.
5. Manfaat bagi siswa
Dapat mempelajari dan memahami matematika lebih baik lagi dengan
menghubungkan matematika dengan aktifitas budaya penenunan Kain Adat
Sotis Suku Timor.
E. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional ini bertujuan untuk memberikan batasan pengertian agar
tidak menimbulkan perbedaan tanggapan. Adapun variable yang perlu
didefinisikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Eksplorasi dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menggali lebih dalam etnomatematika pada aktivitas tenun masyarakat Petu,
Kelurahan Naioni Kecamatan Alak , Kota Kupang.
2. Etnomatematika pada motif tenun Sotis yang dimaksud dalam penenlitian ini
adalah untuk mencari dan mengumpulkan data berkaitan dengan unsur-unsur
matematika yang terdapat di motif tenun Sotis Suku Timor hasil produksi
para pengrajin.

5
BAB III
METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan desain
penelitian etnografi. Metode penelitian Kualitatif adalah metode penelitian yang
bersifat ilmiah , yakni latar langsung sebagai sumber data dan peneliti sebagai
instrument kunci. Data penelitian kualitatif bersifat deskriptif, yakni data berupa kata-
kata dan gambar yang diperoleh dari transkripsi wawancara ,catatan lapangan
,foto,video, dan sebagainya. Etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan dan
menganalisis suatu kebudayaan. Penelitian etnografi melibatkan perluasan
pengamatan terhadap individu atau kelompok melalui observasi, dan peneliti terlibat
langsung dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Desain penelitian etnografi dipilih
dengan tujuan mendapatkan deskripsi dan analisis yang mendalam tentang kebudayan
berdasarkan penelitian lapangan.
B. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN
Lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan peneliti untuk
mengadakan penelitian . Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah bertempat di Petu, Kelurahan Naioni, Kecamatan Alak ,Kota Kupang. Dan
Subjek Penelitian merupakan 3 orang yang terkenal sebagai pengrajin tenun
Kelurahan Naioni. Alasan pemilihan tempat dan subjek penilitian dikarenakan daerah
ini merupakan penghasil budaya tenunan Sotis Suku Timor. Dan subjek penelitian
dapat menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti.
C. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian sangat dibutuhkan dalam sebuah penelitian agar lebih
memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. “ Instrumen penelitian adalah alat
bantu untuk memperoleh data–data yang diperlukan “(Arikunto ,2000:150). Dari
semua data yang terkumpul akan membuktikan bahwa benar atau tidaknya instrumen
yang digunakan. Dalam penelitian ini , instrumen yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Instrumen utama
Instrumen utama yang digunakan untuk memperoleh data pokok sesuai
tujuan utama penelitian ini adalah peneliti itu sendiri sehingga peran peneliti
tidak dapat diwakili. Karena peneliti lah yang terjun langsung ke lapangan

6
dengan wawancara dan observasi (pengamatan) . Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Sugiyono(2006, hlm 251) bahwa “ Peneliti kualitatif ,berfungsi
menetapkan fokus penelitian ,memilih informan sebagai sumber data ,melakukan
pengumpulan data ,analisis data menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
temuannya” . Alasan lain menjadikan peneliti sebagai instrumen penelitian itu
sendiri adalah seperti yang dikemukakan oleh Nasution ( dalam sugiyono 2006,
hlm.251) yaitu “ Dalam penelitian kualitatif ,tidak ada pilihan lain daripada
menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama . Alasannya ialah
bahwa,segalah sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti . Masalah, fokus
penelitian,prosedur penelitian ,hipotesis yang digunakan ,bahkan hasil yang
diharapkan , itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas
sebelumnya. Segalah sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu.
Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain
dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat
mencapainnya”. Peneliti harus memahami metode penelitian kualitatif dengan
desain penelitian etnografi, singkatnya peneliti adalah instrumen kunci dalam
jalannya proses penelitian dengan motif Tenun Sotis Suku Timor.
2. Instrumen pendukung
Instrumen pendukung digunakan untuk membantu dan mempermudah
peneliti mengumpulkan data penelitian , instrumen pendukung dapat melengkapi
data yang didapat melalui observasi dan wawancara.
a. Observasi
Observasi atau dapat disebut sebagai pengamatan merupakan suatu teknik
pengumpulan data yang sangat berkontribusi dalam sebuah penelitian kualitatif .
pada saat melakukan sebuah observasi ,peneliti akan melihat ,mendengar dan
memahami apa yang diteliti . Observasi membuat peneliti melihat proses yang
terjadi di lapangan,sehingga dapat membantu peneliti itu sendiri untuk
mengumpulkan data. Metode observasi yang digunakan yaitu jenis observasi tak
terstruktur, observasi yang tidak disiapkan secara sistematis tentang apa yang
diobservasi (Sugiyono, 2016).. Sehingga , peneliti dapat melakukan pengamatan
bebas, mencatat hal-hal yang ada dan akan berkembang selama kegiatan
observasi berlangsung.

