Anda di halaman 1dari 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

DALAM MATERI LIMIT FUNGSI TRIGONOMETRI PADA SISWA


KELAS XI SMA

DESAIN PENELITIAN

OLEH :

JEFFRY MANDAILING
NIM. 211410074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MIPA DAN TEKNOLOGI


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(IKIP-PGRI) PONTIANAK
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat,
rahmat dan hidayahnya-Nya penulis dapat menyelesaikan desain penelitian yang
berjudul: Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dalam Materi Limit
Fungsi Trigonometri Pada Siswa Kelas XI SMA.
Penulisan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Utin Desy Susiaty, M.Pd, selaku dosen mata kuliah Seminar Pendidikan
Matematika
2. Teman-teman yang turut menyumbangkan ide dan saran yang kreatif dan
inovatif kepada penulis.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depaannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, November 2016

Peneliti

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

RINGKASAN DESAIN PENELITIAN

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Ruang Lingkup Penelitian

F. Prosedur Penelitian

G. Hipotesis penelitian

H. BAB II LANDASAN TEORI

A. Pemahaman Matematika

B. Model Pembelajaran Quantum Teaching

C. Teori Yang Mendasari Model Pembelajaran Quantum Teaching

D. Pembelajaran Konvensional

ii
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Departemen Pendidikan Nasional (Endang Mulyana, 2009 : 1)

menyatakan pendidikan matematika merupakan suatu hal yang sangat penting

dalam kehidupan masyarakat modern, untuk menguasai dan menciptakan

teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak

dini.

Sudah menjadi harapan dan keinginan setiap siswa untuk dapat

mempelajari dan menguasai pelajaran matematika dengan mudah, cepat,

diingat dalam waktu yang lama dan mendapat nilai yang memuaskan. Begitu

juga seorang guru memiliki harapan yang sama pada siswa setiap

penyampaian materi atau proses belajar mengajar berlangsung.

Menurut Suryabrata (2000: 6) menyatakan Faktor-faktor yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar disajikan dalam 2 (dua) faktor, yaitu

faktor internal siswa dan faktor eksternal siswa (lingkungan). Salah satu

faktor eksternal yang memberikan pengaruh cukup besar dalam proses belajar

mengajar yaitu metode atau model pembelajaran yang digunakan. Maka

keadaan seperti inilah yang menuntut seorang guru matematika untuk

mencari

1
2

terobosan baru dalam mengajarkan matematika agar pengajaran matematika

mencapai hasil yang diharapkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika di

Kelas XI SMA diperoleh informasi bahwa Limit Fungsi Trigonometri salah

satu materi yang tergolong sulit untuk dipahami oleh siswa. Dimana masih

banyak siswa yang hasil belajarnya pada materi tersebut kurang memenuhi

standar ketuntasan belajar. Adapun salah satu faktor penyebab yang

diutarakan adalah siswa tidak menguasai rumus-rumus pada Limit Fungsi

Trigonometri dengan kata lain siswa cepat lupa.

Dengan kemampuan siswa yang berbeda-beda dalam memahami

konsep, sedangkan guru harus menyampaikan materi tepat waktu hingga

pelajaran usai, akibatnya siswa tidak maksimal dalam memahami konsep dan

siswa jadi cepat lupa. Hal ini selaras dengan hasil wawancara langsung

kepada beberapa siswa yang merasa dalam proses pembelajaran matematika

penjelasan yang diberikan terlalu cepat.

Untuk mengatasi masalah ini, peneliti menawarkan suatu model

pembelajaran yaitu Quantum Teaching. Model pembelajaran Quantum

Teaching ini adalah salah satu model pembelajaran yang dapat

mengakomodasi terciptanya pembelajaran yang bermanfaat, efektif dan

efisien baik bagi guru maupun siswa serta menempatkan siswa sebagai pusat

dari proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang


3

menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching yang dilaksanakan

oleh Siti Markhamah (2007: 73) dan Umi Nurwandiyanti (2008: 80) yang

menunjukkan terjadinya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa.

