Anda di halaman 1dari 21

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI

064967 MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI


PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN
WUJUD BENDA T.P 2021/2022

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menekankan pada keterampilan proses sains
siswa dalam setiap proses pembelajarannya. Pembelajaran IPA menekankan pada
pengalaman langsung siswa dalam mengembangkan kompetensinya agar mencari
tahu alam sekitar melalui proses menemukan. Belajar dengan pengalaman
mencari tahu mengenai kebenaran yang ada menjadi pelajaran itu akan lebih
dipahami secara mendalam.
IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang
sengal luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan
dalam proses pendidikan dan organ perkembangan teknologi, karena IPA
memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam
semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungka dan masih bersifat
rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu
pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara guru
dan siswa serta komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan belajar.interaksi dan komunikasi timbalbalik merupakan
ciri dan syarat berlangsungnya proses belajar mengajar. Proses tersebut
merupakan suatu proses edukatif yang tidak hanya terpaku pada proses
menyampaikan bahan ajar, dalam proses tersebut melibatkan proses penanaman
sikap dannilai luhur dalam diri siswa tersebut sehingga kesatuan prosesnya
membentuk pengalaman belajar yang optimal.
Pengembagan pembelajaran IPA yang menarik, menyenangkan layak sesuai
konteks, serta didukung oleh ketersediaan waktu, keahlian, sarana dan prasarana
merupakan kegiatan yang tidak mudah untuk dilaksanakan. Seorag guru dituntut
memiliki kemampuan dan kreativitas yang cukup agar pembelajaran dapat
terselenggarakan secara efektif dan efesien. Salah satu aspek kemampuan yang
harus dimiliki oleh seorang guru adalah tentang pemahaman dan penguasaan
terhadap pendekatan pembelajaran. Salah satu peran pendekatan dalam suatu
pembelajaran adalah untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran yang
diselenggarakan.
Peranan pendekatan pembelajaran adalah menyesuaikan antara tujuan
pembelajaran, siswa, latar belakang social dan budaya sumber dan daya dukung,
dan lain-lain yang tercakup dalam unsure input, output,produk, dan outcomes
pendidikan dengan bahan kajian yang akan disajikan sehingga pembelajaran
menjadi menarik, menyenangkan, menumbuhkan rasa ingin tahu, member
penghargaan serta bermakna bagi hidup dan kehidupan sekarang dan yang akan
dating.
Tujuan menggunakan pendekatan adalah menggiring cara pandang/persepsi
dan atau proses pengkajian terhadap materi pembeajara dengan suatu terminology
sehingga akan diperoleh suatu penanaman dan pembentukan perilaku siswa yang
diharapkan.
Berdasarkan kurikulum 2004, tujuan pembelajaran IPA disekolah dasar (SD)
dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah agar siswa mampu:
a. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran adanya
hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
c. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
d. Berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan
alam.
e. Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa.
f. Memiliki pengetahuan konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan sebelumnya.
Siswa SD pada umumnya berada dalam usia yang masih senang bermain,
senang melakukan kegiatan, memiliki rasa ingin tahu yang besar, mereka tertarik
untuk melakukan penggalian, melakukan kegiatan, melakukan permainan,
mendapatkan pengalaman yang bervariasi, memenuhi rasa ingin tahunya, latar
belakang budaya dan sosial dan ekonomi siswa juga mempengaruhi pemilihan
pendekatan yang dipilih, latar belakang tersebut mempengaruhi kemudahan dalam
mengiring siswa untuk berada dalam suatu cara pandang atau persepsi tertentu.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan terkait dengan pembelajaran pada
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas V pada situs pada materi
perubahan wujud benda, siswa kurang tertarik untuk belajar IPA. Siswa sulit
membedakan perubahan wujud benda, sehingga sering terjadi kesalahan dalam
menyebutkan perubahan wujud benda dan sering siswa lupa dengan materi yang
baru disampaikan.
Berdasarkan fakta tersebut penulis terdorong untuk mengadakan penelitian,
pada penelitian ini penulis menggunakan Metode Demonstrasi karena disebabkan
oleh :
- Metode Demonstrasi lebih mudah dipahami siswa/i sekolah dasar.
- Dapat memberi pengalaman langsung untuk mencari tahu dan berbuat.
- Mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah.

