Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

EFEKTIVITAS MEDIA FLASH CARD DALAM


MENINGKATKAN KOSAKATA BAHASA
INDONESIA PADA SISWA KELAS 1 SDN PRASUNG
SIDOARJO

SYAIFUDDIN ADAM
858694059

UPBJJ-UT SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PEMANTANPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
JUDUL
EFEKTIVITAS MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN
KOSAKATA BAHASA INDONESIA KELAS 1 SDN PRASUNG

Nama Mahasiswa : Syaifuddin Adam


NIM : 858694059
Program Studi : S-1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN Prasung
Jumlah Siklus Pembelajaran : 2 Siklus
Waktu Pelaksanaan : Sabtu, 10 April 2021
Minggu, 20 April 2021

Masalah yang menjadi fokus perbaikan adalah :


Bagaimana efektivitas penggunaan media flash card dalam meningkatkan kosakata bahasa
indonesia pada siswa kelas 1 SDN Prasung Sidoarjo

Sidoarjo, 13 Juni 2021


Mengesahkan/Menyetujui Mahasiswa
Pembimbing/Tutor

Dr. Muchlis, S.Pd.,M.Pd Syaifuddin Adam


NIP 1972091520031210011 NIM. 858694059
ABSTRAK

EFEKTIVITAS MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN


KOSAKATA BAHASA INDONESIA KELAS 1 SDN PRASUNG

Oleh

Syaifuddin Adam
Syaifuddinadam19@gmail.com

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar meliputi keterampilan menyimak,


berbicara, membaca dan menulis. Melalui pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa
terampil menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana berkomunikasi. Sedangkan
pembelajaran keempat aspek itu dilaksanakan secara terpadukemampuan berbahasa dan
bersastra tersebut memang berkaitan erat sehingga merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan.
Berdasarkan hasil pembelajaran menghafal kosakata kompetensi dasar (KD): Memahami
kosakata dengan tepat di kelas 1 SD Negeri Prasung Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo
nilai yang menghafal kosakata hanya mencapai 70%. Dari 29 siswa ada 9 siswa yang belum
mengenal kosakata dengan tepat. Sedangkan kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) yang
ditetapkan adalah 75.
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “ Bagaimana penggunaan media flash card dalam meningkatkan kosakata bahasa
indonesia pada siswa kelas 1 SDN Prasung Sidoarjo?”
Tujuan penelitian ini adalah “Untuk menerapkan media flash card dalam meningkatkan
kosakata bahasa indonesia pada siswa kelas 1 SDN Prasung Sidoarjo”.
Penelitian dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi pokok Nama –
nama Bangunan, di mana siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 April 2021, sedangkan siklus II
dilaksanakan pada tanggal 20 April 2021.

Kata Kunci : Media Flash Card, Pembelajaran Bahasa Indonesia, Hasil Belajar
KATA PENGANTAR
Puji syukkur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Laporan ini dibuat
untuk memenuhi salah satu persyaratan dan menyelesaikan program sarjana (S1 PGSD)
Universitas Tebuka.

Dalam menyelesaikan penelitian ini, kami banyak mendapat dukungan dan bantuan dari
berbagaai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih perlu kami sampaikan kepada pihak-pihak
tentunya kepada :

1. Ibu Dr. Suparti, M.Pd. selaku kepala UPBJJ Universitas Terbuka


2. Bapak Taufik Rohman, S.Kom.S.Pd.M.Pd. selaku ketua POKJAR Tulangan.
3. Bapak Dr. Muchlis, S.Pd. M.Pd. selaku supervisor 1 dalam kegiatan penelitian
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).
4. Ibu Lilies Purwaningtyas, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Prasung Kecamatan
Buduran Kabupaten Sidoarjo.
5. Segenap bapak ibu guru yang menjadi rekan sejawat SDN Prasung Kecamatan Buduran
Kabupaten Sidoarjo.
6. Segenap siswa kelass I SDN Prasung Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo.

Dalam penelitian ini msih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
konstruktif sangat diharapkan untuk dijadikan pedoman dalam laporan berikutnya.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, harapan kami mudah-mudahan penelitian ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca terutama bagi rekan-rekan guru sebagai bahan
pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pembelajaraan yang lebih baik.

Sidoarjo, 13 Juni 2021

Penulis
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktik Pemantapan Kemampuan


Profesional (PKP) yang sudah saya susun sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah PKP pada
program studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT) seluruhnya merupakan hasil karya saya
sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan
etika penulisan karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan hasil
karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima
sanksi, termasuk encabutan gelar akademik yang saya sandang ssesui dengan perundang-
undanngnan yang berlaku.

Surabaya, 3 Juni 2021

Yang membuat pernyataan,

SYAIFUDDIN ADAM
NIM. 858694059
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul…………………………………………………………………………….…..1

Lembar Pengesahan………………………………………………………………………..….2

Abstrak………………………………………………………………………………………...3

Kata Pengantar………………………………………………………………………………...4

Lembar Pernyataan Bebas Plagiat…………………………………………………………….5

Daftar Isi………………………………………………………………………………………6

Lampiran………………………………………………………………………………………8

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………………….9


B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………11
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………………………….11
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………………………….…..11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Bahasa Indonesia ………………………………………………………..12


B. Media Pembelajaran ………………………………………………………………........13
C. Flash Card ……………………………………………………………………………...14
D. Kosakata ……………………………………………………………………….………17
E. Penelitian Tindakan Kelas………………………………………………………..…….18

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN

A, Subyek, Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………………...22

B. Prosedur Perbaikan Pembelajaran ………………………………………………………22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perrbaikan Pembelajaran …………………….……………26


1. Deskripsi Siklus 1 ………………………………………….…………………………..27
2. Deskripsi Siklus 2 ……………………………………………….……………………..29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN …………………………………………………………………...……31
B. SARAN …………………………………………………………………………...……31

