Konten ini diunduh dari alamat IP 178.171.37.94 pada 15/07/2020 pukul 13:48
Machine Translated by Google
Konferensi Internasional ke-9 tentang Fisika Teoritis dan Terapan (ICTAP) Penerbitan IOP
Jurnal Fisika: Seri Konferensi 1572 (2020) 012009 doi:10.1088/1742-6596/1572/1/012009
nurlina@unismuh.ac.id
Abstrak. Penelitian ini merupakan Penelitian Eksperimen Sejati yang bertujuan untuk
mengetahui : (1) Pemahaman konsep fisika konsep pendidikan dengan menggunakan
Model Prosedur Pemahaman Konseptual Menggunakan Metode Eksperimen dan Model
Konvensional, (2) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas X MIA 1
dan X MIA 2 dan (3) Perbedaan pemahaman konsep siswa yang diajar menggunakan
Model Prosedur Pemahaman Konseptual Menggunakan Metode Eksperimen dan tidak
menggunakan Model Prosedur Pemahaman Konseptual Menggunakan Metode
Eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di SMA Muhammadiyah
Limbung yang berjumlah 60 orang yang terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas X MIA 1
dan X MIA 2. Sampel penelitian ini diambil secara acak dengan teknik random sampling
sebanyak dua kelas yaitu X MIA 1 dan X MIA 2. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah instrumen pemahaman konsep fisika bentuk ganda sebanyak 35 bilangan
kelipatan. -pilihan yang memenuhi kriteria valid. Dari penelitian yang telah dilakukan
dapat disimpulkan : (1) Pemahaman konsep suatu konsep pendidikan yang diajarkan
dengan baik dengan menggunakan Model Conceptual Understanding Procedures
(CUPs) Menggunakan Metode Eksperimen berada pada kategori sedang, (2) Pemahaman terhadap konse
Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa yang diajar menggunakan Model
Prosedur Pemahaman Konseptual (CUPs) Menggunakan Metode Eksperimen dan tidak
menggunakan Model Prosedur Pemahaman Konseptual Menggunakan Metode Eksperimen.
1. Pendahuluan
Pendidikan di era 21 ini adalah dimana pengetahuan mengalami peningkatan yang luar biasa dan membutuhkan
persaingan yang cepat. Harus ada jaminan bahwa setiap siswa memiliki keterampilan untuk belajar dan
berinovasi, menggunakan teknologi, dan media informasi, serta kesiapan, untuk dapat bekerja dan bertahan
menggunakan keterampilan tersebut.
Tiga alasan membuat pendidikan tidak sesuai dengan keadaan. Pertama, siswa bukanlah orang dewasa
dalam bentuk mini, tetapi mereka adalah organisme yang sedang berkembang. Kedua, ledakan ilmu
pengetahuan mengakibatkan kecenderungan seseorang tidak mampu menguasai setiap cabang ilmu.
Hebatnya, perkembangan zaman ini membuat hal yang tadinya tidak terbayangkan, menjadi kenyataan. Dan
alasan terakhir, penemuan-penemuan terbaru khususnya di bidang psikologi mengakibatkan munculnya
pemahaman baru tentang konsep perubahan perilaku manusia[1].
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah mengadopsi setidaknya tiga konsep
pendidikan abad 21, khususnya dalam mengembangkan kurikulum baru untuk sekolah dasar (SD), sekolah
menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan sekolah menengah kejuruan (SMK). Menurut
Konten dari karya ini dapat digunakan di bawah ketentuan lisensi Creative Commons Attribution 3.0. Setiap distribusi lebih lanjut dari karya
ini harus mempertahankan atribusi kepada penulis dan judul karya, kutipan jurnal dan DOI.
Diterbitkan di bawah lisensi oleh IOP Publishing Ltd 1
Machine Translated by Google
Konferensi Internasional ke-9 tentang Fisika Teoritis dan Terapan (ICTAP) Penerbitan IOP
Jurnal Fisika: Seri Konferensi 1572 (2020) 012009 doi:10.1088/1742-6596/1572/1/012009
menurut Trilling dan Fadel, ketiga konsep tersebut adalah 1) keterampilan dan pengetahuan abad ke-21; (2)
pendekatan ilmiah; (3) penilaian otentik [2].
