ABSTRAK
Hasil Belajar Siswa dengan Metode Discovery Learning pada pokok Bahasan
Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan pada Pelajarn IPA di Kelas IV SD Negeri 095559
Bangun. Subjek penelitian adalah siswa – siswa kelas IV Tahun Pelajaran 2019/2020
berjumlah 26 siswa,14 laki – laki,12 perempuan. Prosedur penelitian yang dilakukan
berupa perencaan, pelaksanaan tindakan, observasi,evaluasi-refleksi yang bersifat daur
ulang.Hasil penelitian menunjukkan, metode Discovery Learning dapat meningkatkan
hasil belajar. Hal ini dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa dari Pra Siklus, Siklus I
hingga Siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa awal Pra Siklus mencapai rata-rata
52,11, Siklus I mencapai 65,19 sedangkan rata-rata pada Siklus II mencapai 80,77.Saat
tes di Pra Siklus siswa yang tuntas mencapai 7 orang, siswa yang tidak tuntas mencapai
19 orang Hasil tes pada Siklus I siswa yang tuntas mencapai 17 orang siswa yang belum
tuntas mencapai 9 orang. Siklus II siswa yang tuntas 24 orang yang belum tuntas
semakin sedikit hanya 2 orang siswa.Jadi penerapan Metode Discovery Learning dapat
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa tentang Struktur dan Fungsi Bagian
Tumbuhan pada pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri 095559 Bangun.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem pendidikan diIndonesia ternyata telah mengalami banyak
perubahan.Perubahan – perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai
usaha pembaharuan dalam pendidikan.Akibat pengaruh itu pendidikan nasional
semakin mengalami kemajuan, pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan
perkembangan yang sangat pesat.Perkembengan itu terjadikarena terdorong
adanya perubahan tersebut, sehingga di dalam pengajaranpun guru selalu ingin
menemukan metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar
bagi semua siswa. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa
pembaharuan dalam sistem pendidikan nasional yang mencakup seluruh
komponen yang ada. Pembangunan di bidang pendidikan nasional barulah ada
artinya apabila dalam pendidikan dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan
masyarakatt dan bangsa Indonesia yang sedang membangun.
Sekolah dan guru memiliki kewenangan untuk mengembangkan kurikulum
agar apa yang diinginkan dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang efektif dan
efesien. Dalam kegiatan belajar mengajar guru memiliki peranan penting untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Peningkatan mutu pendidikan dapat ditempuh dengan berbagai cara antara
lain: peningkatan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, peningkatan kualitas
pembelajaran, meningkatan sarana dan prasarana pembelajaran. Selama ini masih
sering dijumpai pembelajaran yang bersifat konvensional, pembelajaran yang
berpusat kepada guru, pembelajaran yang bersifat ceramah.
Cara penyampaian materi menggunakan metode konvensional mengakibatkan
siswa tidak fokus pada guru yang sedang menyampikan materi.Hal yang sering
terjadi didalam kelas adalah siswa suka menggangu teman, siswa selalu gelisah
saat guru menyampaikan materi, suka melamun, sering permisi ke kamar mandi,
hasil belajar yang menurun dan tidak memenuhi KKM terutama pada materi Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA).
Jika pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dilakukan dengan metode
ceramah sebagai metode pokok maka proses pembelajaran akan terasa membosan
bagi siswa karena terlalu monoton. Ini dapat berpengaruh pada keaktifan siswa
didalam kelas.Bukan berarti metode ceramah tidak dapat digunakan dalam
pembelajaran, tetapi metode tersebut dapat mempengaruhi siswa menjadi bosan,
jenuh, dan tidak aktif saat guru menyampaikan pembelajaran.
Masalah yang terjadi saat saya melakukan pembelajaran antara lain, siswa
mudah jenuh saat materi pelajaran saya sampaikan, cara mengajar saya yang
terlalu monoton, kurangnya kreativitas saya menggunakan model pembelajaran,
siswa merasa gelisah ketika saya menyampaikan materi ajar, hasil belajar siswa
juga menurun ketika ulangan dilaksanakan. Hal ini terbukti dari rata-rata hasil
belajar siswa dalam pelajaran IPA hanya mencapai 52,11 sedangkan KKM
pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 095559 Bangun sebesar 70. Sehingga dari 26
siswa yang mengikuti ulangan yang mencapai KKM hanya 7 siswa.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul, “ Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Materi Struktur dan Fungsi
Tumbuhan dengan Menggunakan Metode Discovery Learning Pada Siswa
Kelas IV SD Negeri 095559 BangunKecamatan Gunung Malela TP.2019-
2020”.
1. Identifikasi Masalah
a. Siswa kelas IV SD Negeri 095559 Bangun merasa bosan dan jenuh
dengan sistem pembelajaran yang dilakukan guru.
b. Kurangnya kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran di
dalam kelas.
c. Hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 095559 Banguntidak
memenuhi KKM.