7
Hal-hal yang menjadi fokus peneliti dalam tahapan observasi yang berkaitan
dengan aktivitas menenun para pengrajin yang terintegrasi dengan matematika,
yaitu:
1) Menghitung
 Banyaknya utas benang pada tiap lajur benang dan lajur untuk
motif.
 Banyaknya benang untuk menghasilkan satu kain tenun.
 Waktu yang yang dibutuhkan untuk menenun sampai
menghasilkan satu kain tenun.
 Menentukan harga jual kain tenun.
2) Mengukur
 Mengukur lebar satu kain tenunan.
 Mengukur besarnya gulungan benang .
3) Membandingkan
 Membandingkan ukuran pintalan benang dan banyaknya
pintalan benang.
 Membandingkan banyaknya pintalan benang dengan ukuran
motif yang dihasilkan.
 Membandingkan harga jual kain tenun.
4) Bentuk geometri pada motif tenun
Berbagai motif hasil pengembangan penenun sekaligus
membedakan harga jual.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab
terhadap informan penelitian. Esterberg (dalam sugiyono 2006, hlm.260)
mendefinisikan “ Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topic tertentu ” . Selanjutnya Stainback ( dalam sugiyono 2006 hlm .
261 ) mengemukakan bahwa “ Dengan wawancara peneliti akan mengetahui hal-
hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi
dan fenomena yang terjadi , di mana hal ini tidak bisa ditemukan dalam
observasi”. Tujuan utama dilakukan wawancara adalah untuk mengetahui hal-
hal dari responden yang lebih mendalam, di mana hal ini tidak ditemukan melalui

8
observasi. Teknik wawancara yang digunakan yaitu wawancara semiterstruktur.
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, tujuan
dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan lebih terbuka,
di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam
melakukan wawancara , peneliti perlu mengadakan secara teliti dan mencatat apa
yang dikemukakan oleh responden.
Pertanyaan-pertanyaan yang akan dijadikan landasan untuk mendapat informasi
dari narasumber, yaitu:
1) Pada tahapan pembuatan benang
 Berapa banyak benang untuk menghasilkan satu gulungan?
 Berapa banyak gulungan yang diperlukan untuk menenun satu
motif tenunan?
2) Pada tahapan menenun
 Bagaimana cara menentukan ukuran lebar dan panjang kain
tenun dari alat yang digunakan?
 Bagaimana cara mendapatkan tenunan yang memiliki motif
bentuk geometri?
 Berapa lama waktu yang digunakan untuk menghasilkan satu
kain tenun?
3) Pada tahapan penjualan
 Bagaimana cara menentukan harga jual kain?
 Apa yang mendasari penentuan harga jual kain yang bervariasi?
D. PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi yang terdiri dari
observasi, wawancara dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara melihat, mengambil gambar dan
mengambil video ( menggunakan handphone ) dan mencatat hasil pengamatan
proses penenunan kain Tenun Sotis secara langsung di Petu Kelurahan Naioni
Kecamatan Alak Kota Kupang. Melalui kegiatan observasi peneliti akan
mendapatkan data berupa foto , video , dan catatan lapangan. Selain