Peraturan menteri pendidikan RI nomor 16 tahun 2007 tanggal 4 Mei 2007, yang berisi tentang standar
kualifikasi akademik dan kompetensi guru, pendidikan guru mata pelajaran Fisika SMA/MA, SMK/MAK harus
memiliki kemampuan memahami semua hal yang akan diajarkan dan dalam ranah laboratorium yaitu terampil
menggunakan alat, prinsip kerja dan kegiatan praktikum [3].
Hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Muhammadiyah Limbung dengan melakukan wawancara
dengan guru mata pelajaran dan observasi langsung ke kelas diketahui bahwa pemahaman konsep fisika
siswa kelas X relatif rendah. Hal ini diperoleh berdasarkan hasil ulangan harian yang telah dilakukan oleh
siswa sebelumnya dan pengalaman langsung peneliti selama kegiatan observasi. Dalam Pembelajaran Jasmani
khususnya, siswa harus diajarkan sesuai dengan ciri-ciri fisik melalui pengukuran langsung, penggunaan
metode eksperimen, demonstrasi dan penjabaran rumus [4]. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pendidikan
abad 21 dan mengatasi permasalahan yang muncul di sekolah, sangat dibutuhkan model pembelajaran yang
mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa dan didukung dengan keterampilan dalam melakukan proses
pembelajaran.
Penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Prosedur Pemahaman Konseptual dengan menggunakan
metode eksperimen pada pembelajaran fisika telah diteliti sebelumnya yang menunjukkan adanya perbedaan
pemahaman konsep antara kedua kelas yang diuji menggunakan model dan yang diuji dengan model yang
berbeda [5].
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti mencoba melakukan penelitian tentang “Penerapan Model
Pembelajaran Prosedur Pemahaman Konseptual Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Untuk Memahami
Konsep Fisika Siswa”.
2
Machine Translated by Google
Konferensi Internasional ke-9 tentang Fisika Teoritis dan Terapan (ICTAP) Penerbitan IOP
Jurnal Fisika: Seri Konferensi 1572 (2020) 012009 doi:10.1088/1742-6596/1572/1/012009
kegiatan, siswa mendiskusikan hasil kegiatan percobaan kelompok dan mengerjakan lembar kerja kelompok.
Tahap ketiga, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi, guru bertindak sebagai fasilitator dan mengevaluasi
hasil kerja kelompok.
Pembelajaran diawali dengan demonstrasi sederhana untuk mengumpulkan informasi tentang konsep awal
masing-masing siswa. Setelah guru selesai mendemonstrasikan, siswa diberikan lembar kerja individu.
Siswa diarahkan untuk mengisi lembar kerja individu dan diberi kebebasan berpendapat. Informasi diperoleh
tentang pemahaman konsep awal siswa terhadap materi dari jawaban siswa.
3. Metode
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah True-Experimental Design dengan The Posttest-
Only Control Design. Rancangan penelitian ini menggunakan The Posttest-Only Control Group Design dengan
skema seperti tabel 1.
Tabel 1. Subyek Acak, Posttest-Only Control Group Design
Percobaan X Y2
Kontrol -
Y2
Di mana :
X : Perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedure (CUPs)
dengan metode eksperimen
Y2 : Posttest pada kelas eksperimen dan kontrol [15]
Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah Limbung semester gasal tahun 2018. Sampel dalam
penelitian ini sama dengan jumlah populasi penelitian yaitu 60 orang yang dibagi menjadi 2 bagian yang masing-
masing berjumlah 30 orang. di salah satu kelas X MIA di SMA Muhammadiyah Limbung. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Simple Random Sampling untuk menentukan kelas yang
akan dijadikan Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen.
Dimana kelas X MIA 1 sebagai Kelas Kontrol dan X MIA 2 sebagai kelas Eksperimen.