2. Analisis Masalah
Adapun permasalah yang terjadi karena:
a. Pembelajaran yang dilakukan terlalu pasif dan monoton
b. Kurangnya kreatifitas guru dalam menggunakan metode
pembelajaran.
c. Hasil belajar siswa yang rendah
3. Alternatif dan Perioritas Pemecahan Masalah
Alternatif dari permasalahan diatas adalah peggunaan metode discovery
learning untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi struktur dan fungsi
bagian tumbuhan siswa kelas IV.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD
095559 BangunKecamatan Gunung Malela TP. 2019/2020?
2. Apakah penerapan metode Discovery Learning dapat meningkatkan hasil
belajar IPA siswa di kelas IV SD Negeri 095559 BangunKecamatan
Gunung Malela TP. 2019/2020?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis :
1. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan penerapan metode Discovery
Learning pada Pokok Bahasan Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan
pada Pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri 095559 Bangun.
2. Meningkatkan Aktivitas Siswa dengan Metode Discovery Learning Pokok
Bahasan Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan pada Pelajaran IPA di
Kelas IV SD Negeri 095559 Bangun.
3. Untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam melaksanakan Pembelajaran
IPA di Kelas IV SD Negeri 095559 Bangunpada pokok Bahasan Struktur
dan Fungsi Bagian Tumbuhan dengan penerapan metode Discovery
Learning.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama materi struktur dan
fungsi tumbuhan.
b. Siswa lebih senang dan bersemangat saat proses pembelajaran dengan
menggunakan metode Discovery Learning.
2. Bagi Guru
Dapat meningkatkan keterampilan guru saat mengajar.
3. Bagi Sekolah
Dengan diadakannya penelitian disekolah dapat meningkatkan mutu
pendidikan sekolah.
PERENCANAAN
PENGAMATAN
PERENCANAAN
PENINGKATAN
SIKLUS II TINDAKAN
HASIL BELAJAR
PENGAMATAN
Gambar1.
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
SIKLUS I
a. Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Menyusun materi yang akan di ajarkan
3. Membuat tes yang akan diujikan kepada siswa dengan maksud untuk
menemukan letak kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang
diberikan.
b. Pelaksanaan
Setelah perencanaan tindakan disusun dengan baik, maka dilakukan tindakan
terhadap kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran.Dalam pelaksanaan
tindakan ini, pemberian dilakukan dengan metode Discovery Learning secara
individu.Dalam pembelajaran didalam kelas merupakan pengembangan dan
pelaksanaan program pengajaran yang telah disusun.
c. Observasi (Pengamatan)
Pada tahap ini guru melakukan observasi atau pengamatan untuk mengetahui
apakah kondisi belajar mengajar telah terlaksana sesuai dengan rencana
pembelajaran dan dilakukan disetiap siklus.
d. Refleksi
Dari data yang diperoleh dari tes dan tahap observasi dikumpulkan serta
dianalisis. Hasil analisis data akan memperlihatkan apakah pembelajaran
menggunakan metode Discovery Learning tuntas atau tidak. Jika tidak tuntas
maka akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
SIKLUS II
Siklus II merupakan refleksi dari siklus I, dimana hasil refleksi ini digunakan
untuk memperbaiki rencana tindakan pada siklus I. Apabila permasalahan siswa
dalam proses pembelajaran belum bisa diselesaikan maka dapat dilanjutkan pada
siklus berikutnya :
a. Perencanaan
1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Perbaikan (RPP)
2. Menyusun materi yang akan diajarkan
3. Membuat tes yang akan diujikan kepada siswa dengan tujuan untuk
melihat tingkatan hasil belajar siswa
b. Pelaksanaan Tindakan
Setelah perencanaan tindakan disusun dengan baik, maka dilakukan tindakan
terhadap kurangnya hasil belajar siswa terhadap pembelajaran.Dalam tahap ini,
pemberian tindakan dilakukan dengan metode Discovery Learning dengan
membentuk beberapa kelompok. Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini hampir
sama dengan pelaksanaan pada siklus I, hanya saja ada beberapa penambahan
dalam kegiatan ini seperti waktu pembelajaran dan materi yang disampaikan lebih
singkat. Pada tindakan ini guru lebih banyak membimbing siswa dalam
pemecahan masalah dan siswa juga diminta untuk bekerja sama dengan teman
yang lainnya.
c. Pengumpulan Data
Pada tahap ini guru mengobservasi siswa untuk melihat apakah kondisi belajar
mengajar telah terlaksana sesuai dengan rencana pembelajaran dan dilakukan pada
setiap siklus.
d. Refleksi
Dengan data yang diperoleh dari tes dan tahap observasi dikumpulkan serta di
analisis. Hasil analisi data akan memperlihatkan apakah pembelajaran
menggunakan metode Discovery Learning tuntas atau tidak. Jika tuntas maka
penelitian akan dihentikan, dan apabila jika penelitian tidak tuntas maka penelitian
akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
f
p= ×100%
n
3.
