Anda di halaman 1dari 48

PENGGUNAAN ALAT PERAGA ALAMIAH PADA MATERI

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA UNTUK


MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS V DENGAN
BERBANTUAN MEDIA ANIMASI PADA MATA PELAJARAN
IPA DI MI AL HIKMAH KOTA BAUBAU

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Karya Tulis Ilmiah

OLEH
NURUL FARIYANTI
NIM: 032001361

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah inti proses dari penyelenggaraan Pendidikan.

Proses belajar dimulai sejak manusia berada dalam kandungan,dilahirkan,

hngga sampai akhir hayat. Pendidikan berperan sebagai pengendali dalam

mencapai tujuan. Untuk dapat memahami suatu hal, individu perlu

mengalami proses belajar. Seorang siswa dianggap telah memahami

konsep ketika dia dapat mengaplikasikan pengethuannya dalam praktek.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun

2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukannya, masyarakat, bangsa, dan negara.

menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas

pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke 12 dari 12 negara di Asia.

Survei dari penelitian Program for International Student Assesment

(PISA) yang dilakukan pada tahun 2022, juga menunjukan penurunan

tajam kinerja siswa secara global pada displin ilmu yang diujikan yaitu

matematika, membaca, dan sains selama kurun empat tahun terakhir

(2018-2022).
Guru mengharapkan agar siswa dapat memahami setiap materi

yang diajarkan. Akan tetapi harapan itu tidak selalu dapat terwujud, masih

banyak siswa yang kurang memahami penjelasan guru. Ada siswa yang

nilainya selalu rendah, bahkan ada siswa yang tidak bisa mengerjakan soal

atau jika mengerjakan soal jawabannya asal-asalan. Semua itu

menunjukkan bahwa guru harus selalu mengadakan perbaikan secara terus

menerus dalam pembelajarannya. Meningkatkan mutu pendidikan

menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan,

terutama bagi guru SD yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan

dasar. Guru SD adalah orang yang paling berperan dalam menciptakan

Sumber Daya Manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di jaman

pesatnya perkembangan teknologi. Dengan demikian, halnya pada

pembelajaran IPA sangatlah penting saat ini, untuk menumbuhkan cara

berfikir yang nyata dan ilmiah, bukan hanya menebak-nebak saja, tetapi

harus membuktikannya.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu bidang studi

serta sebagai cara untuk mencari jawaban dan pemecahan terhadap

masalah yang dihadapi. Dalam pembelajaran IPA guru di tuntut untuk

dapat mengajak siswanya memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber

belajar. Pembelajaran IPA dengan memanfaatkan alam sekitar sangat

penting dalam menunjang proses perkembangan siswa secara utuh karena

dapat melibatkan segenap aspek psikologis anak yang meliputi Kognitif,

Afektif, dan Psikomotorik anak. Dalam upaya mencapai tujuan


pembelajaran, guru dituntut menggunakan strategi pembelajaran yang

kreatif dan memberikan kegiatan yang bervariasi, sehingga dapat

mengaktifkan siswa dan mendorong berkembangnya kemampuan baru,

menciptakan jalinan kegiatan belajar di sekolah, respontif, serta ramah

lingkungan dan masyarakat. Banyak guru IPA masih menekankan pada

konsep yang terdapat dalam buku dan metode pembelajaran yang monoton

dalam pembelajaran IPA. Hal ini membuat pembelajaran tidak efektif,

karena pengajaran semacam ini cenderung sering menyebabkan kebosanan

kepada siswa. Ini juga sudah dibuktikan dengan wawancara dengan salah

satu guru dari Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Kota Baubau, yaitu Ibu

Maslia,Spd,. Pada tanggal 10 Desember 2023 di kediaman rumahnya yang

terletak di wilayah Palatiga, dari hasil wawancara terebut diketahui

bahwasanya siswa kelas V di MI Al-Hikmah cenderung mudah merasa

jenuh dan bosan saat proses pembelajaran sedang berlangsung terlebih lagi

pada saat pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Ini

disebabkan karena pada mata pelajaran tersebut mereka hanya

mendengarkan teori tanpa bisa membayangkan apapun, penjelasan yang

monoton dan tidak bervariasi ini menyebabkan mereka kurang dalam

memahami dan menangkap pelajaran tersebut, penting kiranya bagi

seorang guru menciptakan dan merancang media pembelajaran yang

menarik dan efektif agar hasil belajar siswa meningkat. Pelaksanaan

pembelajaran IPA sangat memerlukan adanya terobosan yang baru.

Pembelajaran IPA dengan memanfaatkan bahan yang ada di sekitar seperti


kebun sekolah, sawah, sungai, dan semua hal yang kita lihat di alam raya

ini. Namun hal ini tetap harus sejalan dengan metode serta materi

pelajaran yang akan disampaikan.