Quantum Teaching merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik

menjadi sebuah paket multisensori, multikecerdasan, dan kompatibel dengan

otak, yang pada akhirnya akan melejitkan kemampuan siswa untuk berprestasi

(Bobbi DePorter, 2010: 32). Ada 6 langkah yang harus dilakukan oleh guru

dalam menerapkan Quantum Teaching yaitu rancangan yang lebih dikenal

dengan TANDUR ( Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan

Rayakan). Dengan menerapkan model pembelajaran tersebut diharapkan

siswa dapat lebih memahami konsep limit fungsi trigonometri, serta

memperoleh hasil belajar yang memuaskan.

B. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Pengaruh

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Materi Limit Fungsi

Trigonometri ?.

Adapun sub-sub masalah adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran Quantum Teaching pada materi Limit Fungsi Trigonometri?

2. Apakah terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan

dengan model pembelajaran Quantum Teaching dengan rata-rata hasil


4

belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional pada

materi Limit Fungsi Trigonometri?

3. Seberapa besarkah pengaruh penerapan model pembelajaran Quantum

Teaching pada materi Limit Fungsi Trigonometri?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

model pembelajaran Quantum Teaching pada materi Limit Fungsi

Trigonometri.

2. Untuk mengetahui perbedaan rata rata hasil belajar siswa yang

diajarkan dengan model pembelajaran Quantum Teaching dengan rata

rata hasil belajar siswa diajarkan dengan cara konvensional.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan model

pembelajaran Quantum Teaching pada materi Limit Fungsi Trigonometri.

D. Manfaat Penelitian

a. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bacaan, informasi,

dan referensi bagi rekan mahasiswa program studi matematika untuk

melakukan kegiatan penelitiannya.

b. Praktis

1) Bagi sekolah
5

Bisa menjadi sumbangan pemikiran yang baru bagi guru dalam

berkreatifitas menggunakan model model pembelajaran, sekaligus

mengenalkan penggunaan model pembelajaran quantum teaching

kepada guru.

2) Bagi siswa

Dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching

diharapkan dapat memberikan motivasi siswa dalam belajar dan dapat

meningkatkan pemahaman siswa.

3) Bagi lembaga

Bisa menjadi referensi dalam pendidikan yang berkaitan

dengan pengembangan model pembelajaran.

E. Ruang Lingkup Penelitian

a. Variabel penelitian

Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang akan menjadi

objek pengamatan penelitian (Suryabrata, 1997:79). Adapun variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang dipilih dan direkayasa oleh

peneliti untuk menentukan apakah ada pengaruh terhadap variabel

terikat (Sugiyono, 2006: 61).

2) Variabel terikat
6

Variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,

2006 : 62). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar

siswa dengan model pembelajaran Quantum Teaching pada kelas

eksperimen dan hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional

pada kelas kontrol.

3) Variabel kontrol

Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau

dibuat konstan, sehingga tidak akan mempengaruhi variabel utama

yang diteliti (Sugiyono, 2006 : 62). Dengan kata lain, variabel kontrol

adalah variabel yang sengaja dikendalikan agar tidak mempengaruhi

variabel terikat dan variabel bebas. Variabel kontrol dalam penelitian

ini adalah :

Guru yang mengajar.

Guru yang mengajar dikelas kontrol dan dikelas eksperimen adalah

guru yang sama.

Jumlah jam pelajaran.

Jumlah jam pelajaran adalah sama banyak dikelas kontrol maupun

dikelas eksperimen.

Materi yang diajarkan.


7

Materi yang diajarkan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

adalah materi Limit Fungsi Trigonometri.

b. Definisi operasional

Untuk menjadikan persepsi yang sama antara penulis dan pembaca

dalam memahami penelitian ini, maka perlu dijabarkan istilah yang

dipergunakan sebagai berikut :

1) Penerapan

Penerapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perihal

mempraktikkan penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching.