Berdasarkan fakta tersebut penulis ingin meneliti sejauh mana dampak


Metode Demonstrasi “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD
Negeri 064967 Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran
IPA Materi Perubahan Wujud Benda T.P 2021/2022
1. Identifikasi Masalah
Dari kondisi masalah diatas maka dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut:
a. Kurangnya hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal pada mata
pelajaran IPA
b. Rendahnya penguasaan IPA dengan materi perubahan wujud benda
c. Kurang memperdayakan media pembelajaran
d. Siswa tidak tertarik belajar IPA
Untuk memperbaiki proses pembelajaran guru melakukan kegiatan-kegiatan
untuk memberi motivasi terhadap siswa sebagai berikut:
a. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
b. Meningkatkan penguasaan pada materi perubahan wujud benda
c. Memberdayakan media pembelajaran agar siswa tertarik belajar IPA

2. Analisis Masalah
Dari hasil identifikasi masalah yang telah peneliti lakukan maka peneliti
melakukan analisis masalah yang dianggap penting dan harus segera dipecahkan
karena dianggap masalah ini menjadi penyebab kegagalan dalam proses
pembelajaran. Masalah yang menjadi perhatian peneliti yaitu: (a). Hasil belajar
siswa rendah karena siswa tidak memahami yang dijelaskan guru. (b). Guru tidak
melibatkan kreatifitas siswa didalam proses pembelajaran sehingga siswa ribut.
(c). Guru tidak melibatkan siswa agar aktif berinteraksi sehingga banyak siswa
yang tidak mengerti, (d). Pemakaian pendekatan dan metode pembelajaran tidak
bervariasi dan kurang relevan dengan karakteristik mata pelajaran. (e). Guru
kurang memotivasi siswa untuk belajar lebih giat sehingga hasil belajar siswa
rendah pada saat melaksanakan pembelajaran IPA pada materi perubahan wujud
benda di kelas V UPT SDN 064967 Kec. Medan Timur .

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Dari masalah tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penulis melakukan
perbaikan pembelajaran yang dapat dimulai dari pemberian motivasi kepada
siswa, mengembangkan serta memberi kesempatan untuk mengintekgrasikan
penggunaan alat peraga serta kesempatan menerapkan pengetahuan. Penulis
selaku guru memperbaiki cara mengajar, meningkatkan kemampuan dan
kreatifitas dalam Metode Demonstrasi Menggunakan alat peraga pada materi
perubahan wujud benda.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka
rumusan masalah yang akan diteliti adalah Bagaimana Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 064967 Melalui Penggunaan Metode
Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Materi Perubahan Wujud Benda T.P
2021/2022’’.

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dicapai, peneliti memiliki tujuan
dilaksanakannya penelitian perbaikan pembelajaran ini untuk mengetahui
Bagaimana Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 064967
Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Materi
Perubahan Wujud Benda T.P 2021/2022.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Manfaat penelitian perbaikan pembelajaran bagi siswa adalah:
 Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya pada
materi perubahan wujud benda
 Menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran
 Siswa mampu menggunakan alat peraga pada pelajaran IPA

Manfaat penelitian perbaikan pembelajaran bagi guru


 Meningkatkan atau memperbaiki proses pembelajaran dan mengembangkan
propesionalisme guru memberi pegetahuan dan keterampilan dalam proses
belajar mengajar.
 Guru semakin kreatifitas dalam meningkatkan suasana belajar yang aktif
melalui penggunaan alat peraga dalam pembelajaran.
 Sebagai bahan masukan dan bekal ilmu pengetahuan di bidang pendidikan
bagi guru dalam mengajar IPA.

Manfaat penelitian perbaikan pembelajaran bagi sekolah


 Peningkatan prestasi sekolah dengan melihat perbaikan proses hasil belajar
siswa.
 Memberikan gambaran dalam memperbaiki pembelajaran agar lebih
bervariasi.
 Mengalami perubahan /perbaikan karena mampu menanggulangi berbagai
masalah belajar siswa perbakan kesalahan konsep.
 Sekolah memiliki guru berfotensi dan Profesional dalam mengelola kelas.