Ada dua kelompok yang dipilih secara acak, yaitu untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol
yang masing-masing kelompok diberi posttest. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menerapkan model
pembelajaran CUPs dengan metode eksperimen sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan menerapkan
3
Machine Translated by Google
Konferensi Internasional ke-9 tentang Fisika Teoritis dan Terapan (ICTAP) Penerbitan IOP
Jurnal Fisika: Seri Konferensi 1572 (2020) 012009 doi:10.1088/1742-6596/1572/1/012009
model pembelajaran konvensional ke metode ceramah tanya jawab. Analisis yang digunakan adalah analisis
deskriptif dan analisis inferensial. Namun diawali dengan analisis perangkat pembelajaran oleh 2 orang ahli.
4. Hasil
Hasil analisis validasi menggunakan uji Gregory ditunjukkan pada tabel berikut yang menunjukkan bahwa semua
perangkat dalam penelitian ini layak untuk digunakan.
Analisis statistik deskriptif ini membahas hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan 30 tes
pilihan ganda.
Tabel 3. Statistik Skor Pemahaman Konsep Siswa Kelas X MIA SMA Muhammadiyah Limbung
Statistic Value
Statistik
Eksperimen Control 30 30
Subjek 4.340 3.740 18.830
13.960
Deviasi Standar 27 23 12 8 1513.900
6 2
Perbedaan 0 35
Skor tertinggi
Skor terendah
Rentang data 15
Jumlah kelas interval 6
Panjang kelas interval 2
Berdasarkan tabel 3. menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil tes pemahaman konsep antara kelas
eksperimen dan kontrol dengan selisih sebanyak 4 skor. Jika hasil skor pemahaman konsep siswa kelas X MIA 2
(Kelas Eksperimen) dan kelas X MIA 1 (Kelas Kontrol) SMA Muhammadiyah Limbung dikategorikan dalam skala
lima, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut;
4
Machine Translated by Google
Konferensi Internasional ke-9 tentang Fisika Teoritis dan Terapan (ICTAP) Penerbitan IOP
Jurnal Fisika: Seri Konferensi 1572 (2020) 012009 doi:10.1088/1742-6596/1572/1/012009
Tabel 4 Distribusi Frekuensi dan Hasil Skor Kategorisasi Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
(menjadi)
Mati rasa. Statistik Dikategorikan
Eksperimen Kontrol
29 - 35 22 - 28 Sangat tinggi 0 11 14 01
1 15 - 21 8 - 14 Tinggi 15
2 0-7 Medium 14 0
3 Rendah 30
45 Sangat rendah 5
Total 0 31
Selanjutnya hasil analisis statistik inferensial meliputi Uji Normalitas untuk mengetahui distribusi normal data
penelitian yang menghasilkan nilai ÿ2 hitung < nilai 2 tabel data sehingga data dari pemahaman konsep fisika siswa berasal
dari populasi yang terdistribusi secara normal.
Tabel 5 Distribusi Frekuensi dan Hasil Skor Kategorisasi Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Uji persamaan varians untuk mengetahui ada atau tidaknya varian populasi yang digunakan. Hasil analisis yang
diperoleh menunjukkan bahwa nilai Fhitung<Ftabel adalah 1,480 <1,850, maka kelompok tersebut memiliki varians yang
homogen.
Setelah dilakukan uji normalitas, maka untuk menguji hipotesis yang ada digunakan uji t dua pihak.
5
Machine Translated by Google
Konferensi Internasional ke-9 tentang Fisika Teoritis dan Terapan (ICTAP) Penerbitan IOP
Jurnal Fisika: Seri Konferensi 1572 (2020) 012009 doi:10.1088/1742-6596/1572/1/012009
t menghitung t Hasil
4.876 tabel 2.021 H0ditol
Berdasarkan tabel 6. Terlihat bahwa harga thitung yang diperoleh berada pada daerah penolakan,
dengan taraf nyata ÿ = 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan hipotesis H1 diterima. Artinya terdapat
perbedaan pemahaman konsep siswa yang diterapkan dan tidak diterapkan dengan menggunakan
model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dengan metode eksperimen dalam
meningkatkan pemahaman konsep siswa.
