Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TELAAH KURIKULUM MATEMATIKA MA/SLTA

Tentang

“Materi Pembelajaran Matematika”

Oleh Kelompok III

Dinda Rahmatania : 1914040049

Firsta Fadhila : 1914040051

Ghina Mardhiyyah N. : 1914040053

Mawaddah : 1914040055

Zahratul Hilya : 1914040057

Dosen Pengampu

Christina Khaidir, M.Pd

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA B

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

2022 M/ 1443 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan tepat waktu. Dalam makalah ini, kami akan membahas
tentang “Materi Pembelajaran Matematika”, dan makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat pembelajaran mata kuliah Telaah Kurikulum
Matematika MA/ SLTA di Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.

Di sini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen bidang studi yang
telah memberikan kesempatan. Dengan harapan dapat menambah wawasan serta
pengetahuan, sehingga dapat bermanfaat untuk hidup kita sebagai calon guru.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih terdapat


kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca guna perbaikan dalam penyusunan makalah selanjutnya. Akhirnya, kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Padang, Maret 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Fakta ........................................................................................................ 3
B. Konsep .................................................................................................... 4
C. Prinsip ..................................................................................................... 7
D. Prosedur .................................................................................................. 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 10
B. Saran ...................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan yang bertujuan


untuk memperoleh pengetahuan dan membantu peserta didik mempersiapkan
diri agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan,
melalui latihan dalam bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional dan kritis
serta melatih peserta didik supaya dapat menggunakan matematika dan pola
pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran
matematika di sekolah adalah agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut1:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep


dan mengaplikasikan konsep algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Ada beberapa syarat untuk bisa dikatakan mahir matematika dengan
memiliki beberapa potensi di antaranya:

1. Menguasai konsep matematika

1
BSNP, Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta, 2006), h.140

1
2. Kelancaran prosedur. Mengetahui dan memahami soal mana yang
memerlukan penambahan, pembagian, pengalian, atau pengurangan.
3. Kompeten.
4. Penalaran yang logis. Menyangkut kemampuan menjelaskan secara
logika, sebab-akibatnya secara sistematis.
5. Positive disposition. Sikap bahwa matematika bermanfaat dalam
penerapan kehidupannya.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana materi fakta dalam pembelajaran matematika?
b. Bagaimana materi konsep dalam pembelajaran matematika?
c. Bagaimana materi prinsip dalam pembelajaran matematika?
d. Bagaimana materi prosedur dalam pembelajaran matematika?

C. Tujuan
a. Mengetahui materi fakta dalam pembelajaran matematika.
b. Mengetahui materi konsep dalam pembelajaran matematika.
c. Mengetahui materi prinsip dalam pembelajaran matematika.
d. Mengetahui materi prosedur dalam pembelajaran matematika.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fakta
Fakta adalah semufakatan–semufakatan yang ada di dalam matematika
sekolah. Fakta banyak dijumpai pada lambang matematika, juga pada
pengerjaan hitungan.
Contoh :
Lambang “5” telah disepakati sebagai lambang bilangan lima maka “5”
adalah fakta.
a. Jika ditulis 25, disepakati memiliki arti sebagai 20+5.
b. Jika ditulis 2 , disepakati memiliki arti 2+ bukan 20+ . Jika ditulis √ ,

disepakati memiliki arti 2x√ , bukan 20+√ atau 2+√ .


Jika ditulis 2x, disepakati memiliki arti 2 kali x.
c. Di dalam pengerjaan hitungan yang sederhana, disepakati urutan
pengerjaan hitungsebagai berikut.
10 ( )
= 10
= 4+4
=8

Semufakatan–semufakatan di atas adalah fakta. Karena fakta adalah


suatu semufakatan maka nilai benar yang terkandung tidak perlu
diperdebatkan.2

Fakta dalam matematika bisa berupa aksioma atau postulat. Aksioma


adalah pernyataan yang diandaikan benar pada suatu sistem dan diterima
tampa pembuktian, sebagai titik awal logika.

2
Anton Noornia, Soemoernar. “Objek Pembelajaran Matematika Sekola, Penerapan Matematika
Sekolah”. 31 Juli 2019. http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-
content/uploads/pdfmk/PEMA431402-M1.pdf.

