Anda di halaman 1dari 12

MATERI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DALAM EMPAT OBJEK

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum Matematika


Dosen Pengampu: Hartini, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 3

1. Maghdalena Rusma 2016.11.0868


2. Muli Aprida 2016.11.0856

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PARIS BERANTAI
KOTABARU
2018

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT, Rabb sekalian alam karena telah memberikan
kesehatan dan kesempatan kepada kami dalam menyusun tugas makalah ini. Tak
lupa pula sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga beliau dan para sahabat mengingat perjuangan
mereka dalam mendakwahkan Islam, sehingga kita mampu merasakan nikmatnya
iman dan islam sampai pada hari ini.
Ucapan terima kasih juga kami berikan kepada pihak-pihak yang telah
memberikan masukan yang bermanfaat sehingga makalah kami ini dapat
terselesaikan tepat waktunya. Permohonan maaf dan kritikan yang bersifat
membangun sangat kami harapkan karena kami menyadari masih banyak
kekurangan dan kekhilafan di dalam makalah kami ini, karena kesempurnaan
sesungguhnya hanya datang dari Allah SWT. Semoga makalah kami ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Kotabaru, September 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3 Tujuan Pembahasan........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Materi Pembelajaran Matematika ...................................................... 2
2.2 Objek Matematika ............................................................................. 2
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 8
3.2 Saran ................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan dari Sekolah Dasar (SD)
sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika merupakan suatu
ilmu yang penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir
manusia. Salah satu karakteristik yang mudah dikenali pada matematika adalah
bahwa matematika memiliki objek kajian yang abstrak. Sifat abstrak inilah yang
sering menjadi masalah tersendiri bagi peserta didik. Mereka menganggap bahwa
matematika sebagai pelajaran yang sulit untuk dimengerti. Hal yang demikian ini
sekaligus merupakan tantangan bagi guru maupun calon guru matematika di
manapun kelak mereka akan mengajar. Demikian pula dengan orang tua yang
mendampingi belajar sang anak ketika di rumah. Oleh karena itu, menjadi perlu
kiranya bagi orang tua, guru dan calon guru matematika untuk mendalami objek
dasar pada matematika.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dilihat dari latar belakang dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
- Apa saja yang perlu diketahui sebelum melakukan kegiatan pembelajaran
matematika?
- Apa yang dimaksud dengan objek matematika?
- Bagaimana tahapan dalam kegiatan pembelajaran matematika?

1.3 Tujuan Pembahasan


Tujuan pembahasan dari makalah ini adalah agar kita sebagai calon guru dan
calon orang tua dapat memahami tentang hal-hal yang harus diketahui dalam
pembelajaran matematika, sehingga kita dapat mengajarkannya sesuai dengan
tahapan-tahapannya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Materi Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika merupakan proses komunikasi fungsional antara


siswa dengan guru dan siswa dengan siswa dalam rangka perubahan sikap dan
pola pikir agar siswa memiliki kemampuan, pengetahuan dan keterampilan
matematis yang bertujuan mempersiapkan siswa menghadapi perubahan yang
selalu berkembang. Pembelajaran matematika di sekolah tidak hanya
dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan matematika yang bersifat
material, yaitu untuk membekali siswa agar menguasai matematika dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun lebih dari itu, pembelajaran
matematika juga dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan matematika
yang bersifat formal, yaitu untuk menata nalar siswa dan membentuk
kepribadiannya.

2.1 Objek Matematika

Objek matematika adalah objek abstrak yang timbul dalam matematika.