Analisis Observasi Keaktifan Siswa Belajar
Data hasil observasi dilakukan dengan menganalisis keaktifan siswa belajar
menggunakan rumus:
Gambar 4.1
Grafik Batang Ketuntasan Belajar Siswa Tahap Pra Siklus
Ini menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa belum maksimal atau
masih rendah, maka akan dilakukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan
metode pembelajaran discovery learning.
c. Observasi
Selama proses pembelajaran peneliti dibantu teman sejawat untuk mengamati
aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi Pra Siklus
Dari hasil pembelajaran ternyata hasil belajar siswa begitu rendah dari jumlah
siswa yang belum tuntas. Peneliti mencari cara untuk memperbaiki pembelajaran
karena hasil belajar siswa yang kurang maksimal.
2. Deskripsi Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan RPP Perbaikan Pembelajaran, materi
dan soal latihan yang akan diberikan kepada siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti kembali melakukan pembelajaran dengan menerapkan
metode discovery learning.Pada pembelajaran ini peneliti lebih menekankan
belajar dengan sistem kelompok.Setelah kegiatan pembelajaran selesai peneliti
memberikan soal latihan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi
ajar yang telah dilakukannya. Hasil perolehan nilai siswa dapat dilihat pada tabel
berikut:
Dari gambar grafik diperoleh peningkatan rata-rata dari rata-rata pada pra
siklus yaitu 52,11 menjadi 65,19 pada siklus I. Dengan jumlah siswa yang tuntas
sekitar 17siswa(65%) dan yang tidak tuntas sekitar 9siswa (35%). Dengan grafik
sebagai berikut:
70.0% 65.0%
60.0%
50.0% 35.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Siswa Tidak Tuntas Siswa Tuntas
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti dibantu oleh teman sejawat untuk mengamati semua
kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Pada tahap siklus II ini peneliti telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa
dengan menerapkan metode discovery learning.Siswa yang tuntas sebanyak 24
orang (92 %) dan tidak tuntas sebanyak 2 orang ( 8 %). Dengan demikian hasil
belajar dengan menerapkan metode discovery learning terjadi peningkatan yang
signifikan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Pembahasan Pra Siklus
Hasil penelitian pembelajaran sebelum diterapkannya metode pembelajaran
discovery learning pada Pelajaran IPA, hasil belajar siswa sangat menurun. Siswa
yang tuntas sekitar 7 orang atau hanya 27% saja sedangkan siswa yang tidak
tuntas mencapai 19 orang atau 73%.
2. Pembahasan Siklus I
Pada siklus ini hasil pembelajaran siswa dengan penerapan metode
pembelajaran discovery learning belum sepunhnya maksimal.Karena masih ada
beberapa siswa yang tidak serius dan tidak fokus dalam melaksanan belajar dalam
kelompok. Siswa yang tuntas 17 orang atau sekitar 65 % sedangkan siswa yang
tidak tuntas ada 9 orang atau sekitar 35 %.
3. Pembahasan Siklus II
Pada siklus ini hasil pengamatan yang diperoleh antara lain siswa lebih
bersemangat dalam melaksanakan belajar, interaksi antara siswa dan guru lebih
meningkat dan hasil belajar siswa juga lebih meningkat dari siklus I. Siswa yang
tuntas mencapai 24 orang siswa atau sekitar 92 % sedangkan siswa yang belum
tuntas hanya 2 orang atau sekitar 8 %. Karena hasil belajar siswa menggunakan
metode discovery learning sudah meningkat dengan signifikan maka penelitian ini
hanya sampai pada siklus II saja.
Gambar 5.
Grafik Batang Persentase Hasil Belajar IPA SiswaPra Siklus, Siklus I dan
Siklus II
Dilihat dari grafik diatas hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA pada materi
struktur dan fungsi tumbuhan menggunakan metode Discovery Learning pada
siswa kelas IV SD Negeri 095559 Bangun adalah :
1. Pada tahap Pra Siklus, siswa yang tidak tuntas mencapai 19 orang atau sekitar
27%. Sedangkan siswa yang tuntas hanya 7 orang atau sekitar 73 %.
2. Pada tahap Siklus I, siswa yang tidak tuntas adalah 9 orang atau sekitar 35 % .
Sedangkan siswa yang tuntas sudah mencapai 17 orang atau sekitar 65 %.
3. Pada tahap Siklus II, siswa yang tidak tuntas hanya 2 orang atau sekitar 8 %.
Sedangkan siswa yang tuntas sudah mencapai 24 orang atau sekitar 92 %.
DAFTAR PUSTAKA