9
mengumpulkan data , Pada pengumpulan data ini peneliti melakukan teknik
observasi partisipatif yaitu peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari selama
proses menenun.
b. Wawancara
Wawancara mendalam dilakukan dengan mengajukaan pertanyaan-
pertanyaan terbuka yang memungkinkan responden memberikan jawaban secara
luas. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dari narasumber berkaitan
dengan tahapan membuat benang, tahapan menenun, dan tahapan penjualan kain
tenunan. Hasil dari wawancara diperoleh dalam bentuk catatan aktifitas menenun.
Pada pengumpulan data ini peneliti melakukan teknik wawancara semiterstruktur
dimana wawancara dilakukan lebih bebas dengan tujuan menemukan
permasalahan secara lebih terbuka.
e. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan melihatnya dalam


dokumen-dokumen yang ada . Dokumen bisa berbentuk tulisan , foto, video
ataupun film . Dokumentasi motif tenun Sotis Suku Timor diperoleh dari para
pengrajin asal Petu, Kelurahan Naioni , Kecamatan Alak , Kota Kupang.

E. TEKNIK ANALISIS DATA


Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian kualitatif yang berfokus
pada etnografi menggunakan analisis induktif. Induktif adalah proses berpikir yang
berawal dari satu atau beberapa fenomena untuk menjadikan suatu kesimpulan.
Penelitian kualitatif yang berfokus pada etnografi mempunyai tujuan utama,yaitu
menemukan aspek budaya yang ada pada masyarakat. Analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan,dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Teknik analisis data yang
digunakan disesuaikan dengan jenis data yang dikumpulkan. Menurut Miles dan
Huberman mengatakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas sehingga datanya
sudah jenuh.
Analisis pada penelitian ini menggunakan model Spradley. Adapun langkah
analisis data sesuai yang diungkapkan Spradley dalam Lexy J. Maleong meliputi
kegiatan berikut:

10
1. Analisis Domain
Analisis domain dilakukan untuk memperoleh gambaran/pengertian yang bersifat
umum dan relative menyeluruh tentang tentang apa yang terdapat di suatu fokus
penelitian.
2. Analisis Taksonomi
Setelah menyelesaikan analisis domain, selanjutnya dilakukan wawancara
terfokus berdasarkan fokus penelitian.
3. Analisis Komponen
Setelah analisis taksonomi selesai, langkah selanjutnya yaitu dilakukan
wawancawa atau pengamatan terpilih untuk memperdalam data yang telah
ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan.
4. Analisis Tema Kultural
Analisis yang dilakukan dengan mencari hubungan di antara domain, dan
bagaimana hubungan dengan keseluruhan, dan selanjutnya dinyatakan ke dalam
tema atau judul penelitian.

Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua tahapan yaitu
analisis selama di lapangan dan analisis data setelah data terkumpul. Analisis data
selama di lapangan tidak dikerjakan setelah pengumpulan data selesai melainkan
selama pengumpulan data berlangsung dan dikerjakan terus menerus sehingga
menyusun laporan penelitian selesai. Sebagai langkah awal, data awal , data yang
merupakan hasil wawancara dengan informan kunci dipilih dan diberi kode
berdasarkan kesamaan, tema dan masalah yang terkandung didalamnya dengan terus
mencari data baru. Sedangkan analisis data setelah terkumpul atau data yang baru
diperoleh setelah pelaksanaan pengumpulan data, maka dianalisis dengan cara
membandingkannya dengan data yang terdahulu.

F. KEABSAHAN DATA
Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan agar data dapat dipercaya dan
dipertanggung jawabkan kebenarannya. Pengecekan keabsahan data merupakan suatu
langkah untuk mengurangi kesalahan dalam proses perolehan data penelitian. Dalam
proses pengecekan keabsahan data pada penelitian ini harus melalui beberapa teknik
pengujian data . Keabsahan data yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut :
1. Perpanjangan pengamatan, yang bertujuan agar data yang diperoleh lebih lengkap,
proses mendapatkan data tersebut tidak buru-buru.