Konsep ini dipelajari dalam filsafat matematika. Dalam praktik matematika, objek
adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan secara formal, dan dengan mana
seseorang dapat melakukan penalaran deduktif dan bukti matematis. Bell (1981:
108) mengemukakan bahwa “the direct objects of mathematics learning are facts,
skills, concepts, and principles”.Sedangkan Tim Pengembang Silabus (tt: 45), dan
Mulyono Abdurrahman (2003: 38) mengklasifikasikan materi matematika dalam
empat objek pula, yakni : fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Sementara Begle
(1979: 6) menyatakan “the four kinds of mathematical objects are: facts,
concepts, operations, principles”. Dari empat pandangan tersebut di atas ada tiga
kesamaan pendapat tentang objek suatu pelajaran, termasuk pada pelajaran
matematika, yakni obyek fakta, konsep, dan prinsip. Namun ada satu objek yang
disebut dalam tiga istilah yaitu : skill, prosedur, dan operasi. Ada indikasi bahwa
ketiga hal tersebut merupakan satu rangkaian objek.

2
Menurut pendapat Winkel (1991: 245), pada umumnya suatu prosedur
diajarkan sebelum keterampilan ( skill ) dikuasai. Ini berarti bahwa prosedur
merupakan bagian tahapan dari pencapaian penguasaan skill. Karso (1993: 99)
juga mengemukakan bahwa suatu keterampilan (skill ) dalam matematika adalah
kemampuan siswa untuk menjalankan prosedur-prosedur dan operasi-operasi
dalam matematika secara tepat, cermat dan benar. Pendapat ini mempertegas
hubungan dan kedudukan antara skill, prosedur, dan operasi. Dua pandangan
sebagaimana yang disebut terakhir menunjukkan bahwa prosedur dan operasi
keduanya merupakan bagian dari objek skill. Oleh karena itu untuk pembahasan
selanjutnya akan digunakan istilah skill sebagai salah satu bagian saja dari objek
matematika, dengan alasan bahwa di dalam skill sudah tercakup tentang
kemampuan menjalankan operasi dan prosedur. Jadi berdasarkan uraian di atas,
dapat dikatakan bahwa objek matematika terdiri atas 4 hal, yakni: fakta, konsep,
prinsip, dan skill (keterampilan).

A. Fakta
Fakta matematika adalah kesepakatan - kesepakatan yang diwujudkan
dalam bentuk simbol matematika (Bell, 1981: 108). Fakta juga dapat berupa
lambang, notasi, dan aturan. Misalkan “5” adalah simbol dari konsep bilangan
lima. Lambang “+”, “–“, ataupun ”×” untuk operasi penjumlahan,
pengurangan, ataupun perkalian. Aturan seperti 5 + 2 × 10 = 5 + 20, di mana
operasi perkalian didahulukan dari operasi penjumlahan. Jadi tidak benar
bahwa 5 + 2 × 10 = 7 × 10. Demikian pula notasi “f(x)”, “g(x)”, dan “h(x)”,
masing-masing merupakan simbol dari sebuah fungsi nilai dalam variabel x.
Seorang siswa dinyatakan telah menguasai fakta jika ia dapat menuliskan
fakta tersebut dan menggunakannya dengan benar. Karenanya, cara
mengajarkan fakta adalah dengan menghafal, drill (latihan terus menerus),
ataupun peragaan yang berulang-ulang.

Penggunaan fakta yang berupa simbol, apabila terlalu cepat diberikan


kepada siswa, dapat menyebabkan salah pengertian terhadap simbol tersebut.
Contoh seperti siswa seringkali dibimbing hanya menggunakan fakta-fakta

3
matematika tanpa memperhatikan pemahamannya, yang membuat ada siswa
yang menganggap phi bernilai sama dengan 3,14 bukannya sekedar nilai
pendekatan.

B. Konsep
Konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk
mengklasifikasi suatu objek dan menerangkan apakah objek tersebut
merupakan contoh atau bukan contoh dari ide abstrak tersebut. Contoh
“segitiga” adalah nama suatu konsep, dengan konsep itu kita dapat
membedakan mana yang merupakan contoh segitiga dan mana yang bukan
segitiga. Seorang siswa disebut telah mempelajari konsep segitiga jika ia telah
dapat membedakan yang termasuk segitiga dari yang bukan segitiga.

