PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menghadapi zaman globalisasi saat ini dengan persaingan yang semakin ketat,
penguasaan sains dan teknologi adalah sesuatu yang mutlak diperlukan, untuk
maksud ini berbagai kebijakan telah dilakukan pemerintah indonesia dalam upaya
hasil pengamatan peneliti, hasil belajar siswa ditingkat Sekolah Dasar (SD) masih
mempunyai beban jam yang hampir sama dengan bidang studi IPS atau
Matematika. Walaupun memiliki beban jam pelajaran yang hampir sama dengan
kedua bidang studi tersebut, IPA dianggap oleh sebagian besar siswa SD sebagai
mata pelajaran yang membosankan, misalnya siswa tidak dilibatkan dalam proses
Rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA yang diterapkan oleh
standar nilai ketuntasan minimal 65, siswa yang mendapat nilai di atas 65
1
Kelemahan pembelajaran IPA selama ini adalah kurang mengikut sertakan
menempuh cara yang mudah saja dengan menggunakan metode ceramah dan
lain kemampuan siswa dan kemampuan guru itu sendiri dalam melaksanakan
proses belajar mengajar yang bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran. Salah
satu kemampuan guru yang harus dikuasai adalah pemilihan dan penerapan
metode secara tepat agar proses belajar berhasil dengan baik. Pemilihan dan
penerapan yang kurang tepat akan berdampak pada hasil belajar siswa.
kejadian kebendaan dan didasarkan pada hasil pengamatan dan percobaan. Guru
jawab dan penugasan kegiatannya hanya berpusat pada guru saja, aktivitas siswa
2
Banyak upaya yang dapat dilakukan oleh guru agar hasil belajar siswa dapat
lebih meningkat. Salah satunya adalah dengan menggunakan alat peraga dalam
pembelajaran. Alat peraga dijadikan guru sebagai alat bantu dalam penyampaian
digunakan guru tidak harus berteknologi tinggi dan mahal tetapi dapat berupa alat
sederhana dan dapat pula diperoleh oleh siswa disekitar tempat tinggal mereka
dalam hal ini guru enggan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran karena
guru beranggapan bahwa membuat alat peraga sangat menyita waktu, tenaga, dan
juga biaya yang cukup besar. Sehingga guru cenderung mengajar tanpa
1. Identifikasi Masalah
1. Siswa merasa kurang berkenan, bosan dan kurang puas dalam upaya
3
2. Analisis masalah
dengan materi yang diajarkan dan sesuai dengan sarat berfikir anak.
B. Rumusan Masalah
4
menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi siswa,
1. Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang bersifat praktis
3. Bagi rekan-rekan guru lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai model
bagi guru yang mempunyai masalah atau mirip dengan permasalahan dalam
5
E. Defenisi Operasional
2. Hasil belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:69), hasil belajar atau
prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau
ditarik kesimpulan bahwa tidak akan ada hasil apabila tidak ada kegiatan.
belajarnya.
sebuah tindakan atau prosedur yang digunakan metode ini disertai dengan
penjelasan, ilustrasi dan pernyataan lisan (oral) atau peragaan (visual) secara
tepat.
6
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Hakikat PTK
7
sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK kaloboratif beberapa orang guru
secara sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-masing dan diantara anggota
melakukan kunjungan antar kelas.
B. Landasan Teori
yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Menurut pengertian secara
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
berikut :
1. Faktor-faktor Intern
8
Faktor kelelahan, meliputi : kelelahan jasmani (lemah lunglainya tubuh)
2. Faktor-faktor Ekstern
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
2003:55).
penanaman sikap mental/nilai-nilai. Bila terjadi proses belajar, maka terjadi pula
proses mengajar dan tentu ada yang dihasilkan berupa hasil belajar siswa. Belajar
dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan,
yakni tujuan pengajaran, pengalaman (proses) belajar mengajar, dan hasil belajar.
diinginkan pada diri siswa. Hasil belajar ini diperoleh melalui suatu penilaian.