5. Pembahasan
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman konsep fisika
siswa kelas XIA MIA SMA Muhammadiyah Limbung dengan menerapkan model pembelajaran
Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dengan metode eksperimen.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan
inferensial, diperoleh hasil analisis deskriptif bahwa perbandingan nilai pemahaman konsep fisika
siswa yang diterapkan pada model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs)
dengan kategorisasi sedang sedangkan hasil skor pemahaman konsep Fisika siswa yang menerapkan
pembelajaran konvensional termasuk dalam kategori rendah. Hal ini dikarenakan siswa dalam proses
pembelajaran memiliki semangat yang besar pada fase dimana mereka melakukan percobaan dan
melakukan diskusi di akhir pembelajaran untuk menyampaikan dan menarik kesimpulan dari percobaan
yang dilakukan serta membangun kerjasama dalam menjawab soal-soal yang ada di LKPD.
Hasil analisis selanjutnya adalah analisis inferensial, menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut
berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen dan rata-rata skor populasi hasil tes
pemahaman konsep fisika siswa kelas X MIA 2 tidak sama dengan rata-ratanya. populasi skor hasil
tes pemahaman konsep fisika siswa kelas X MIA 1.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan pembelajaran fisika model pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures (CUPs) dengan metode eksperimen merupakan salah satu pembelajaran fisika yang efektif
digunakan untuk mencapai pemahaman konsep fisika khususnya pada indikator pemahaman ekstrapolasi.
6. Kesimpulan
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemahaman
konsep fisika siswa yang menerapkan model Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dengan
menggunakan metode eksperimen ditunjukkan dengan persentase rata-rata hasil posttest ( tes akhir)
dalam kategori sedang.
7. References
[1] Fathurrohman, M. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jogjakartaÿ: Ar-Ruzz Media.
Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015
[2] Laura. 99 Cara Mengajar dalam Kelas. Bandung: Alfabet,. 2014 [3]
Sudibyo, B. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007.
Jakarta: Sinar Grafika, 2007.
[4] Subekti, Y., &Ariswan, A. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (2): 252-261, 2016 [5]
Lakuntu, Jein Kristina, I Komang Wherdiana dan Muslimin. Penerapan Model Pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures Menggunakan Metode Eksperimen terhadap Pemahaman Konsep
Hukum Newton pada Pesertadidik Kelas X SMA Negeri 1 Palu. Jurnal Pendidikan
FisikaTadulako (JPFT), 2017.
[6] Khaerani, R. Penerapan Pembelajaran Kooperatif melalui pendekatan inkuiri terbimbing dalam
meningkatkan keterampilan proses dan pemahaman konsep fisika pada siswa SMP Negeri
5 Watampone Kabupaten Bone. Universitas Negeri Makassar, 2010
6
Machine Translated by Google
Konferensi Internasional ke-9 tentang Fisika Teoritis dan Terapan (ICTAP) Penerbitan IOP
Jurnal Fisika: Seri Konferensi 1572 (2020) 012009 doi:10.1088/1742-6596/1572/1/012009
[7] Winatasaputra, S. U., dkk. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Unversitas Terbuka, 2007.
[8] Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
[9] Sagala, S. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabet, 2014.
[10] Ibrahim, Kosim, &Gunawan. Pengaruh Model Pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures ( Cups ) Berbantuan Lkpd Terhadap Kemampuan Procedures ( Cups )
Berbantuan Lkpd Terhadap, III(July), 1–23, 2017.
[11] Gunstone, R., McKittrick, B., & Mulhall, P. Diskusi kognitif terstruktur dalam fisika SMA:
Persepsi siswa dan guru. Penelitian dalam Pendidikan Sains, 29(4), 527–546, 1999.
[12] Gunstone, Dick., McKittrick, Brian., & Milhall, Pam. CUP - Sebuah Prosedur untuk
Mengembangkan Pemahaman Konseptual. Prosiding PEEL Conference. Australia:
Universitas Monash, 2009.
[13] Putra, S.R. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: PT Diva Press, 2013.
[14] Kurniasih, I. dan B. S. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan
Guru Profesional, 2017.
[15] Ary, D., Jacob, LC, Chris, S., & Razavieh, A. Pengantar Penelitian Pendidikan Delapan
Edisi. Wadsworth, 2010.