Ada empat cara mengajarkan konsep, yaitu:


1. Dengan cara membandingkan obyek matematika yang termasuk konsep
dan yang tidak termasuk konsep. Sebagai contoh, ketika membahas
pengertian segitiga siku-siku, seorang guru dapat memaparkan gambar
bangun datar yang merupakan segitiga siku-siku dan yang bukan segitiga
siku-siku seperti gambar di bawah ini.
Contoh Segitiga Siku-Siku Contoh yang Bukan Segitiga Siku-Siku

Dengan gambar tersebut, para siswa diminta untuk mendiskusikan dua


pertanyaan berikut sebagai alternatif, yaitu:
a. Mengapa 5 bangun datar di sebelah kiri merupakan contoh-contoh
segitiga siku-siku? Apa sifat-sifat khususnya?
b. Apa sebabnya sehingga 6 bangun datar di sebelah kanan tidak termasuk
segitiga siku-siku?

4
2. Pendekatan deduktif, dimana proses pembelajarannya dimulai dari definisi
dan diikuti dengan contoh-contoh dan yang bukan contohnya. Ketika
membahas pengertian atau konsep segitiga siku-siku; seorang guru SD
dapat memulai proses pembelajarannya dengan mengemukakan definisi
bahwa: “Segitiga siku-siku adalah suatu segitiga yang salah satu sudutnya
berbentuk siku-siku. Dengan definisi atau pengertian itu sang guru lalu
membahas contoh segitiga siku-siku dan yang bukan segitiga siku-siku.
Hal ini dapat dilakukan dengan tanya jawab, sehingga para siswa dapat
menentukan mana yang termasuk segitiga siku-siku dan mana yang bukan
beserta sebab-sebabnya.
3. Pendekatan induktif, dimulai dari contoh lalu membahas definisinya.
4. Kombinasi deduktif dan induktif, dimulai dari contoh lalu membahas
definisinya dan kembali ke contoh, atau dimulai dari definisi lalu
membahas contohnya lalu kembali membahas definisinya.

C. Prinsip
Prinsip adalah hubungan antara objek matematika yang satu dengan
objek yang lainnya (Bell, 1981: 109). Hubungan antar konsep, misalkan
konsep tentang kecepatan dengan konsep tentang waktu, akan melahirkan
konsep jarak. Dalam bentuk hubungan antar fakta dapat dituliskan sebagai S
1
= V x t. Contoh lain yaitu, rumus luas segitiga berikut: L =  a  t. Pada
2

rumus luas segitiga tersebut, didapati adanya beberapa konsep yang


digunakan, yaitu konsep luas, konsep panjang alas segitiga dan konsep tinggi
segitiga. Prinsip juga dapat berupa aksioma, teorema, sifat dan sebagainya.

Seorang siswa dinyatakan telah memahami prinsip tersebut jika ia:


1. Ingat rumus atau prinsip yang bersesuaian
2. Memahami beberapa konsep yang digunakan serta lambang atau
notasinya,
3. Dapat menggunakan rumus atau prinsip yang bersesuaian pada situasi
yang tepat.

5
D. Skill (Keterampilan)
Skill adalah operasi dan prosedur dimana siswa dan para matematikawan
diharapkan dapat melakukan prosedur tersebut dengan cepat dan
tepat. Skill merupakan kemampuan yang memuat sejumlah intruksi atau
aturan yang tersusun dalam prosedur khusus yang disebut dengan istilah
algoritma yaitu suatu prosedur atau metode untuk memperoleh hasil (Bell,
1981: 108). Satu kemampuan menyelesaikan masalah dalam matematika
dapat dimodifikasi dalam beberapa pertanyaan, yang pertanyaan-pertanyaan
tersebut sesungguhnya hanya merupakan konsep yang sama. Dalam hal
seperti ini diperlukan keterampilan yang bukan sekedar hafalan prosedur yang
telah dijalankan. Oleh karena itulah penguasaan prosedur yang kuat amat
diperlukan. Prosedur tersebut harus didasarkan pada pengertian, dan bukan
sekedar memori hafalan belaka seperti dikemukakan oleh Sobel, (1970: 291).
Selanjutnya ia berpendapat bahwa untuk membangun penguasaan prosedur
yang kuat, digunakan sarana berupa latihan soal, yang sekaligus menambah
pemahaman terhadap arti dan pengertian dari objek fakta, konsep, dan
prinsip.

