PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS STUDENT FACILITATOR
AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 1 WONOPRINGGO
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan ialah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap orang dari lahir sampai ke liang lahat. Tidak hayal ada suatu pepatah yang mengatakan bahwa menunut ilmu itu wajib dari ayunan hingga ke liang lahat. Hal tersebut membuktikan bahwa pendidikan sangat penting bagi semua orang. Pendidikan ialah suatu usaha guna membentuk suasana belajar serta proses pembelajaran supaya siswa berperan aktif meningkatkan potensi diri untuk mempunyai penguatan religius, potensi diri, karakter, pengetahuan, akhlak baik, serta kreatifitas yang digunakan untuk dirinya dan orang lain. Hasil PISA yang dirilis oleh OECD pada tahun 2018 menunjukkan nilai rata- rata kemampuan siswa Indonesia dalam bidang matematika yakni 379 dengan rata-rata nilai OECD sebesar 487. Hal tersebut menyebabkan Indonesia menempati peringkat 72 dari 78 negara atau bisa dikatakan Indonesia menempati peringkat 6 dari bawah. Sedangkan hasil TIMSS yang dirilis oleh IEA pada tahun 2015 memperlihatkan skor rata-rata internasional matematika siswa Indonesia yakni 500 dan Indonesia menduduki peringkat 44 dari 49 negara. Dari permasalahan tersebut bisa disimpulkan masih rendahnya kemampuan matematika siswa Indonesia. Dalam penerapan aktivitas belajar mengajar di SMPN 1 Wonopringgo masih menggunakan pembelajaran konvensional serta berpusat pada guru. Dimana siswa hanya memperhatikan penjelasan dari guru saja padahal di standar aktivitas pembelajaran kurikulum yang berlaku saat ini siswa dituntut untuk aktif serta dapat mengemukakan ide pemikiran mereka. Bapak Sigit Triyatmono, S. Pd, selaku guru mapel matematika serta wakasek menerangkan saat ini guru matematika di SMP tersebut kesulitan mengahadapi siswanya. Dikarenakan di era sekarang tidak seperti dulu menjadi sekolah favorit yang mana siswanya ialah siswa pilihan. Maka dari itu, para guru membutuhkan model pembelajaran yang bisa menarik siswa dalam pembelajaran serta bisa meningkatkan hasil belajar. Guna menuntaskan permasalahan tersebut, peneliti berupaya untuk menerapkan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar yakni model pembelajaran berbasis Student Facilitator and Explaining. Dimana model pembelajaran tersebut ialah model pembelajaran menuntut siswa agar aktif mengungkapkan ide ataupun pendapat pada teman sekelasnya. Model pembelajaran tersebut baik guna melatih siswa berkomunikasi untuk mengungkapkan ide ataupun pendapatnya. Model pembelajaran Student Facilitator and Explaning ialah langkah penyampaian materi dimulai dengan penjelasan guru kepada siswa, memberikan peluang siswa agar menerangkan kembali penjelasan guru kepada temannya, serta memberikan kesimpulan materike pada siswa diakhir. Dengan hal tersebut peneliti tertarik guna melaksanakan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Student Facilitator and Explaining untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 1 Wonopringgo.” B. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yakni Apakah terdapat perbedaan antara hasil belajar matematika siswa yang menerapkan model pembelajaran berbasis student facilitator and explaining dengan hasil belajar matematika siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 1 Wonopringgo? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yakni untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara hasil belajar matematika siswa yang menerapkan model pembelajaran berbasis student facilitator and explaining dengan hasil belajar matematika siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 1 Wonopringgo. D. Hipotesis Hipotesis yakni dugaan sementara tentang problematika penelitian yang harus diverifikasi melewati pengumpulan data ataupun analisis data. Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat perbedaan antara hasil belajar matematika siswa yang menerapkan model pembelajaran berbasis student facilitator and explaining dengan hasil belajar matematika siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 1 Wonopringgo. E. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian yang dipakai yakni penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan metode penelitian guna memastikan dampak dari aksi yang disengaja ataupun perlakuan tertentu (Teratment) pada keadaan tertentu. Dalam eksperimen ini seorang peneliti wajib melakukan aksi manipulatif, observasi, serta mengkontrol dan menyusun variabel yang menunjukkan sebab akibat. Pendekatan penelitian yang dipakai yakni pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif ialah pendekatan penelitian khusus yang terutama menerapkan paradigma postpositivist guna pengembangan pengetahuan (semacam gagasan klausal, penurunan variabel, hipotesis, serta masalah tertentu terkait pengukuran serta pengamatan ataupun pengujian teori), memakai persyaratan statistik penelitian seperti eksperimen serta survei. F. Tempat dan Waktu Penelitian Adapun pelaksanaan penelitian ini bertempat di SMPN 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan dan waktu pelaksanaanya adalah pada bulan Mei-Juni tahun 2023. G. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi ialah setiap individu termasuk kelompok orang, fauna, peristiwa, ataupun hal lain yang hidup berdampingan di satu lokasi serta dijadikan objek kesimpulan dari hasil akhir penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini ialah semua siswa kelas VIII. 1 sampai VIII. 8 SMPN 1 Wonopringgo yang berjumlah 256 siswa. Sampel ialah bagian dari populasi yang digunakan sebagai sumber data. Ketentuan yang wajib dipenuhi antara lain yakni jika sampel wajib diperoleh dari bagian populasi. Sampel yang dipakai dalam penelitian ini ialah kelas VIII.2 sebagai kelas kontrol dan kelas VIII.3 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah total 64 siswa. Sampel yang diambil memakai purposisive sampling yakni menentukan sampel dengan persyaratan khusus. Menggunakan teknik ini dikarenakan pertimbangan sampel yang diajar oleh guru serta kemampuan yang sama. H. Teknik Pengumpulan Data - Tes - Observasi - Dokumentasi I. Pembahasan Model pembelajaran ialah bagan konsep yang berbentuk langkah metodis bersumber pada teori serta digunakan untuk mengatur proses belajar mengajar guna menggapai tujuan belajar. Pemakaian model pembelajaran dapat membagikan rangsangan serta pengetahuan kepada siswa dalam proses pembelajaran, agar mendapatkan peningkatan keahlian siswa dalam menguasai materi serta hasil belajar yang optimal. Upaya yang bisa dilakukan ialah menerapkan model pembelajaran yang bisa meningkatkan hasil belajar dan keahlian siswa dalam proses belajar. Model pebelajaran yang peneliti gunakan ialah model pembelajaran berbasis student facilitator and explaining. Model pembelajaran student facilitator and explaining ialah model pemebelajaran yang menekan pada siswa guna berperan aktif menerangkan ide/pendapat mereka kepada teman sekelasnya. Adapun kelebihan model pembelajaran tersebut ialah siswa lebih aktif serta bisa menambah kepercayaan diri serta cara berkomunikasi. Kelemahannya ialah siswa tidak mempunyai peluang yang sama mendemonstrasikan karena terbatasnya jam pelajaran. Dalam proses belajar, hasil pre-test kedua kelas memiliki kesamaan kemampuan awal berdasar pada uji Independent Sample T-Test dengan nilai sig. 0,284 > 0,05 maka Ha diterima berarti ada kesamaan kemampuan awal kedua kelas. Dengan demikian, bisa diberi perlakuan kepada kedua kelas dengan kelas kontrol memakai pembelajaran konvensional serta kelas eksperimen memakai model pembelajaran berbasis student facilitator and explaining. Bersarkan hasil uji hipotesis bisa ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa kelas kontrol yang memakai pembelajaran konvensional dengan kelas eksperimen yang memakai model pembelajaran berbasis student facilitator and explaining dengan nilai sig. 0,003 < 0,05. Selain itu juga diketahui bahwa ada peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen. Pada penelitian ini didapat hasil belajar matematika siswa pada kedua sampel, diperoleh rata- rata hasil belajar siswa kelas VIII.2 sebelum diterapkannya pembelajaran konvensional mendapat nilai rata-rata 43,38 dan setelah diterapkannya pembelajaran konvensional menjadi 68,44, meningkat 58%. Dan diperoleh rata-rata hasil belajar siswa kelas VIII.3 sebelum diterapkannya model pembelajaran berbasis student facilitator and explaining mendapat nilai rata-rata 46,09 dan setelah diterapkannya model pembelajaran tersebut menjadi 78,44, meningkat 70%. Hal ini juga dapat diketahui jumlah siswa yang tuntas setelah adanya perlakuan pada kelas kontrol yakni 11 siswa dan pada kelas eksperimen yakni 23 siswa. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran student facilitator and expaining dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang diteliti oleh Lestari dengan skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Budi Agung Medan T.P. 2020/2021”. Hasil dari penelitian tersebut bahwa penerapan model pembelajaran student facilitator and explaining dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas eksperimen, dengan rata-rata nilai post-test kelas eksperimen 80,4 sedangkan nilai rata-rata post-test kelas kontrol 59,2. Selain itu juga sesuai dengan penelitian yang diteliti oleh Baharuddin, dkk dengan jurnal yang berjudul “Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP”. Hasil penelitian tersebut yakni penerapan model pembelajaran student facilitator and explaining dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen dengan nilai rata- rata hasil belajar siswa 50,30 meningkat menjadi 79,30. Pada penelitian ini sangat sesuai bahwa dengan penerapan model pembelajaran berbasis student facilitator and explaining mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 1 Wonopringgo.
Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Neneng Nuraeni)