Ditinjau dari sudut bahasa penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai
suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek
9
Dengan demikian, penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai
terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini
mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil
belajar siswa pada hakikatnya perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil
belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan
Hamalik (2008:155) juga menyatakan hal yang sama, dimana hasil belajar
tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat
diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan.
yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya. Terjadinya
perubahan tingkah laku belajar tersebut dapat diamati setelah dilakukan penilaian.
perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris
dicapai melalui tiga ranah antara lain kognitif, afektif dan psikomotor.
10
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
3. Ranah Psikomotor
dominan daripada afektif dan psikomotorik, namun hasil belajar psikomotor dan
afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran
(Sagala, 2009:12).
IPA merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang aktif dan dinamis
mempelajari tentang diri sendiri dan alam sekitar. Dalam hal ini, pendidikan IPA
alam sekitar secara ilmiah. Dalam IPA terdapat tiga komponen utama yaitu
11
proses, produk dan sikap. Produk IPA dapat berbentuk konsep generalisasi,
E. Sumber Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sumber diartinya “Segala sesuatu baik
yabng berwujud benda maupun berwujud sarana yang menunjang lainnya yang
tidak berwujud. Misalnya peralatan, waktu dan tenaga yang digunakan untuk
mencapai hasil.”
2. Berlatih
Sumber belajar menurut Sudono (2000:56) adalah bahan, termasuk juga alat
sebagainya, menuju ke arah yang lebih baik yang diperoleh melalui pengalaman
12
yang berlangsung secara berkesinambungan dan perubahan yang terjadi itu
F. Metode Demonstrasi
pembelajaran.
suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam
atau sumber belajarlain ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan.
cara dengan cara lain, untuk mengetahui melihat kebenaran sesuatu. Contohnya
bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses, serta
13
Metode demonstrasi menurut Bahri & Zain (2006: 91) memiliki kelebihan
dalam proses pembelajaran yaitu, dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas
kata atau kalimat), Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari, Proses
menyesuaikan antara teori dan kenyataan, dan coba untuk melakukannya sendiri.
didemonstrasikan itu dapat dilihat dengan mudah oleh murid dan melalui prosedur
yang benar dapat pula dimengerti materi yang disajikan. Demonstrasi akan
menjadi aktif jika dilakukan dengan baik oleh guru dan selanjutnya dilakukan oleh
siswa. Metoda ini dapat dilakukan untuk kegiatan yang alatnya terbatas tetapi
1. Pelajaran menjadi lebih jelas dan konkrit sehingga tidak terjadi verbalisme.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih baik, sebab siswa tidak hanya mendengar,
14
7. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa.
5. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
15
G. Materi
tulang yang satu bersambungan dengan tulang yang lain dan dapat digerakkan
1. Bagian-Bagian Rangka
Bayi yang baru lahir mempunyai lebih 300 bagian tulang, tetapi
jumlah tulang menjadi berkurang dan tulang menjadi keras. Hal ini antara lain
ubun bayi. Jumlah tulang pada manusia dewasa menjadi tinggal 206 tulang
keras.
Tulang manusia terbentuk dari sel hidup yang dikelilingi oleh mineral
(kebanyakan kalsium dan fosfat) dan zat lentur yang disebut kolagen. Sel
dahi, tulang hidung, rahang atas, rahang bawah dan tulang pipi. Rangka
kepala bagian depan membentuk dasar wajah manusia. Tulang tulang yang
membentuk wajah adalah tulang dahi, tulang hidung, tulang pipi, tulang
16
rahang atas dan tulang rahang bawah. Selain itu bentuk wajah manusia
dipengaruhi oleh otot wajah. Otot biasa disebut juga dengan daging. Oleh
karena itu, wajah manusia ada yang terlihat lonjong, bulat atau persegi.
b. Rangka badan
Rangka badan tersusun mulai dari tulang leher sampai tulang ekor. Tulang
leher dibentuk oleh 7 ruas tulang. Tulang leher bersambung dengan tulang
hingga tulang ekor. Tulang punggung hingga tulang ekor dibentuk oleh 6
ruas tulang. Jadi, jumlah ruas tulang leher sampai tulang ekor adalah 33
Pada bagian depan, tulang tulang rusuk melekat ke tulang dada. Tulang
rusuk dan tulang dada membentuk rongga dada. Diatas rongga dada
terdapat rangka bahu (pundak). Bahu dibentuk oleh tulang selangka dan
tulang kemaluan.