2) Quantum Teaching

Quantum Teaching merupakan model pembelajaran yang dapat


menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan
unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi
yang terjadi di dalam kelas.

3) Materi

Materi atau pokok bahasan yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah Limit Fungsi Trigonometri yang ada di semester genap kelas XI

IPA.

4) Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat

penguasaan siswa terhadap materi Limit Fungsi Trigonometri setelah

diberikan perlakuan.
8

5) Respon Siswa

Respon siswa dalam penelitian ini adalah tanggapan siswa

terhadap penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching pada

materi Limit Fungsi Trigonometri. Untuk mengetahui tanggapan atau

sejauh mana respon siswa terhadap penerapan Model Pembelajaran

Quantum Teaching yaitu dengan menggunakan angket respon siswa.

6) Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional dalam penelitian ini adalah

pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru disekolah tempat

diadakannya penelitian yaitu proses pembelajaran yang mengunakan

metode tanya jawab dan penugasan.

F. Prosedur Penelitian

a. Metode dan Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen dengan bentuk Pra-Eksperimental. Adapun rancangan

dari penelitian ini adalah dengan menggunakan rancangan Post-test

only control group design. Rancangan ini terdiri atas dua kelompok

yang keduanya ditentukan secara acak. Pada kelompok pertama

diberikan perlakuan dan kelompok lainnya tidak, akan tetapi pada


9

keduanya dilakukan pasca uji. Skema rancangan ini digambarkan

sebagai berikut :

Tabel. 1. 1 Rancangan Penelitian

Kelas Pre-test Treatment Post-test


E X T
K Y T
(Subana dan Sudrajat, 2005: 102)

Keterangan :

E = Kelas eksperimen.
K = Kelas kontrol.
T = Tes pasca uji.
X = Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen, yaitu model
pembelajaran Quantum Teaching.
Y = Perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol, yaitu model
pembelajaran konvensional.

a. Subyek Penelitian

1) Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan subjek penelitian (Heri

Jauhari, 2010 : 41). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas XI Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Pontianak yang

terdiri dari dua kelas yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2.

2) Sampel

Sampel adalah sebagian populasi, (Heri Jauhari, 2010 : 41).

Setelah disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas XI IPA SMA


10

Muhammadiyah 1 Pontianak adalah homogen, maka dengan cara simple

random sampling (pengundian), ditentukan kelas XI IPA 1 adalah kelas

eksperimen yang diberikan perlakuan menggunakan model

pembelajaran Quantum Teaching.

b. Teknik dan Alat Pengumpul Data

1) Teknik Pengumpul Data

Teknik pengumpul data dalam penelitian ini adalah teknik

pengukuran (tes) dan komunikasi tak langsung (angket).

2) Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah soal post-test yang berbentuk essay (uraian), dan angket respon

siswa. Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Alasan digunakannya

tes essay dalam penelitian ini karena mempunyai manfaat antara lain

dapat menghindarkan sifat terkaan sehingga dapat melatih siswa untuk

berfikir dan dapat mengukur kemampuan analitiknya.

Menurut Subana dan Sudrajat (2009: 127) karakteristik

instrumen yang baik sebagai alat evaluasi hendaklah memenuhi

persyaratan validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda.

untuk mengetahui sebaran soal telah memenuhi persyaratan tersebut


11

maka dilakukan uji coba soal dan hasilnya dihitung dengan

menggunakan rumusan sebagai berikut :

1) Validitas soal :

Untuk mengetahui validitas soal digunakan rumusan sebagai

N XY-( X)( Y)
berikut :rxy =
(N X2 ( )2 )(N Y2 ( Y)2 )

Keterangan :

N = Banyaknya peserta tes


X = Nilai harian siswa
Y = Nilai hasil uji coba tes
rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan Y

Kriteria korelasi menurut Guilford (Subino, 1987: 115), yaitu:

< 0,2 : Tidak ada korelasi


0,2 0,4 : Korelasi rendah
0,4 0,7 : Korelasi sedang
0,7 0,9 : Korelasi tinggi
0,9 1,00 : Korelasi sangat tinggi
1,00 : Korelasi sempurna

Sebaran nilai hasil tes uji coba soal diisikan pada table berikut :

Tabel 1.2 Data Validitas Soal

Nilai
Nomor Soal Pembanding
Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Y X

S-1

S-2
12

Dst
(Subana dan Sudrajat, 2009: 128)

2) Reliabilitas soal :

Untuk mengetahui Reliabilitas soal digunakan rumusan

n S2 pq
r = [ ][
sebagai berikut : 11 ]
n-1 S2

Keterangan :

r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan


p = Proporsi subyek yang jawaban benar pada butiran soal
q = Proporsi subyek yang jawaban salah pada butiran soal
N(p) = Jumlah subyek yang menjawab benar pada butiran soal
n = Jumlah soal
S2 = Variansi

Kriteria reliabilitas menurut Guilford (Subino, 1987: 115), yaitu :

< 0,2 : Tidak ada Reliabilitas


0,2 0,4 : Reliabilitas rendah
0,4 0,7 : Reliabilitas sedang
0,7 0,9 : Reliabilitas tinggi
0,9 1,00: Reliabilitas sangat tinggi
1,00: Reliabilitas sempurna
Sebaran nilai hasil tes uji coba soal diisikan pada table berikut :

Tabel 1.3 Data Reliabilitas Soal

Nomor Soal Skor


Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total

S-1 (dst)

N(p)
13

P
Q
Pq
(Subana dan Sudrajat, 2009: 131)

3) Indeks kesukaran soal :

Untuk mengetahui Indeks Kesukaran soal digunakan

rumusan sebagai berikut :

B
P = JS
Keterangan :

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar


JS = Jumlah peserta tes
P = Indeks kesukaran

Klasifikasi Indeks Kesukaran menurut Sukjaya dan Suherman

(1990), yaitu :

IK = 0,0 : Soal terlalu sukar


0,0 < IK 0,3 : Soal sukar
0,3 < IK 0,7 : Soal sedang
0,7 < IK < 1,0 : Soal mudah
IK = 1,0 : Soal terlalu mudah

Sebaran nilai hasil tes uji coba soal diisikan pada table berikut :

Tabel 1.4 Data Indeks Kesukaran Soal

Klasifikasi Indeks
Siswa B P Kesukaran

S-1

S-2
14

Dst

(Subana dan Sudrajat, 2009: 133)

4) Daya pembeda soal :

Untuk mengetahui Daya Pembeda soal digunakan rumusan

sebagai berikut :

BA BB
DP =
JA JB

Keterangan :

BA = Banyaknya peserta atas yang menjawab benar


BB = Banyaknya peserta bawah yang menjawab salah
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
DP = Daya pembeda

Klasifikasi daya pembeda menurut Subana dan Sudrajat (2009:

135), yaitu :

DP = 0,0 : Sangat jelek


0,0 < DP 0,2 : Jelek
0,2 < DP 0,4 : Cukup
0,4 < DP 0,7 : Baik
0,7 < DP 1,0 : Sangat baik

c. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dari hasil tes kemudian diolah sesuai dengan

langkah-langkah analisis data sebagai berikut :

1. Untuk menjawab masalah nomor 1 menggunakan rumus rataan.


15

x
x =
n
Keterangan :

x = rata-rata
x = Jumlah skor
n = Jumlah siswa.

Dengan kriteria menurut Pedoman Operasional (2007 : 27) :

0 X 49 : Tergolong Gagal
50 X 59 : Tergolong Kurang
60 X 69 : Tergolong Cukup
70 X 79 : Tergolong Baik
80 X 100 : Tergolong Istimewa

2. Untuk menjawab masalah nomor 2 adalah dengan menggunakan uji t-

test, tetapi sebelumnya dilakukan dahulu uji normalitas data

menggunakan rumus chi kuadrat dengan pendekatan angka baku.