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………...…33

LAMPIRAN ………………………………………………………………….……………34
LAMPIRAN

1. LAMPIRAN 1 IDENTITAS DIRI


2. LAMPIRAN 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS 1)
3. LAMPIRAN 3 DOKUMENTASI VIDEO SIKLUS 1
4. LAMPIRAN 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS 2)
5. LAMPIRAN 5 DOKUMENTASI VIDEO SIKLUS 2
6. LAMPIRAN 6 DOKUMENTASI KONSULTASI PKP DARING
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kondisi pembelajaran yang aktif merupakan impian guru dalam mengajar. Mewujudkan
hal tersebut dibutuhkan suatu strategi pembelajaran yang direncanakan oleh seorang guru dengan
mengedepankan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Diharapkan dengan kegiatan
belajar yang menekankan keaktifan siswa mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam
menciptakan kondisi pembelajaran aktif tersebut guru perlu menggunakan metode dan media
pembelajaran yang tepat dan afektif.
Peranan bahasa sangat penting sebab bahasa adalah alat komunikasi, menarik perhatian,
untuk membentuk serta mengembangkan nilai-nilai kehidupan. Di samping itu peranan bahasa
yang lebih penting ialah sebagai alat penerus dan pengembang kebudayaan. Melalui bahasa,
nilai-nilai dalam masyarakat dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Dengan
menggunakan bahasa pula, ilmu dan teknologi dikembangkan. Bagi bangsa Indonesia, bahasa
Indonesia tidak hanya sekedar merupakan alat komunikasi atau alat penyerap berbagai informasi.
Bahasa itu juga merupakan kekayaan nasional yang sangat berharga yang mempersatukan suku-
suku bangsa, serta menunjukkan jati diri bangsa Indonesia.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di dalam kelas khusus nya dalam
proses pembelajaran kosakata bahasa indonesia terhadap peserta didik kelas 1 SDN Prasung
Sidoarjo. Peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar kosakata bahasa indonesia. Hal ini
dilihat dari hasil penilaian harian siswa yang masih 40% siswa masih di bawah ketuntasan
minimal. Beberapa kemungkinan yang mungkin menjadi penyebab kurang maksimal hasil
pembelajaran tersebut adalah mungkin media yang digunakan Peneliti kurang menarik siswa
untuk belajar Bahasa Indonesia. Mungkin juga bisa di karenakan metode yang digunakan guru
tidak sesuai dengan siswa yang ada di kelas.
Dari identifikasi masalah yang telah dijelaskan oleh peneliti atas kesulitan peserta didik
dalam meningkatkan kosakata bahasa indonesia, Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya Guru tidak menggunakan media belajar untuk belajar kosakata sehingga peserta
didik tidak ada peningkatan dan bosan dalam proses pembelajaran. Bahkan di dalam
memberikan materi guru hanya menggunakan metode ceramah sehungga proses
pembelajaran hanya berpusat pada guru itu saja.
Selain itu, permasalahan pembelajaran Bahasa Indonesia di SDN Prasung yang sering
muncul lainnya adalah peserta didik dalam kondisi terpaksa harus menghafal secara mekanis
segala sesuatu yang telah disampaikan guru. Hal ini menjadikan peserta didik tidak mempunyai
keberanian untuk mengeluarkan pendapat, tidak kreatif, dan kurang mandiri, terutama jika diajak
untuk berpikir inovatif. Pembelajaran bahasa indonesia jadi lebih membosankan dan tidak
menarik jika masih menggunakan pendekatan tradisional yaitu duduk, dengar, catat, dan hafal.
Tidak semua soal dapat mereka kerjakan dengan cepat dan benar sehingga waktu pengerjaan
soalpun terasa lebih lama.
Berdasarkan permasalahan yang terdapat diatas, peneliti meminta bantuan kepada teman
sejawat untuk mengatasi masalah tersebut. Dari diskusi yang dilakukan oleh peneliti dan teman
sejawat akhirnya dapat terungkap permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu: (a)
Rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, (b) Guru terlalu banyak didepan kelas
berceramah, sehingga siswa merasa bosan, (c) Tidak adanya media / alat peraga pembelajaran
yang dapat menarik perhatian siswa, (d) Pendekatan yang dilakukan guru terhadap siswa kurang
sesuai, (e) Penjelasan yang terlalu abstrak, (f) Kurangnya perhatian siswa ketika pembelajaran
berlangsung untuk mengatasi hal tersebut diatas peneliti akan melakukan kegiatan Penelitian
Tindakan Kelas pada siswa kelas I SDN Prasung yang menekankan pada peningkatan prestasi
belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui penggunaan media Flash Card pada siswa
kelas I SDN Prasung.
Tidak hanya itu, Guru juga memberikan latihan berulang kali untuk meningkatkan
kemampuan mengeja kosakata dalam bahasa indonesia untuk mencapai tujuan tersebut dituntut
kemampuan dasar berkomunikasi, salah satunya kemampuan yang harus dimiliki berupa
penguasaan kosakata. Untuk memperoleh kemampuantersebut maka pembelajaran harus
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, ditunjang dengan penggunaan media yang
dapat memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Flash Card merupakan kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang
mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar-gambar
yang dapat digunakan untuk melatih mengeja dan memperkaya kosakata(Arsyad, 2011). Flash
card memiliki dua sisi, bagian depan flash card terdapat gambar dan kata sedangkan bagian
belakang flash card merupakan arti kata tersebut. Hudson, Taglieber, Johnson dan Yarbrough
(dalam Carpenter dan Olson, 2011) mengemukakan bahwa gambar yang terdapat pada flash card
tersebut akan membantu meningkatkan daya ingat anakanak, karena visual memberikan
pengaruh yang lebih besar dalam mengingat dan memahami sesuatu dibandingkan
verbal/audio.Paivio (dalam Stephen, 2011), menjelaskan landasan yang menyatakan gambar
lebih efektif terhadap memori adalah karena gambar memberikan kode memori lain yang bersifat
independen dari kode verbal. Gambar cenderung mudah diingat dibandingkan dengan kata-kata
yang bersifat konkret, dan biasanya mudahdisimpan dalam memori dibandingkan dengan kata-
kata yang bersifat abstrak (Stephen, 2011).

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, sebagai langkah-langkah tindak lanjut yang
dialami oleh siswa kelas I SDN Prasung Sidoarjo, maka peneliti hendak melakukan penelitian
dengan judul“Efektivitas Media Flash Card Dalam Meningkatkan Kosakata Bahasa Indonesia
Pada Siswa Kelas 1 SDN Prasung Sidoarjo”

B. Rumusan Masalah
Setelah menemukan faktor penyebab siswa belum memahami materi pada pelajaran Bahasa
Indonesia, peneliti berusaha merumuskan permasalahan. Rumusan masalah tersebut seperti
berikut.
"Bagaimana efektivitas penggunaan media flash card dalam meningkatkan kosakata bahasa
indonesia pada siswa kelas 1 SDN Prasung Sidoarjo?"
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Untuk menerapkan media flash card dalam meningkatkan kosakata bahasa indonesia pada siswa
kelas 1 SDN Prasung Sidoarjo.

D. Manfaat Hasil Penelitian


Ini adalah manfaat hasil penelitian untuk Guru dan Siswa:
Guru: Dapat menggunakan media flash card untuk meningkatkan kosakata bahasa indonesia
pada siswa kelas 1 SDN Prasung Sidoarjo.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Bahasa Indonesia