Rangka anggota gerak terdiri dari anggota gerak atas dan anggota gerak
bawah. Anggota gerak atas disebut juga lengan (tangan) anggota gerak
bawah disebut juga kaki. Rangka lengan dibentuk oleh tulang lengan atas,
Rangka kaki dibentuk oleh tulang paha, tempurung lutut, betis, tulang
17
kering, pergelangan kaki, telapak kaki dan jari kaki manusia, yang terbesar
Rangka tubuh dapat kita gerakkan karena adanya kerjasama antara tulang,
sendi dan otot. Sendi adalah tempat pertemuan antara dua tulang sehingga
1. Sendi Engsel
Sendi engsel ini menghubungkan tulang paha (kaki atas) dan tulang
2. Sendi Pelana
Sendi pelana terdapat diantara tulang pangkal ibu jari tangan (tulang
3. Sendi Peluru
Pada sendi peluru terjadi pertemuan antara ujung tulang berbentuk bola
kesemua arah. Sendi peluru terdapat diantara tulang lengan atas gelang
18
4. Sendi Putar
Pada sendi ini, tulang yang satu berputar mengelilingi tulang lain yang
tulang leher pertama (disebut tulang atlas) dan tulang leher kedua.
Sendi putar juga ada pada pertemuan ujung tulang hasta dan tulang
2. Fungsi Rangka
bagian tubuh berhubungan dengan bagian tubuh lainnya. Tidak ada satu
bagian tubuh pun dapat berdiri sendiri. Bagian tubuh yang satu mendukung
kerja bagian tubuh yang lain. Puji syukur selalu kita panjatkan atas anugerah-
Nya ini.
Pada bagian ini, anda akan mengetahui bahwa fungsi rangka manusia
berkaitan erat dengan bagian tubuh yang lain. Rangka bagian tubuh yang lain
Bentuk rangka kaki manusia begitu kokoh sehingga kita dapat berdiri
tegak, dan berlari. Berbeda bukan, dengan kera yang tidak dapat berjalan
19
tegak. Dengan bentuk telapak kaki yang cukup panjang kita dapat berdiri
tegak.
bentuk tubuh itu, kita dapat membedakan setiap orang. Misalnya, ada
orang yang tinggi dan ada orang yang pendek. Demikian pula, ada orang
yang memiliki jari-jari panjang dan ada yang memiliki jari-jari pendek.
Tanpa rangka, otot-otot kita tidak mempunyai tempat melekat. Jika otot
Anda telah mengetahui bahwa tulang adalah bagian tubuh yang paling
tubuh yang cukup rapuh. Rapuh disini berarti mudah terluka dan rusak jika
20
3. Rangka rongga dada melindungi alat pernapasan (paru-paru), alat
menjadi lumpuh.
kebelakang. Kelainan ini dapat terjadi akibat cacat sejak lahir, terserang
suatu penyakit, ataupun akibat kebiasaan sikap tubuh yang salah. Dapat
beberapa jenis penyakit tulang dan melakukan sikap tubuh yang benar.
Selain itu, Anda perlu makan makanan yang bergizi dan berolah raga secara
teratur.
21
vitamin D dan kalsium. Oleh karena itu, dianjurkan untuk meminum
2. TBC Tulang
dapat menjadi lemah hingga bernanah. Hal ini menimbulkan rasa sakit
yang luar biasa. Penderita harus dirawat dirumah sakit secara intensif.
terhindar dari penyakit ini, kita harus tinggal di tempat yang bersih,
3. Rematik
pergelangan tangan, kaki dan siku. Rasa nyeri diserta juga dengan
Sikap tubuh yang salah berdampak beruk terhadap bentuk rangka anda.
Bagian rangka yang paling sering terkena gangguan ini adalah tulang
22
1. Lordosis, yaitu tulang punggung terlalu bengkok ke depan. Hal ini
kedepan.
membungkuk.
Hal ini biasanya disebabkan sikap duduk yang sering pada posisi
miring. Selain itu, sering mengangkat beban yang terlalu berat pada
23
di ikan, susu dan kuning telur. Kalsium banyak terdapat pada susu,
baik jika anda berolahraga di bawah sinar matahari pagi, yaitu sekitar
vitamin D.