(0 )2
2=

x-x
z=
S
Keterangan :

2 = Chi kuadrat
f = Frekuensi hasil pengamatan atau frekuensi nyata yang
diperoleh dari sampel ( Frekuensi Observasi )
fh = Frekuensi harapan
z = Angka baku
x = Batas kelas
S = Simpangan baku
16

Kemudian membandingkan harga chi kudrat hitung dengan chi kuadrat

tabel. Jika harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga chi kuadrat

tabel maka distribusi dinyatakan normal, dan bila chi kuadrat hitung

lebih besar dari chi kuadrat tabel maka dinyatakan distribusi tidak

normal.

Tabel 1.6 Data Chi Kuadrat

Kelas Batas Luas Luas Kelas (0 )2


Z fh fo
Interval Kelas Z Interval

1 2 3 4 5 6 7 8

(0 )2
2=

(Tomo Djudin, 2010: 6)

Jika data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji t.

x1 x 2
t
n 1 1S12 n 2 1S 22 1 1

n
n1 n 2 2 1 n 2

Keterangan :

n1 = jumlah sampel kelompok 1


n2 = jumlah sampel kelompok 2
S12 = varians kelompok 1
S 22 = varians kelompok 2
17

x1 = rata rata skor kelompok 1


x2 = rata rata skor kelompok 2

Dengan kriteria pengujian :

Terima Ho jika t hitung ttabel

ttabel = t 1 12 dk ; = 0,05 ;

dk = n1 + n2 2

Untuk harga t yang lain Ho ditolak

Dan jika data tidak berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya

menggunakan statistik non parametrik yaitu dengan menggunakan uji

Mann-Whitney.

N+1
R(x) - nx ( )
2
Z=
2
nx ny [[R(x)]2 + [R(y)]2 ]-nx ny(N+1)
N(N-1) 4(N-1)

Keterangan :

R(x) = Rank untuk x


R(y) = Rank untuk y
nx = Banyak data pada x ( nx < ny)
ny = Banyak data pada y
N = Jumlah seluruh data

Dengan kriteria pengujian :

Terima Ho jika Zhitung Zt , dengan = 0,05

Untuk harga t yang lain Ho ditolak.


18

3. Untuk menjawab masalah nomor 3 maka digunakanlah rumus Effect


Size :
x x
Es = e c
Sc
Keterangan :

xe = Rata-rata skor kelompok eksperimen


xc = Rata-rata skor kelompok kontrol
Sc = Standar deviasi kelompok kontrol

Dengan Kriteria menurut Muhammad Ridho (Glass, 2009 : 46):

Es 0,2 tergolong rendah


0,2 Es 0,8 tergolong sedang
0,8 Es tergolong tinggi

4. Untuk menjawab masalah nomor 4 (Analisis Respon).

Analisis respon dilakukan dengan menggunakan presentasi respon siswa

terhadap kegiatan model pembelajaran Quantum Teaching.

n
X= x 100
N

Keterangan :

X = hasil persen
n = jumlah alternatif jawaban
N = jumlah responden

Dengan kriteria : 0,00 % X 33,33 % kurang


33,34 % X 66,67 % cukup
66,68 % X 100,00 % baik
( Ali, 1989 : 18 )
G. Hipotesis

Menurut Hadi dan Haryono (2005 : 117) hipotesis adalah dugaan yang

mungkin benar atau mungkin juga salah, dia akan ditolak jika salah satu palsu
19

dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya. Hipotesis sebagai usaha

untuk jawaban sementara terhadap penyelesaian masalah yang diteliti.

Dimana data-data yang diperoleh diolah dengan menggunakan perhitungan

statistik yang tepat. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil apakah

hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Adapun hipotesis dalam penelitian ini

adalah pembelajaran dengan model pembelajaran Quantum Teaching pada

materi Limit fungsi Trigonometri lebih baik hasil pembelajarannya dari

Pembelajaran Konvensional.
20
21

Anda mungkin juga menyukai