Manfaat penelitian perbaikan pembelajaran bagi peneliti lain


 Menjadi bahan masukan untuk model pembelajaran guru disekolah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Hasil Belajar


Menurut Winkel, Belajar adalah semua sktifitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of learning 1977, belajar
merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku
yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan
sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya
suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta merta akibat
reflex atau prilaku yang bersifat naluriah.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas kata kunci dari pengertian belajar
adalah perubahan yang relative permanen dalam perilaku atau potensi, prilaku
sebagai hasil dari pengalaman atau peraktek yang di perkuat. Belajar merupakan
hasil dari interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar
sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan prilaku. Menurut teori ini dalam
belajar yang penting adalah bahwa bentuk input dan output dari stimulus dalam
bentuk tanggapan.
Menurut SuprijonoDalam (2013:7) hasil belajar adalah perubahan perilaku
secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.
Menurut Jihad dan HarisDalam (2012:14) hasil belajar merupakan hasil
pencapaian benuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah
kognitif, afektif, psikomotoris, dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu
tertentu.
Menurut Caroll Dalam(Sudjana 2009:40) terdapat lima factor yang
mempengaruhi hasil beajar siswa antara lain: 1). Bakat siswa 2). Waktu yang
tersedia bagi siswa 3). Waktu yang diperlukan guru untuk menjelaskan materi 4).
Kualitas Pengajaran 5). Kemampuan siswa.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setalah ia menerima
pengalaman belajarnya. Setelah suatu proses belajar berakhir, maka siswa
memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam
proses pembelajaran. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan
pembelajaran adalah hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui
sebatas mana siswa dapat memahami serta mengerti materi tersebut.

B. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar


Menurut Preston, anak usia sekolah dasar mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Anak merespons (menaruh perhatian) terhadap bermacam-macam aspek
dari dunia sekitarnya. Anak secara spontan menaruh perhatian terhadap
kejadian-kejadian-peristiwa, benda-benda yang ada di sekitarnya. Mereka
memiliki minat yang luas dan tersebar di sekitar lingkungannya.
2. Anak adalah seorang penyelidik, anak memiliki dorongan untuk menyelidiki
dan menemukan sendiri hal-hal yang ingin mereka ketahui.
3. Anak ingin berbuat, ciri khas anak adalah selalu ingin berbuat sesuatu,
mereka ingin aktif, belajar, dan berbuat .
4. Anak mempunyai minat yang kuat terhadap hal-hal yang kecil atau
terperinci yang seringkali kurang penting/bermakna
5. Anak kaya akan imaginasi, dorongan ini dapat dikembangkan dalam
pengalaman-pengalaman seni yang dilaksanakan dalam pembelajaran IPS
sehingga dapat memahami orang-orang di sekitarnya. Misalnya pula dapat
dikembangkan dengan merumuskan hipotesis dan memecahkan masalah.

Berkaitan dengan atmosfer di sekolah, ada sejumlah karakteristik yang


dapat diidentifikasi pada siswa SD berdasarkan kelas-kelas yang terdapat di SD.
1. Karakteristik pada Masa Kelas Rendah SD (Kelas 1,2, dan 3)
a. Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
b. Suka memuji diri sendiri
c. Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya tidak
penting
d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang
menguntungkan dirinya e. Suka meremehkan orang lain
2. Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD (Kelas 4,5, dan 6).
a) Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari
b) Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis
c) Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus
d) Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi
belajarnya di sekolah