24
BAB III
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN No. 076
Penelitian kelas ini diambil berdasarkan hasil observasi terhadap kelas IV yang
Tabel 3.1
Senin
Senin 16 Kamis 19
13
SDN NO.076
Panyabungan
25
3. Pihak yang Membantu.
perlu desain prosedur perbaikan pembelajaran, untuk itu penelitian tindakan kelas
ini diambil pada model Arikunto dan digambarkan secara skematis dengan 2
tahap secara berulang ( dalam 2 siklus ) dimulai dari; Tahap perencanaan; Tahap
Perencanaa
n
Perencanaa SIKLUS I Perencanaa
n n
Pengamatan
Pengamatan
26
Siklus I
1. Tahap Perencanaan
demonstrasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
27
7. Guru meminta tiap-tiap kelompok untuk mendiskusikan permasalahan
yang dihadapi.
8. Guru meminta tiap-tiap siswa dalam kelompok untuk bekerja sama dan
depan kelas
10. Siswa lain yang ada dibangku diminta untuk mendengarkan dan
11. Bagi kelompok yang mampu menjelaskan materi pelajaran dengan baik
13. Pada akhir tindakan, siswa diberikan tes untuk melihat hasil belajar yang
3. Tahap Pengamatan
menggunakan metodedemonstrasi.
28
4. Tahap Refleksi
refleksi ditemukan akar permasalahan yang dihadapi oleh siswa dan guru. Hasil
refleksi ini dapat pula digunakan sebagai dasar untuk melakukan tahap
Siklus II
Dalam siklus ini permasalah belum dapat diidentifikasi secara jelas karena
data hasil pelaksanaan siklus I belum diperoleh. Jika ditemukan masih ada
masalah atau masih terdapat banyak siswa yang belum mampu dilaksanakan
1. Tahap Perencanaan
demonstrasi.
29
2. Tahap Pelaksanaan
seperti yang dimuat dalam rencana pembelajaran seperti yang telah disusun
peneliti.
dihadapi.
10. Guru meminta tiap-tiap siswa dalam kelompok untuk bekerja sama dan
kelas
12. Siswa lain yang ada dibangku diminta untuk mendengarkan dan memberikan
30
13. Bagi kelompok yang mampu menjelaskan materi pelajaran dengan baik maka
15. Pada akhir tindakan, siswa diberikan tes untuk melihat hasil belajar yang
dikerjakan secara individual, untuk melihat ketutasan hasil belajar yang telah
dicapai dan untuk mengetahui bagian-bagian dari materi yang belum dikuasai
secara tuntas.
3. Tahap Pengamatan
dan kemampuan belajar siswa selama mengikuti proses belajar mengajar pada
siklus II.
4. Tahap Refleksi
rangka manusia, dan hasil belajar siswa selama proses belajar mengajar
31
dilakukan. Hasil refleksi ini dapat pula digunakan sebagai dasar untuk melakukan
1. Observasi
tindakan dengan rencana yang telah disusun dan untuk mengetahui sejauh mana
dikehendaki.
2. Tes
Tes adalah alat untuk memperoleh sejauh mana kemampuan siswa dan
melihat tingkat keberhasilan siswa dari suatu materi ajar yang disampaikan. dalam
penelitian ini terbagi atas tes awal (pre-tes) dan tes akhir (post tes) yang berupa
Teknik pengolahan data ialah suatu cara dalam pengolahan data yang
masuk, untuk mencapai hasil yang diharapkan maka dilakukan pengolahan data
32
a. Lembar pengamatan (observasi)
Lembaran ini digunakan untuk mengobservasi aktivitas guru dan siswa selama
pembelajaran.
berbentuk pilihan bergandayang terdiri dari 4 (empat) option pilihan yang dimana
jawaban benar diberi skor 1 (satu) dan untuk jawaban salah diberi skor 0 (nol).