1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran merupakan terjemahan dari bahasa inggris
“instruction” yang terdiri dari 2 kegiatan utama, yaitu belajar (learning) dan mengajar
(teaching) kemudian disatukan dalam satu aktivitas, yaitu kegiatan belajar mengajar. Dengan
demikian pembelajaran adalah ketentuan, kaidah, hukum atau norma yang harus diperhatikan
oleh setiap pelaku pembelajaran, agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat berjalan
secara efektif dan efisien.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(PERMENDIKNAS) Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi
pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan
benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia Indonesia.
2. Fungsi Bahasa Indonesia
Adapun fungsi Bahasa Indonesia ialah sebagai berikut:
a. Sebagai Bahasa Pengantar Resmi di Lembaga-Lembaga Pendidikan Yang dimaksud dengan
bahasa pengantar dalam karangan ini adalah bahasa yang digunakan dalam kegiatan
mengajar dan belajar oleh guru dan murid di sekolah. Bahasa pengantar tersebut digunakan
baik secara lisan maupun secara tulisan.
b. Sebagai Bahasa Pengantar Menurut Kurikulum di SD.
Penggunaan bahasa pengantar bahasa Indonesia dan bahasa daerah di sekolah dasar dalam
Kurikulum Sekolah Dasar 1968. Kerangka kurikulum 1968 ada dua buah, yaitu sekolah
yang menggunakan bahasa pengantar Bahasa Indonesia dari kelas I sampai kelas VI, dan
menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah dari kelas I sampai kelas III.
c. Sebagai Bahasa Pertama atau Bahasa Kedua.
Pentingnya bahasa pertama sebagai bahasa pengantar dalam
pendidikan dikemukakan dalam laporan pertemuan para ahli UNESCO di Paris pada tahun
1951 dan dalam laporan itu disebutkan bahwa bahasa pengantar yang terbaik untuk
mengajar anak adalah bahasa ibu anak itu.
3. Tujuan Bahasa Indonesia
Mata pelajaran Bahasa Indonesia menurut Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS) Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara
lisan maupun tulis.
b) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan
bahasa negara.
c) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai
tujuan.
d) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta
kematangan emosional dan sosial.
e) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa.
f) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual
manusia Indonesia.
B. Media Pembelajaran
Media merupakan sarana atau alat terjadinya proses belajar mengajar. Kata media berasal
dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar.Media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada
penerima sehingga dapatmerangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman dkk., 2009). Media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
baik berupa alat-alat atau benda yang bersifat fisik, yang mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di dalam kelas.6 Dengan
begitu media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk dapat
merangsang perhatian dan minat peserta didik dalam belajar. Penggunaan media pembelajaran
dalam proses pembelajaran menjadi salah satu alternatif untuk pendidik dalam mendesain proses
pembelajaran. Media pembelajaran membantu peserta didik dalam menyerap informasi yang
diberikan oleh pendidik. Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya: a. Media pembelajaran
dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik. Pengalaman tiap
peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan. Jika peserta didik
tidak mungkin dibawa ke obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, maka obyeknya yang
dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun
bentuk gambar-gambar.
b. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan
lingkungan.c. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. d. Media dapat menanamkan
konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis. e. Media membangkitkan keinginan dan minat
baru.

C. Flash Cards
1. Pengertian Flash Cards
Flash cards merupakan kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang
mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambargambar
yang dapat digunakan untuk melatih mengeja dan memperkaya kosakata(Arsyad, 2011).
Menggunakan media flash card sebagai media pembelajaran memiliki manfaat diataranya adalah
melatih peserta didik untuk memperluas jangkauan pandangannya, dimana peserta didik
dibiasakan melihat beberapa kata yang tertulis dalam kartu dalam satu kali pandangan. Mampu
membantu peserta didik memahami materi pelajaran yang dipelajari, serta dapat menumbuhkan
motivasi dan persaingan yang sehat antara peserta didik untuk membaca apa yang dilihatnya.
Sehingga uasana kelas dapat lebih hidup dan menyenangkan serta mengurangi kejenuhan.Ukuran
tulisan dan gambar yang ada di dalam flash cards harus dibuat dengan ukuran yang cukup besar,
supayaseluruh anggota kelas dapat melihat konten yang ada di dalam flash cards tersebut
(Muhammadnejad dkk., 2012).Menurut Baleghizadeh dan Ashoori (2011) flash cards merupakan
sebuah kartu yang mana terdapat sebuah kata, kalimatatau gambar di dalamnya. Flash cards
memiliki dua sisi, bagian depan flash cards terdapat gambar dan kata sedangkan bagianbelakang
flash cards merupakan arti kata tersebut. Flash cards merupakan media yang sangat praktis
karena dapat dibuatsecara bersama-sama oleh guru dan siswa.
Menurut Hotimah (2010), flash cards merupakan media yang berbentuk flash card yang
dibuat dengan menggunakan foto atau gambar, pada bagian belakang terdapat keterangan dari
gambar yang ada pada flash cards tersebut. Gambar yang
terdapat pada flash cards tersebut akan membantu meningkatkan daya ingat anakanak, karena
visual memberikan pengaruh yang lebih besar dalam mengingat dan memahami sesuatu
dibandingkan verbal/ audio (Hudson dkk. dalam Carpenter dan Olson, 2011). Flash cards adalah
media yang praktis untuk membantu siswa dan guru dalam proses belajar mengajar, khususnya
dalam mengajarkan siswa flash cards (Nugroho dkk., 2012). Media flash cards memiliki
beberapa kelebihan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Susilana dan Riyana (dalam Hotimah,
2010) antara lain:a. Mudah dibawa kemana-mana; yakni dengan ukuran yang kecil flash cards
dapat disimpan di tas bahkan di saku, sehingga tidak membutuhkan ruang yang luas, dapat
digunakan di mana saja, di kelas ataupun di luar kelas.
b. Praktis; yakni dilihat dari cara pembuatannya dan penggunaannya,
media flash cards sangat praktis, dalam menggunakan media ini guru tidak perlu memiliki
keahlian khusus, media ini tidak perlu juga membutuhkan listrik. Jika akan menggunakannya
kita tinggal menyusun urutan gambar sesuai dengan keinginan kita, pastikan posisi gambarnya
tepat tidak terbalik, dan jika sudah digunakan tinggal disimpan kembali dengan cara diikat atau
menggunakan kotak khusus supaya tidak tercecer.
c. Mudah diingat; kombinasi antara gambar dan teks cukup memudahkan siswa untuk mengenali
konsep sesuatu, untuk mengetahui nama sebuah benda dapat dibantu dengan gambarnya, begitu
juga sebaliknya untuk mengetahui nama sebuah benda ataukonsep dengan melihat huruf atau
teksnya.
d. Menyenangkan; media flash cards dalam penggunaannya dapat melalui permainan. Misalnya
siswa secara berlomba-lomba mencari suatu benda atau nama-nama tertentu dari flash cards yang
disimpan secara acak, dengan cara berlari siswa berlomba untuk mencari sesuatu perintah.
Flash cards merupakan media yang sangat praktis karena dapat dibuat secara bersama-
sama oleh guru dan siswa. Salah satu indikasi bahwa visual imagery memiliki kemungkinan
memberikan kode memori yang efektif adalah siswa biasanya lebih mudah dalam mengenali
gambar daripada tulisan. Menurut Paivio (dalam Stephen, 2011), alasan mengapa gambar
menjadi lebih efektif adalah karena gambarmemberikan kode memori lain yang bersifat
independen dari kode verbal. Teori tersebut disebut teori pengodean ganda karena teoritersebut
dapat digunakan dalam proses pengingatan kembali. Gambar cenderung mudah diingat
dibandingkan dengan katakata yang bersifat konkret, dan biasanya mudah disimpan dalam
memori dibandingkan kata-kata yang bersifat abstrak (Stephen, 2011).
2. Langkah-langkah Media Pembelajaran Flash Cards
Langkah-langkah media flash card, yang dikemukakan oleh Rudi
Susilana dan Cepi Riyana, diantaranya :
a. Kartu yang disusun di pegang setinggi dada dan menghadap ke depan siswa.
b. Cabutlah satu persatu kartu setelah pendidik selesai menerangkan di depan kelas.
c. Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan tersebut kepada siswa yang duduk berdekatan
dengan guru. Mintalah siswa untuk mengamati kartu tersebut satu persatu, lalu teruskan kepada
siswa yang lain sampai semua siswa kebagian.
d. Jika sajian dengan cara permainan, letakkan kartu-kartu tersebut dalam sebuah kotak secara
acak dan tidak perlu disusun, siapkan siswa yang akan berlomba misalnya tiga orang berdiri
sejajar, kemudian guru memberikan perintah.
Tujuan penggunaan media flash card ini adalah untuk melatih peserta didik agar lebih mudah
mengingat, cermat dan mudah dalam memahami materi pokok bahasan. Dengan begitu
pemilihan dan penentuan media pembelajaran yang tepat memungkinkan proses belajar
mengajar berjalan dengan baik dan mampu memberikan peningkatan prestasi belajar bagi
siswa.
3. Karakteristik Media Pembelajaran Flash Cards
Karakteristik dari media flash card sendiri adalah menyajikan pesan pesan atau infomasi
terkait dengan gambar pada setiap kartu yang disajikan. Penyajian informasi tersebut akan
memudahkan peserta didik untuk mengingat pesan tersebut. Kombinasi antara gambar dan
keterangan gambar cukup memudahkan peserta didik untuk mengenali konsep sesuatu, untuk
mengetahui nama sebuah benda yang akan dibantu dengan gambarnya.Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa media flash card merupakan salah satu media grafis yang sangat
mudah diingat karena mengandung pesan-pesan pendek sehingga peserta didik dengan mudah
mencerna materi yang telah diterangkan.
D. Kosakata
1. Pengertian Kosakata
kosakata merupakan elemen dasar sebuah bahasa yang mana digunakan untuk memberi
label pada hal-hal seperti benda, sifat dan kata kerja untuk menjelaskan maksud dari apa yang
ingin disampaikan. Dalam oxford learner’s pocket dictionary (2008), menjelaskan bahwa
kosakatamerupakan; (1) sejumlah kata yang diketahui dan digunakan siswa, (2) sejumlah kata
yang digunakan dalam berbahasa, (3) daftarkata yang terdiri dari kata beserta artinya. Menurut
Komachali dan Khodareza (2012), kosakata biasanya berkembang dan meningkat pada setiap
tingkatan usia, dan secara fundamental berfungsi sebagai alat komunikasi.
Pavicic (dalam Khodashenas, Farahani dan Alishahi, 2014), mengatakan guru seharusnya
mencari cara untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengeksplorasi, menyimpan dan
menggunakan sejumlah jenis kosakata dan menciptakan aktivitas dan tugas untuk membantu
siswa meningkatkan kosakata mereka dan mengembangkan strategi untuk belajar kosakata.
Menurut Komachali dan Khodareza (2012) untuk dapat mengajarkan kosakata secara efektif,
guru seharusnya dapat memutuskan dan menentukan metode dan pendekatan yang sesuai dengan
usiasiswa yang diajarkan karena mengajarkan bahasa Inggris tidak sama dengan cara
mengajarkan bahasa Indonesia. Pengajaran kosakata merupakan sebuah tindakan menunjukkan,
memperlihatkan atau memberitahu dengan cara yang tepat sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan siswa dalam menerima suatu pengajaran, sehingga siswa tersebut paham dan tahu
dengan apa yang diajarkan.
2. Tujuan Pembelajaran Kosa Kata
Tujuan umum pembelajaran kosakata bahasa indonesia adalah sebagai berikut:
a. Memperkenalkan kosakata baru kepada siswa.
b. Melatih siswa atau mahasiswa untuk dapat melafalkan kosakata itu dengan baik
dan benar karena pelafalan yang baik dan benar dapat mengantarkan kepada
kemahiran berbicara dan membaca secara baik dan benar pula.
c. Memahami makna kosakata, baik secara denotasi atau leksikal (berdiri sendiri)
maupun ketika digunakan dalam konteks kalimat tertentu (makna konotatif dan
gramatikal).
d. Mampu mengapresiasi dan memfungsikan kosakata itu dalam berekspresi lisan
(berbicara) maupun tulisan (mengarang) sesuai dengan konteksnya yang benar.

E. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


PTK adalah proses penelitian sistematis yang dilakukan guru (atau orang lain dalam
lingkungan pembelajaran untuk memperoleh informasi tentang bagaimana guru mengajar dan
siswa belajar serta melakukan tindakan untuk memperbaikinya (Mills, 2000). PTK Bertujuan
untuk memperbaiki kinerja guru sehingga kualitas pembelajaran menjadi lebih meningkat. Guru
perlu melakukan penelitian tindakan kelas karena alasan berikut (Wardani, dkk, 2005).
1. Guru mempunyai otonomi untuk menilai sendiri kinerjanya.
2. Temuan berbagai penelitian pembelajaran yang dilakukan oleh para peneliti sering sukar
diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran.
3. Guru adalah orang yang paling akrab dan paling mengetahui kelasnya.
4. Interaksi guru-siswa berlangsung secara unik.
5. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat
pengembangan mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan PTK di kelasnya.
Setelah mengetahui manfaat melaksanakan PTK, maka guru juga harus mengetahui langkah-
langkah PTK (Wardani dan Wihardit, 2019 : 2.4).
1. Mengidentifikasi masalah
2. Menganalisis dan merumuskan masalah
3. Merencanakan PTK
4. Melaksanakan PTK
Guru harus menentukan masalah yang akan menjadi fokus penelitian untuk dapat
merencanakan PTK. Penentuan fokus dapat dilakukan guru melalui studi pendahuluan dengan
melakukan kegiatan berikut.
1. Identifikasi masalah, yaitu menentukan masalah yang akan diatasi.
2. Analisis masalah, yaitu mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya masalah yang akan
dijadikan dasar dalam merumuskan dan menentukan alternatif tindakan perbaikan.
3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah, yaitu mengidentifikasi berbagai alternatif
tindakan yang mungkin dan menentukan prioritas alternatif yang akan dilakukan untuk
mengatasi masalah yang dihadapi.
4. Merumuskan masalah, yaitu merumuskan masalah yang akan diatasi melalui penelitian.

