Anda di halaman 1dari 5

Contoh PTK

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR


SISWA KELAS IX B PADA MATERI POKOK PELUANG MELALUI
MODELCOOPERATIVE LEARNING METODE JIGSAW

Nanang Supendi, S.Pd.

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan sebagai bagian upaya peningkatan mutu pembelajaran


matematika di SMP Negeri 1 Situraja. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk
mengetahui apakah model pembelajaran Cooperatif Learning metode Jigsaw ini dapat
meningkatkan aktifitas siswa dan dapat mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IX
B SMP Negeri 1 Situraja tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan penelitian
tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan metode model siklus. Siklus
dalam penelitian ini meliputi: refleksi awal, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
refleksi (yang diikuti dengan perencanaan ulang). Hasil refleksi siklus I dipakai sebagai
dasar untuk pelaksanaan siklus II. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX B SMP Negeri 1
Situraja dengan jumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data penelitian ini melalui observasi,
test kemampuan pemahaman pelajaran matematika materi peluang. Penelitian sudah
berhasil ketika siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu: 70. Dari hasil
data aktivitas siswa, aktivitas bertanya di siklus I sebesar 18,6 % dan siklus II sebesar 78,6
% sehingga terjadi kenaikan sebesar 60%. Aktivitas menjawab pertanyaan siklus I sebesar
44,3 % siklus II 84,3 % penigkatan sebesar 40 %. Aktivitas Presentasi siklus I sebesar 22,3
% dan siklus II sebesar 39 % peningkatan sebesar 16,7 %. Aktivitas Berpendapat siklus I
sebesar 24,6 % dan siklus II sebesar 71,3 % terjadi peningkatan 46,7 %. Aktivitas klasikal
siklus I 28 % ,siklus II 84,6% peningkatan 56,6 %. Dari hasil tindakan kelas yang dilakukan
terjadi peningkatan aktivitas dari siklus I ke siklus II. Hasil yang diperoleh dengan
menggunakan model pembelajaran Cooperatif Learning metode Jigsaw dapat meningkatkan
aktifitas siswa secara klasikal 56,6 % yaitu dari siklus I aktifitas 30 % dan siklus II 86,6 %.
Sedangkan peningkatan hasil belajar dapat diketahui dari nilai ketuntasan siswa yaitu pada
siklus I peningkatan 50 % dan pada siklus IIpeningkatan 76,67%. Hasil penelitian tindakan
kelas ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Cooperatif Learning metode
Jigsaw dapat meningkatkan aktifitas siswa dan dapat mengetahui pengkatan hasil belajar
siswa di kelas IX B SMP Negeri 1 Situraja.

Kata Kunci : Aktifitas siswa, hasil belajar, matematika, peluang, Cooperatif learning,
jigsaw.

A. PENDAHULUAN
Keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi mempelajari suatu materi pelajaran terletak
pada kemampuan siswa dalam mengelola belajar, kondisi belajar,dan membangun
kognitifnya pada pengetahuan awal serta mempresentasikan kembali secara benar. Kondisi
belajar berkaitan dengan materi dan karakteristik topik yang dipelajari. Motivasi siswa untuk
menjadi berprestasi atau memahami informasi atau materi pembelajaran akan membantu
siswa membangun kemampuan kognitif secara baik dan bermakna. Untuk itu guru dalam
menyampaikan informasi materi pembelajaran senantiasa memberikan latihan latihan
pemecahan masalah sehingga terjadi proses pengulangan pada diri siswa tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar pemahaman suatu materi pembelajaran pada siswa dapat tercapai sehingga
siswa dapat memperoleh nilai yang maksimal pada suatu materi tersebut.Namun demikian
kemampuan siswa dalam memahami suatu informasi atau materi pembelajaran tidak semua
sama. Ada siswa yang dapat memahami dengan cepat suatu materi, ada pula yang lambat
dalam memahami suatu materi pembelajaran, terlebih lagi dalam pelajaran matematika. Bagi
sebagian besar siswa, matematika menjadi pelajaran yang dibenci bahkan ditakuti
dikarenakan banyaknya rumus dan pemahaman yang harus dikuasai siswa. Seperti halnya
pada pembelajaran matematika materi pokok peluang di SMP Negeri 1 Situraja tidak semua
siswa dapat cepat memahami materi pembelajarannya.
Nilai hasil belajar IPA siswa SMP Negeri 1 Situraja khususnya kelas IX B pada umumnya
rendah. Guru sudah memberikan penjelasan tentang materi belajar dan contoh-contoh soal.
Ketika contoh soal dibahas secara bersamasama dengan guru siswa tampak mengerti tentang
hal yang sudah di jelaskan, tetapi ketika soal diganti variabelnya sedikit siswa menjadi
kebingungan. Kejadian ini dialami hampir 70 % siswa, sehingga ketika diakhir pembahasan
materi dengan diadakan evaluasi atau penilaian, hasilnya belajarnya tidak memuaskan.
Kecenderungan siswa tidak mau bertanya baik pada guru atau pada teman yang sudah
memahami materi tersebut. Selain itu kondisi kelas yang cenderung pasif menjadikan anak
semakin tidak mau membuka diri untuk bertanya terhadap apa yang belum diketahuinya. Bila
hal ini terjadi terus menerus tanpa ada upaya untuk perbaikan kemungkinan akan terjadi
penurunan atau tidak ada peningkatan prestasi belajar siswa.
Sehubungan dengan kondisi tersebut di atas, maka perlu adanya upaya peningkatan kualitas
proses belajar mengajar Matematika materi pokok peluang. Salah satu diantaranya adalah
dengan melakukan Penelitian Tidakan Kelas (PTK) yang berjudul Upaya Peningkatan
Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas IX B Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok
Peluang di SMP Negeri 1 Situraja Melalui Model Cooperative Learning Metode Jigsaw.

