Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya berisi kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Pendidikan IPA

diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan tujuan

mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di Sekolah Menengah Pertama (SMP)

diantaranya yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan untuk meningkatkan keyakinan

terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan

keteraturan alam ciptaan-Nya, mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala

alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran terhadap adanya hubungan

yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat (Depdiknas,

2006).

Dengan memperhatikan tujuan yang dikandung oleh mata pelajaran IPA, maka

pelajaran IPA seharusnya pembelajaran yang disenangi, menantang dan bermakna bagi siswa.

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan kegiatan interaksi antara guru dengan siswa,

antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan sumber belajar lainnya untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Apabila tujuan pendidikan telah tercapai maka

mutu pendidikan akan meningkat.

1
Peningkatan mutu pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pendidikan yang

terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa akan

menyerap materi pelajaran dengan baik bila ada kerja sama antara guru dan siswa. Untuk itu

seorang guru harus mempunyai kreatifitas dan ide-ide baru untuk mengembangkan cara

penyajian materi pelajaran di sekolah. Dalam penyajian materi seorang guru harus pandai

memilih model, pendekatan, strategi dan media yang tepat serta cara penguasaan kelas yang

sesuai dengan kondisi siswa agar siswa tidak merasa bosan tapi justru malah tertarik untuk

belajar. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini, khususnya pembelajaran IPA, menurut

pengamatan cenderung monoton dan tidak menarik. Hal ini disebabkan karena kurang

dikemasnya pembelajaran IPA dengan metode yang menarik, menantang dan menyenangkan.

Salah satu metode pembelajaran yang menarik, menantang dan menyenangkan adalah

metode pembelajaran inkuiri. Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya

menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran

ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreatifitas dan memecahkan masalah.

Dengan metode ini siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan dan

diharapkan mampu merencanakan percobaan, melaksanakan percobaan dan membuat

laporannya.

Berdasarkan pengamatan, yang terjadi selama ini di sekolah terdapat kesenjangan

antara tuntutan kurikulum dengan kenyataan yang ada di sekolah. Kurikulum mengharuskan

pembelajaran IPA di SMP menggunakan ketrampilan proses, sehingga siswa tidak hanya

mampu menguasai konsep IPA dengan baik tapi juga memahami ketrampilan proses IPA.

Sementara kenyataan yang ada di sekolah cenderung mengutamakan mempelajari konsep-

konsep IPA saja tanpa memperhatikan prosesnya. Pada pembelajaran IPA yang menggunakan

percobaan, terlihat kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan siswa masih

rendah, karena siswa dalam mempelajari IPA cenderung bersifat hapalan saja. Padahal IPA

2
bukan hanya berisi konsep-konsep tapi juga fakta-fakta yang harus dibuktikan melalui

percobaan.

Salah satu upaya untuk merubah kondisi tersebut adalah melalui penggunaan metode

pembelajaran inkuiri. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Haury (1993), bahwa

pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap sains. Juga

diungkapkan oleh Sri Anggraeni (2007) bahwa merencanakan dan melaksanakan percobaan

merupakan salah satu dasar pembelajaran inkuiri. Atas dasar itu, dilakukan penelitian untuk

mengetahui “Penggunaan metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan

merencanakan dan melaksanakan percobaan dalam pembelajaran IPA di SMPN 2 Cimalaka”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “ Apakah penggunaan metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan

kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan dalam pembelajaran IPA di SMPN

2 Cimalaka?”

C. ASUMSI

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka asumsi dalam penelitian ini adalah

“Dalam pembelajaran inkuiri siswa lebih terlibat aktif dalam merencanakan dan

melaksanakan percobaan dan berdampak baik terhadap hasil belajar dan aktifitas siswa.”

D. HIPOTESIS

Berdasarkan asumsi di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Pembelajaran

inkuiri dapat meningkatkan kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan dalam

pembelajaran IPA di SMPN 2 Cimalaka.

3
E. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan

merencanakan dan melaksanakan percobaan dalam pembelajaran IPA di SMPN 2

Cimalaka.

2. Untuk meningkatkan strategi dan kualitas pembelajaran biologi.

3. Agar siswa dapat terlibat secara aktif dalam bekerja secara mandiri atau kelompok

dalam melakukan percobaan.

F. MANFA’AT PENELITIAN

Manfa’at yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1). Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi siswa

tentang kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan dalam

pembelajaran IPA melalui penggunaan metode inkuiri, sehingga memberikan

motivasi kepada siswa untuk lebih meningkatkan lagi hasil belajar dan aktifitas

siswa terutama dalam meningkatkan keberanian dalam merencanakan dan

melaksanakan percobaan.

2). Bagi Guru

Manfa’at yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi tentang kemampuan merencanakan dan melaksanakan

percobaan pada pembelajaran biologi melalui metode pembelajaran inkuiri.

2. Menemukan strategi pembelajaran yang tepat.

4
3. Memberikan sumbangan yang berharga dalam rangka perbaikan pengajaran

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3). Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat :

1. Memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijakan yang akan

diambil guna peningkatan mutu hasil belajar IPA di sekolah.

2. Memotivasi guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas

guna meningkatkan profesionalismenya sebagai guru.

4). Bagi LPMP / Penentu Kebijakan

Penelitian ini diharapkan dapat :

1. Memberikan informasi kepada Widyaiswara pada LPMP bidang IPA,

tentang hasil belajar yang dimiliki siswa dalam pembelajaran IPA

dengan model pembelajaran inkuiri, sehingga para widyaiswara dapat

memberikan saran kepada guru yang pada akhirnya dapat mendukung

keberhasilan peningkatan mutu pendidikan.

2. Dijadikan input bagi penentu kebijakan pendidikan dalam menetapkan

keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pengajaran dan

pendidikan.

G. DEFINISI OPERASIONAL

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas dan agar tidak terjadi

kerancuan dalam penelitian ini, maka kata-kata kunci dalam judul didefinisikan sebagai

berikut :

5
1. Kemampuan merencanakan percobaan merupakan unsur yang sangat penting dalam

kegiatan ilmiah, yang meliputi kemampuan merumuskan tujuan, menentukan alat dan

bahan yang akan digunakan, menentukan cara atau langkah kerja, menyajikan data

hasil pengamatan dan mengambil kesimpulan.

2. Kemampuan melaksanakan percobaan merupakan ketrampilan siswa dalam

menggunakan alat dan bahan yang berlandaskan kepada tujuan yang sudah

direncanakan sebelumnya. Berhasilnya suatu percobaan bergantung kepada

kemampuan memilih dan menggunakan alat yang tepat secara efektif.

3. Pembelajaran Inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan

dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini

siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan

masalah.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Inkuri

A. Pengertian Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri adalah salah satu metode pembelajaran dalam bidang sains yang dianggap

sebagai metode yang cukup efektif untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran, karena

metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar

berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak

belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar

ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran ini sebagai

pembimbing dan fasilitator. Guru hanya bertugas memilihkan masalah yang harus dipecahkan

oleh siswa, menyediakan alat dan bahan serta sumber belajar yang lainnya.

Menurut Wartono (2004), pembelajaran berdasarkan inkuri merupakan satu

langkah yang dilalui untuk menerapkan sains sebagai proses. Sains sebagai proses

menghendaki siswa menggabungkan proses-proses dan pengetahuan ilmiah pada saat mereka

menggunakan penalaran ilmiah dan pemikiran kritis untuk mengembangkan pengetahuan

mereka terhadap sains. Dalam situasi ini siswa berinisiatif untuk mengamati dan menanyakan

gejala alam, mengajukan penjelasan-penjelasan tentang apa yang mereka lihat, merancang

dan melakukan percobaan, menganalisis data dan menarik kesimpulan dari data percobaan.

Ketrampilan inkuiri ini melibatkan komunikasi karena siswa harus melaporkan hasil-hasil

yang diperolehnya selama bekerja.

Pembelajaran berbasis inkuiri dideskripsikan dengan mengajak siswa dalam

kegiatan yang akan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains

sebagaimana para saintis mempelajari dunia alamiah. Melalui kegiatan inkuiri siswa akan

menghubungkan pengetahuannya yang sudah ada dengan bukti-bukti atau gagasan baru yang

7
didapatnya. Sehingga mereka selain terampil berinvestigasi juga mampu membangun

pemahaman ilmiahnya. Pembelajaran inkuiri meliputi kegiatan observasi, mengajukan

pertanyaan, memeriksa buku-buku dan sumber-sumber lain untuk melihat informasi yang ada,

merencanakan percobaan, menggunakan alat, menyajikan data, menganalisa data dan

mengkomunikasikan hasil (Anggraeni, 2007).

B. Unsur-unsur Inkuiri

Penerapan pembelajaran inkuiri dalam kegiatan belajar di sekolah sangat beragam

tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun setidaknya dalam pembelajaran inkuiri ini

terdapat 5 (lima) komponen yang umum, yaitu Question (masalah), Student Engangement,

Cooperative Interaction, Performance Evaluation, dan Variety of Resources (Garton, 2005)

dalam Anonim (2008).

1. Question.

Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang

memancing rasa ingin tahu siswa. Guru menyampaikan pertanyaan atau masalah yang harus

dipecahkan oleh siswa.

2. Student Engangement.

Keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan dalam pembelajaran inkuiri.

Guru hanya berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Siswa dituntut terlibat dalam

melaksanakan percobaan atau menciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman

siswa terhadap konsep yang dipelajari.

3. Cooperative Interaction.

Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja secara berkelompok dan

mendiskusikan berbagai gagasan. Jawaban dari permasalahan yang diajukan oleh guru dapat

muncul dalam berbagai macam bentuk.

8
4. Performance Evaluation.

Dalam menjawab permasalahan siswa diminta untuk melakukan percobaan atau

membuat suatu produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan

yang sedang dipecahkan. Melalui produk ini guru melakukan evaluasi.

5. Variety of Resources.

Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar dan alat serta bahan

yang sudah disediakan oleh guru.

C. Pentingnya Pembelajaran Inkuiri

Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang sangat penting yang harus ada

dalam pembelajaran IPA. Apalagi pembelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama tuntutan

kurikulumnya menghendaki siswa bukan hanya memahami konsep-konsep IPA saja tapi yang

lebih penting siswa harus dapat terlibat aktif dalam proses sains. Pembelajaran inkuiri yang

diterapkan di kelas berarti merangsang dan membangkitkan semangat siswa untuk bertanya

dan selalu ingin tahu. Menurut NRC (1996) dalam Anggraeni (2007), pembelajaran sains

yang berorientasi inkuiri akan bersifat aktif melibatkan siswa, belajar secara “hands-on” dan

eksperimen, belajar berdasarkan aktifitas, menggabungkan inkuiri dengan pendekatan

discoveri, dan mengembangkan ketrampilan proses melalui metode ilmiah.

Menurut Blosser (1990) dalam Anonim (2008), alasan rasional penggunaan metode

inkuiri adalah bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai sains

dan akan lebih tertarik terhadap sains jika mereka dilibatkan secara aktif dalam melakukan

sains. Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggung metode inkuiri.

Investigasi ini difokuskan untuk memahami konsep-konsep sains dan meningkatkan

ketrampilan proses berpikir ilmiah siswa.

9
D. Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri

Pada Pembelajaran IPA berbasis inkuiri, konsep-konsep IPA tidak diberikan

melalui kegiatan ceramah tapi dibangun sendiri oleh siswa melalui kegiatan pembelajaran

inkuiri. Urutan pembelajaran yang berbasis inkuiri menurut NRC (1996) dalam Anggraeni

(2007), mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap Undangan untuk berinkuiri

Guru memberikan rangsangan agar memotivasi dan menimbulkan rasa ingin tahu

siswa dengan mengajukan pertanyaan sehingga siswa termotivasi dan muncul

minatnya untuk meneliti. Pertanyaan ini juga digunakan untuk memfokuskan tujuan

pembelajaran.

2. Tahap Perencanaan Percobaan

Pada tahap ini siswa duduk berkelompok dan berdiskusi merancang percobaan yang

akan dilakukan berdasarkan petunjuk praktikum yang berisi masalah yang harus

dipecahkan yang diberikan oleh guru. Guru harus melatih siswa bagaimana

merancang percobaan dalam hal ini merumuskan tujuan percobaan, menentukan alat

dan bahan, membuat langkah kerja, menyajikan data pengamatan dan membuat

kesimpulan.

3. Tahap Pelaksanaan Percobaan

Setelah rencana percobaan matang maka pelaksanaan percobaan pun harus

dilakukan melalui pengujian alat dan bahan, pengumpulan data dan menganalisis

data hasil pengamatan. Guru membimbing siswa sampai menghasilkan suatu

kesimpulan. Sehinggan berdasarkan kesimpulan tersebut siswa diharapkan dapat

membangun sendiri pengetahuannya melalui tahap penemuan selama kegiatan

pembelajaran inkuiri berlangsung.

10
4. Tahap Mengkomunikasikan Hasil

Dalam tahap ini setiap kelompok harus melaporkan secara tertulis untuk

menjelaskan percobaan yang sudah dilakukan. Data yang diperoleh dianalisis dan

dibuat kesimpulannya.

E. Perbedaan Pembelajaran Tradisional dengan Pembelajaran Inkuiri

1. Pembelajaran Tradisional

- Guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya, diibaratkan

seperti seseorang yang mengisi teko sampai penuh dengan air.

- Siswa diharapkan menguasai dan hapal semua informasi yang

diberikan guru dan buku paket.

- Hal yang paling dititikberatkan di kelas adalah menghapal banyak

sekali fakta dan informasi.

- Pembelajaran dirancang untuk konsumsi seluruh siswa yang ada di

dalam kelas tanpa memandang kecerdasan apa yang dimiliki siswa

serta modalitas belajar yang dimiliki siswa.

- Informasi yang didapat siswa terbatas pada apa yang diberikan guru

dan buku paket.

- Saat menilai siswa guru menggunakan system hanya ada satu

pertanyaan dan satu jawaban yang benar dan menggunakan satu

macam system penilaian saja.

2. Pembelajaran Inkuiri

- Guru menjadi pembimbing dan fasilitator siswa untuk mengerti

bagaimana mencari dan menemukan informasi yang ingin siswa

ketahui dari berbagai media sumber pengetahuan.

11
- Suasana pembelajaran di kelas banyak diwarnai dengan diskusi

sebagai untuk mencari kebenaran dan pengetahuan dari sebuah

subjek pembelajaran.

- Siswa diajarkan untuk memproses informasi yang dia dapatkan.

- Siswa belajar memecahkan masalah dengan melakukan atau hands

on approach.

- Pembelajaran dilakukan dalam system grup atau kelompok.

- Aspek yang dinilai antara lain pengetahuan, ketrampilan dan

prilaku siswa.

2.2 Kemampuan Merencanakan dan Melaksanakan Percobaan

Percobaan atau praktikum adalah suatu kegiatan praktek baik yang dilakukan di

dalam laboratorium maupun yang dilakukan di luar laboratorium seperti di kelas atau di alam

terbuka misalnya halaman sekolah, kebun, padang rumput, sungai dan lain sebagainya yang

berkaitan dengan suatu bidang ilmu tertentu. Dengan percobaan atau praktikum seorang siswa

dapat memegang peran yang sangat penting dalam mengembangkan konsep-konsep ilmiah

dan ketrampilan-ketrampilan dalam memecahkan masalah. Hal ini sesuai dengan tujuan

pendidikan bahwa peserta didik harus dapat memecahkan masalah yang dihadapinya seiring

dengan perubahan dunia yang sangat cepat.

Keberadaan percobaan atau praktikum sangatlah penting untuk memperjelas hal-hal

yang absatrak dari teori. Sebelum melakukan percobaan seorang siswa harus mempunyai

kemampuan untuk merencanakan percobaan. Menurut Dahar (1985) dalam Taufik Rahman

(2008) bahwa kemampuan merencanakan percobaan merupakan unsur yang sangat penting

dalam kegiatan ilmiah, yang meliputi kemampuan merumuskan tujuan, menentukan alat dan

bahan yang akan digunakan, menentukan cara atau langkah kerja, menyajikan data hasil

12
pengamatan dan mengambil kesimpulan, merupakan kegiatan-kegiatan yang perlu dilatihkan

sejak pendidikan dasar. Sedangkan menurut Taufik Rahman (2008), dalam perencanaan

percobaan terlibat pula penerapan konsep, penggunaan alat dan bahan, pengamatan dan

penafsiran hasil pengamatan. Penerapan konsep merupakan suatu kemampuan untuk

menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru untuk memperjelas apa

yang sedang terjadi, merupakan tujuan pendidikan sains yang penting.

Melasanakan percobaan berlandaskan kepada tujuan yang sudah direncanakan

sebelumnya dan membutuhkan alat dan bahan. Berhasilnya suatu percobaan kadang kala

bergantung kepada kemampuan memilih dan menggunakan alat yang tepat secara efektif.

Dengan menggunakan alat yang sederhana yang disediakan oleh guru atau buatan sendiri

sudah cukup untuk dapat melaksanakan sebuah percobaan dan diharapkan akan terjadi

pembelajaran secara inkuiri.

2.3 Hasil Belajar

Setelah siswa mengikuti suatu materi tertentu dalam pembelajaran apakah itu teori

atau percobaan, maka untuk mengetahui daya serap materi tersebut atau berhasil tidaknya

siswa belajar dilakukan suatu penilaian. Penilaian merupakan kegiatan yang terencana dengan

menggunakan instrument untuk mengukur sejauh mana siswa menyerap materi pelajaran

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Fathurrohman (2007), bahwa salah satu

cirri belajar dikatakan berhasil yaitu bila daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan

mencapai prestasi tinggi baik secara individual maupun kelompok.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah hasil nilai

postes atau tes akhir pembelajaran yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran IPA Biologi.

Postes dilakukan setelah selesai proses pembelajaran dalam kompetensi atau konsep tertentu,

yaitu dalam hal ini setelah selesai pembelajaran konsep adaptasi pada makhluk hidup dengan

13
topic pengaruh perbedaan habitat terhadap cirri-ciri yang dimiliki tanaman dan pengaruh

perubahan suhu terhadap kecepatan membuka dan menutupnya tutup insang.

2.4 Aktifitas Siswa

Aktifitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan

aktifitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.

Aktifitas siswa dikatakan baik jika hampir semua siswa terlibat aktif belajar, bertanya dan

menjawab dan saling berinteraksi membahas materi pelajaran (Kunandar, 2008).

Siswa dikatakan melakukan aktifitas dalam pembelajaran bila dalam sikapnya

menunjukkan minat, perhatian dan partisipasi dalam pembelajaran. Indikator aktifitas siswa

dapat dilihat dari mayoritas siswa beraktifitas dalam pembelajaran, aktifitas siswa didominasi

oleh kegiatan siswa dan mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru

melalui petunjuk praktikum dalam pembelajaran inkuiri.

Aktifitas siswa yang diobservasi dalam pembelajaran inkuiri pada penelitian ini

adalah :

a. Ketrampilan Kooperatif, yang terdiri dari menghargai pendapat orang lain,

mengambil giliran dan berbagi tugas, mengundang orang lain untuk

berbicara, aktif mendengarkan, bertanya, tidak berbeda tugas dan memeriksa

ketepatan.

b. Kerja prosedur, yang terdiri dari kelengkapan bahan praktikum, kerjasama

dalam melakukan pengamatan, ketepatan dalam menggunakan alat, ketelitian

dalam pengamatan, ketepatan dalam menyajikan data, dan kerapian dalam

membereskan alat dan bahan.

14
c. Membuat kesimpulan, yang terdiri dari merupakan hasil pemahaman materi

yang dinyatakan dengan jelas, hasil data pengamatan, hasil analisis dan

berupa kalimat sederhana.

2.5 Hipotesis Tindakan.

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:

1. Dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan

kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan pada pembelajaran IPA.

2. Dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil

belajar dan aktifitas siswa dalam pembelajaran IPA.

15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Siswa yang dijadikan subjek penelitian pada pembelajaran inkuiri ini adalah siswa

kelas IX A SMPN 2 Cimalaka sebanyak 40 siswa dengan komposisi laki-laki 18 siswa

dan perempuan 22 siswa.

B. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan :

a. Tes : menggunakan soal berbentuk uraian sebanyak 10 butir yang digunakan untuk

menyaring penguasaan konsep siswa.

b. Laporan praktikum : menggunakan lembar laporan praktikum siswa untuk

mengukur kemampuan merencanakan percobaan siswa.

c. Observasi : menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat partisipasi

siswa dalam PBM.

C. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara yaitu data yang dikumpulkan pada setiap

kegiatan pelaksanaan pembelajaran dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan

teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi pada kegiatan

pembelajaran. Hasil analisis dari tes hasil belajar, aktifitas siswa dalam PBM dan

laporan praktikum kemudian dikategorikan dalam klasifikasi sangat baik, baik, cukup,

kurang dan sangat kurang.

16
Tabel 1. Kategorisasi penguasaan konsep siswa, aktifitas siswa dan kemampuan

merencanakan percobaan.

SKOR KATEGORI
85 – 100 Sangat baik
70 – 84 Baik
55 – 69 Cukup
40 – 54 Kurang
0 – 39 Sangat kurang

Sumber : Juanengsih (2007)

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Undang

(2008), metode kuantitatif harus mencerminkan hubungan sebab akibat antar variable.

Dalam penelitian ini yang merupakan variable X-nya adalah pembelajaran inkuiri,

sedangkan variabelY-nya adalah kemampuan merencanakan dan melaksanakan

percobaan.

E. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini memiliki prosedur yang terdiri dari tahapan perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut :

Silkus 1

1). Perencanaan

a. Menelaah kurikulum SMPN 2 Cimalaka pada pelajaran IPA untuk mengetahui

Kompetensi Dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan

metode inkuiri.

b. Membuat Rencana Pembelajaran dengan metode inkuiri

17
c. Membuat petunjuk praktikum, siswa tidak diberi LKS tapi hanya petunjuk

praktikum yang berisi masalah yang harus dipecahkan oleh siswa, siswa

membuat sendiri perencanaan praktikumnya.

d. Membuat instrument yang akan digunakan sebagai lembar observasi siswa.

e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2). Pelaksanaan

a. Menyampaikan materi yang akan dijelaskan dengan mengemukakan

Kompetensi Dasar yang ingin dicapai.

b. Menarik perhatian siswa dengan memperlihatkan tanaman kaktus dan teratai.

c. Memberikan motivasi dengan memberi beberapa pertanyaan tentang adaptasi

tanaman terhadap habitat yang berbeda.

d. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dengan kemampuan yang

heterogen.

e. Guru membagi petunjuk umum praktikum dan menjelaskan prosedur kerja.

f. Siswa dalam kelompok berdiskusi merancang kegiatan percobaan untuk

mengamati pengaruh perbedaan habitat terhadap cirri-ciri yang dimiliki

tanaman yang meliputi merumuskan tujuan, menentukan alat dan bahan,

membuat cara kerja, menyajikan data hasil pengamatan ke dalam tabel dan

membuat kesimpulan.

g. Siswa melaksanakan percobaan dengan mengamati cirri-ciri yang dimiliki

tanaman dengan habitat yang berbeda.

h. Siswa dari kelompok tertentu mempresentasikan hasil pengamatannya di depan

kelas dan siswa lain menanggapinya.

i. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil belajar.

18
j. Guru memberikan penghargaan atas kerja yang baik semua kelompok dengan

menyampaikan pujian.

k. Melakukan postes untuk mengetahui daya serap materi.

3). Pengamatan

Hal-hal yang diamati selama proses pembelajaran inkuiri adalah

a. Kehadiran siswa

b. Situasi kegiatan belajar mengajar

c. Keaktifan siswa

d. Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok.

4). Refleksi

Penelitian ini berhasil apabila memenuhi beberapa kriteria / syarat sebagai berikut :

a. Lebih 80 % sudah mampu merencanakan dan melaksanakan percobaan yang

meliputi : merumuskan tujuan percobaan, menentukan alat dan bahan

percobaan, membuat langkah kerja, memasukkan data hasil percobaan pada

tabel pengamatan, membuat grafik berdasarkan data percobaan dan

menyimpulkan hasil percobaan.

b. Sebagian besar siswa (75%) aktif dalam pembelajaran.

c. Lebih dari 85 % siswa tuntas dalam belajar.

Siklus 2

1). Perencanaan

a. Menelaah kurikulum SMPN 2 Cimalaka pada pelajaran IPA untuk mengetahui

Kompetensi Dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan

metode inkuiri berdasarkan hasil refleksi siklus 1.

19
b. Membuat Rencana Pembelajaran dengan metode inkuiri berdasarkan hasil

refleksi siklus 1.

c. Membuat petunjuk praktikum, siswa tidak diberi LKS tapi hanya petunjuk

praktikum yang berisi masalah yang harus dipecahkan oleh siswa, siswa

membuat sendiri perencanaan praktikumnya.

d. Membuat instrument yang akan digunakan sebagai lembar observasi siswa.

e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2). Pelaksanaan

a. Menyampaikan materi yang akan dijelaskan dengan mengemukakan

Kompetensi Dasar yang ingin dicapai.

b. Menarik perhatian siswa dengan memperlihatkan gambar orang yang memakai

baju hangat kedinginan.

c. Memberikan motivasi dengan memberi beberapa pertanyaan tentang adaptasi

ikan terhadap lingkungan.

d. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dengan kemampuan yang

heterogen.

e. Guru membagi petunjuk umum praktikum dan menjelaskan prosedur kerja.

f. Siswa dalam kelompok berdiskusi merancang kegiatan percobaan untuk

mengamati pengaruh perubahan suhu terhadap kecepatan membuka dan

menutupnya tutup insang yang meliputi merumuskan tujuan, menentukan alat

dan bahan, membuat cara kerja, menyajikan data hasil pengamatan ke dalam

tabel dan membuat kesimpulan.

g. Siswa melaksanakan percobaan dengan mengamati kecepatan membuka dan

menutupnya tutup insang ikan pada sushu yang berbeda.

20
h. Siswa dari kelompok tertentu mempresentasikan hasil pengamatannya di depan

kelas dan siswa lain menanggapinya.

i. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil belajar.

j. Guru memberikan penghargaan atas kerja yang baik semua kelompok dengan

menyampaikan pujian.

k. Melakukan postes untuk mengetahui daya serap materi.

3). Pengamatan

Hal-hal yang diamati selama proses pembelajaran inkuiri adalah

e. Kehadiran siswa

f. Situasi kegiatan belajar mengajar

g. Keaktifan siswa

h. Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok.

4). Refleksi

Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan untuk membuat

kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran dengan metode inkuiri dalam

meningkatkan kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan dalam

pembelajaran IPA di SMPN 2 Cimalaka.

Penelitian ini berhasil apabila memenuhi beberapa kriteria / syarat sebagai berikut :

a. Lebih 80 % sudah mampu merencanakan dan melaksanakan percobaan yang

meliputi : merumuskan tujuan percobaan, menentukan alat dan bahan

percobaan, membuat langkah kerja, memasukkan data hasil percobaan pada

tabel pengamatan, dan menyimpulkan hasil percobaan.

b. Sebagian besar siswa (75%) aktif dalam pembelajaran.

c. Lebih dari 85 % siswa tuntas dalam belajar.

21
F. Jadwal Penelitian

Januari Pebruari Maret


Uraian Kegiatan Ket
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan.
a. Studi eksplorasi
b. Penyusunan Proposal
c. Pembuatan Instrument Penelitian.
2. Pelaksanaan
a. Siklus I
b. Siklus II
3. Analisis Data
4. Penyusunan Laporan
5. Pengesahan Laporan

22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam dua siklus sebagai berikut :

1. SIKLUS I

Siklus pertama dilaksanakan pada hari selasa, 01 Maret 2011 di SMPN 2 Cimalaka kelas IXA

1). Perencanaan

a. Menelaah kurikulum SMPN 2 Cimalaka pada pelajaran IPA untuk mengetahui

Kompetensi Dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan

metode inkuiri.

b. Membuat Rencana Pembelajaran dengan metode inkuiri

c. Membuat petunjuk praktikum, siswa tidak diberi LKS tapi hanya petunjuk

praktikum yang berisi masalah yang harus dipecahkan oleh siswa, siswa

membuat sendiri perencanaan praktikumnya.

d. Membuat instrument yang akan digunakan sebagai lembar observasi siswa.

e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2). Pelaksanaan

a. Menyampaikan materi yang akan dijelaskan dengan mengemukakan

Kompetensi Dasar yang ingin dicapai.

b. Menarik perhatian siswa dengan memperlihatkan tanaman kaktus dan teratai.

c. Memberikan motivasi dengan memberi beberapa pertanyaan tentang adaptasi

tanaman terhadap habitat yang berbeda.

d. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dengan kemampuan yang

heterogen.

e. Guru membagi petunjuk umum praktikum dan menjelaskan prosedur kerja.

23
f. Siswa dalam kelompok berdiskusi merancang kegiatan percobaan untuk

mengamati pengaruh perbedaan habitat terhadap cirri-ciri yang dimiliki

tanaman yang meliputi merumuskan tujuan, menentukan alat dan bahan,

membuat cara kerja, menyajikan data hasil pengamatan ke dalam tabel dan

membuat kesimpulan.

g. Siswa melaksanakan percobaan dengan mengamati cirri-ciri yang dimiliki

tanaman dengan habitat yang berbeda.

h. Siswa dari kelompok tertentu mempresentasikan hasil pengamatannya di depan

kelas dan siswa lain menanggapinya.

i. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil belajar.

j. Guru memberikan penghargaan atas kerja yang baik semua kelompok dengan

menyampaikan pujian.

k. Melakukan postes untuk mengetahui daya serap materi.

3). Observasi dan Evaluasi

a. Hasil Analisis Laporan Praktikum, yaitu untuk melihat kemampuan merencanakan

dan melaksanakan percobaan.

Kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan tiap kelompok siswa

dilihat dari laporan hasil praktikum yang dikumpulkan setelah kegiatan praktikum

berakhir. Kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan meliputi :

menentukan tujuan percobaan, menentukan alat dan bahan, membuat langkah

percobaan, menyajikan data dalam bentuk tabel, dan membuat kesimpulan hasil

percobaan.

24
Tabel 2 Perolehan skor kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan siswa

Siklus 1

Kelompok Skor perolehan Skor ideal Prosentase Keterangan

1 380 600 63,33 Cukup


2 470 600 78,33 Baik
3 360 600 60,00 Cukup
4 400 600 66,67 Cukup
5 480 600 80,00 Baik
6 490 600 81,67 Baik
7 320 600 53,33 Kurang
8 440 600 73,33 Baik
Rerata 417,5 600 69,58 Cukup

1). Kemampuan Siswa dalam Merumuskan Tujuan dan Kesesuaiannya dengan

Kesimpulan Hasil Percobaan

Dalam merumuskan tujuan harus berdasarkan masalah yang akan dipecahkan.

Menurut Sriati (2008), Tujuan percobaan yang benar harus mempunyai kesesuaian

dengan kesimpulan hasil percobaan. Secara umum Kesimpulan yang dibuat oleh

kelompok siswa belum sesuai dengan tujuan percobaan yang mereka buat sendiri.

Tabel 3 Kemampuan Siswa Merumuskan Tujuan dan Membuat Kesimpulan

Siklus 1

Kelompok Merumuskan Tujuan Membuat Kesimpulan


1 80 50
2 70 50
3 70 40
4 75 60
5 75 55
6 70 50
7 75 60
8 80 70
Rerata 74,75 54,38

25
2). Menentukan Alat dan Bahan, Membuat Langkah-langkah Percobaan dan

Menyajikan Data dalam Tabel

Hasil analisis terhadap kemampuan siswa dalam menentukan alat dan bahan,

membuat langkah percobaan dan menyajikan data hasil percobaan dalam tabel

pengamatan terlihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4 Kemampuan Siswa Menentukan Alat dan Bahan, langkah-langkah Percobaan dan
Penyajian Data dalam Tabel Pengamatan Siklus 1
Kelompok Menentukan Alat dan Bahan Menentukan Langkah- Penyajian Data dalam Tabel
langkah Percobaan Pengamatan
1 60 70 80
2 70 80 70
3 70 60 70
4 50 60 80
5 60 60 70
6 70 70 80
7 80 80 80
8 80 70 70
Rerata 67,50 68,75 75,00

b. Hasil Analisis Tes Hasil Belajar

Penguasaan konsep siswa terhadap materi pembelajaran Adaptasi morfologi

dengan menggunakan pembelajaran inkuiri. dijaring dengan menggunakan tes uraian

di akhir pembelajaran. Berdasarkan data yang dijaring diperoleh skor rerata mencapai

66,38 dengan skor ideal 100.

Grafik 1. Perolehan Skor Rerata Hasil Belajar Siklus 1

26
80
70
60
50
Kelompok
40
Rata-rata Nilai
30
20
10
0

c.Hasil Observasi Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran Inkuiri

Salah satu alasan menggunakan pembelajaran inkuiri dalam topik ini

adalah agar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Aktifitas siswa yang

diamati terdiri dari ketrampilan kooperatif yang terdiri dari tujuh komponen

aktifitas siswa dalam hal menghargai pendapat orang lain, mengambil giliran dan

berbagi tugas, mengundang orang lain untuk berbicara, aktif mendengarkan,

bertanya, tidak berbeda tugas dan memeriksa ketepatan. Aktifitas siswa yang lain

yang diamati yaitu kerja prosedural. Hal yang diamati terdiri dari kelengkapan

bahan praktikum, kerjasama dalam melakukan pengamatan, ketepatan dalam

menggunakan alat, ketelitian dalam pengamatan, ketepatan dalam menyajikan

data dan kerapihan dalam membereskan alat dan bahan. Selain ketrampilan

kooperatif dan kerja prosedural juga mengamati aktifitas siswa dalam membuat

kesimpulan yaitu apakah kesimpulan itu hasil pemahaman materi yang

dinyatakan dengan jelas, merupakan hasil data pengamatan, merupakan hasil

analisis dan berupa kalimat sederhana. Di bawah ini disajikan data perolehan skor

aktifitas siswa dalam ketrampila kooperatif sebagai berikut :

27
Tabel 5. Perolehan Rerata Aktifitas Siswa dalam Ketrampilan Kooperatif, Kerja
Prosedural dan Membuat Kesimpulan Siklus 1
Kelompok Ketrampilan Kooperatif Kerja Prosedural Membuat Rerata
Kesimpulan
1 66,10 73,30 65,00 68,13
2 58,60 63,80 50,00 57,47
3 55,70 70,00 60,00 61,90
4 61,40 73,30 65,00 66,57
5 52,70 63,30 70,00 62,00
6 65,20 66,70 75,00 68,97
7 70,00 80,00 80,00 76,67
8 55,40 66,70 60,00 60,70
Rerata 60,64 69,64 65,63 65,30

Dengan melihat rerata kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan

pada siklus 1 ini sebesar 69,58 dengan kategori sedang atau cukup dan nilai hasil belajar

dengan rerata 66,38 yang belum memenuhi ketuntasan belajar serta aktifitas siswa dengn

rerata 65,30 yang termasuk ke dalam kategori cukup, maka hal ini menunjukkan bahwa

penggunaan pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan merencanakan dan

melaksanakan percobaan walaupun masih dalam kategori cukup, tapi belum berdampak baik

terhadap penguasaan konsep siswa dan aktifitas siswa kelas IX SMP Negeri 2 Cimalaka.

Pembelajaran inkuiri dalam siklus 1 ini belum sepenuhnya mendorong siswa terlibat aktif dan

membangun sendiri pengetahuannya, siswa masih terlihat bingung dan ada yang mengganggu

temannya, siswa belum termotivasi untuk belajar serta siswa belum menemukan langkah-

langkah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya sehingga kemampuan siswa untuk

merencanakan dan melaksanakan percobaan belum mencapai apa yang diharapkan dan hal

tersebut belum berdampak baik terhadap hasil belajar dan aktifitas siswa. Padahal menurut

hasil penelitian bahwa pembelajaran inkuri mampu meningkatkan ketrampilan berfikir yang

salah satunya adalah merencanakan percobaan dan meningkatkan prestasi belajar siswa /

penguasaan materi (Wartono, 1996) dan (Anggraeni, 2007). Karena hasil penelitian dalam

28
pembelajaran inkuiri pada siklus 1 ini masih dalam kategori cukup maka penelitian akan

dilanjutkan pada siklus 2.

2. SIKLUS II

Siklus kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 08 Maret 2011 di SMPN 2

Cimalaka kelas IXA. Dalam pembelajaran di kelas dengan menggunakan pembelajaran

inkuiri di SMP Negeri 2 Cimalaka pada awal pembelajaran topik Adaptasi Fisiologi, guru

menarik perhatian dan memotivasi siswa dengan cara menunjukkan gambar orang yang

sedang memakai baju hangat menggigil kedinginan dan tentara yang memakai seragam hijau

diantara pepohonan dan tanaman. Kemudian guru melemparkan beberapa pertanyaan

mengenai penyebab orang itu memakai baju hangat ketika kedinginan dan tentara berada

diantara pepohonan dan tanaman hijau. Jawaban siswa mengenai hal itu bervariasi

diantaranya dari gambar pertama, beberapa siswa menjawab agar tidak kedinginan, sebagian

lagi untuk menyesuaikan suhu tubuh, dan sebagai bentuk penyesuaian tubuh terhadap suhu

lingkungan yamng dingin. Sedangkan dari gambar yang kedua, hampir semua siswa

menjawab sebagai bentuk penyamaran untuk mengelabui musuh. Berdasarkan pertanyaan dan

jawaban siswa, hal ini menuntut siswa untuk lebih memahami tentang adaptasi fisiologi dan

menerapkannya pada kegiatan yang akan dilakukan tentang bagaimana cara ikan

menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berbeda.

Pada kegiatan inti dengan menggunakan pembelajaran inkuiri, guru hanya

membagikan petunjuk umum praktikum yang berisi masalah yang harus dipecahkan oleh

siswa bukan lembar kerja siswa yang berisi tuntunan langkah-langkah kerja yang harus

dikerjakan oleh siswa. Masalah yang harus dipecahkan oleh siswa adalah bagaimanakah

pengaruh perubahan suhu terhadap kecepatan membuka dan menutupnya tutup insang

(operculum) ? Jika air sebagai tempat hidup ikan mengalami perubahan suhu (panas, normal

dan dingin). Selain mengajukan permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa, guru juga

29
menyediakan dan mengarahkan penyediaan alat, bahan dan sumber belajar lainnya juga

mengarahkan siswa agar mau dan mampu menemukan sendiri penyelesaiannya. Siswa

bekerja dalam kelompok berdiskusi merencanakan dan melaksanakan kegiatan percobaan

untuk mengamati perubahan suhu terhadap kecepatan membuka dan menutupnya tutup

insang (operculum) yang meliputi : merumuskan tujuan percobaan, menentukan alat dan

bahan percobaan, membuat langkah kerja percobaan, memasukkan data percobaan ke dalam

tabel pengamatan, membuat grafik dari data hasil percobaan dan membuat kesimpulan hasil

percobaan.

Pada kegiatan akhir dilakukan penyajian data hasil pengamatan setiap kelompok di

depan kelas dan diadakan diskusi kelas dengan dibimbing guru yang diakhiri dengan

penguatan konsep atas jawaban siswa oleh guru. Guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan hasil belajar dan memberikan penghargaan atas kerja yang baik semua

kelompok dengan menyampaikan pujian. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan postes

untuk mengetahui daya serap materi yang baru dipelajari dan meginformasikan tentang

pembelajaran yang akan datang.

1). Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada pelaksanaan siklus I, perencanaan

yang dilakukan pada siklus II untuk menyempurnakan kekurangan pada siklus I, antara lain:

a. Guru secara intensif membimbing dan memberi pengertian kepada

siswa tentang langkah-langkah pembelajaran inkuiri.

b. Memantau anggota kelompok yang suka bermain-main dalam

kelompoknya dan mengganggu temannya dengan menghampiri dan

memberi pengertian kepadanya.

c. Memberikan pengarahan berupa nasehat-nasehat akan pentingnya

belajar.

30
d. Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam

belajar.

e. Membuat perangkat pembelajaran yang lebih mudah dipahami oleh

siswa.

2). Pelaksanaan

a. Suasana pembelajaran sudah mengarah kepada pembelajaran inkuiri,

keaktifan siswa terlihat lebih meningkat. Tugas yang diberikan guru

mampu dikerjakan dengan baik. Siswa dalam satu kelompok menunjukkan

saling membantu untuk menguasai pelajaran melalui tanya jawab dan

diskusi antar sesama kelompok. Siswa lebih antusias mengikuti PBM.

b. Sebagian siswa termotivasi untuk bertanya dan menanggapi presentase dari

kelompok lain.

c. Siswa yang semula terlihat bingung dan mengganggu temannya serta

melakukan kegiatan lain tidak terlihat lagi.

3. Observasi dan Evaluasi

a. Hasil Analisis Laporan Praktikum, yaitu untuk melihat kemampuan

merencanakan dan melaksanakan percobaan.

Kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan tiap kelompok siswa

dilihat dari laporan hasil praktikum yang dikumpulkan setelah kegiatan praktikum

berakhir. Kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan meliputi :

menentukan tujuan percobaan, menentukan alat dan bahan, membuat langkah

percobaan, menyajikan data dalam bentuk tabel, membuat grafik berdasarkan data

percobaan dan membuat kesimpulan hasil percobaan.

31
Tabel 6 Perolehan skor kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan siswa

Siklus 2

Kelompok Skor perolehan Skor idel Prosentase Keterangan

1 530 600 88,33 Sangat baik


2 530 600 88,33 Sangat baik
3 470 600 78,33 Baik
4 510 600 85,00 Sangat baik
5 580 600 96,67 Sangat baik
6 550 600 91,67 Sangat baik
7 480 600 80,00 Baik
8 520 600 86,67 Sangat baik
Rerata 521,25 600 86,88 Sangat baik

1). Kemampuan Siswa dalam Merumuskan Tujuan dan Kesesuaiannya dengan

Kesimpulan Hasil Percobaan

Dalam merumuskan tujuan harus berdasarkan masalah yang akan dipecahkan.

Menurut Sriati (2008), Tujuan percobaan yang benar harus mempunyai kesesuaian

dengan kesimpulan hasil percobaan. Secara umum Kesimpulan yang dibuat oleh

kelompok siswa sudah sesuai dengan tujuan percobaan yang mereka buat sendiri.

Tabel 7 Kemampuan Siswa Merumuskan Tujuan dan Membuat Kesimpulan

Siklus 2

Kelompok Merumuskan Tujuan Membuat Kesimpulan


1 100 100
2 90 60
3 90 70
4 100 100
5 100 100
6 90 100
7 100 70
8 100 100
Rerata 96,25 87,5

32
Tabel 8 Kesesuaian Antara Tujuan Percobaan dan Hasil Percobaan pada Topik
Pengaruh Perubahan Suhu terhadap Kecepatan Membuka dan Menutupnya
Tutup insang
Kelompok Tujuan Percobaan Kesimpulan

1 Mengamati pengaruh perubahan suhu Kecepatan membuka dan menutupnya tutup


(panas, normal dan dingin) terhadap insang lebih banyak di suhu normal.
kecepatan membuka dan menutupnya tutup
insang (operculum) pada ikan.
2 Untuk mengetahui perubahan suhu Kecepatan membuka dan menutupnya tutup
terhadap kecepatan membuka dan insang (operculum) yang paling cepat atau
menutupnya tutup insang (operculum) banyak ada di dalam air normal.
3 Mengetahui perubahan suhu terhadap Perubahan suhu tersebut berpengaruh
kecepatan membuka dan menutupnya tutup terhadap kecepatan membuka dan
insang. menutupnya tutup insang yang berbeda-
beda.
4 Mengetahui pengaruh perubahan suhu Pengaruh perubahan suhu terhadap
terhadap kecepatan membuka dan kecepatan membuka dan menutupnya tutup
menutupnya tutup insang (operculum) insang (operculum) ternyata lebih cepat di
air panas dengan kecepatan 79 x.
5 Mengamati cara ikan beradaptasi dalam Kecepatan membuka dan menutupnya tutup
perubahan suhu (panas, normal dan dingin) insang lebih banyak pada suhu panas
terhadap kecepatan membuka dan dibandingkan dengan suhu normal dan
menutupnya tutup insang (operculum). dingin.
6 Mengetahui perubahan suhu panas, normal, Setelah mengamati pengaruh perubahan
dan dingin terhadap keepatan memuka dan suhu (panas, normal dan dingin) terhadap
menutupnya tutup insang (operculum) kecepatan membuka dan menutupnya tutup
insang ternyata yang lebih cepat membuka
dan menutup adalah pada air normal.
7 Mengetahui pengaruh perubahan suhu Perubahan suhu mempengaruhi kecepatan
terhadap kecepatan membuka dan membuka dan menutupnya tutup insang
menutupnya tutup insang (operculum) (operculum)
8 Mengetahui pengaruh perubahan suhu Pengaruh perubahan suhu terhadap
terhadap kecepatan membuka dan kecepatan membuka dan menutupnya tutup
menutupnya tutup insang (operculum). insang (operculum) dalam air panas lebih
cepat dari pada air normal dan air dingin.

2). Menentukan Alat dan Bahan, Membuat Langkah-langkah Percobaan dan

Menyajikan Data dalam Tabel

Hasil analisis terhadap kemampuan siswa dalam menentukan alat dan bahan,

membuat langkah percobaan dan menyajikan data hasil percobaan dalam tabel

pengamatan terlihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 9 Kemampuan Siswa Menentukan Alat dan Bahan, langkah-langkah Percobaan dan
Penyajian Data dalam Tabel Pengamatan Siklus 2
Kelompok Menentukan Alat dan Bahan Menentukan Langkah- Penyajian Data dalam Tabel

33
langkah Percobaan Pengamatan
1 80 80 100
2 90 100 90
3 90 60 90
4 60 80 100
5 80 100 100
6 90 100 100
7 80 80 100
8 80 100 90
Rerata 81,25 87,50 96,25

b. Hasil Analisis Tes Hasil Belajar

Penguasaan konsep siswa terhadap materi pembelajaran Adaptasi Fisiologi

dengan menggunakan pembelajaran inkuiri. dijaring dengan menggunakan tes uraian

di akhir pembelajaran. Berdasarkan data yang dijaring diperoleh skor rerata mencapai

85,83 dengan skor ideal 100.

Grafik 2. Perolehan Skor Rerata Hasil Belajar Siklus 2

100
90
80
70
60 Kelompok
50
Rata-rata Nilai
40
30
20
10
0

c.Hasil Observasi Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran Inkuiri

Salah satu alasan menggunakan pembelajaran inkuiri dalam topik ini

adalah agar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Aktifitas siswa yang

34
diamati terdiri dari ketrampilan kooperatif yang terdiri dari tujuh komponen

aktifitas siswa dalam hal menghargai pendapat orang lain, mengambil giliran dan

berbagi tugas, mengundang orang lain untuk berbicara, aktif mendengarkan,

bertanya, tidak berbeda tugas dan memeriksa ketepatan. Aktifitas siswa yang lain

yang diamati yaitu kerja prosedural. Hal yang diamati terdiri dari kelengkapan

bahan praktikum, kerjasama dalam melakukan pengamatan, ketepatan dalam

menggunakan alat, ketelitian dalam pengamatan, ketepatan dalam menyajikan

data dan kerapihan dalam membereskan alat dan bahan. Selain ketrampilan

kooperatif dan kerja prosedural juga mengamati aktifitas siswa dalam membuat

kesimpulan yaitu apakah kesimpulan itu hasil pemahaman materi yang

dinyatakan dengan jelas, merupakan hasil data pengamatan, merupakan hasil

analisis dan berupa kalimat sederhana. Di bawah ini disajikan data perolehan skor

aktifitas siswa dalam ketrampila kooperatif sebagai berikut :

Tabel 10 Perolehan Rerata Aktifitas Siswa dalam Ketrampilan Kooperatif, Kerja


Prosedural dan Membuat Kesimpulan Siklus 2
Kelompok Ketrampilan Kooperatif Kerja Prosedural Membuat Rerata
Kesimpulan
1 77,10 83,30 75,00 78,47
2 68,60 73,30 60,00 67,30
3 65,70 70,00 60,00 65,23
4 71,40 83,30 65,00 73,23
5 62,90 73,30 80,00 72,07
6 71,40 76,70 75,00 75,57
7 80,00 80,00 80,00 80,00
8 65,40 76,70 75,00 72,37
Rerata 70,35 77,08 71,25 72,90

Dengan melihat rerata kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan

pada siklus 2 ini sebesar 86,88 dengan kategori tinggi atau sangat baik dan nilai hasil belajar

dengan rerata 85,83 yang sudah memenuhi ketuntasan belajar serta aktifitas siswa dengn

rerata 72,90 yang termasuk ke dalam kategori baik, maka hal ini menunjukkan bahwa
35
penggunaan pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan merencanakan dan

melaksanakan percobaan dan berdampak baik terhadap penguasaan konsep siswa dan aktifitas

siswa kelas IX SMP Negeri 2 Cimalaka. Pembelajaran inkuiri dalam penelitian ini mendorong

siswa terlibat aktif dan membangun sendiri pengetahuannya serta menemukan langkah-

langkah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya sehingga siswa mempunyai

kemampuan untuk merencanakan dan melaksanakan percobaan dan hal tersebut berdampak

baik terhadap hasil belajar dan aktifitas siswa. Hal ini mendukung hasil penelitian bahwa

pembelajaran inkuri mampu meningkatkan ketrampilan berfikir yang salah satunya adalah

merencanakan percobaan dan meningkatkan prestasi belajar siswa / penguasaan materi

(Wartono, 1996) dan (Anggraeni, 2007).

B. PEMBAHASAN

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data laporan hasil praktikum siswa,

data nilai hasil belajar siswa dan data observasi aktifitas belajar siswa selama penelitian. Data

nilai hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I

rerata kemampuan siswa dalam merencanakan dan melaksanakan percobaan sebesar 69,58

dan pada siklus 2 meningkat menjadi 86,88. Hal ini berdampak baik terhadap nilai rata-rata

hasil belajar pada siklus 1 sebesar 66,38 meningkat pada siklus 2 sebesar 85,83. Serta

berdampak baik pula terhadap aktifitas siswa, pada siklus1 mempunyai rata-rata sebesar 65,30

meningkat pada siklus 2 sebesar 72,90. Berikut adalah table perolehan skor kemampuan siswa

dalam merencanakan dan melaksanakan percobaan, nilai hasil belajar siswa dan aktifitas

siswa dalam pembelajaran inkuiri.

Tabel 11. Perolehan skor rerata kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan

KELOMPOK SIKLUS 1 KATEGORI SIKLUS 2 KATEGORI

1 63,33 Cukup 88,33 Sangat Baik

36
2 78,33 Baik 88,33 Sangat Baik

3 60,00 Cukup 78,33 Baik

4 66,67 Cukup 85,00 Sangat Baik

5 80,00 Baik 96,67 Sangat Baik

6 81,67 Baik 91,67 Sangat Baik

7 53,33 Kurang 80,00 Baik

8 73,33 Baik 86,67 Sangat Baik

Rerata 69,58 Cukup 86,88 Sangat Baik

Tabel 12. Perolehan skor rerata nilai hasil belajar

Kelompok Siklus 1 Kategori Siklus 2 Kategori

1 72 Baik 95 Sangat Baik

2 68 Cukup 84 Baik

3 65 Cukup 82 Baik

4 57 Cukup 75 Baik

5 70 Baik 91 Sangat Baik

6 59 Cukup 78 Baik

7 68 Cukup 84 Baik

8 72 Baik 96 Sangat Baik

Rerata 66,38 Cukup 85,83 Sangat Baik

Tabel 13. Perolehan skor rerata aktifitas siswa kelompok dalam PBM

Kelompok Siklus 1 Kategori Siklus 2 Kategori


1 68,13 Cukup 78,47 Baik
2 57,47 Cukup 67,30 Cukup
3 61,90 Cukup 65,23 Cukup
4 66,57 Cukup 73,23 Baik
5 62,00 Cukup 72,07 Baik

37
6 68,97 Cukup 75,57 Baik
7 76,67 Baik 80,00 Baik
8 60,70 Cukup 72,37 Baik
Rerata 65,30 Cukup 72,90 Baik

Hasil analisis data memperlihatkan bahwa pada dasarnya pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan pembelajaran inkuiri memberikan perubahan terhadap kemampuan

merencanakan dan melaksanakan percobaan, hasil belajar dan aktifitas siswa dari siklus I ke

siklus 2. Pengajaran dengan menggunakan pembelajaran inkuiri dapat mengaktifkan siswa

sehingga suasana belajar terjalin dengan baik. Hal ini dapat terlihat pada data observasi

aktifitas siswa pada table 13.

Kenyataan yang ditemukan dalam penelitian siklus I ini dikaji secara mendalam dalam

refleksi siklus I untuk memperbaiki pengajaran pada siklus berikutnya. Hasil refleksi

ditemukan bahwa masih banyak siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran, terdapat siswa

yang belum terlibat aktif dalam merencanakan dan melaksanakan percobaan, minat dan

perhatian terhadap pelajaran masih rendah, partisipasi dan kerjasama antar anggota kelompok

juga masih kurang, sehingga kemampuan dalam memahami materi pelajaran masih kurang.

Hal ini terlihat dari masih rendahnya kemampuan siswa dalam merencanakan dan

melaksanakan percobaan dengan skor rerata sebesar 69,58. Nilai rata-rata kelas pada hasil tes

belajar, yaitu sebesar 66,38. Selain itu, prosentase aktifitas siswa dalam pembelajaran baru

mencapai rata-rata 65,30 masih dalam kategori cukup. Hal ini didukung oleh data, siswa yang

bertanya, siswa yang mengemukakan pendapatnya, dan siswa yang memperhatikan penjelasan

guru masih dalam kategori yang kurang memuaskan. Terlihat masih banyak siswa yang

ngobrol, mengganggu teman, melirik kanan-kiri, buka-buka buku sumber, bisik-bisik dengan

temannya dan tidak memperhatikan penjelasan guru, ketika guru menjelaskan materi

pelajaran dan prosedur kegiatan. Terlihat juga kurangnya kerja sama dalam melakukan

pengamatan. Penampilan siswa seperti itu menunjukkan bahwa siswa belum faham apa yang

38
harus dilakukan dan siswa belum terbiasa dengan belajar kelompok, terutama dalam

pembelajaran inkuiri. Data hasil pengamatan atau temuan di atas mengakibatkan minimnya

kemampuan pemahaman materi pada proses belajar mengajar.

Secara umum penyajian pembelajaran inkuiri pada siklus 2 dapat terlihat pada data

hasil analisis dan data hasil observasi. Kemampuan merencanakan dan melaksanakan

percobaan siswa pada siklus 2 menunjukkan skor rerata 86,88. Hasil belajar siswa

menunjukkan nilai rata-rata kelas sebesar 85,83. Dan prosentase aktifitas siswa dalam

pembelajaran rata-rata 72,90 dengan kategori baik.

Hasil observasi pada siklus 2 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa sudah

mulai terbiasa dengan kondisi belajar menggunakan pembelajaran inkuiri, hal ini dapat

terlihat dari keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar semakin meningkat. Di mana

terjadi peningkatan prosentase aktifitas siswa dari siklus 1 (65,30 %) dengan kategori cukup

ke siklus 2 (72,90%) dengan kategori baik. Siswa yang bertanya, dan mengajukan

pendapatnya serta siswa yang memperhatikan dan mencatat penjelasan guru semakin banyak.

Selain itu juga perhatian siswa dalam proses belajar mengajar, partisipasi dan kerja sama

dalam kelompok semakin meningkat, karena tidak terlihat adanya siswa yang melakukan

kegiatan lain pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Terlihat juga dari laporan

praktikum siswa, kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan mengalami

peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, 69,58% meningkat menjadi 86,88%. Hal ini karena

siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran inkuiri dan sudah terbiasa membuat perencanaan

dan melaksanakan percobaan. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus 2 rata-rata kelas

(85,83) mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus 1 rata-rata

kelas (66,38). Dari data perbandingan hasil belajar antara siklus 1 dengan siklus 2 bahwa

secara umum penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan dengan menggunakan

pembelajaran inkuiri tergolong sangat baik.

39
Dengan demikian penggunaan pembelajaran inkuiri telah dapat meningkatkan

kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan serta berdampak baik terhadap hasil

belajar dan aktifitas siswa kelas IX SMPN 2 Cimalaka tahun pelajaran 2010/2011. Adapun

cara menerapkan pembelajaran inkuiri dengan membagi siswa menjadi kelompok-kelompok

kecil. Guru memberikan rangsangan agar memotivasi dan menimbulkan rasa ingin tahu siswa

dengan mengajukan pertanyaan sehingga siswa termotivasi dan muncul minatnya untuk

meneliti. Siswa berdiskusi merancang percobaan yang akan dilakukan berdasarkan petunjuk

praktikum yang berisi masalah yang harus dipecahkan yang diberikan oleh guru, dalam hal ini

merumuskan tujuan percobaan, menentukan alat dan bahan, membuat langkah kerja,

menyajikan data pengamatan dan membuat kesimpulan. Setelah itu melaksanakan percobaan

melalui pengujian alat dan bahan, pengumpulan data dan menganalisis data hasil pengamatan.

Guru membimbing siswa sampai menghasilkan suatu kesimpulan. Sehinggan berdasarkan

kesimpulan tersebut siswa diharapkan dapat membangun sendiri pengetahuannya melalui

tahap penemuan selama kegiatan pembelajaran inkuiri berlangsung. Hasil temuannya harus

dikomunikasikan dalam bentuk laporan secara tertulis untuk menjelaskan percobaan yang

sudah dilakukan. Data yang diperoleh dianalisis dan dibuat kesimpulannya.

40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Penggunaan metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan

merencanakan dan melaksanakan percobaan siswa kelas IX SMP Negeri 2 Cimalaka dan

berdampak baik terhadap penguasaan konsep siswa dan aktifitas siswa. Hal ini terbukti dari

kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan siswa yang meningkat dari siklus 1

sebesar 69,58 dengan kategori cukup menjadi 86,88 dengan kategori tinggi pada siklus 2. Dan

hal tersebut berdampak baik terhadap hasil tes penguasaan konsep siswa yang meningkat dari

siklus 1 sebesar 66,38 menjadi 85,83 pada siklus 2. Dan hasil observasi aktifitas siswa yang

meningkat dari 65,30 menjadi 72,90 yang tergolong baik.

5.2 SARAN

1. Dalam KBM guru diharapkan menjadikan pembelajaran inkuiri sebagai suatu

alternatif dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan kemampuan

merencanakan percobaan.

2. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut dengan judul penelitian serupa pada

konsep yang lain.

41
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Sri. 2007. Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri. Makalah Seminar Internasional
Pendidikan IPA. Jakarta. UIN Syarif

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah


Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depdiknas.

Fathurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : PT Refika Aditama

Gustini, Lin. 2008. Kemampuan Merencanakan dan Melaksanakan Percobaan di Kelas


Akselerasi SMAN 1 Sumedang.. Makalah ICLS. Bandung : UPI.

Juanengsih, Nengsih. 2007. Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme Melalui


Pendekatan Induktif untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Biologi Siswa.
Makalah Seminar Internasional Pendidikan IPA. Jakarta : UIN Syarif
Hidayatulloh.

Kunandar. 2008 Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi
Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Metode Mengajar Inkuiri. 2008. http://Artikelsains

Rahman, Taufik, dkk. 2008. Profil Kemampuan Generik Perencanaan Percobaan Calon
Guru Hasil Pembelajaran Berbasis Kemampuan Gene. http://educare.e-
fkipunla.net.

42
Wartono. 1996. Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Akrab Lingkungan untuk
Mengembangkan Ketrampilan Berfikir dan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
dalam Bidang Sains di Sekolah Dasar. Disertasi. Bandung : UPI.

Wartono, dkk. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Sains. Jakarta: Departeman Pendidikan
Nasional.

LAPORAN
PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERENCANAKAN DAN


MELAKSANAKAN PERCOBAAN DALAM PEMBELAJARAN
IPA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI
DI SMPN 2 CIMALAKA

Oleh:
Yeti sulastri, S.Pd
Guru SMPN 2 Cimalaka
Kabupaten Sumedang

43
SMP NEGERI 2 CIMALAKA
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUMEDANG
PROVINSI JAWA BARAT
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERENCANAKAN DAN


MELAKSANAKAN PERCOBAAN DALAM PEMBELAJARAN
IPA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI
DI SMPN 2 CIMALAKA

Oleh:
Yeti sulastri, S.Pd
Guru SMPN 2 Cimalaka
Kabupaten Sumedang

Sumedang, April 2011


Menyetujui / Mengesahkan
Kepala Sekolah,

44
Yaya Sunarya Atmana,S.Pd
NIP: 195310201980031008

KATA PENGANTAR

Pembelajaran tanpa menggunakan metode atau pendekatan yang sesuai akan


timbul adanya verbalisme dan ketidaksiapan siswa dan pada gilirannya proses pembelajaran
tidak berhasil. Melihat kenyataan tersebut, pembelajaran hendaknya menggunakan metode
atau pendekatan , termasuk metode atau pendekatan inkuiri.
Pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan inkuiri akan banyak
manfa’atnya, antara lain dapat menarik minat siswa, memberi motivasi belajar, sehingga
siswa akan banyak terlibat aktif dalam pembelajaran, dapat meningkatkan pemahaman siswa
dan siswa akan dapat merencanakan dan melaksanakan percobaan. Dengan demikian
pembelajaran akan berhasil dengan baik.
Laporan penelitian ini akan memberikan gambaran dan jawaban atas hal-hal di
atas, karena didukung dengan fakta, data dan analisis. Akhirnya penulis mohon kritik dan
saran untuik perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfa’at bagi kemajuan
pendidikan di Indonesia. Amin.

Sumedang, April 2011


Penulis

45
Yeti Sulastri, S.Pd
NIP. 132228507

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan………………………………………………………………………… i
Kata Pengantar……………………………………………………………………………….ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………………..iii
Daftar Tabel………………………………………………………………………………….iv
Daftar Grafik………………………………………………………………………………….v
Daftar Lampiran……………………………………………………………………………...vi
Abstrak……………………………………………………………………………………….vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Balakang Masalah………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………..3
C. Asumsi……………………………………………………………………………3
D. Hipotesis………………………………………………………………………….3
E. Tujuan Penelitian…………………………………………………………………4
F. Manfa’at Penelitian………………………………………………………………4
G. Definisi Operasional………………………………………………………………5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pembelajaran Inkuiri………………………………………………………………7
A. Pengertian Pembelajaran Inkuiri……………………………………………….7
B. Unsur-unsur Inkuiri…………………………………………………………….8
C. Pentingnya Pembelajaran Inkuiri……………………………………………….9
D. Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri……………………………………….10
E. Perbedaan Pembelajaran inkuiri dengan Pembelajaran Tradisional…………...11
2.2 Kemampuan Merencanakan dan Melaksanakan Percobaan……………………...12
2.3 Hasil Belajar………………………………………………………………………13

46
2.4 Aktifitas Siswa…………………………………………………………………..14
2.5 Hipotesis Tindakan……………………………………………………………….15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Subjek Penelitian……………………………………………………………….16
B. Pengumpulan Data……………………………………………………………...16
C. Analisis Data……………………………………………………………………..16
D. Metode Penelitian……..…………………………………………………………17
E. Prosedur Penelitian…………………………………………………………..…..17
F. Jadwal Penelitian…………………………………………………………………22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL PENELITIAN…………………………………………………………23
1. Siklus 1……………………………………………………………………..23
2. Siklus 2………………………………………………………………..……29
B. PEMBAHASAN………………….……………………………………………37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………42
5.2 Saran……………………………………………………………………… ….…42

DAFTAR PUSTAKA

47
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kategorisasi Penguasaan Konsep Siswa, aktifitas Siswa dan Kemampuan


Merencanakan Percobaan …………….………………………………….
………….17
Tabel 2. Perolehan Skor Kemampuan Merencanakan dan Melaksanakan Percobaan
Siklus1……………………………………………………………………………….25
Tabel 3. Kemampuan Siswa Merumuskan Tujuan dan Membuat Kesimpulan Siklus 1……..25
Tabel 4. Kemampuan Siswa Menentukan Alat dan Bahan, Langkah-langkah Percobaan
dan Penyajian Data dalam Tabel Pengamatan Siklus 1……………………… …….26
Tabel 5. Perolehan Rerata Aktifitas Siswa dalam Ketrampilan Kooperatif, Kerja
Prosedural dan Membuat Kesimpulan Siklus 1……………………………………..28
Tabel 6. Perolehan Skor Kemampuan Merencanakan dan Melaksanakan Percobaan
Siklus 2………………………………………………………………………………32
Tabel 7. Kemampuan Siswa Merumuskan Tujuan dan Membuat Kesimpulan Siklus 2….….32
Tabel 8. Kesesuaian antara tujuan percobaan dengan hasil percobaan……………………….33
Tabel 9. Kemampuan Siswa Menentukan Alat dan Bahan, Langkah-langkah Percobaan
dan Penyajian Data dalam Tabel Pengamatan Siklus 2……………………………..34
Tabel 10 Perolehan Rerata Aktifitas Siswa dalam Ketrampilan Kooperatif, Kerja
Prosedural dan Membuat Kesimpulan………………………………………………36
Tabel 11 Perolehan skor rerata kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan….37
Tabel 12 Perolehan skor rerata nilai hasil belajar…………………………………………….38
Tabel 13 Perolehan rerata skor aktifitas siswa dalam kelompok…………………………….38

48
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Perolehan Skor Rerata Hasil Belajar Siklus 1……………………………………..27


Grafik 2. Perolehan Skor Rerata Hasil Belajar Siklus 2……………………………………..35

49

Anda mungkin juga menyukai