1. Perbaikan Pembelajaran (Merencanakan, Melaksanakan, Mengamati, Merefleksi)


a. Merencanakan Perbaikan Pembelajaran
Setelah guru menganalisi masalah, maka guru merancang perbaikan pembelajaran.
Komponen-komponen yang harus direncanakn guru dalam perbaikan/peningkatan kualitas
pembelajaran sama dengan komponenkomponen dalam kegiatan pembelajaran biasa, yaitu
tujuan, materi, kegiatan dan evaluasi.
b. Menentukan Langkah-langkah Perbaikan Pembelajaran
Langkah-langkah perbaikan pembelajaran terdiri dari:
1. Persiapan
Sebelum melaksanakan perbaikan pembelajaran, guru tentunya harus mempersiapkan
pelaksanaan. Persiapan tersebut merupakan persiapan akhir sebelum melaksanakan
perbaikan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan guru menjelang pelaksanaan tindakan
perbaikan (Wardhani dan Wirhadit. 2019):
a. Periksa kembali Rencana Perbaikan Pembelajaran yang telah Anda susun.
b. Periksa apakah semua alat peraga dan sarana lain yang akan
digunakan sudah tersedia.
c. Cobakan alat peraga yang akan Anda gunakan.
d. Periksa urutan kegiatan yang sudah Anda rancanng.
e. Pikirkan hal-hal yang mungkin dapat mengganggu pembelajaran.
f. Periksa ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar observasi.
g. Terakhir, yakinkan bahwa teman sejawat yang akan membantu
sudah siap di kelas ketika pmebelajaran akan dimulai.
2. Kegiatan awal
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam
memasuki kegiatan inti pembelajaran. Selain itu, kegiatan awal dilaksanakan untuk
membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran,
memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas atau kegiatan yang akan
dilaksanakan dan menunjukkan hubungan anatara pengalaman anak dengan materi yang
akan dipelajari (Sri Anita, W. 2019).
3. Kegiatan inti
Kegiatan inti pembelajaran memegang peranan penting dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Kegiatan inti diarahkan pada
proses pembentukan pengalaman belajar dan kemampuan siswa Sri Anita, W. 2019).
Menurutnya, secara umum kegiatan inti pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu kegiatan inti dalam pembelajaran klasikal, kelompok dan individual.
4. Kegiatan penutup/kegiatan akhir
Menurut (Sri Anita, W. 2019) kegiatan akhir dalam pembelajaran
tidak hanya diartikan sebagai kegiatan menutup pelajaran. Faktor yang lebih penting
adalah untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan.
Kegiatan yang biasa dilakukan guru dalam kegiatan akhir adalah memberikan tes baik
lisan maupun tertulis. Selain itu, guru hendaknya melakukan kegiatan akhir
pembelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi
yang sudah dipelajarinya.
c. Menentukan Instrumen Pengamatan untuk Menilai Keberhasilan
Tindakan Perbaikan/Peningkatan Kualitas Pembelajaran.
Seperti halnya pembelajaran biasa, guru harus melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan perbaikan pembelajaran, apakah tujuan perbaikan sudah tercapai apa
belum. Sesuai dengan rumusan tujuan perbaikan yang sudah ditetapkan, maka secara garis
besar guru perlu mengembangkan dua jenis instrumen untuk mengukur keberhasilan
tindakan perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pertama, instrumen untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dibahas (ketercapaian tujuan
perbaikan bagi siswa). . Kedua, instrumen untuk mengukur keberhasilan penerapan metode
yang bervariasi serta penggunaan alat peraga benda nyata dan gambar dalam pembelajaran
(ketercapaian tujuan perbaikan bagi guru).
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu serta Pihak yang Membantu Penelitian


1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas I SDN Prasung Kecamatan Buduran Kabupaten
Sidoarjo dengan jumlah siswa sebanyak 29 siswa. Terdapat 16 siswa laki-laki dan 13 siswa
perempuan. Pemilihan tempat ini berdasarkan pada pertimbangan kemampuan kosakata
permulaan kelas I SDN Prasung yang masih rendah.

2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas I SDN Prasung Buduran Sidoarjo.
a. Jalan : Mbah Sholeh No. 421
b. RT/RW : 05/02
c. Desa : Prasung
d. Kecamatan : Buduran
e. Kabupaten : Sidoarjo
f. Kode pos : 61252

3. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi pokok Nama –
nama benda, di mana siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 April 2021, sedangkan siklus II
dilaksanakan pada tanggal 20 April 2021.

B. Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Deskripsi per Siklus:
Model penelitian tindakan kelas secara garis besar terdapat empat
rangkaian tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) Perencanaan (Planning), (2) Pelaksanaan
(Acting), (3) Pengamatan (Observing), (4) Refleksi (Reflecting), yang dilaksanakan dalam
bentuk siklus berulang dan setiap siklus harus terdapat keempat tahapan tersebut.
Secara rinci tahapan penelitian ini yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a. Tahap Planning (Perencanaan Tindakan)
Dalam tahap ini perencanaan tindakan dimulai dari proses identifikasi masalah yang akan
diteliti, termasuk hasil penelitian, pada tahap ini peneliti meencanakan tindakan yang akan
dilakukan, termasuk menyusun perangkat pembelajaran yang di perlukan dan lain-lain.
Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang
melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk
penelitian kolaborasi. Dalam tahapan menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik
atau focus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati kemudian
membuat instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yangterjadi
selama tindakan berlangsung.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan adalah pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakan
perangkat pembelajaran mulai dari awal, kegiatan inti, hingga kegiatan akhir sesuai dengan
RPP. Kegiatan ini dilaksanakan dengan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Dalam
tahapan ini guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam
rancangan, tetapi harus berlaku wajar, tidak dibuat-buat.
c. Tahap Observasi
Observasi adalah pengamatan selama berlangsungnya kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh kolaborator dan atau observer secara simultan
(bersamaan pada saat pembelajaran berlangsung).
d. Tahap Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengevaluasi hasil analisis data bersama kolaborator yang akan
direkomendasikan tentang hasil suatu tindakan yang dilakukan demi mencapai penelitian
dari seluruh aspek/indikator yang ditentukan. Peneliti mengkaji dan melihat ulang hasil dan
tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi peneliti dapat melakukan
perbaikan terhadap perencanaan awal.

Hubungan antara keempat tahap tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan
berulang. Siklus inilah yang sebetulnya menjadi salah satu ciri utama dari penelitian
tindakan, yaitu bahwa penelitian tindakan harus dilaksanakan dalam bentuk siklus, bukan
hanya satu kali intervensi saja. Jika guru dan peneliti belum merasa puas dengan
keberhasilan tindakan pada siklus pertama dan kedua, maka boleh melanjutkan ke siklus
berikutnya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pelaksanaan PTK dimulai dengan
siklus pertama, apabila dalam siklus pertama sudah menunjukkan perbaikanatau
keberhasilan dan hambatan dari kegiatan yang dilaksanakan, maka guru dan peneliti
menentukan rancangan untuk siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa
kegiatan yang sama pada siklus pertama, tetapi pada umumnya kegiatan pada siklus kedua
mempunyai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang ditujukan untuk
memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama. Jika
pada siklus kedua beum mendapatkan hasil yang signifikan makan kegiatan dilanjutkan
pada siklus ketiga.
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian dalam
melaksanakan pembelajaran menggunakan media flash cards untuk
meningkatkan menghafal kosakata peserta didik. Rencana pelaksanaan PTK mencakup
kegiatan antara lain:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai acuan pelaksanaan
proses pembelajaran menyesuaikan dengan langkah langkah pada penggunaan media
pembelajaran yang akan
diterapkan. Dalam hal ini peneliti menggunakan media Flash Cards
dalam pembelajaran.
2) Mengembangkan tujuan pembelajaran/indikator pembelajaran
3) Mengembangkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
4) Mengembangkan pedoman atau instrumen penilaian, menyebutkan kosa kata terkait
dengan topik.
5) Menyusun lembar observasi
6) Menyusun tes akhir pada pembelajaran sesuai indikator dengan
menggunakan media flash card.
b. Pelaksanaan Tindakan (acting)
Tindakan PTK mencakup prosedur dan tindakan yang telah
tercantum dalam perangkat pembelajaran, seperti pelaku tindakan
mengajar pada penelitian ini adalah peneliti sekaligus sebagai observer. Pelaksanaan
tindakan siklus pertama menggunakan media flash cards dilakukan dalam tiga kali
pertemuan
c. Observasi
Pada tahapan observasi ini dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan pengamatan dilakukan terhadap pendidik dan
peserta didik dalam proses pembelajaran dengan menerapkan media flash card yang
berpedoman pada lembar observasi. Hasil pengamatan yang didapat, digunakan untuk
memperbaiki proses pembelajaran dari implementasi tindakan yang dirancang pada
siklus berikutnya.
d. Refleksi
Langkah yang terakhir adalah refleksi, yaitu kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang terjadi. Refleksi dilakukan oleh
peneliti dan guru dengan merinci dan menganalisa kendala-kendala
yang dihadapi siswa serta hasil dari implementasi pemecahan masalah untuk
menentukan perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi, sebagai dasar
perbaikan perencanaan dan tindakan pada siklus berikutnya.
Pada langkah ini dilakukan analisis hasil menghafal kosa kata
bahasa inggris pada peserta didik. Data yang terkumpul dari kegiatan observasi
dianalisis dan diinterpretasi sehingga diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah
meningkatkan hasil keterampilan membaca peserta didik.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan merupakan satu siklus,
yaitu putaran kegiatan beruntun mulai dari tahap penyusunan rancangan sampai refleksi,
yang tidak lain adalah evaluasi.
2. Siklus Kedua
Siklus Kedua
a. Perencanaan Ulang
Berdasarkan refleksi siklus pertama peneliti membuat rencana
pelasanaan pembelajaran kepada peserta didik. RPP sesuai dengan SK dan KD dalam
standar isi yang akan diajarkan kepada peserta didik, yaitu sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai acuan pelaksanaan
proses pembelajaran menyesuaikan dengan langkah langkah pada penggunaan media
pembelajaran yang akan
diterapkan. Dalam hal ini peneliti menggunakan media Flash Cards
dalam pembelajaran.
2) Menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
3) Menyusun instrumen penilaian, menyebutkan kosa kata terkait
dengan topik dengan menggunakan media Flash Card.
4) Menyusun lembar observasi
5) Menyusun tes akhir pada pembelajaran sesuai indikator dengan
menggunakan media flash card.
b. Pelaksanaan Tindakan (acting)
Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP yang
dikembangkan dari hasil siklus pertama dengan melihat hasil nilai siklus pertama.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan peneliti, pembelajran yang dilaksanakan yaitu tiga
kali pertemuan yang membahas kosakata bahasa inggris dengan indikator yang berbeda
dari suiklus sebelumnya. Adapun tahapan pelakasanaan pembelajarn dengan
menggunakan media flash cards.
c. Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi belajar
peserta didik yang dilakukan oleh peneliti serta observasi guru bahasa inggris terhadap
peneliti saat menyampaikan pembelajaran.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan penelitian kelas I siklus II
yang menggunakan media flash cards sebagai berikut:
1) Peneliti merangsang peserta didik supaya berani bertanya atau
mengemukakan pendapat dan hasil pengamatan materi.
2) Mengembangkan media flash cards sehingga pembelajaran lebih
menarik dan peserta didik lebih antusias.
3) Serta lebih memotivasi peserta didik agar antusias dalam menghafal kosa kata.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dari penelitian berupa hasil evaluasi siswa pada setiap akhir siklus, dapat diperoleh hasil dan
deskripsi sebagai berikut :

A. Deskripsi Hasil Penelitian perbaikan Pembelajaran


Video simulasi yang dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh perubahan tingkah laku
pada siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan
(Purwanto 2011:141). Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan yang tidak tahu menjadi tahu. Video
simulasi juga bertujuan untuk memenuhi tugas PKP edisi covid 19 pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia tentang kosakata siswa kelas 1 dengan menggunakan media flash card, yang
dilaksanakan dalam perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II secara lengkap
dijabarkan sebagai berikut.

1. Deskripsi Siklus I
Video simulasi perbaikan siklus I pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi
pokok kosakata pada siswa kelas 1 terdiri dari beberapa tahap yakni:
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan perbaikan pembelajaran, guru tentu harus
membuat persiapan pelaksanaan. Persiapan tersebut merupakan persiapan akhir sebelum
melakukan perbaikan. Adapun langkah-langkahnya menurut (Wardhani dan Wirhadit.
2019) diantaranya:
a. Menyusun rencana pembelajaran dengan tujuan perbaikan siklus I.
b. Memilih metode siklus I.
c. Mempersiapkan media yang akan digunakan dalam perbaikan
pembelajaran.
d. Mempersiapakan peralatan dalam merekam video.
b. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus I yang dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 10 April 2021 di kelas I SDN Prasung dengan jumlah 29 siswa, proses
pembelajaran mengacu pada rencana pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada
pra siklus, sehingga kesalahan dan kekurangan pada pra siklus tidak terjadi pada siklus I.
Di akhir proses pembelajaran siklus I, siswa diberikan evaluasi daengan tujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar megajar yang telah
dilakukan.
Tahap pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan seperti langkah – langkah dibawah ini:
1. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab tentang kosakata nama - nama
bangunan
2. Guru menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran.
3. Guru menjelaskan pengertian nama - nama bangunan
4. Guru menguatkan nama - nama bangunan menggunakan media flash card
7. Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran.
8. Guru memberikan tindak lanjut berupa latihan soal dan pengayaan dalam bentuk
pekerjaan rumah
9. Guru menyampaikan pesan agar siswa lebih giat belajar kembali.
c. Pengamatan
Pada tahap ini dosen pembimbing mengamati video simulasi perbaikan dari penulis
melalui email/whatsapp. Tutor mencatat apa yang telah terjadi pada pembelajaran
perbaikan siklus I dan memberikan feedback melalui whatsapp. Penulis merangkum
feedback yang dikirim oleh tutor. Dalam proses ini diperoleh data bahwa:
- Suara terlalu pelan.
- Materi Sedikit
- Video dilakukan dengan duduk, sehingga dalam penyampaian kurang maksimal
d. Refleksi
Hasil dari observasi / pengamatan video dikumpulkan dan dianalisis. Dari hasil
observasi guru mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan, hambatan dan
kendala yang terjadi pada proses simulasi pembelajaran perbaikan. Maka penulis
mengadakan perbaikan pembelajaran tahap berikutnya yang menjadi fokus perbaikan
adalah sebagai berikut.
1) Suara diperbesar lagi.
2) Dimulai dari pembukaan setelah itu masuk ke kegiatan awal yaitu
menanyakan kabar, mengabsen, memulai pembelajaran dengan doa dan mengkaitkan
pembelajaran sebelumnya sebelum masuk ke topik.
3) Penulis meminta bantuan orang terdekat dalam merekam video agar dapat
memfokuskan sehingga mendapat hasil video terbaik.

2. Deskripsi Siklus II
Setelah mengetahui kelemahan-kelemahan di video pertama. Maka penulis menyusun
perbaikan kedua dalam video simulasi kedua. Video simulasi perbaikan siklus II pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi pokok kosakata nama - nama bangunan
terdiri dari beberapa tahap yakni:
a. Perencanaan
1. Menyusun rencana pembelajaran dengan tujuan perbaikan siklus II.
2. Memodifikasi metode yang terdapat pada siklus I dan ditambahkan pada siklus II.
3. Mempersiapkan media yang akan digunakan dalam perbaikan pembelajaran kedua.
Menurut (Wardhani dan Wirhadit. 2019) “Periksa apakah semua alat peraga dan
sarana lain yang akan digunakan sudah tersedia. Cobakan alat peraga yang akan Anda
gunakan lebih-lebih alat peraga yang jarang Anda gunakan, Simulasikan bagaimana
Anda akan menggunakannya, sehingga Anda yakin benar bahwa peragaan akan
berjalan mulus.”
4. Mempersiapakan peralatan dalam merekam video.
b. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal
20 April 2021 di kelas I SDN Prasung dengan jumlah 29 siswa. Pada proses
pembelajaran mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus
I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak akan terjadi di siklus II. Pada
akhir pembelajaran di siklus II siswa diberi evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui
keberhasilan siswa selama proses pembelajaran yang telah dilakukan. Tahap
pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan seperti langkah – langkah di bawah ini:
1. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab tentang anggota keluarga.
2. Guru menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran.
3. Guru menjelaskan kosakata nama - nama bangunan
4. Setelah berdiskusi, guru membahas hasil diskusi bersama-sama.
5. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.
6. Guru memberikan tindak lanjut berupa pengayaan dalam bentuk
pekerjaan rumah membuat silsilah keluarga.
7. Guru menyampaikan pesan agar siswa lebih giat belajar kembali.
c. Pengamatan
Pada tahap ini dosen pembimbing mengamati video simulasi perbaikan dari penulis
melalui email/whatsapp. Tutor mencatat apa yang telah terjadi pada pembelajaran
perbaikan siklus I dan memberikan feedback melalui whatsapp.
Penulis merangkum feedback yang dikirim oleh tutor. Dalam proses ini diperoleh data
bahwa:
1. Sudah terlihat perbaikannya.
2. Durasi video melebihi batas sedikit.
d. Refleksi
Hasil dari observasi / pengamatan video dikumpulkan dan dianalisis. Dari hasil
observasi guru mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan, hambatan dan
kendala yang terjadi pada proses simulasi pembelajaran perbaikan.
Maka penulis mengadakan perbaikan pembelajaran tahap berikutnya yang menjadi
fokus perbaikan adalah sebagai berikut.
1. Video diedit lagi, yang tidak terlalu penting dibuang.
2. Suara anak-anak dihilangkan dengan membuang bagian tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus dapat
disimpulkan bahwa:
1. Melalui penerapan media Flash Card dapat meningkatkan proses pembelajaran menghafal
kosakata pada siswa kelas 1 SDN Prasung Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo tahun
pelajaran 2020/2021.
2. Melalui penerapan media Flash Card dapat meningkatkan hasil belajar menghafal kosakata
pada siswa kelas 1 SDN Prasung Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo tahun pelajaran
2020/2021. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai hasil observasi terhadap aktivitas siswa
pada siklus I sebesar 63,2 % dan pada siklus II sebesar 82,9 %. Dari keseluruhan tindakan
pada penelitian tindakan kelas dapat dikatakan berhasil apabila hasil dari siklus I ke siklus
II mengalami peningkatan rata-rata dan dapat membawa ke arah peningkatan proses
pembelajaran serta peningkatan kemampuan menghafal kosakata dalam pelajaran bahasa
Indonesia pada siswa kelas I SDN Prasung kecamatan Buduran Kabupatten Sidoarjo
semester 1 tahun pelajaran 2020/2021.
B. Saran dan Tindak Lanjut
I. Saran
Dalam rangka meningkatkan hasil belajar menghafal kosakata sewaktu pembelajaran bahasa
Indonesia, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Untuk Guru
a. Memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif mengikuti proses pembelajaran dengan
media Flash Card dalam meningkatkan hasil belajar.
b. Mengevaluasi efisien dan efektivitas penerapan model pembelajaran media Flash Card
untuk meningkatkan hasil belajar menghafal kosakata sewaktu pembelajaran bahasa
Indonesia berlangsung.
c. Memberikan motivasi kepada siswa dan memberikan penguatan kepada siswa yang
sudah hafal, sehingga siswa dapat menunjukkan kinerja yang lebih baik.
2. Untuk Siswa
a. Siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan berusaha meningkatkan
kemampuan belajar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal
b. Memiliki rasa senang untuk memahami kosakata melalui pembelajaran media Flash
Card maupun penggunaan alat peraga yang tersedia
c. Kepada siswa yang sudah lancar memahami kosakata jangan merasa bosan untuk
memberi contoh dengan cara belajar bersama (kelompok) dengan teman yang lain.
3. Para Peneliti
Kepada peneliti lainnya hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan
penelitian lebih lanjut, untuk menentukan faktor-faktor lain yang dapat mendukung
peningkatan hasil belajar memnghafal kosakata. Melalui usaha ini, antara peneliti yang
satu dengan peneliti yang lain dapat menunjukkan kinerja semakin baik dalam rangka
meningkatkan kemampuan menghafal kosakata dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
II. Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru
untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam menghafal kosakata, diantaranya pendidik di
sekolah dapat menggunakan media Flash Card untuk meningkatkan kemampun memahami
kosakata. Sehingga pembelajaran akan lebih aktif dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekata Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
2013.
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran, Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Brown, H.D. (2008). Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa, edisi kelima, Kedutaan Besar
Amerika Serikat di Jakarta.
Carpenter, S.K. & Olson, K.M. (2011). Are Pictures Good for Learning New Vocabulary in A
Foreign Language? Only if You Think They Are Not, Journal of Experimental
Psychology: Learning, Memory, and Cognition.
Hotimah, E. (2010). Penggunaan Media Flashcard dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa pada
Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris Kelas II MI Ar-Rochman Samarang Garut, Jurnal
Pendidikan, 04(01).
Joklova, K. (2009). Using Pictures in Teaching Vocabulary, Bachelor’s thesis. Masaryk
University Faculty of Education. Department of English Language and Literature. Brno.
Komachali, M.E. & Khodareza, M. (2012). International Education Studies the Effect of Using
Vocabulary Flash Card on Iranian Pre-University Students Vocabulary Knowledge,
International Education Studies, 5(3).
Kunandar. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali. 2016.
Oxford Learner’s Pocket Dictionary. (2008). China: Oxford University.
Permendiknas (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2016.
Sadirman, A.S., Rahardjo, R., & Haryono, A. (2009). Media Pendidikan,
Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Susilana, Rudi Dan Cepi Riyana. Media Pembelaaran Hakikat, Pengembangan. Pemanfaatan
Dan Penilaian. Bandung: Wacana Prima. 2008.
LAMPIRAN 1
DATA PENULIS

NAMA : SYAIFUDDIN ADAM


NIM : 858694059
TEMPAT TANGGAL LAHIR : MAGETAN, 12 SEPTEMBER 1997
PRODI : S-1 PGSD BI
SEMESTER : II
MASA REGISTRASI : 2021.2
PENDIDIKAN TERAKHIR : S-1
LAMA MENGAJAR : 1 TAHUN
TEMPAT MENGAJAR : SDN PRASUNG
ALAMAT : JL. MBAH SHOLEH 421 PRASUNG, BUDURAN
SIDOARJO
LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1
Nama Sekolah : SDN PRASUNG
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : 1/2
Pertemuanke :1
Alokasi Waktu : 2x35menit
A. Kompetensi Inti
3. Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati (mendengarkan, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas dan logis dalam karya yang
estetis, dalam Gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam Tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar
3.7.1 Memahami nama-nama bangunan d
3.7.2 Memahami nama-nama binatang peliharaan.
4.7.1Menangkap makna teks lisan sederhana tentang nama-nama bangunan
sederhana tentang binatang peliharaan.
C. Indikator
Mengidentifikasi benda-benda di sekitar kita
Mengidentifikasi tanaman di sekitar kita
Mengidentifikasi angka
D. Kegiatan Perbaikan
Menyebutkan, mengisi, dan menjodohkan tentang nama – nama bangunan
dialog sederhana
Membaca dan memahami teks pendek sederhana.
Melengkapi kalimat berdasarkan gambar
Menyusun huruf acak menjadi kata yang benar
E. Kegiatan Awal (5 menit)
✓ Mengucapkan salam
✓ Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti (25 menit)
✓ Guru menjelaskan nama-nama bangunan di sekitar
✓ Guru menjelaskan tentang tanaman di sekitar
✓ Guru menjelaskan angka dalam bahasa inggris
Penutup
✓ Siswa dengan dipaandu guru menyimpulkan hasil pembelajaran
✓ Kegiatan tindak lanjut
F. Materi, Media dan Sumber
Materi : Rumah. Sekolah, Bank

Media : Flash cards tentang kosakata sesuai topik

Sumber :Kurikulum 2013, Karakter Prima, DesyRatna. J


G. Evaluasi
Awal : -

Proses :Mengamati siswa dalam menjawab dan memberikan tanggapan

Akhir :TesTertulis

Mengetahui
Sidoarjo, 10 April 2021
KepalaSekolah, Guru Bahasa Inggris,

Lilies Purwaningtyas, S.Pd Syaifuddin Adam. S.Pd


NIP. 197509272008012009
Evaluasi Siklus 1
Nama :

1. Sebutkan nama-nama bangunan di sekitar !


2. Sebutkan tanaman di sekitar kita !
3. Sebutkan angka dalam bahasa inggris !
4. Membuat kalimat singkat tentang benda, tanaman, dan angka !
5. Menyusun kata yang acak dengan tepat
Jawaban
1.....
2,....
3.....
4.....
5.....
KunciJawaban

1.Bank. Sekolah, Rumah


2. Kaktus, Mawar, Melati
3. Satu, Dua, Tiga
4. Aku memiliki 1 bunga mawar
5.L – M – E – A – T - I = Melati

Skor Penilaian
KKM = 7
Skor Maksimal = 5x20
LAMPIRAN 3
DOKUMENTASI SIKLUS 1
LAMPIRAN 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS 2)

Nama Sekolah : SDN PRASUNG


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : 1/2
Pertemuanke :1
Alokasi Waktu : 2x35menit
B. Kompetensi Inti
3. Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati (mendengarkan, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas dan logis dalam karya yang
estetis, dalam Gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam Tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar
3.7.1 Memahami nama-nama bangunan
4.7.2Menangkap makna teks lisan sederhana tentang binatang peliharaan.
C. Indikator
Mengidentifikasi benda-benda di sekitar kita
Mengidentifikasi tanaman di sekitar kita
Mengidentifikasi angka
D. Kegiatan Perbaikan
Menyebutkan, mengisi, dan menjodohkan tentang nama bangunan
Melengkapi dan mempratikkan dialog sederhana
Membaca dan memahami teks pendek sederhana.
Melengkapi kalimat berdasarkan gambar
Menyusun huruf acak menjadi kata yang benar
E. Kegiatan Awal (5 menit)
✓ Mengucapkan salam
✓ Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti (25 menit)
✓ Guru menjelaskan nama-nama bangunan di sekitar
✓ Guru menjelaskan tentang tanaman di sekitar
✓ Guru menjelaskan angka dalam
✓ Guru menyusun kata tentang seperti di topic dengan tepat
✓ Guru menjelaskan materi dengan menggunakan media Flash Cards
Penutup
✓ Siswa dengan dipaandu guru menyimpulkan hasil pembelajaran
✓ Kegiatan tindak lanjut
F. Materi, Media dan Sumber
Materi : Rumah. Sekolah, Bank
Media : Flash cards tentang kosakata sesuai topik

Sumber :Kurikulum 2013, Karakter Prima, DesyRatna. J


G. Evaluasi
Awal : -

Proses :Mengamati siswa dalam menjawab dan memberikan tanggapan

Akhir :TesTertulis

Mengetahui
Sidoarjo, 20 April 2021
KepalaSekolah, Guru Bahasa Inggris,

Lilies Purwaningtyas, S.Pd Syaifuddin Adam. S.Pd


NIP. 197509272008012009
Evaluasi Siklus 2
Nama :

1. Sebutkan nama-nama bangunan di sekitar dalam bahasa inggris !


2. Sebutkan tanaman di sekitar kita dalam bahasa inggris !
3. Sebutkan angka dalam bahasa inggris !
4. Membuat kalimat singkat tentang benda, tanaman, dan angka !
5. Menyusun kata yang acak dengan tepat
Jawaban
1.....
2,....
3.....
4.....
5.....
KunciJawaban

6.Bank. Sekolah, Rumah


7. Kaktus, Mawar, Melati
8. Satu, Dua, Tiga
9. Aku memiliki 1 bunga mawar
10. L – M – E – A – T - I = Melati
Skor Penilaian
KKM = 7
Skor Maksimal = 5x20
LAMPIRAN 5
DOKUMENTASI VIDEO SIKLUS 2
LAMPIRAN 6
DOKUMENTASI KONSULTASI PKP DARING

Anda mungkin juga menyukai