3
Aksioma hanya memuat istilah tak terdefenisi dan istilah terdefenisi,
tidak berdiri sendiri dan tidak diuji kebenarannya. Sekelompok aksioma
dalam suatu sistem harus konsisten, dapat membangun sistem tersebut, dan
tidak saling bertentangan.3

B. Konsep

Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan


atau mengklasifikasikan sekumpulan objek, apakah objek tertentu merupakan
contoh konsep atau bukan. Contoh konsep abstrak misalnya Segitiga, Bil
Asli, Bil Prima, dll. Contoh konsep kongkrit misalnya Penggaris, Jangka,
meja, kursi, dll.

Konsep adalah dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk
merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Konsep adalah
sesuatu yang membantu mengatur pikiran kita. Konsep dapat menunjukkan
objek, aktivitas atau benda hidup. Konsep juga dapat menggambarkan
properti seperti tekstur (susunan) dan ukuran, contohnya adalah besar, merah,
halus, dan sebagainya (Kania, 2018: 6).

Gagne (Russefendi, 2006: 142) menyatakan pengertian konsep dalam


matematika sebagai ide abstrak yang memungkinkan kita mengelompokkan
objek-objek ke dalam contoh dan bukan contoh. Sedangkan pengertian
konsep menurut Rosser dalam Kania (2018:6) adalah sebuah abtraksi yang
mewakili suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan dan
hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Konsep menurut Martin dan
Caramazza (Nuraini, dkk., 2016:170) didefinisikan sebagi suatu proses
pengelompokkan atau mengklasifikasikan sejumlah objek, peristiwa atau ide
yang serupa menurut sifat-sifat atau atribut nilai tertentu yang dimiliki ke
dalam satu kategori.

3
Ai Sadidah. “Fakta, Konsep, Prinsip, dan Prosedur Dalam Matematika”. Kamis, 09 Oktober 2014.
https://aisadidah.blogspot.com/2014/10/fakta-konsep-prinsip-dan-prosedur-dalam.html?m=1.

4
Konsep dalam matematika dapat berupa istilah dan simbol, dimana
dalam istilah ini ada yang dapat didefinisikan dan ada pula yang tidak dapat
didefinisikan:

 Istilah tak terdefinisi : Istilah tak terdifinisi merupakan istilah dasar


(primitif) yang digunakan untuk membangun istilah lain, arti istilahnya
sendiri tidak didefinisikan, tetapi dideskripsikan. Contohnya pada sistem
matematika tertentu, kita mengenal istilah tak terdefinisi seperti himpunan,
grup, gelanggang, ruang vektor, titik, garis, dan bidang.
 Istilah terdefinisi : Istilah terdifinisi merupakan istilah yang digunakan
dalam sistem, bukan istilah dasar, dan dirumuskan dari istilah dasar
sehingga mempunyai arti tertentu dan perumusannya menjadi suatu
pernyataan yang benar. Contohnya dalam matematika, kita bias mengenal
istilah terdefinisi seperti fungsi, matriks dan vector.

Berbeda dengan fakta yang merupakan kesepakatan, konsep adalah


suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk mengklasifikasi suatu
objek dan menerangkan apakah objek tersebut merupakan contoh atau bukan
contoh dari ide abstrak tersebut. Seorang siswa disebut telah mempelajari
konsep segitiga jika ia telah dapat membedakan yang termasuk segitiga dari
yang bukan segitiga. Untuk sampai ke tingkat tersebut, siswa harus dapat
mengenali atribut atau sifat-sifat khusus dari segitiga.