C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam


IPA adalah ilmu pengetahuan alam yakni sebuah ilmu yang mempelajari
segala sesuatu yang berkaitan dengan alam. Sehinggga siswa-siswi sekolah dasar
dapat memahami alam di sekitarnya. Mulai dari binatang, tumbuhan, tubuh kita
sebagai manusia, tanah atau bumi, langit, bintang di langit, dan sebagainya.
Materi mata pelajaran IPA untuk sekolah dasar masih bersifat tahap pengenalan
yang bersifat sederhana. Dengan memahami lingkungan alam sekitar dan dirinya
sendiri maka siswa SD diharapkan dapat berlaku bijak dalam menghadapi
fenomena alam atau apa saja yang ada di sekitarnya.
Berikut ini beberapa alasan pentingnya pembelajaran IPA di SD, antara lain :
1. Memunculkan rasa penasaran siswa SD untuk mengetahui lebih lengkap
dan lebih dalam tentang alam dan lingkungannya.
2. Meningkatnya kesadaran siswa-siswi sekolah dasar dalam menjaga alam
dan lingkungan secara baik.
3. Dapat mencarikan solusi atas masalah yang terjadi di sekitarnya tentang
alam. Dengan mengenalkan ilmu pengetahuan alam pada siswa sejak
sekolah dasar maka siswa akan terbantu untuk memahami alam dengan
baik. Segala sesuatu akan dilihat secara objektif dan ilmiah.
4. Pengetahuan alam yang diperoleh siswa sekolah dasar akan memacu
siswa-siswi tersebut untuk mempraktekannnya dalam kehidupan nyata.
Ilmu pengetahuan alam bukan hanya hafalan tapi sebuah praktek yang
harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari manusia
Adapun yang menjadi tujuan pembelajaran IPA di SD ataupun MI meliputi:
1. Untuk meningkatkan rasa cinta anak pada ilmu pengetahuan alam
sehingga siswa dapat terus mempelajari dan bereksplorasi terhadap
disiplin ilmu IPA hingga tingkat perguruan tinggi.
2. Meningkatkan rasa tahu anak. Dengan hadirnya mata pelajaran IPA di SD
akan membangkitkan siswa SD untuk terus meneliti dan mencari
penemuan-penemuan baru tentang alam. Penyelidikan tentang alam
dilakukan secara terus menerus secara menyenangkan dan ilmiah yang
mampu berkontribusi besar bagi ilmu pengetahuan alam terbaru.
3. Tujuan pembelajaran IPA di SD juga agar siswa memahami lingkungan
alam dan sekitarnya. Sehingga dapat bijak dan berlaku positif dalam
memperlakukan alam yang mencakup masyarakat, teknologi dan sains.
4. Masalah-masalah alam seringkali ditemukan oleh manusia. Pentingnya
pembelajaran IPA di SD ini akan merangsang siswa agar dapat
memecahkan masalah atas kejadian alam yang ada di sekelilingnya.
Keputusan siswa dapat membuat sebuah keputusan tepat dalam
menghadapi fenomena alam yang sedang di hadapinya.
5. Setiap siswa akan tersadar akan ilmu pengetahuan alam (IPA) sangat
penting dipelajari bukan hanya selama di sekolah tapi juga dalam
kehidupannnya sehari-hari. Teori, konsep dan prinsip IPA sangat berguna
dalam menunjang berbagai kegiatan manusia. Berbagai kegiatan dan
aktivitas manusia dalam kehidupan nyata tidak bisa lepas dari teori IPA.

D. Materi Pembelajaran
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan model pembelajaran
Demostrasi untuk mengajarkan mengenai materi IPA kelas V Semester ganjil
pada pokok bahasan perubahan wujud benda
Perubahan Wujud Zat
Perubahan wujud zat adalah perubahan termodinamika dari satu fase
benda ke keadaan wujud zat yang lain. Perubahan wujud zat ini bisa terjadi
karena peristiwa pelepasan dan penyerapan kalor. Perubahan wujud zat terjadi
ketika titik tertentu tercapai oleh atam/senyawa zat tersebut yang biasanya
dikuantitaskan dalam angka suhu. Semisal air untuk menjadi padat harus
mencapai titik bekunya dan air menjadi gas harus mencapai titik didihnya.

Perubahan wujud zat digolongkan menjadi enam peristiwa sebagai berikut:


1. Membeku
Peristiwa perubahan wujud dari cari menjadi padat. Dalam peristiwa ini
zat melepaskan energi panas. Contoh peristiwa membeku yaitu air yang
dimasukkan kedalam freezer maka akan menjadi es batu.
2. Mencair
Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Dalam peristiwa
ini zat memerlukan energi panas. Contoh peristiwa mencair yaitu pada
batu es yang berubah menjadi air, lilin yang dipanaskan.
3. Menguap
Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas. contohnya air yang direbus maka lama-
kelamaan akan habis. bensin yang dibiarkan terbuka lama-kelmaan juga
akan habis menjadi asap.
4. Mengembun
Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas. contoh mengembun adalah ketika kita
menyimpan es batu dalam gelas maka bagian luar gelas akan basah, atau
rumput di lapangan menjadi basah di pagi hari padahal malam harinya
tidka hujan.
5. Menyublim
Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas. Contohnya menyublim yaitu pada kapur barus
(kamper) yang disimpan pada lemari pakaian lama kelamaan akan habis.
6. Mengkristal
Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat. Dalam peristiwa ini
zat melepaskan energi panas. Contoh mengkristal adalah pada peristiwa
berubahnya uap menjadi salju.
Contoh peristiwa perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari :
a. Eskrim yang meleleh karena terkena suhu panas termasuk contoh
peristiwa perubahan wujud mencair, yaitu perubahan wujud dari padat
menjadi cair.
b. Minyak angin bisa menguap menjadi gas karena jika minyak
dibiarkan dalam kondisi terbuka maka akan berubah menjadi gas.
Maka minyak angin tersebut termasuk dalam peristiwa perubahan
wujud (menguap), yaitu perubahan wujud dari cair menjadi gas.

E. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode, yang digunakan untuk memperlihatkan
sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan bahan
pelajaran, demikian menurut Djamarah (2000). Manfaat pedagogis penggunaan
metode demonstrasi dipandang dari sudut psikologi adalah :
1. Perhatian siswa dapat lebih terpusat,
2. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat pada diri
siswa, demikian menurut Daradjat (1985).
Menurut Sumiharto (2007), Metode demonstrasi adalah penyajian
pembelajaran dengan memperagakan suatu proses yang dapat dilakukan oleh
siswa atau guru dengan lebih konkrit sehingga diharapkan siswa dapat lebuh
mudah memahami. Sementara menurut Djamariah (2000) ada 4 (empat) kelebihan
Metode Demonstrasi dan ada 3 (tiga) kelemahannya. Adapun kelebihan Metode
Demonstrasi sebagai berikut : (a). Dapat membuat pembelajaran lebih jelas dan
lebih konkrit, sehingga dapat menghindari verbalisme (Pemahaman secara kata-
kata atau kalimat). (b). Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari. (c).
Proses pembelajaran lebih menarik. (d). Siswa dirangsang untuk aktif mengerti ,
menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.
Sementara kelemahan Metode Demonstrasi sebagai berikut : (a). Metode ini
membutuhkan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan
hal itu, pelaksamaam demonstrasi akan tidak efektif. (b). Tidak semua benda
dapat di demonstrasikan dan fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang
memadai tidak selalu tersedia dengan baik. (c). Perlu kesiapan dengan
perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang,
sehingga mungkin terpaksa mengambil waktu jam pelajaran lain.
Dalam penggunaan metode ini guru bisa menjadi demonstrator dan bisa
juga orang lain yang ahli dalam bidang pelajaran itu. Metode ini menggugah rasa
ingin tahu siswa dan rangsangan visual siswa. Metode demonstrasi merupakan
metode mengajar yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan.
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :
1. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau
kerja suatu benda
2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
3. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki
melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek
sebenarnya (Syaifudin Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
1. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan
dipertunjukkan
2. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
3. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai
apa yang didemonstrasikan (Syaifudin Bahri Djamarah, 2000)
Batas-Batas Kemungkinan Metode Demonstrasi
Demonstrasi menjadi tidak efektif bila benda yang didemonstrasikan tidak
dapat diamati dengan jelas oleh siswa, siswa tidak dilibatkan untuk mencoba, dan
bila tidak dilakukan ditempat yang sebenarnya.
Metode Demonstrasi yang Efektif
Agar metode demonstrasi dapat menjadi PAKEM, maka guru harus: (1)
merumuskan keterampilan yang diharapkan akan dicapai oleh siswa setelah
demonstrasi dilakukan: (2) mencoba alat-alat yang akan digunakan dalam
demonstrasi, supaya waktu diadakan demonstrasi tidak gagal; (3) memperkirakan
jumlah siswa apakah memungkinkan diadakan metode demonstrasi; (4)
menetapkan garis besar langkah yang akan dilaksanakan; (5) memperhitungkan
waktu yang dibutuhkan.

F. Penelitian Tindakan kelas (PTK)


Dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, PTK
berkembang sebagai suatu penelitian terapan. PTK sangat bermanfaat bagi guru
untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan
melaksanakan tahap-tahap PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang
timbul di kelasnya sendiri, bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai
ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu
sebagai penelitian terapan, disamping guru melaksanakan tugas utamanya
mengajar di kelas, tidak perlu harus meninggalkan siswanya. Jadi PTK merupakan
suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh
guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, guru mempunyai peran ganda :
praktisi dan peneliti.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Karakteristik PTK adala
sebagai berikut:
1. An inquiryof practice from within (penelitian berawal dari kerisauan guru
akan kinerjanya).
2. Self-reflective inquiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak
longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian).
3. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran
4. Tujuannya: memperbaiki pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
PTK ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap
berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak
disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam
kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi
pembelajaran yang dilakukan. Sementara itu, dilaksanakannya PTK di antaranya
untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau pangajaran yang diselenggarakan
oleh guru/pengajar-peneliti itu sendiri, yang dampaknya diharapkan tidak ada lagi
permasalahan yang mengganjal di kelas.
Langkah-langkah Penelitian Tindakan kelas, yaitu:
Secara keseluruhan, pelaksanaan penelitian tindakan kelas terdapat empat
langkah dalam satu siklus pembelajaran yang harus terpenuhi. Keempat langkah
ini terus berjalan sampai ditemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi.
Keempat langkah dimaksud adalah :
1. Menyusun rancangan tindakan (perencanaan)
Pada tahap ini, peneliti menjelaskan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siapa dan bagaimana penelitian tindakan kelas dilakukan. Peneliti menentukan
titik-titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapat perhatian khusus untuk
diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu
peneliti merekam fakta-fakta yang terjadi selama pengamatan berlangsung.
Strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan selera guru (peneliti) agar
pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat terjadi dengan wajar tanpa merubah
pembelajaran sebelumnya.
2. Pelaksanaan
Rancangan pelaksanaan penelitian tindakan kelas diimplementasikan atau
diterapkan dan yang perlu diperhatikan adalah harus ada komitmen guru untuk
tetap mengikuti rancangan yang telah direncanakan sebelumnya tanpa merubah
kewajaran berprilaku, serta hindari situasi kekakuan, artinya biarkan mengalir
seperti biasa supaya informasi yang diperoleh akurat.
3. Pengamatan
Pada saat pengamatan sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
pembelajaran, akan sangat sulit apabila peneliti (guru) juga bertindak sebagai
pengamat. Dua cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kelemahan ini, pertama
dengan menjamin obyektifitas reflesi atau evaluasi atas pembelajaran dan yang
kedua dengan memanfaatkan media informasi seperti kamera CCTV. Pada
umumnya peneliti (guru) memanfaatkan teman sejawat untuk membantu
mengamati kejadian-kejadian selama pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Kegiatan ini merupakan kegiatan menelusuri kembali perjalanan
pelaksanaan pembelajaran dengan jalan mengingat-ngingat kejadian-kejadian
yang terjadi selama pembelajaran. Kegiatan refleksi biasanya dilaksanakan setelah
proses pembelajaran selesai dilaksanakan.
Keempat tahap di atas merupakan satu siklus kegiatan, apabila telah
ditemukan keberhasilan dan hambatan maka peneliti diharapkan merancang
kembali perencanaan untuk siklus berikutnya. Pada siklus berikutnya tahapannya
kembali lagi seperti diatas, berulang terus menerus sampai ditemukan kepuasan
karena telah mencapai tujuan yakni ketuntasan pembelajaran.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian serta pihak yang membantu
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V UPT SD Negeri 064967
Kecamatan Medan Timur

2. Tempat dan waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di kelas V UPT SD Negeri 064967 Kecamatan Medan
Timur pelaksanaan perbaikan pembelajaran dalam “Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas V SD Negeri 064967 Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada
Mata Pelajaran IPA Materi Perubahan Wujud Benda T.P 2021/2022”, yaitu
tanggal 18 Oktober 2021 sampai dengan 10 November 2021 (lihat jadwal pada
tabel).

No Mata Pelajaran Hari/Tanggal Waktu Perbaikan


1 IPA Rabu, 18 Oktober 2021 09.45 – 10.55 Identifikasi
Masalah
Rabu, 2 November 2021 09.45 – 10.55 Siklus I
Rabu, 10 November 2021 09.45 – 10.55 Siklus II
Tabel 1. jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran

3. Pihak yang membantu


Terlaksananya penelitian ini dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak
yaitu;
- Tutor Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)
- Kepala Sekolah SDN 064967 Kecamatan Medan Timur
- Rekan kuliah dan keluarga yang saling membantu dalam merekam video
pembelajaran Siklus 1 dan Siklus 2
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini dilaksanakan di dalam kelas meliputi kegiatan pelaksanaan
tindakan kelas (PTK) berupa kegiatan refleksi awal dan melakukan observasi
untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dikelas, perencanaan,
pembelajaran, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan
penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan sebanyak 2 siklus dan masing-masing
dilakukan dengan 1 kali pertemuan.

Peneliti bekerjasama dengan teman sejawat dan supervisor merancang


rencana pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran IPA sebanyak 2 siklus.
Siklus pelaksanaan perbaikan pembelajaran tersebut dapat digambarkan seperti
bagan dibawah ini:

Gambar 3.1 Siklus Perbaikan Pembelajaran IPA

Keterangan :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan Tindakan
3. Pengamatan
4. Refleksi
Peneliti akan melaksanakan perbaikan pembelajaran IPA sesuai dengan
kompetensi dasar yang memerlukan perbaikan. Pelaksanaan perbaiakan yang
dilaksanakan disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran yang ada di tempat tugas
dimana peneliti melakukan penelitian ini.

Prosedur Penelitian
Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan pengkajian terhadap masalah yang
ditemukan dalam video pembelajaran yang ditonton. Tahap perencanaan ini
meliputi kegiatan:
a. menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah
yang di hadapi dalam pembelajaran IPA ,khususnya masalah hasil
belajar.
b. Melakukan penyusunan skenario pembelajaran IPA melalui rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP)
c. Menyusun format atau lembar observasi yang akan digunakan, yang
terdiri dari lembar observasi kegiatan pelaksanaan tindakan
2. Pelaksaan Tindakan
Pada tahap tindakan yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
skenario yang sudah disusun yaitu menggunakan Metode Demonstrasi.
3. Pengamatan
Pada tahap pengamatan dilakukan kegiatan mengevaluasi pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh teman
sejawat terdiri dari kegiatan guru selama proses tindakan.
4. Refleksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi yang menganalisa hasil
evaluasi untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil belajar IPA materi
perubahan wujud benda.. Jika pelaksanaan siklus I masih belum
menunjukkan peningkatan maka hasil refleksi dipergunakan sebagai dasar
pertimbangan merencanakan pembelajaran melalui pelaksanaan siklus
berikutnya.
Siklus II

1. Perencanaan
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama pelaksanaan tindakan pada
siklus I, dapat diidentifikasi hambatan atau kesulitan yang masih ditemukan
dalam peningkatan hasil belajar dari pembelajaran dengan menggunakan
Metode Demonstrasi. Selanjutnya dilakukan perencanaan ulang untuk
melakukan perbaikan melalui perencanaan dengan melakukan:
a. Memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran
berupa rencana pelaksanaan pembelajaran IPA
b. Menyusun format atau lembar observasi terdiri dari lembar observasi
kegiatan pelaksanaan tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan adalah melaksanakan skenario
kegiatan yang telah direncanakan.
3. Pengamatan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi kegiatan
menggunakan lembar observasi yang terdiri dari kegiatan guru selama
pelaksanaan tindakan.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan selama siklus II dengan mengamati segala
sesuatu yang terjadi di dalam kelas pada siklus II.

C. Teknik Analisis Data


Analisis data penelitian dilakukan dengan membandingkan :
(1). Hasil analisis dari satu video yang di download yang dijadikan sebagai
kondisi Pra-Siklus
(2). Melakukan analisis dan evaluasi hasil kritik saran dan hal hal yang
diajukan oleh Dosen Pembimbing PKP terhadap simulasi pembelajaran
yang dilakukan dalam Siklus I dan
(3) Melakukan analisis dan evaluasi hasil kritik saran dan hal hal yang
diajukan oleh Dosen Pembimbing PKP terhadap simulasi pembelajaran
yang dilakukan dalam Siklus 2. Jika diperkirakan tujuan pembelajaran
sudah tercapai dengan simulasi pembelajaran siswa ini sudah tercapai
maka penelitian tidak dilanjutkan ke Siklus III.

Anda mungkin juga menyukai