B. LANDASAN TEORI
1. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam
kelompokkelompok kecil yang memiliki timgkat kemampuan yang berbeda (heterogen).
Dalam mennyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu
untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman
dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran. Dengan demikian setiap anggota
kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan inilah yang selanjutnya
akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan
interpersonal dari setiap anggota kelompok. Adanya motivasi tanggungjawab kelompok
inilah sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan
kontribusi demi keberhasilan kelompok.
Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, namun siswa juga harus
mempelajari keterampilanketerampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif.
Keterampilan kooperatif berfungsi melancarkan hubungan kerja dan tugas. Hubungan kerja
dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok sedangkan
hubungan tugas dapat dilakukan dengan membagi tugas antar anggota kelompok selama
kegiatan (Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah direktorat Pendidikan lanjutan pertama:
2004: 12 ).

2. Model Pembelajaran Cooperatif Learning Metode Jigsaw


Pada penerapan pembelajaran metode jigsaw siswa dibagi-bagi menjadi kelompok, kelompok
dengan anggota 4-6 siswa. Materi dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab. Tiap tiap sub bab
di pelajari oleh anggota anggota kelompok yang sama dan di sebut dengan kelompok ahli.
Setelah selesai diskusi dengan anggota kelompok lain yang sama maka anggota tadi kembali
kelompok asalnya dan menjelaskan kepada kelompoknya tentang materi yang dipelajari,
demikian seterusnya saling bergantian sehingga seluruh materi bisa dikuasai oleh masing-
masing kelompok.

C. METODE PENELITIAN
Dasar dari permasalahan dalam penelitian ini adalah kualitas hasil belajar khususnya dalam
pembelajaran matematika materi pokok peluang. Permasalahan tersebut di antaranya dengan
memberikan tindakan berupa penggunaan model alternatif.
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan metode model siklus. Siklus dalam penelitian ini
meliputi: refleksi awal, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan refleksi (yang diikuti
dengan perencanaan ulang).
Hasil refleksi siklus I dipakai sebagai dasar untuk pelaksanaan siklus II. Subjek penelitian
adalah siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Situraja dengan jumlah 30 siswa.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi observasi dan tes kemampuan konsep-
konsep materi yang diajarkan dalam proses pembelajaran.

1. Observasi
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Dalam kegiatan observasi ini objek yang diamati adalah kegiatan siswa yang
meliputi aktifitas bertanya, menjawab, presentasi dan berpendapat. Selanjutnya hasil
pengamatan terhadap aktivitas kegiatan siswa dimasukkan dalam lembar observasi siswa
dengan memberikan tanda chek list pada lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil
pengamatan tersebut kemudian dianalisa dengan membagi jumlah siswa aktif dengan jumlah
seluruh siswa dikalikan 100% untuk aktivitas kelas dan skor nilai yang teramati dibagi
jumlah seluruh siswa dikalikan 100% untuk aktivitas kelas.

2. Data Test Kemampuan Materi Peluang Pelajaran Matematika Pada Siklus I dan II
Data test kemampuan siswa yang meliputi data pre test dan post test diambil untuk
mengetahui perkembangan kemajuan pembelajaran siswa, dan data ini juga digunakan untuk
mengetahui tingkat perkembangan hasil belajar siswa. Cara menganalisis kemajuan hasil
belajar siswa dengan cara jumlah siswa yang tuntas belajar dibagi jumlah seluruh siswa
dikalikan 100%. Ketuntasan siswa dalam belajar bila siswa dapat memperoleh nilai pretes
dan posttest 60.

E. TEKNIK PENGOLAHAN DATA


Penelitian sudah berhasil ketika siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu:
70.

1. Pretest dan post test


Dilakukan dalam satu kali pertemuan dengan melakukan pretest danposttest sebelum
tindakan dimulai.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan pedoman untuk mengamati aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran. Aktivitas ditandai dengan menggunakanchecklist. Instrumen pengamatan
siswa mengikuti pembelajaran secara aktif, kehadiran 100% yaitu 30 siswa dan melakukan
kegiatan pembelajaran dengan baik.