Ada empat cara mengajarkan konsep, yaitu:

1. Dengan cara membandingkan obyek matematika yang termasuk konsep


dan yang tidak termasuk konsep. Sebagai contoh, ketika membahas
pengertian segitiga siku-siku, seorang guru dapat memaparkan gambar
bangun datar yang merupakan segitiga siku-siku dan yang bukan segitiga
siku-siku.
2. Pendekatan deduktif, dimana proses pembelajarannya dimulai dari
definisi dan diikuti dengan contoh-contoh dan yang bukan contohnya.
Ketika membahas pengertian atau konsep segitiga siku-siku; seorang

5
guru SD dapat memulai proses pembelajarannya dengan mengemukakan
definisi bahwa: “Segitiga siku-siku adalah suatu segitiga yang salah satu
sudutnya berbentuk siku-siku. Dengan definisi atau pengertian itu sang
guru lalu membahas contoh segitiga siku-siku dan yang bukan segitiga
siku-siku. Hal ini dapat dilakukan dengan tanya jawab, sehingga para
siswa dapat menentukan mana yang termasuk segitiga siku-siku dan
mana yang bukan beserta sebab-sebabnya.
3. Pendekatan induktif, dimulai dari contoh lalu membahas definisinya.
Dapatkah Anda membuat contohnya sendiri seperti yang pernah Anda
lakukan atau praktekkan di kelas?
4. Kombinasi deduktif dan induktif, dimulai dari contoh lalu membahas
definisinya dan kembali ke contoh, atau dimulai dari definisi lalu
membahas contohnya lalu kembali membahas definisinya.

Konsep-konsep dalam matematika tersusun secara hirarkis, terstruktur,


logis dan sistematis dimulai dari konsep yang sederhana sampai kepada
konsep yang kompleks. Konsep dalam matematika saling berkaitan bahkan
konsep yang sederhana memiliki peranan sebagai konsep prasyarat untuk
menuju pemahaman konsep yang lebih kompleks (Matitaputty,
2016:144). Oleh karena pentingnya konsep maka dalam belajar matematika
tidak boleh ada langkah/tahapan konsep yang terlewati. Konsep-konsep
dalam matematika memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya,
maka siswa harus diberi banyak kesempatan untuk melihat kaitan-kaitan
dengan materi yang lain. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa dapat
memahami materi matematika secara mendalam.

Pentingnya pemahaman konsep tersebut terlihat dalam tujuan pertama


pembelajaran matematika menurut Depdiknas (Pemendiknas nomor 22 tahun
2006) yaitu memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Sesuai dengan tujuan tersebut
maka setelah proses pembelajaran siswa diharapkan dapat memahami konsep

6
matematika sehingga dapat menggunakan konsep-konsep tersebut dalam
menyelesaikan masalah matematika. Dalam proses pembelajaran matematika,
pemahaman konsep merupakan bagian yang sangat penting. Pemahaman
konsep matematika merupakan landasan penting untuk berpikir dalam
menyelesaikan permasalahan matematika maupun permasalahan sehari-hari.4

C. Prinsip
Prinsip dalam matematika dapat berupa teorema atau dalil. Teorema
adalah suatu pernyataan matematika yang dirumuskan secara logika dan
dibuktikan. Suatu teorema terdiri dari beberapa hipotesis dan kesimpulan,
yang dapat dibuktikan dengan memanfaatkan istilah dasar, istilah terdefinisi,
aksioma, dan pernyataan benar lainnya.
Contoh Teorema: Jumlah sudut luar segitiga sama dengan 360 .
Prinsip adalah suatu pernyataan yang memuat hubungan antara dua
konsep atau lebih.
Contohnya, rumus luas segitiga berikut: L = 1/2 . a . t
Pada rumus luas segitiga di atas, didapati adanya beberapa konsep yang
digunakan, yaitu konsep luas, konsep panjang alas segitiga dan konsep tinggi
segitiga.

D. Prosedur

Prosedur dalam matematika adalah langkah atau urutan atau cara yang
digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas matematika yang mencakup
langkah demi langkah dalam melakukan tugas. Prosedur urutan langkah
untuk mencapai tujuan, memecahkan masalah tertentu atau membuat

4
Fadjar Shadiq. http://mgmpmtksmksmd.blogspot.com/2018/08/pemahaman-tentang-fakta-
konsep-prinsip.html?m=1. Diakses 15 Maret 2022.

7
sesuatu.5 Berbeda dengan fakta yang merupakan kesepakatan, berbeda juga
dengan konsep yang merupakan ide abstrak, dan tentunya akan berbeda pula
dengan prinsip yang merupakan rumus atau teorema; keterampilan adalah
suatu prosedur atau aturan untuk mendapatkan atau memperoleh suatu hasil
tertentu.