11
2. Peningkatan ketekunan, artinya penelitian yang dilakukan oleh peneliti terlaksana
secara rutin , sehingga peneliti benar-benar memahami seluk beluk atau prosedur
pembuatan kain tenun motif Sotis.
3. Triangulasi , William Wiersma (dalam Sugiyono, 2016) mengatakan trigulasi
dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data berbagai
sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Triangulasi dilakukan dengan
cara membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh dari responden yang satu ke responden yang lain. Hal itu dapat
dicapai dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara.
G. PROSEDUR PENELITIAN
Prosedur penelitian adalah suatu rancangan perencanaan yang terperinci dan
spesifik mengenai cara memperoleh , menganalisa dan menginteprestasikan data
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian. Untuk mencapai tujuan
penelitian, maka peneliti menggunakan langkah-langkah prosedur penelitian sebagai
berikut :
1. Pendahuluan
Tahap pendahuluan ini terdiri dari Peneliti menentukan lokasi dan subjek
penelitian. Peneliti memilih daerah penelitian di Petu, kelurahan Naioni,
kecamatan Alak , kota Kupang . Subjek penelitian yaitu 3 Orang pengrajin kain
tenun Sotis dari suku Timor. Selanjutnya mengamati motif tenun Sotis suku
Timor yang bertujuan untuk mendapat fokus penelitian dan mempermudah
pembuatan instrumen penelitian.
2. Pembuatan Instrumen
Tahapan persiapan yang dilakukan yaitu membuat instrumen penelitian berupa
observasi , wawancara dan dokumentasi.. Instrumen yang dibuat berdasarkan
pengamatan awal yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai motif tenun Sotis
suku Timor. Observasi digunakan sebagai pedoman penelitian dalam melakukan
observasi. Sedangkan wawancara digunakan untuk menuliskan garis besar
pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan kepada pengrajin kain tenun saat
melakukan wawancara. Dan dokumentasi yaitu hasil instrumen berupa dokumen.
3. Pelaksanaan instrumen

12
Melakukan pengambilan data terhadap informan melalui teknik observasi,
wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan ketiga teknik tersebut peneliti
membuat catatan di lapangan.
4. Melakukan analisis domain
Berdasarkan data yang diperoleh , baik melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. Dalam analisis domain, dilakukan reduksi data agar mempermudah
peneliti untuk memilah data yang berhubungan dengan penelitian dan
menemukan aktivitas/domain etnomatematika.
5. Melakukan analisis taksonomi
Untuk mendapatkan lebih rinci mengenai data yang sudah ditetapkan domainnya.
6. Melakukan analisis komponen
Dimana hasil dari analisis taksonomi dibantu dengan hasil dari pengambilan data
sebelumnya untuk menggali ciri-ciri yang lebih spesifik dari apa yang diteliti.
7. Melakukan analisis tema budaya
Komponen yang telah ditetapkan pada analisis komponen untuk memperoleh
temuan etnomatematika.
8. Membuat Kesimpulan dari hasil analisis data
Kesimpulan ini masih bersifat sementara .
9. Menguji keabsahan data
Dilakukan untuk memastikan temuan yang diperoleh valid yang ditandai dengan
tidak adanya perbedaan antara yang dilaporkan oleh peneliti dengan apa yang
sebenarnya terjadi dalam penelitian. Hal ini dilakukan dengan membandingkan
hasil pengamatan dan hasil wawancara. Jika valid peneliti akan melanjutkan .
Jika tidak maka peneliti harus merevisi kembali.
10. Kesimpulan perolehan etnomatematika
Kesimpulan akhir yang sesuai dengan rumusan yang telah ditetapkan peneliti.
Bagaimana kain tenun motif Sotis suku Timor yang mengacu pada rumusan
masalah.