3. Angket
Cara menganalisa dan mengolah angket digunakan persentase.

F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 1.1
Hasil Pretes dan Postes di siklus I dan II
Siklus I Siklus II
Pretest Posttest Pretest Posttest
Nilai Presentase Nilai Presentase Nilai Presentase Nilai Presentase
38,6 30% 77 80% 38,3 13,33 % 84,3 93%

Data tabel 1.1 menunjukkan bahwa nilai ketuntasan pretes dan posttest siklus I adalah Pretest
ketuntasan 30 % dan posttest 80 % dari data tersebut dapat dilihat terjadi peningkatan hasil
belajar 50 % dengan nilai ratarata pretes 38,6 dan posttest 77. Hasil belajar yang
ditunjukkan pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan yang lebih baik tapi untuk
meyakinkan bahwa metode belajar Cooperatif Learning tipe jigsaw ini baik digunakan maka
peneliti mengulang lagi pada siklus ke II. Dari data yang diperoleh terhadap nilai ketuntasan
belajar siklus II ditunjukkan bahwa pretest 13,33 % yang tuntas dan posttest 93 % sehingga
terjadi peningkatan jumlah ketuntasan siswa dalam belajar 76,67 % dan nilai rata rata pretest
38,3 menjadi 84,3. Terjadinya peningkatan baik aktifitas dan ketuntasan hasil belajar siswa
ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas yang dilakukan menunjukkan hasil yang
baik, sehingga dapat membantu dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas.
Rekapitulasi Hasil Penelitian Aktifitas dan peningkatan hasil belajar siswa sebagai berikut
pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.2
Data Aktivitas Siswa Siklus I dan II dan Peningkatannya

Siklus Bertanya Menjawab Presentasi Berpendapat Aktifitas klasikal Pretest Posttest


Siklus
Kegiatan
I II
Aktivitas bertanya 18,6% 78,6%
Aktifitas menjawab 44,3% 84,3%
Aktifitas presentasi 22,3% 39%
Aktifitas berpendapat 24,6% 71,3%
Aktifitas klasikal 28% 84,6%
Prestest 30% 13,3%
Postest 80% 93%

Dari hasil data aktivitas siswa tabel 1.1 dan 1.2, aktivitas bertanya di siklus I sebesar 18,6 %
dan siklus II sebesar 78,6 % sehingga terjadi kenaikan sebesar 60%. Aktivitas menjawab
pertanyaan siklus I sebesar 44,3 % siklus II 84,3 % penigkatan sebesar 40 %. Aktivitas
Presentasi siklus I sebesar 22,3 % dan siklus II sebesar 39 % peningkatan sebesar 16,7 %
.Aktivitas Berpendapat siklus I sebesar 24,6 % dan siklus II sebesar 71,3 % terjadi
peningkatan 46,7 %. Aktivitas klasikal siklus I 28 % ,siklus II 84,6% peningkatan 56,6 %.
Dari hasil tindakan kelas yang dilakukan terjadi peningkatan aktivitas dari siklus I ke siklus
II. Hal ini terjadi karena pada siklus I siswa baru beradaptasi dengan model pembelajaran
yang baru sehingga masih belum nampak keberanian untuk bertanya, berpendapat ,
menjawab pertanyaan bahkan presentasi. Hasil yang ditunjukkan siklus I pada nilai aktivitas
belum menunjukkan hasil yang memuaskan sehingga peneliti mengevaluasi terhadap proses
kegiatan tindakan kelas tersebut sebagai perbaikan pada siklus yang ke II.
Pada Siklus ke II setelah diadakan evaluasi dari siklus I dan dilakukan tindakan pada siklus II
hasil yang diperoleh berdasarkan data observer terjadi peningkatan aktifitas klasikal siswa
dari 28 % menjadi 84,6 % sehingga penelitian tindakan kelas ini tidak dilanjutkan ke siklus
III.

G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
dengan model pembelajaran cooperatif learning metode Jigsaw dapat meningkatkan aktifitas
belajar siswa dan juga memberikan dampak positif terhadap peningkatan hasil siswa kelas IX
B SMP Negeri 1 Situraja Tahun Pelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran matematika materi
pokok peluang.

DAFTAR PUSTAKA

Nana Sudjana dan Ahmad RivaI, 1989 .Teknologi Pengajaran,Bandung : Sinar Baru.
Tim Pengembangan MKDK. 1989. Psikologi Belajar, Semarang : IKIP Semarang Press.
Sukidi, Basrowi, Suranto. 2010. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan
Cendekia
Suhardjono,2012, Penelitian Tindakan Kelas dan Tindakan Sekolah, Malang: Cakrawala
Indonesia LP3 Universitas Negeri Malang.

Biodata Singkat : Penulis adalah Kepala SMP Negeri 1 Situraja, Kabupaten Sumedang.

Anda mungkin juga menyukai