Seorang siswa dinyatakan belum menguasai suatu keterampilan jika ia


tidak menghasilkan suatu penyelesaian yang benar atau tidak dapat
menggunakan dengan tepat suatu prosedur atau aturan yang ada.
Kesimpulannya, seorang siswa dinyatakan telah menguasai suatu
keterampilan jika ia dapat menggunakan dengan tepat suatu prosedur atau
aturan dan dapat menghasilkan suatu penyelesaian yang benar.

Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu


secara urut. Misalnya, pendidik dalam pembelajaran menerapkan metode
permainan dalam operasi penjumlahan dan pengurangan, seperti peserta didik
diminta mengerjakan menurut prosedur yang sudah ditentukan.

a. Tulis bilangan ratusan tidak kembar


b. Tukarkan angka ratusan dengan angka satuan
c. Hitunglah selisihnya ( bilangan besar dikurangi bilangan kecil )
d. Tukarkan angka ratusan dengan angka satuan
e. Jumlahkan
f. Tantanganya : siswa diminta menyelidiki berapapun bilangan ratusan
tidak kembar itu, hasilnya pasti 1089, dan jika menemukan hasil yang lain
akan diberi hadiah. Contoh :
1. Bilangan yang dipilih 752 , maka perhitungannya : 752 – 257 = 495 +
594 = 1089
2. Bilangan yang dipilih 865 , maka perhitungannya : 865 – 568 = 297 +
792 = 1089

5
Dian Mayasari, Program Perencanaan Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta: Deepublish
Publisher, 2020), h 10

8
Contoh materi pembelajaran yang menggunakan prosedur, seperti
menentukan vektor resultan (vektor pengganti) 2 buah vektor dapat dilakukan
dengan cara:

1. Cara Jajaran Genjang


2. Cara Segitiga Vektor
3. Cara Polygon

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Fakta adalah semufakatan–semufakatan yang ada di dalam matematika
sekolah. Fakta banyak dijumpai pada lambang matematika, juga pada
pengerjaan hitungan.
Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan
atau mengklasifikasikan sekumpulan objek, apakah objek tertentu merupakan
contoh konsep atau bukan. Contoh konsep abstrak misalnya Segitiga,
Bilangan Asli, Bilangan Prima.
Prinsip adalah suatu pernyataan yang memuat hubungan antara dua
konsep atau lebih. Contohnya, rumus luas segitiga berikut: L = 1/2 . a . t
Prosedur dalam matematika adalah langkah atau urutan atau cara yang
digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas matematika yang mencakup
langkah demi langkah dalam melakukan tugas. Contoh materi pembelajaran
yang menggunakan prosedur, seperti menentukan vektor resultan (vektor
pengganti) 2 buah vektor dapat dilakukan dengan cara: Cara Jajaran Genjang,
Cara Segitiga Vektor, dan Cara Polygon.

B. Saran
Melalui makalah ini, pemakalah memberikan saran kepada pembaca
agar memahami mengenai materi pembelajaran matematika. Mungkin masih
terdapat kekurangan dalam makalah ini karena keterbatasan pengetahuan
yang kami dapatkan. Oleh karena itu, kami sangat berharap kepada pembaca
agar memperbanyak bacaanya dengan sumber lain sehingga ilmu yang
didapat lebih banyak lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anton Noornia, Soemoernar. “Objek Pembelajaran Matematika Sekola,


Penerapan Matematika Sekolah”. 31 Juli 2019.
http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PEMA431402-
M1.pdf

BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Mayasari, Dian. 2020. Program Perencanaan Pembelajaran Matematika.


Yogyakarta: Deepublish Publisher.

Sadidah, Ai. 2014 “Fakta, Konsep, Prinsip, dan Prosedur Dalam Matematika”.
https://aisadidah.blogspot.com/2014/10/fakta-konsep-prinsip-dan-prosedur-
dalam.html?m=1.

Shadiq, Fadjar. Pemahaman tentang Fakta, Konsep, Prinsip, dan Prosedur dalam
Matematika http://mgmpmtksmksmd.blogspot.com/2018/08/pemahaman-
tentang-fakta-konsep-prinsip.html?m=1. Diakses 15 Maret 2022.

Anda mungkin juga menyukai