Sebagai contoh, Misalkan saja anda diminta untuk menentukan hasil dari
345 × 87 tanpa menggunakan kalkulator. Apa yang harus Anda lakukan?
Prosedur atau aturan untuk memperoleh hasil 345 × 87 biasanya adalah
dengan perkalian bersusun. Diawali dengan mengalikan 7 × 5 yang sama
dengan 35; diikuti dengan menulis angka satuan 5 di tempat satuan serta
menyimpan angka puluhan 3 di dalam pikiran. Setelah itu menentukan nilai
dari 7 × 4 = 28. Hasil 28 ini ditambah dengan angka 3 yang disimpan tadi
menjadi 31. Dari hasil terakhir ini, angka satuannya, yaitu 1 ditulis di sebelah
kiri 5 dan angka 3-nya disimpan di dalam pikiran. Begitu seterusnya seperti
ditunjukkan dengan perhitungan di bawah ini.

6
Seorang siswa dinyatakan telah menguasai suatu keterampilan jika ia dapat
menggunakan dengan tepat suatu prosedur atau aturan dan dapat
menghasilkan suatu penyelesaian yang benar.

E. Hubungan antara Fakta, Konsep, Prinsip, dan Skill.


Herman Hudoyo (1988: 172) menjelaskan bahwa setelah konsep
dipelajari, maka segeralah diberikan latihan baik dengan cara lisan, tulisan,
ataupun diagram. Ini artinya objek matematika yang berupa fakta mestinya
diajarkan sebelum penanaman konsep, baru kemudian skill yang diwujudkan
dalam bentuk latihan. Prinsip merupakan hubungan antara beberapa konsep,
hal ini berarti bahwa prinsip diajarkan setelah konsep dipahami terlebih dulu.
Jadi secara logis urutan pembelajaran objek matematika adalah fakta, konsep,
prinsip, dan baru kemudian skill.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembelajaran matematika merupakan proses komunikasi fungsional antara
siswa dengan guru dan siswa dengan siswa dalam rangka perubahan sikap dan
pola pikir agar siswa memiliki kemampuan, pengetahuan dan keterampilan
matematis yang bertujuan mempersiapkan siswa menghadapi perubahan yang
selalu berkembang. Dalam hal ini, seorang pengajar perlu untuk mengetahui
tentang objek matematika. Objek matematika adalah objek abstrak yang timbul
dalam matematika. Konsep ini dipelajari dalam filsafat matematika. Dalam
praktik matematika, objek adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan secara
formal, dan dengan mana seseorang dapat melakukan penalaran deduktif dan
bukti matematis. Objek matematika terdiri dari fakta, konsep, prinsip dan
keterampilan.

3.2 Saran
Pemahaman tentang objek matematika yang abstrak ini, bagi seorang calon
guru matematika maupun bagi para guru yang sekarang telah mengampu pelajaran
matematika, serta orang tua merupakan hal yang penting, sebagai bekal
mengajarkan, membimbing, dan mengarahkan siswa dalam belajar matematika
tentunya. Dengan kefahaman tersebut, guru juga dapat segera melakukan
identifikasi terhadap siswa untuk meminimalisir akan terjadinya gejala kesulitan
belajar matematika.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Internet:
https://fadjarp3g.files.wordpress.com
https://staffnew.uny.ac.id
https://filsafat-matematika.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai