PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya berisi kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Pendidikan IPA
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan tujuan
mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
diantaranya yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan untuk meningkatkan keyakinan
terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan
alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran terhadap adanya hubungan
yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat (Depdiknas,
2006).
Dengan memperhatikan tujuan yang dikandung oleh mata pelajaran IPA, maka
pelajaran IPA seharusnya pembelajaran yang disenangi, menantang dan bermakna bagi siswa.
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan kegiatan interaksi antara guru dengan siswa,
antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan sumber belajar lainnya untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Apabila tujuan pendidikan telah tercapai maka
1
Peningkatan mutu pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pendidikan yang
terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa akan
menyerap materi pelajaran dengan baik bila ada kerja sama antara guru dan siswa. Untuk itu
seorang guru harus mempunyai kreatifitas dan ide-ide baru untuk mengembangkan cara
penyajian materi pelajaran di sekolah. Dalam penyajian materi seorang guru harus pandai
memilih model, pendekatan, strategi dan media yang tepat serta cara penguasaan kelas yang
sesuai dengan kondisi siswa agar siswa tidak merasa bosan tapi justru malah tertarik untuk
belajar. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini, khususnya pembelajaran IPA, menurut
pengamatan cenderung monoton dan tidak menarik. Hal ini disebabkan karena kurang
dikemasnya pembelajaran IPA dengan metode yang menarik, menantang dan menyenangkan.
Salah satu metode pembelajaran yang menarik, menantang dan menyenangkan adalah
metode pembelajaran inkuiri. Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya
menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran
ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreatifitas dan memecahkan masalah.
Dengan metode ini siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan dan
laporannya.
antara tuntutan kurikulum dengan kenyataan yang ada di sekolah. Kurikulum mengharuskan
pembelajaran IPA di SMP menggunakan ketrampilan proses, sehingga siswa tidak hanya
mampu menguasai konsep IPA dengan baik tapi juga memahami ketrampilan proses IPA.
konsep IPA saja tanpa memperhatikan prosesnya. Pada pembelajaran IPA yang menggunakan
rendah, karena siswa dalam mempelajari IPA cenderung bersifat hapalan saja. Padahal IPA
2
bukan hanya berisi konsep-konsep tapi juga fakta-fakta yang harus dibuktikan melalui
percobaan.
Salah satu upaya untuk merubah kondisi tersebut adalah melalui penggunaan metode
pembelajaran inkuiri. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Haury (1993), bahwa
pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap sains. Juga
diungkapkan oleh Sri Anggraeni (2007) bahwa merencanakan dan melaksanakan percobaan
merupakan salah satu dasar pembelajaran inkuiri. Atas dasar itu, dilakukan penelitian untuk
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
2 Cimalaka?”
C. ASUMSI
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka asumsi dalam penelitian ini adalah
“Dalam pembelajaran inkuiri siswa lebih terlibat aktif dalam merencanakan dan
melaksanakan percobaan dan berdampak baik terhadap hasil belajar dan aktifitas siswa.”
D. HIPOTESIS
Berdasarkan asumsi di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Pembelajaran
3
E. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah :
Cimalaka.
3. Agar siswa dapat terlibat secara aktif dalam bekerja secara mandiri atau kelompok
F. MANFA’AT PENELITIAN
motivasi kepada siswa untuk lebih meningkatkan lagi hasil belajar dan aktifitas
melaksanakan percobaan.
4
3. Memberikan sumbangan yang berharga dalam rangka perbaikan pengajaran
pendidikan.
G. DEFINISI OPERASIONAL
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas dan agar tidak terjadi
kerancuan dalam penelitian ini, maka kata-kata kunci dalam judul didefinisikan sebagai
berikut :
5
1. Kemampuan merencanakan percobaan merupakan unsur yang sangat penting dalam
kegiatan ilmiah, yang meliputi kemampuan merumuskan tujuan, menentukan alat dan
bahan yang akan digunakan, menentukan cara atau langkah kerja, menyajikan data
menggunakan alat dan bahan yang berlandaskan kepada tujuan yang sudah
dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini
masalah.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Inkuiri adalah salah satu metode pembelajaran dalam bidang sains yang dianggap
sebagai metode yang cukup efektif untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran, karena
berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak
ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran ini sebagai
pembimbing dan fasilitator. Guru hanya bertugas memilihkan masalah yang harus dipecahkan
oleh siswa, menyediakan alat dan bahan serta sumber belajar yang lainnya.
langkah yang dilalui untuk menerapkan sains sebagai proses. Sains sebagai proses
menghendaki siswa menggabungkan proses-proses dan pengetahuan ilmiah pada saat mereka
mereka terhadap sains. Dalam situasi ini siswa berinisiatif untuk mengamati dan menanyakan
gejala alam, mengajukan penjelasan-penjelasan tentang apa yang mereka lihat, merancang
dan melakukan percobaan, menganalisis data dan menarik kesimpulan dari data percobaan.
Ketrampilan inkuiri ini melibatkan komunikasi karena siswa harus melaporkan hasil-hasil
sebagaimana para saintis mempelajari dunia alamiah. Melalui kegiatan inkuiri siswa akan
menghubungkan pengetahuannya yang sudah ada dengan bukti-bukti atau gagasan baru yang
7
didapatnya. Sehingga mereka selain terampil berinvestigasi juga mampu membangun
pertanyaan, memeriksa buku-buku dan sumber-sumber lain untuk melihat informasi yang ada,
B. Unsur-unsur Inkuiri
tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun setidaknya dalam pembelajaran inkuiri ini
terdapat 5 (lima) komponen yang umum, yaitu Question (masalah), Student Engangement,
1. Question.
memancing rasa ingin tahu siswa. Guru menyampaikan pertanyaan atau masalah yang harus
2. Student Engangement.
Guru hanya berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Siswa dituntut terlibat dalam
3. Cooperative Interaction.
mendiskusikan berbagai gagasan. Jawaban dari permasalahan yang diajukan oleh guru dapat
8
4. Performance Evaluation.
5. Variety of Resources.
Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar dan alat serta bahan
Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang sangat penting yang harus ada
dalam pembelajaran IPA. Apalagi pembelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama tuntutan
kurikulumnya menghendaki siswa bukan hanya memahami konsep-konsep IPA saja tapi yang
lebih penting siswa harus dapat terlibat aktif dalam proses sains. Pembelajaran inkuiri yang
diterapkan di kelas berarti merangsang dan membangkitkan semangat siswa untuk bertanya
dan selalu ingin tahu. Menurut NRC (1996) dalam Anggraeni (2007), pembelajaran sains
yang berorientasi inkuiri akan bersifat aktif melibatkan siswa, belajar secara “hands-on” dan
Menurut Blosser (1990) dalam Anonim (2008), alasan rasional penggunaan metode
inkuiri adalah bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai sains
dan akan lebih tertarik terhadap sains jika mereka dilibatkan secara aktif dalam melakukan
sains. Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggung metode inkuiri.
9
D. Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri
melalui kegiatan ceramah tapi dibangun sendiri oleh siswa melalui kegiatan pembelajaran
inkuiri. Urutan pembelajaran yang berbasis inkuiri menurut NRC (1996) dalam Anggraeni
Guru memberikan rangsangan agar memotivasi dan menimbulkan rasa ingin tahu
minatnya untuk meneliti. Pertanyaan ini juga digunakan untuk memfokuskan tujuan
pembelajaran.
Pada tahap ini siswa duduk berkelompok dan berdiskusi merancang percobaan yang
akan dilakukan berdasarkan petunjuk praktikum yang berisi masalah yang harus
dipecahkan yang diberikan oleh guru. Guru harus melatih siswa bagaimana
merancang percobaan dalam hal ini merumuskan tujuan percobaan, menentukan alat
dan bahan, membuat langkah kerja, menyajikan data pengamatan dan membuat
kesimpulan.
dilakukan melalui pengujian alat dan bahan, pengumpulan data dan menganalisis
10
4. Tahap Mengkomunikasikan Hasil
Dalam tahap ini setiap kelompok harus melaporkan secara tertulis untuk
menjelaskan percobaan yang sudah dilakukan. Data yang diperoleh dianalisis dan
dibuat kesimpulannya.
1. Pembelajaran Tradisional
- Informasi yang didapat siswa terbatas pada apa yang diberikan guru
2. Pembelajaran Inkuiri
11
- Suasana pembelajaran di kelas banyak diwarnai dengan diskusi
subjek pembelajaran.
on approach.
prilaku siswa.
Percobaan atau praktikum adalah suatu kegiatan praktek baik yang dilakukan di
dalam laboratorium maupun yang dilakukan di luar laboratorium seperti di kelas atau di alam
terbuka misalnya halaman sekolah, kebun, padang rumput, sungai dan lain sebagainya yang
berkaitan dengan suatu bidang ilmu tertentu. Dengan percobaan atau praktikum seorang siswa
dapat memegang peran yang sangat penting dalam mengembangkan konsep-konsep ilmiah
dan ketrampilan-ketrampilan dalam memecahkan masalah. Hal ini sesuai dengan tujuan
pendidikan bahwa peserta didik harus dapat memecahkan masalah yang dihadapinya seiring
yang absatrak dari teori. Sebelum melakukan percobaan seorang siswa harus mempunyai
kemampuan untuk merencanakan percobaan. Menurut Dahar (1985) dalam Taufik Rahman
(2008) bahwa kemampuan merencanakan percobaan merupakan unsur yang sangat penting
dalam kegiatan ilmiah, yang meliputi kemampuan merumuskan tujuan, menentukan alat dan
bahan yang akan digunakan, menentukan cara atau langkah kerja, menyajikan data hasil
12
pengamatan dan mengambil kesimpulan, merupakan kegiatan-kegiatan yang perlu dilatihkan
sejak pendidikan dasar. Sedangkan menurut Taufik Rahman (2008), dalam perencanaan
percobaan terlibat pula penerapan konsep, penggunaan alat dan bahan, pengamatan dan
menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru untuk memperjelas apa
sebelumnya dan membutuhkan alat dan bahan. Berhasilnya suatu percobaan kadang kala
bergantung kepada kemampuan memilih dan menggunakan alat yang tepat secara efektif.
Dengan menggunakan alat yang sederhana yang disediakan oleh guru atau buatan sendiri
sudah cukup untuk dapat melaksanakan sebuah percobaan dan diharapkan akan terjadi
Setelah siswa mengikuti suatu materi tertentu dalam pembelajaran apakah itu teori
atau percobaan, maka untuk mengetahui daya serap materi tersebut atau berhasil tidaknya
siswa belajar dilakukan suatu penilaian. Penilaian merupakan kegiatan yang terencana dengan
menggunakan instrument untuk mengukur sejauh mana siswa menyerap materi pelajaran
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Fathurrohman (2007), bahwa salah satu
cirri belajar dikatakan berhasil yaitu bila daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah hasil nilai
postes atau tes akhir pembelajaran yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran IPA Biologi.
Postes dilakukan setelah selesai proses pembelajaran dalam kompetensi atau konsep tertentu,
yaitu dalam hal ini setelah selesai pembelajaran konsep adaptasi pada makhluk hidup dengan
13
topic pengaruh perbedaan habitat terhadap cirri-ciri yang dimiliki tanaman dan pengaruh
Aktifitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan
aktifitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.
Aktifitas siswa dikatakan baik jika hampir semua siswa terlibat aktif belajar, bertanya dan
menunjukkan minat, perhatian dan partisipasi dalam pembelajaran. Indikator aktifitas siswa
dapat dilihat dari mayoritas siswa beraktifitas dalam pembelajaran, aktifitas siswa didominasi
oleh kegiatan siswa dan mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru
Aktifitas siswa yang diobservasi dalam pembelajaran inkuiri pada penelitian ini
adalah :
ketepatan.
14
c. Membuat kesimpulan, yang terdiri dari merupakan hasil pemahaman materi
yang dinyatakan dengan jelas, hasil data pengamatan, hasil analisis dan
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Siswa yang dijadikan subjek penelitian pada pembelajaran inkuiri ini adalah siswa
B. Pengumpulan Data
a. Tes : menggunakan soal berbentuk uraian sebanyak 10 butir yang digunakan untuk
C. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara yaitu data yang dikumpulkan pada setiap
pembelajaran. Hasil analisis dari tes hasil belajar, aktifitas siswa dalam PBM dan
laporan praktikum kemudian dikategorikan dalam klasifikasi sangat baik, baik, cukup,
16
Tabel 1. Kategorisasi penguasaan konsep siswa, aktifitas siswa dan kemampuan
merencanakan percobaan.
SKOR KATEGORI
85 – 100 Sangat baik
70 – 84 Baik
55 – 69 Cukup
40 – 54 Kurang
0 – 39 Sangat kurang
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Undang
(2008), metode kuantitatif harus mencerminkan hubungan sebab akibat antar variable.
Dalam penelitian ini yang merupakan variable X-nya adalah pembelajaran inkuiri,
percobaan.
E. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini memiliki prosedur yang terdiri dari tahapan perencanaan,
Silkus 1
1). Perencanaan
metode inkuiri.
17
c. Membuat petunjuk praktikum, siswa tidak diberi LKS tapi hanya petunjuk
praktikum yang berisi masalah yang harus dipecahkan oleh siswa, siswa
2). Pelaksanaan
heterogen.
membuat cara kerja, menyajikan data hasil pengamatan ke dalam tabel dan
membuat kesimpulan.
18
j. Guru memberikan penghargaan atas kerja yang baik semua kelompok dengan
menyampaikan pujian.
3). Pengamatan
a. Kehadiran siswa
c. Keaktifan siswa
4). Refleksi
Penelitian ini berhasil apabila memenuhi beberapa kriteria / syarat sebagai berikut :
Siklus 2
1). Perencanaan
19
b. Membuat Rencana Pembelajaran dengan metode inkuiri berdasarkan hasil
refleksi siklus 1.
c. Membuat petunjuk praktikum, siswa tidak diberi LKS tapi hanya petunjuk
praktikum yang berisi masalah yang harus dipecahkan oleh siswa, siswa
2). Pelaksanaan
heterogen.
dan bahan, membuat cara kerja, menyajikan data hasil pengamatan ke dalam
20
h. Siswa dari kelompok tertentu mempresentasikan hasil pengamatannya di depan
j. Guru memberikan penghargaan atas kerja yang baik semua kelompok dengan
menyampaikan pujian.
3). Pengamatan
e. Kehadiran siswa
g. Keaktifan siswa
4). Refleksi
Penelitian ini berhasil apabila memenuhi beberapa kriteria / syarat sebagai berikut :
21
F. Jadwal Penelitian
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam dua siklus sebagai berikut :
1. SIKLUS I
Siklus pertama dilaksanakan pada hari selasa, 01 Maret 2011 di SMPN 2 Cimalaka kelas IXA
1). Perencanaan
metode inkuiri.
c. Membuat petunjuk praktikum, siswa tidak diberi LKS tapi hanya petunjuk
praktikum yang berisi masalah yang harus dipecahkan oleh siswa, siswa
2). Pelaksanaan
heterogen.
23
f. Siswa dalam kelompok berdiskusi merancang kegiatan percobaan untuk
membuat cara kerja, menyajikan data hasil pengamatan ke dalam tabel dan
membuat kesimpulan.
j. Guru memberikan penghargaan atas kerja yang baik semua kelompok dengan
menyampaikan pujian.
dilihat dari laporan hasil praktikum yang dikumpulkan setelah kegiatan praktikum
percobaan, menyajikan data dalam bentuk tabel, dan membuat kesimpulan hasil
percobaan.
24
Tabel 2 Perolehan skor kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan siswa
Siklus 1
Menurut Sriati (2008), Tujuan percobaan yang benar harus mempunyai kesesuaian
dengan kesimpulan hasil percobaan. Secara umum Kesimpulan yang dibuat oleh
kelompok siswa belum sesuai dengan tujuan percobaan yang mereka buat sendiri.
Siklus 1
25
2). Menentukan Alat dan Bahan, Membuat Langkah-langkah Percobaan dan
Hasil analisis terhadap kemampuan siswa dalam menentukan alat dan bahan,
membuat langkah percobaan dan menyajikan data hasil percobaan dalam tabel
Tabel 4 Kemampuan Siswa Menentukan Alat dan Bahan, langkah-langkah Percobaan dan
Penyajian Data dalam Tabel Pengamatan Siklus 1
Kelompok Menentukan Alat dan Bahan Menentukan Langkah- Penyajian Data dalam Tabel
langkah Percobaan Pengamatan
1 60 70 80
2 70 80 70
3 70 60 70
4 50 60 80
5 60 60 70
6 70 70 80
7 80 80 80
8 80 70 70
Rerata 67,50 68,75 75,00
di akhir pembelajaran. Berdasarkan data yang dijaring diperoleh skor rerata mencapai
26
80
70
60
50
Kelompok
40
Rata-rata Nilai
30
20
10
0
adalah agar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Aktifitas siswa yang
diamati terdiri dari ketrampilan kooperatif yang terdiri dari tujuh komponen
aktifitas siswa dalam hal menghargai pendapat orang lain, mengambil giliran dan
bertanya, tidak berbeda tugas dan memeriksa ketepatan. Aktifitas siswa yang lain
yang diamati yaitu kerja prosedural. Hal yang diamati terdiri dari kelengkapan
data dan kerapihan dalam membereskan alat dan bahan. Selain ketrampilan
kooperatif dan kerja prosedural juga mengamati aktifitas siswa dalam membuat
analisis dan berupa kalimat sederhana. Di bawah ini disajikan data perolehan skor
27
Tabel 5. Perolehan Rerata Aktifitas Siswa dalam Ketrampilan Kooperatif, Kerja
Prosedural dan Membuat Kesimpulan Siklus 1
Kelompok Ketrampilan Kooperatif Kerja Prosedural Membuat Rerata
Kesimpulan
1 66,10 73,30 65,00 68,13
2 58,60 63,80 50,00 57,47
3 55,70 70,00 60,00 61,90
4 61,40 73,30 65,00 66,57
5 52,70 63,30 70,00 62,00
6 65,20 66,70 75,00 68,97
7 70,00 80,00 80,00 76,67
8 55,40 66,70 60,00 60,70
Rerata 60,64 69,64 65,63 65,30
pada siklus 1 ini sebesar 69,58 dengan kategori sedang atau cukup dan nilai hasil belajar
dengan rerata 66,38 yang belum memenuhi ketuntasan belajar serta aktifitas siswa dengn
rerata 65,30 yang termasuk ke dalam kategori cukup, maka hal ini menunjukkan bahwa
melaksanakan percobaan walaupun masih dalam kategori cukup, tapi belum berdampak baik
terhadap penguasaan konsep siswa dan aktifitas siswa kelas IX SMP Negeri 2 Cimalaka.
Pembelajaran inkuiri dalam siklus 1 ini belum sepenuhnya mendorong siswa terlibat aktif dan
membangun sendiri pengetahuannya, siswa masih terlihat bingung dan ada yang mengganggu
temannya, siswa belum termotivasi untuk belajar serta siswa belum menemukan langkah-
langkah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya sehingga kemampuan siswa untuk
merencanakan dan melaksanakan percobaan belum mencapai apa yang diharapkan dan hal
tersebut belum berdampak baik terhadap hasil belajar dan aktifitas siswa. Padahal menurut
hasil penelitian bahwa pembelajaran inkuri mampu meningkatkan ketrampilan berfikir yang
salah satunya adalah merencanakan percobaan dan meningkatkan prestasi belajar siswa /
penguasaan materi (Wartono, 1996) dan (Anggraeni, 2007). Karena hasil penelitian dalam
28
pembelajaran inkuiri pada siklus 1 ini masih dalam kategori cukup maka penelitian akan
2. SIKLUS II
Siklus kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 08 Maret 2011 di SMPN 2
inkuiri di SMP Negeri 2 Cimalaka pada awal pembelajaran topik Adaptasi Fisiologi, guru
menarik perhatian dan memotivasi siswa dengan cara menunjukkan gambar orang yang
sedang memakai baju hangat menggigil kedinginan dan tentara yang memakai seragam hijau
mengenai penyebab orang itu memakai baju hangat ketika kedinginan dan tentara berada
diantara pepohonan dan tanaman hijau. Jawaban siswa mengenai hal itu bervariasi
diantaranya dari gambar pertama, beberapa siswa menjawab agar tidak kedinginan, sebagian
lagi untuk menyesuaikan suhu tubuh, dan sebagai bentuk penyesuaian tubuh terhadap suhu
lingkungan yamng dingin. Sedangkan dari gambar yang kedua, hampir semua siswa
menjawab sebagai bentuk penyamaran untuk mengelabui musuh. Berdasarkan pertanyaan dan
jawaban siswa, hal ini menuntut siswa untuk lebih memahami tentang adaptasi fisiologi dan
menerapkannya pada kegiatan yang akan dilakukan tentang bagaimana cara ikan
membagikan petunjuk umum praktikum yang berisi masalah yang harus dipecahkan oleh
siswa bukan lembar kerja siswa yang berisi tuntunan langkah-langkah kerja yang harus
dikerjakan oleh siswa. Masalah yang harus dipecahkan oleh siswa adalah bagaimanakah
pengaruh perubahan suhu terhadap kecepatan membuka dan menutupnya tutup insang
(operculum) ? Jika air sebagai tempat hidup ikan mengalami perubahan suhu (panas, normal
dan dingin). Selain mengajukan permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa, guru juga
29
menyediakan dan mengarahkan penyediaan alat, bahan dan sumber belajar lainnya juga
mengarahkan siswa agar mau dan mampu menemukan sendiri penyelesaiannya. Siswa
untuk mengamati perubahan suhu terhadap kecepatan membuka dan menutupnya tutup
insang (operculum) yang meliputi : merumuskan tujuan percobaan, menentukan alat dan
bahan percobaan, membuat langkah kerja percobaan, memasukkan data percobaan ke dalam
tabel pengamatan, membuat grafik dari data hasil percobaan dan membuat kesimpulan hasil
percobaan.
Pada kegiatan akhir dilakukan penyajian data hasil pengamatan setiap kelompok di
depan kelas dan diadakan diskusi kelas dengan dibimbing guru yang diakhiri dengan
penguatan konsep atas jawaban siswa oleh guru. Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan hasil belajar dan memberikan penghargaan atas kerja yang baik semua
untuk mengetahui daya serap materi yang baru dipelajari dan meginformasikan tentang
1). Perencanaan
yang dilakukan pada siklus II untuk menyempurnakan kekurangan pada siklus I, antara lain:
belajar.
30
d. Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam
belajar.
siswa.
2). Pelaksanaan
kelompok lain.
dilihat dari laporan hasil praktikum yang dikumpulkan setelah kegiatan praktikum
percobaan, menyajikan data dalam bentuk tabel, membuat grafik berdasarkan data
31
Tabel 6 Perolehan skor kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan siswa
Siklus 2
Menurut Sriati (2008), Tujuan percobaan yang benar harus mempunyai kesesuaian
dengan kesimpulan hasil percobaan. Secara umum Kesimpulan yang dibuat oleh
kelompok siswa sudah sesuai dengan tujuan percobaan yang mereka buat sendiri.
Siklus 2
32
Tabel 8 Kesesuaian Antara Tujuan Percobaan dan Hasil Percobaan pada Topik
Pengaruh Perubahan Suhu terhadap Kecepatan Membuka dan Menutupnya
Tutup insang
Kelompok Tujuan Percobaan Kesimpulan
Hasil analisis terhadap kemampuan siswa dalam menentukan alat dan bahan,
membuat langkah percobaan dan menyajikan data hasil percobaan dalam tabel
Tabel 9 Kemampuan Siswa Menentukan Alat dan Bahan, langkah-langkah Percobaan dan
Penyajian Data dalam Tabel Pengamatan Siklus 2
Kelompok Menentukan Alat dan Bahan Menentukan Langkah- Penyajian Data dalam Tabel
33
langkah Percobaan Pengamatan
1 80 80 100
2 90 100 90
3 90 60 90
4 60 80 100
5 80 100 100
6 90 100 100
7 80 80 100
8 80 100 90
Rerata 81,25 87,50 96,25
di akhir pembelajaran. Berdasarkan data yang dijaring diperoleh skor rerata mencapai
100
90
80
70
60 Kelompok
50
Rata-rata Nilai
40
30
20
10
0
adalah agar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Aktifitas siswa yang
34
diamati terdiri dari ketrampilan kooperatif yang terdiri dari tujuh komponen
aktifitas siswa dalam hal menghargai pendapat orang lain, mengambil giliran dan
bertanya, tidak berbeda tugas dan memeriksa ketepatan. Aktifitas siswa yang lain
yang diamati yaitu kerja prosedural. Hal yang diamati terdiri dari kelengkapan
data dan kerapihan dalam membereskan alat dan bahan. Selain ketrampilan
kooperatif dan kerja prosedural juga mengamati aktifitas siswa dalam membuat
analisis dan berupa kalimat sederhana. Di bawah ini disajikan data perolehan skor
pada siklus 2 ini sebesar 86,88 dengan kategori tinggi atau sangat baik dan nilai hasil belajar
dengan rerata 85,83 yang sudah memenuhi ketuntasan belajar serta aktifitas siswa dengn
rerata 72,90 yang termasuk ke dalam kategori baik, maka hal ini menunjukkan bahwa
35
penggunaan pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan merencanakan dan
melaksanakan percobaan dan berdampak baik terhadap penguasaan konsep siswa dan aktifitas
siswa kelas IX SMP Negeri 2 Cimalaka. Pembelajaran inkuiri dalam penelitian ini mendorong
siswa terlibat aktif dan membangun sendiri pengetahuannya serta menemukan langkah-
kemampuan untuk merencanakan dan melaksanakan percobaan dan hal tersebut berdampak
baik terhadap hasil belajar dan aktifitas siswa. Hal ini mendukung hasil penelitian bahwa
pembelajaran inkuri mampu meningkatkan ketrampilan berfikir yang salah satunya adalah
B. PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data laporan hasil praktikum siswa,
data nilai hasil belajar siswa dan data observasi aktifitas belajar siswa selama penelitian. Data
nilai hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I
rerata kemampuan siswa dalam merencanakan dan melaksanakan percobaan sebesar 69,58
dan pada siklus 2 meningkat menjadi 86,88. Hal ini berdampak baik terhadap nilai rata-rata
hasil belajar pada siklus 1 sebesar 66,38 meningkat pada siklus 2 sebesar 85,83. Serta
berdampak baik pula terhadap aktifitas siswa, pada siklus1 mempunyai rata-rata sebesar 65,30
meningkat pada siklus 2 sebesar 72,90. Berikut adalah table perolehan skor kemampuan siswa
dalam merencanakan dan melaksanakan percobaan, nilai hasil belajar siswa dan aktifitas
Tabel 11. Perolehan skor rerata kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan
36
2 78,33 Baik 88,33 Sangat Baik
2 68 Cukup 84 Baik
3 65 Cukup 82 Baik
4 57 Cukup 75 Baik
6 59 Cukup 78 Baik
7 68 Cukup 84 Baik
Tabel 13. Perolehan skor rerata aktifitas siswa kelompok dalam PBM
37
6 68,97 Cukup 75,57 Baik
7 76,67 Baik 80,00 Baik
8 60,70 Cukup 72,37 Baik
Rerata 65,30 Cukup 72,90 Baik
merencanakan dan melaksanakan percobaan, hasil belajar dan aktifitas siswa dari siklus I ke
sehingga suasana belajar terjalin dengan baik. Hal ini dapat terlihat pada data observasi
Kenyataan yang ditemukan dalam penelitian siklus I ini dikaji secara mendalam dalam
refleksi siklus I untuk memperbaiki pengajaran pada siklus berikutnya. Hasil refleksi
ditemukan bahwa masih banyak siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran, terdapat siswa
yang belum terlibat aktif dalam merencanakan dan melaksanakan percobaan, minat dan
perhatian terhadap pelajaran masih rendah, partisipasi dan kerjasama antar anggota kelompok
juga masih kurang, sehingga kemampuan dalam memahami materi pelajaran masih kurang.
Hal ini terlihat dari masih rendahnya kemampuan siswa dalam merencanakan dan
melaksanakan percobaan dengan skor rerata sebesar 69,58. Nilai rata-rata kelas pada hasil tes
belajar, yaitu sebesar 66,38. Selain itu, prosentase aktifitas siswa dalam pembelajaran baru
mencapai rata-rata 65,30 masih dalam kategori cukup. Hal ini didukung oleh data, siswa yang
bertanya, siswa yang mengemukakan pendapatnya, dan siswa yang memperhatikan penjelasan
guru masih dalam kategori yang kurang memuaskan. Terlihat masih banyak siswa yang
ngobrol, mengganggu teman, melirik kanan-kiri, buka-buka buku sumber, bisik-bisik dengan
temannya dan tidak memperhatikan penjelasan guru, ketika guru menjelaskan materi
pelajaran dan prosedur kegiatan. Terlihat juga kurangnya kerja sama dalam melakukan
pengamatan. Penampilan siswa seperti itu menunjukkan bahwa siswa belum faham apa yang
38
harus dilakukan dan siswa belum terbiasa dengan belajar kelompok, terutama dalam
pembelajaran inkuiri. Data hasil pengamatan atau temuan di atas mengakibatkan minimnya
Secara umum penyajian pembelajaran inkuiri pada siklus 2 dapat terlihat pada data
hasil analisis dan data hasil observasi. Kemampuan merencanakan dan melaksanakan
percobaan siswa pada siklus 2 menunjukkan skor rerata 86,88. Hasil belajar siswa
menunjukkan nilai rata-rata kelas sebesar 85,83. Dan prosentase aktifitas siswa dalam
Hasil observasi pada siklus 2 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa sudah
mulai terbiasa dengan kondisi belajar menggunakan pembelajaran inkuiri, hal ini dapat
terlihat dari keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar semakin meningkat. Di mana
terjadi peningkatan prosentase aktifitas siswa dari siklus 1 (65,30 %) dengan kategori cukup
ke siklus 2 (72,90%) dengan kategori baik. Siswa yang bertanya, dan mengajukan
pendapatnya serta siswa yang memperhatikan dan mencatat penjelasan guru semakin banyak.
Selain itu juga perhatian siswa dalam proses belajar mengajar, partisipasi dan kerja sama
dalam kelompok semakin meningkat, karena tidak terlihat adanya siswa yang melakukan
kegiatan lain pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Terlihat juga dari laporan
peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, 69,58% meningkat menjadi 86,88%. Hal ini karena
siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran inkuiri dan sudah terbiasa membuat perencanaan
dan melaksanakan percobaan. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus 2 rata-rata kelas
(85,83) mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus 1 rata-rata
kelas (66,38). Dari data perbandingan hasil belajar antara siklus 1 dengan siklus 2 bahwa
secara umum penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan dengan menggunakan
39
Dengan demikian penggunaan pembelajaran inkuiri telah dapat meningkatkan
kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan serta berdampak baik terhadap hasil
belajar dan aktifitas siswa kelas IX SMPN 2 Cimalaka tahun pelajaran 2010/2011. Adapun
kecil. Guru memberikan rangsangan agar memotivasi dan menimbulkan rasa ingin tahu siswa
dengan mengajukan pertanyaan sehingga siswa termotivasi dan muncul minatnya untuk
meneliti. Siswa berdiskusi merancang percobaan yang akan dilakukan berdasarkan petunjuk
praktikum yang berisi masalah yang harus dipecahkan yang diberikan oleh guru, dalam hal ini
merumuskan tujuan percobaan, menentukan alat dan bahan, membuat langkah kerja,
menyajikan data pengamatan dan membuat kesimpulan. Setelah itu melaksanakan percobaan
melalui pengujian alat dan bahan, pengumpulan data dan menganalisis data hasil pengamatan.
tahap penemuan selama kegiatan pembelajaran inkuiri berlangsung. Hasil temuannya harus
dikomunikasikan dalam bentuk laporan secara tertulis untuk menjelaskan percobaan yang
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
merencanakan dan melaksanakan percobaan siswa kelas IX SMP Negeri 2 Cimalaka dan
berdampak baik terhadap penguasaan konsep siswa dan aktifitas siswa. Hal ini terbukti dari
kemampuan merencanakan dan melaksanakan percobaan siswa yang meningkat dari siklus 1
sebesar 69,58 dengan kategori cukup menjadi 86,88 dengan kategori tinggi pada siklus 2. Dan
hal tersebut berdampak baik terhadap hasil tes penguasaan konsep siswa yang meningkat dari
siklus 1 sebesar 66,38 menjadi 85,83 pada siklus 2. Dan hasil observasi aktifitas siswa yang
5.2 SARAN
merencanakan percobaan.
2. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut dengan judul penelitian serupa pada
41
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Sri. 2007. Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri. Makalah Seminar Internasional
Pendidikan IPA. Jakarta. UIN Syarif
Kunandar. 2008 Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi
Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Rahman, Taufik, dkk. 2008. Profil Kemampuan Generik Perencanaan Percobaan Calon
Guru Hasil Pembelajaran Berbasis Kemampuan Gene. http://educare.e-
fkipunla.net.
42
Wartono. 1996. Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Akrab Lingkungan untuk
Mengembangkan Ketrampilan Berfikir dan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
dalam Bidang Sains di Sekolah Dasar. Disertasi. Bandung : UPI.
Wartono, dkk. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Sains. Jakarta: Departeman Pendidikan
Nasional.
LAPORAN
PENELITIAN
Oleh:
Yeti sulastri, S.Pd
Guru SMPN 2 Cimalaka
Kabupaten Sumedang
43
SMP NEGERI 2 CIMALAKA
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUMEDANG
PROVINSI JAWA BARAT
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN
Oleh:
Yeti sulastri, S.Pd
Guru SMPN 2 Cimalaka
Kabupaten Sumedang
44
Yaya Sunarya Atmana,S.Pd
NIP: 195310201980031008
KATA PENGANTAR
45
Yeti Sulastri, S.Pd
NIP. 132228507
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan………………………………………………………………………… i
Kata Pengantar……………………………………………………………………………….ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………………..iii
Daftar Tabel………………………………………………………………………………….iv
Daftar Grafik………………………………………………………………………………….v
Daftar Lampiran……………………………………………………………………………...vi
Abstrak……………………………………………………………………………………….vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Balakang Masalah………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………..3
C. Asumsi……………………………………………………………………………3
D. Hipotesis………………………………………………………………………….3
E. Tujuan Penelitian…………………………………………………………………4
F. Manfa’at Penelitian………………………………………………………………4
G. Definisi Operasional………………………………………………………………5
46
2.4 Aktifitas Siswa…………………………………………………………………..14
2.5 Hipotesis Tindakan……………………………………………………………….15
DAFTAR PUSTAKA
47
DAFTAR TABEL
48
DAFTAR GRAFIK
49