13
Berdasarkan langkah-langkah prosedur penelitian diatas, peneliti menggambarkan
rancangan sebagai berikut:

Pendahuluan

Pembuatan Instrumen

Observasi, wawancara dan dokumentasi

Pelaksanaan Instrumen

Adanya reduksi data


Melakukan analisis domain

Melakukan analisis R
taksonomi
E

V
Melakukan analisis I
komponen
S

I
Melakukan analisis tema
budaya

Tidak
Kesimpulan sementara

Data valid
Menguji keabsahan data

Iya
Kesimpulan perolehan

etnomatematika

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab Lang Ere. (2020). Eksplorasi Etnomatematika Pada Kain Tenun Alor.
Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika . FKIP . Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa.
Alfonsa M. Abi . (2016). Integrasi Etnomatematika Dalam Kurikulum Matematika
Sekolah . Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia. 1(1), 1-6. Prodi Pendidikan
Matematika STKIP SOE , NTT, Indonesia.
Almu Noor Romadoni. (2017). Aspek-Aspek Etnomatematika Pada Budaya Masyarakat
Banjar Dan Penggunaan Aspek-Aspek Tersebut Untuk Pengembangan Paket
Pembelajaran Matematika. Tesis. Program Magister Pendidikan Matematika .
Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam . FKIP. Universitas
Sanata Dharma. Yogyakarta.
Asterius Juano & Mariana Jediut . (2016). Eksplorasi Etnomatematika Dan
Hubungannya Dengan Konsep Geometri Pada Matematika Sekolah Dasar
Dalam Budaya Masyarakat Manggarai. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
Missio. 11(2), 179-316. Pendidikan Guru Sekolah Dasar . Universitas Katolik
Indonesia Santu Paulus Ruteng.
Dominikus. (2018). Etnomatematika Adonara. Malang: Media Nusa Creative.
Dominikus. (2018). Orasi Ilmiah Literasi Matematika Dalam Budaya Menuju
Pembelajaran Berbasis Budaya. Tersedia di
https://www.researchgate.net/publication/328402821_LITERASI_MATEMATIK
A_DALAM_BUDAYA_Orasi_Ilmiah_pada_Wisuda_Perdana_STKIP_Nusa_Bu
nga_Floresta_Nagekeo. Diakses September 2018
Faiq Al Ahadi. (2020). Eksplorasi Etnomatematika Pada Suku Samin Dan Hubungannya
Dengan Konsep-Konsep Matematika Dalam Pembelajaran Kontekstual. Tesis.
Program Studi Pendidikan Matematika . Pascasarjana. Universitas Negeri
Semarang.
Gytha Larasati Jerry . (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Universitas Pendidikan
Indonesia. Perpustakaan UPI.
Linda Indiyarti Putri . (2017). Eksplorasi Etnomatematika Kesenian Rebana Sebagai
Sumber Belajar Matematika Pada Jenjang MI. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
Vol. IV No 1 . Unwahas Semarang.

15
Leni Zuli Isnawati . (2017 ). Etnomatematika Pada Motif Sulam Usus Dalam Bahasan
Geometri . Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika . Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan . Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Rahmat Wastio Wicaksono. (2019). Eksplorasi Etnomatematika Pada Seni Puncak Silat
Kepulauan Riau Sebagai Sumber Penyusunan Bahan Ajar Matematika. Skripsi.
Pogram Studi Pendidikan Matematika. FKIP. Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Rhofy Nur Khairadiningsih. (2015). Eksplorasi Etnomatematika Masyarakat Suku
Madura Di Situbondo. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika . Jurusan
Pendidikan MIPA . FKIP. Universitas Jember.
Septi Indriyani. ( 2017). Eksplorasi Etnomatematika Pada Aksara Lampung. Skripsi.
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.
Sulaiman, H. (2019). Aktivitas Matematika Berbasis Budaya Pada Masyarakat Pesisir
Di Pasar Ikan Gebang Kabupaten Cirebon. Mapan : Jurnal Matematika dan
Pembelajaran. 7(1), 61-73 . FKIP. Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.

16

Anda mungkin juga menyukai