Nilai = x 100
N > 60 tuntas
Untuk mengetahui persen siswa yang sudah tuntas belajar secara klasikal
digunakan rumus :
sebagai berikut :
P = QUOTE x 100%
P = angka persentase
33
F = jumlah siswa yang mengalami perubahan
Kategori penilaian :
34
BAB IV
pre test yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa juga untuk
menyelesaikan soal-soal pada maateri mengenal rangka manusia. dari tes awal
yang dilakukan tingkat ketuntasan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
35
23 23 12 60 Belum tuntas
24 24 9 45 Belum tuntas
25 25 10 50 Belum tuntas
26 26 13 65 Belum tuntas
27 27 13 65 Belum tuntas
28 28 15 75 Tuntas
29 29 10 50 Belum tuntas
30 30 11 55 Belum tuntas
31 31 10 50 Belum tuntas
32 32 15 75 Tuntas
33 33 10 50 Belum tuntas
34 34 13 65 Belum tuntas
35 35 8 40 Belum tuntas
36 36 10 50 Belum tuntas
37 37 14 70 Tuntas
38 38 12 60 Belum tuntas
39 39 11 55 Belum tuntas
40 40 10 50 Belum tuntas
41 41 15 75 Tuntas
42 42 12 60 Belum tuntas
43 43 11 55 Belum tuntas
44 44 12 60 Belum tuntas
45 45 14 70 Tuntas
46 46 10 50 Belum tuntas
47 47 12 60 Belum tuntas
48 48 14 70 Tuntas
49 49 10 50 Belum tuntas
Jumlah 2624
Rata-rata 53,55
Tuntas (%) 10 (20%)
Belum tuntas (%) 39(80%)
Dari tabel di atas pada tes awal diperoleh peningkatan nilai rata-rata hasil
belajar siswa 53,55. dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 10 siswa (20%).
36
Tabel 2. Rekap Frekuensi Perolehan Nilai Tes Awal
Nilai F % Belum tuntas Tuntas
0 0 0%
5 0 0%
10 0 0%
15 0 0%
20 0 0%
25 0 0%
30 0 0%
35 0 0%
40 5 10% Belum Tuntas
45 6 12% Belum Tuntas
50 11 23% Belum Tuntas
55 4 8% Belum Tuntas
60 9 19% Belum Tuntas
65 4 8% Belum Tuntas
70 6 12 Tuntas
75 4 8% Tuntas
80 0 0%
85 0 0%
90 0 0%
95 0 0%
100 0 0%
Jumlah 49 100% 39 10
Persen 80% 20%
60
53
50
,5 53,55
53
5
40
,5
53
5
30
,5
5
53
20
,5
53
5
10
,5
5
53
,5 37
5
Dari diagram di atas dapat diketahui persen klasikal siswa yang tuntas dan
yang belum tuntas. siswa adalah sebanyak 10 siswa. Dengan ini dapat diketahui
10
persentase ketuntasan klasikal yaitu PKK = x 100 = 20% dan persentase yang
49
39
belum tuntas yaitu x 100% = 80%. Ini menunjukkan tingkat ketuntasan belajar
49
Siklus I
1. Tahap Perencanaan
bentuk essay.
38
Selanjutnya diberikan LKS yang telah di susun peneliti kepada setiap
memastikan semua anggota kelompok saling bekerja sama. Setelah itu peneliti
Diakhir pertemuan siklus I peneliti memberi tes hasil belajar sebagai evaluasi
terhadap siswa.
39
27 27 13 65 Belum tuntas
28 28 15 75 Tuntas
29 29 10 50 Belum tuntas
30 30 14 70 Tuntas
31 31 10 50 Belum tuntas
32 32 15 75 Tuntas
33 33 15 75 Tuntas
34 34 13 65 Belum tuntas
35 35 14 70 Tuntas
36 36 10 50 Belum tuntas
37 37 14 70 Tuntas
38 38 12 60 Belum tuntas
39 39 14 70 Tuntas
40 40 10 50 Belum tuntas
41 41 15 75 Tuntas
42 42 12 60 Belum tuntas
43 43 14 70 Tuntas
44 44 12 60 Belum tuntas
45 45 14 70 Tuntas
46 46 10 50 Belum tuntas
47 47 12 60 Belum tuntas
48 48 14 70 Tuntas
49 49 10 50 Belum tuntas
Jumlah 2.975
Rata-rata 60,71
Tuntas (%) 21 (42,85%)
Belum tuntas (%) 28 (57,15%)
Dari tabel di atas diperoleh peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa
meningkat 7,16 dari nilai awal 53,55 pada siklus I. Dengan jumlah siswa tuntas
40
Tabel 4. Rekap Frekuensi Perolehan Nilai Siklus I
Nilai F % Belum tuntas Tuntas
0 0 0%
5 0 0%
10 0 0%
15 0 0%
20 0 0%
25 0 0%
30 0 0%
35 0 0%
40 4 8% Belum tuntas
45 5 10% Belum tuntas
50 7 14% Belum tuntas
55 1 2% Belum tuntas
60 8 17% Belum tuntas
65 3 6% Tuntas
70 13 27% Tuntas
75 8 16% Tuntas
80 0 0%
85 0 0%
90 0 0%
95 0 0%
100 0 0%
Jumlah 49 100% 10 39
Persen 57,15% 42,85%
klasikal, diketahui bahwa nilai rata-rata belajar adalah 60,71.Siswa yang tuntas
28
belum tuntas yaitu49 x 100 % = 57,15 % . Ini menunjukkan adanya selisih
persentase ketuntasan klasikal antara tes awal dengan siklus I sebesar 22,85%.
41
c. Pengamatan
pada siklus I.
42
Dari tabel di atas dapat diketahui perseentase hasil pengamatan sebagai
34
berikut : P = x 100% =69,38% dan kategori penilaian adalah cukup.Dengan
49
demikian peneliti sudah melakukan 69,38% dari seluruh indikator yang harus
Tabel 6. Hasil Observsi Aktivitas Siswa pada saar kegiatan belajar siklus I.
Peskriptor
Aspek Indicator
1 2 3 4
1. Tekun menghadapi a. Melakukan kegiatan belajar √
tugas terus menerus
b. Memberikan perhatian dan √
konsentrasi
c. Niat yang tinggi untuk √
mengerjakan tugas
d. Memahami materi yang √
dijelaskan dngan baik.
43
Sesuai dengan tabel diatas data observasi maka persentase hasil pengamatan
38
aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar mengajar adalah x 100%=77,55 dan
49
selama proses belajar berlangsung 77,55 % aktivitas siswa sudah belajar dengan
baik sesuai dengan yang diharapkan. Namun demikian perlu dilakukan beberapa
d. Refleksi
maka peneliti melakukan refleksi terhadap seluruh kegiatan pada siklus I yang
hasilnya :
1. Pada siklus peneliti belum mencapai indikator yang di inginkan dalam PBB.
sedikit.
Siklus II
a. Perencanaan
sebagai berikut :
1. Menyusun RPP
3. Menyusun LKS
44
b. Pelaksanaan
dibuat, pelaksanaan tindakan pada siklus II hampir sama dengan siklus I, hanya
saja siswa di bagi dalam beberapa kelompok terdiri dari 6 siswa dalam satu
evaluasi terhadap siswa. Hasil perolehan nilai siklus II dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
45
17 17 8 40 Belum tuntas
18 18 14 70 Tuntas
19 19 15 75 Tuntas
20 20 16 80 Tuntas
21 21 17 85 Tuntas
22 22 19 95 Tuntas
23 23 12 60 Belum tuntas
24 24 14 70 Tuntas
25 25 17 85 Tuntas
26 26 16 80 Tuntas
27 27 18 90 Tuntas
28 28 19 95 Tuntas
29 29 18 90 Tuntas
30 30 14 70 Tuntas
31 31 10 50 Belum tuntas
32 32 15 75 Tuntas
33 33 15 75 Tuntas
34 34 13 65 Tuntas
35 35 18 90 Tuntas
36 36 10 50 Belum tuntas
37 37 14 70 Tuntas
38 38 12 60 Belum tuntas
39 39 14 70 Tuntas
40 40 15 75 Tuntas
41 41 18 90 Tuntas
42 42 15 75 Tuntas
43 43 14 70 Tuntas
44 44 12 60 Belum tuntas
45 45 14 70 Tuntas
46 46 20 100 Tuntas
47 47 13 75 Tuntas
48 48 20 100 Tuntas
49 49 14 70 Tuntas
Jumlah 3.675
Rata-rata 75.00
Tuntas (%) 39(80)
Belum tuntas (%) 10(20%)
46
Dari data siklus II diatas menunjukkan peningkatan nilai secara klasikal,
di ketahui bahwa nilai rata-rata belajar siswa adalah 65. Siswa yang tuntas adalah
100
80
53,55
53
60
,5
53
5
40
,5 75
5 39
53
20
,5 75
53
5
,5
5
47
Dari data siklus II di atas menunjukkan peningkatan nilai secara klasikal,
diketahui secara nilai rata-rata belajar siswa adalah 75,00. Siswa yang tuntas
c. Pengamatan
Pada tahap pengamatan siklus II ini masih tetap dengan bantuan guru untuk
mengamati peneliti dan siswa dalm proses belajar mengajar. Hasil pengamatan
48
pertanyaan siswa.
3. Mengembangkan kebranian √
siswa dalam menggunakan
pendapat.
Tabel 10. Hasil Observsi Aktivitas Siswa pada saar kegiatan belajar siklus II.
Peskriptor
Aspek Indicator
1 2 3 4
Tekun menghadapi tugas 1. Melakukan kegiatan belajar √
terus menerus
2. Memberikan perhatian dan √
konsentrasi
3. Niat yang tinggi untuk √
mengerjakan tugas
4. Memahami materi yang √
dijelaskan dngan baik.
Ulet menghadapi 1. Melakukan kegiatan belajar √
kesulitan tanpa pelaksanaan
2. Tidak cepat merasa puas √
dengan prestasi yang
dicapainya.
3. Mendapatkan nilai yang baik √
4. Berusaha menyelesaikan √
tugas-tugas
5. Bekerja sendiri dalam √
mengerjakan tugas.
49
Sesuai dengan tabel diatas data observasi maka persentase hasil
44
pengamatan aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar mengajar adalah x 100%
49
=91,66% dan kategori penilaian adalah cukup dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa selama proses belajar berlangsung 87,75 % aktivitas siswa sudah belajar
d. Refleksi
Berdasarkan haseil plaksanaan dan observasi siklus II, maka di peroleh hasil
bahwa :
tahap-tahapnya
3. Aktivitas siswa semakin meningkat, hal ini terlihat dan aktifitasnya siswa
hasil belajar ipa siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada pokok pembahasan
mencapai 60,71 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar 21siswa. Pada siklus
siswa yang tuntas belajar 39 siswa dan yang belum tuntas 10 siswa. Hal ini
50
meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok pembahasan mengenal rangka
manusia.
Berdasarkan hasil refleksi siklus I dan siklus II yang telah dilakukan oleh
B. Penggunaanw 1. Menyediakan √ √
aktu dan sumber belajar
stralegi dan alat-alat
pembelajaran bantu pelajaran
yang di peroleh.
2. Melaksanakan √ √
kegiatan
pembelajaran
sesuai dengan
tujuan
pembelajaran
terurut.
3. Mendemonstras √ √
ikan alat peraga
di depan kelas
51
tugas yang di
berikan kepada
siswa
D. Komunikasi 1. Pengungakapan √ √
dengan siswa pertanyaan yang
jelas dan tepat .
2. Memberi respon √
atas pertanyaan √
siswa
3. Mengembangka √
keberanian √
siswa dalam
mengemukakan
pendapat.
Jumlah 3 8 1 5 7
Total 34=69,38% 43=87,75%
100, 00 %
90, 00 %
80, 00 % 87,75%
70, 00 %
69,38%
60, 00 %
50, 00 %
40, 00 %
30, 00 %
20, 00 %
Gambar diagram hasil observasi pengajaran
guru dalam mengajar pada siklus I dan siklus II dimana siklus I mendapat
52
kategori penilaian baik. Maka dapat kita lihat selisih peningkatan hasil observasi guru
a. Memiliki sifat
3. Senang yang aktif dalam √ √
mencari dan pembelajaran.
memecahkan b. Aktif bertanya dan
masalah soal- menjawab soal. √ √
soal c. Kerja sama siswa
dalam kelompok
√ √
Jumlah 2 6 4 4 8
Total 38 = 77,55 % 44 = 89,79 %
53
100, 00 %
90, 00 %
89,79%
80, 00 %
77,55%
70, 00 %
60, 00 %
50, 00 %
40, 00 %
30, 00 %
20, 00 % 10 , 00 %
Dari tabel dan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa peneliti sudah
menerapkan metode demonstrasi dengan baik, dimana pada siklus I aktivitas siswa
77,55 % dengan kategori penilaian cukup, meningkat 12,24 % pada siklus II
menjadadi 89,79 % dengan kategori pnilaian baik.
Nilai
No Nama Siswa
Tes Awal Siklus I Siklus II
1 01 45 75 75
2 02 60 60 60
3 03 45 45 75
4 04 60 70 85
5 05 55 55 55
6 06 70 70 75
7 07 70 70 90
8 08 45 45 45
9 09 50 75 75
10 10 40 40 80
11 11 45 45 45
12 12 65 70 80
13 13 45 45 90
14 14 40 40 85
15 15 60 60 90
16 16 70 70 95
54
17 17 40 40 40
18 18 50 70 70
19 19 60 60 75
20 20 40 40 80
21 21 50 50 85
22 22 75 75 95
23 23 60 60 60
24 24 45 45 70
25 25 50 75 85
26 26 65 65 80
27 27 65 65 90
28 28 75 75 95
29 29 50 50 90
30 30 55 70 70
31 31 50 50 50
32 32 75 75 75
33 33 50 75 75
34 34 65 65 65
35 35 40 70 90
36 36 50 50 50
37 37 70 70 70
38 38 60 60 60
39 39 55 70 70
40 40 50 50 75
41 41 75 75 90
42 42 60 60 75
43 43 55 70 70
44 44 60 60 60
45 45 70 70 70
46 46 50 50 100
47 47 60 60 75
48 48 70 70 100
49 49 50 50 70
Jumlah 2.624 2.975 3.675
Rata-rata 53,55 60,71 75.00
Jumlah siswa yang tuntas 10 21 39
Jumlah siswa yang b elum tuntas 39 28 10
Persen siswa yang tuntas 20% 42,85% 80%
Persen siswa yang belum tuntas 80% 57,15% 20%
55
100
90
80% 80%
80 75.00
70 60.71
53.55 57,15%
60,
50,
42,85%
40,
39 39
28
30
20% 21 20%
20
10 10
10
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata, jumlah siswa tuntas
dan belum tuntas, persen klasikal yang mengalami tuntas dan belum tuntas dari tes
awal, siklus I hingga siklus II. Adapun peningkatannya adalah pada saat tes awal nilai
rata-rata 53,55 dengan 10 siswa yang mengalami ketuntasan (20%) dan 39 siswa yang
belum tuntas (80%) dari keseluruhan siswa. setelah dilakukan tindakan menggunakan
metode demonstsrasi nilai rata-rata meningkat 7,16 dari nilai awal menjadi 60,71
pada siklus I dengan 21 siswa yang mengalani ketuntasan (42,85%) dan 28 siswa
yang belum tuntas (57,15%). Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II nilai rata-rata
kelas meningkat 14,29 dari siklus I menjadi 75,00 pada siklus II dengan 39 siswa
yang mengalami ketuntasan (80%) dan 10 siswa yang belum tuntas (20%).
56
Berdasarkan hasil diatas terbukti bahwa metode demonstrasi dapat
siswa kelas IV SD Negeri No. 076 Panyabungan Tahun Pelajaran 2017 / 2018.
57
BAB V
A. Kesimpulan
kesimpulan :
1. Pada tes awal sebelum diberikan tindakan terlihat bahwa nilai rata-rata kelas
aktivitas siswa 77,55%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari tes
awal baik dan dari segi rata-rata kelas maupun ketuntasan belajar.
semakin meningkat hingga mencapai 80% dan nilai observasi aktivitas siswa
58
B. Saran Tindak Lanjut
1. Kepada guru di himbau agar dapat mengajarkan pada materi IPA hendakya
2. Pada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan jenis penelitian yang sama
59
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Saiful bahri, Zain Aswan. 1995. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta;
Rineka Cipta.
Slameto. 2003: Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, N. 2008. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Rineka Cipta.
Sanjaya,W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta
Jihat, Adan Haris, A., (2008 6), Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo,
Yogyakarta
Sardiman., (2003), Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Bumi Aksara,
Jakarta
Suyoso,1998. Hasil Belajar IP Sains, Jakarta: http/juhji-science-sd.com diakses
tanggal 7 November 2012.
Sagala.2009. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung; Alfa Beta.
60