Untuk itu, guru perlu meningkatkan mutu pembelajarannya,

dimulai dengan rancangan pembelajaran yang baik dengan memperhatikan

tujuan, karakteristik siswa, materi yang diajarkan, dan sumber belajar yang

tersedia. Siswa dapat diajak untuk bereksperimen sehingga dalam proses

belajar mengajar lebih menarik serta dapat meningkatkan motivasi belajar

dan tentu saja dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

Penyesuaian Mahluk Hidup Dengan Lingkungannya.

Penggunaan alat peraga alamiah bertujuan untuk membantu

merangsang siswa agar bisa mempelajari, mengamati, dan memahami apa

yang awalnya hanya sebuah gambaran teori menjadi sesuatu yang dapat

dilihat secara nyata. Penelitian terdahulu juga sudah banyak meneliti

terkait hubungan antara peran guru tehadap hasil belajar siswa ( Milleret

al.,2017; Alufohai & Ibhafidon, 2015). Juga terkait pengaruh media

pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa ( Goncalveset, al., 2017;

Cheng & Su, 2012). ini menjadi salah satu bukti yang menunjukan bahwa

penting kiranya bagi seorang guru menciptakan dan merancang media

pembelajaran yang menarik dan efektif agar hasil belajar siswa meningkat.

Melalui masalah tersebut dan Penelitian Tindakan Kelas penulis

berinisiatif untuk mencoba menggunakan alat peraga alamiah dalam

pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas V materi Penyesuaian Mahluk


Hidup Dengan Lingkungannya, dan mengambil judul tersebut di Madrasah

Ibtidaiyah Al-Hikmah Kota Baubau, guna meningkatkan pemahaman

siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang

diatas maka penulis merumuskan masalah pokok yang akan di kaji dalam

penelitian adalah “Bagaimana Penggunaan Alat Peraga Alamiah pada

materi Penyesuaian Mahkluk Hidup Dengan Lingkungannya dapat

meningkatkan pemahaman pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Di MI Al-Hikmah Kota Baubau?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian

adalah Untuk mengetahui apakah penggunaan alat peraga Alamiah dapat

meningkatkan pemahaman Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam di MI Al-Hikmah Kota Baubau.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

1. Untuk pengembangan data dan ilmu pengetahuan Pendidikan

terutama yang berhubungan dengan alat peraga alamiah dan media

pembelajaran.

2. Diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi peneliti selanjutnya

yang ingin mengkaji yang berhubungan dengan kejadian

penggunaan alat peraga, dan media atau yang sejenisnya.


3. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan masyarakat Kota

Baubau untuk bagaimana menyikapi kejadian dan kelengkapan alat

peraga dalam setiap sekolah.

4. Sebagai bahan kajian bagi guru generasi muda untuk memperbaiki

dan menyikapi pentingnya pendidikan khususnya pengetahuan

tentang penggunaan alat peraga di Sekolah Dasar.

b. Manfaat Praktis

1. Manfaat bagi siswa adalah diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran IPA, serta dapat meningkatkan

pengetahuan siswa untuk berfikir kritis, aktif, dan kreatif.

2. Manfaat bagi guru adalah sebagai bahan masukan/referensi baru

dalam pengembangan proses belajar mengajar sehingga memiliki

keterampilan dalam mengelola kelas yang baik dan lebih banyak

melibatkan siswa, dalam peningkatan hasil belajar siswa.

3. Manfaat bagi sekolah adalah sebagai sebuah wadah penerapan

proses belajar mengajar, sekolah sangat diharapkan dapat

memotivasi guru/tenaga pendidik agar dapat memiliki keterampilan

dalam mengelola kelas dengan baik dan menggunakan metode

belajar yang sesuai, dalam rangka peningkatan hasil belajar

terhadap siswa didik dengan lebih banyak melibatkan siswa dalam

proses belajar mengajar disekolah.

4. Manfaat bagi peneliti adalah untuk memperoleh gambaran

penelitian data dan pengetahuan berhubungan dengan peningkatan


pemahaman siswa khususnya tentang Penyesuaian Mahluk Hidup

dan Lingkungannya dengan menggunakan Alat Peraga Alamiah

pada SD kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Kota Baubau.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Latar Belakang
1. Tinjauan Pemahaman
a. Pengertian pemahaman

Banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pemahaman,,

salah satu pendapat dari Nana Sudjana bahwa pemahaman adalah hasil

belajar, misalnya siswa mampu menjelaskan materi dengan struktur

kalimatnya sendiri atas apa yang telah dibaca dan didengar, memberikan

contoh berbeda dari contoh sebelumnya. Pengertian menurut Sadiman

adalah kemampuan seseorang untuk menafsirkan, menginterpretasikan,

menterjemahkan, atau mengungkapkan sesuatu dengan caranya sendiri

tentang pengetahuan yang telah diterimanya, sehingga dapat diartikan

bahwa pemahaman adalah proses pemahaman, pendalaman dan

pemahaman seseorang tentang suatu hal. , kejadian, atau kejadian setelah

diketahui atau diajarkan. Pada Aspek Kognitif Pemahaman konsep

merupakan salah satu bentuk hasil belajar. Bagi pemahaman Bloom

diartikan sebagai kemampuan menyerap makna dari materi yang telah


dipelajari. Pemahaman konsep merupakan salah satu bentuk dari hasil

belajar. Bagi Bloom pemahaman diartikan sebuah kemampuan menyerap

makna dari materi yang telah dipelajari.

b. Tingkatan dalam pemahaman


Dalam proses pembelajaran, setiap individu siswa memiliki

kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami apa yang

dipelajarinya. Ada siswa yang mampu memahami secara menyeluruh

materi yang diajarkan, ada pula yang sama sekali tidak mampu

mengambil makna dari apa yang telah dipelajarinya, sehingga siswa

hanya sebatas mengetahui saja. Karena itulah ada tahapan-tahapan

pemahaman. Kemampuan memahami berdasarkan tingkat kepekaan dan

daya serap materi dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu:

1) Menerjemahkan

Menerjemahkan dapat diartikan sebagai pemindahan makna dari

satu bahasa ke bahasa lain. Bisa juga dari konsepsi abstrak ke

model simbolik agar lebih mudah menganalisis atau

mempelajarinya.

2). Menafsirkan

Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan, yaitu

kemampuan untuk mengetahui dan memahami. Menafsirkan dapat

dilakukan dengan menghubungkan pengetahuan masa lalu dengan

pengetahuan yang diperoleh selanjutnya, dan membedakan antara

pokok bahasan dan non pokok bahasan.


3). Mengekstrapolasi

Ekstrapolasi memerlukan IQ yang tinggi, siswa perlu bisa melihat

suatu hal dibalik apa yang telah ditulis. Prediksi tentang

konsekuensi atau kembangkan persepsi dalam hal waktu, dimensi,

kasus atau masalah

2. Tinjauan Belajar
a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan masa kunci yang paling penting dalam

kehidupan manusia, terutama dalam setiap usaha pembelajaran, karena

tanpa penguasaan tidak akan ada pendidikan. Menurut Samino (2012:

26) mengatakan belajar adalah usaha secara sengaja yang dilakukan

oleh individu atau peserta didik untuk berinteraksi denggan

lingkungannya untuk mendapatkan perubahan tingkah laku Kognitif,,

Afektif, dan Psikomotorik, perubahan yang diperoleh dapat bersifat

positif dan relatif permanen. Menurut J.Neweg (dalam Suardi, 2018: 9)

berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses dimana perilaku

mengalami perubahan akibat pengalaman unsur. Belajar adalah proses

perubahan permanen dalam perilaku atau pikiran untuk berperilaku

dengan cara tertentu, yang merupakan hasil atau bentuk pengalaman

lainnya (Schunk, 2012: 2).

Dari beberapa pendapat para ahli yang telah diuraikan diatas dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang

dilakukan secara aktif dan sengaja oleh setiap individu yang meliputi
aspek pengetahuan, keterampilan, dan aspek sikap sebagai hasil dari

pengalaman dan latihan .

b. Prinsip-prinsip Belajar

Prinsip belajar berfokus padahal-hal penting berkaitan dengan apa

yang seharusnya dilakukan oleh guru agar proses pembelajaran dapat

berhasil dan mencapai tujuan pembelajaran.

Berikut prinsip-prinsip belajar menurut Hidayat (2018: 9) :

1) Apapun yang dipelsjsri siswa, dialah yang harus belajar, bukan

orang lain, siswa harus bertindak aktif di dalam proses

pembelajaran.

2) Setiap siswa belajar sesuai dengan kemampuannya.

3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan

langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses

belajar.

4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan

siswa akakn membuat proses belajar lebih berarti.

c. Tipe-tipe belajar siswa

Tipe adalah segala seshuatu yang kelompokam berdasarkan ciri-

ciri atau sifat baik individu, kelompok, benda, perilaku, dan lain

sebagainya. Setiap siswa memiliki tipe belajar yang berbeda antara satu

dan lainnya. Maka dari itu tipe-tipe belajar ada bermacam-macam.

Menurut Rasyad (dalam Samino dan Marsudi,2012: 37-39) bahwa

karakteristik umum belajar ada enam tipe, yaitu :


1) Tipe siswa Visual

Siswa pada tipe ini mengandalkan aktivitas belajarnya pada materi

pelajaran yang dilihatnya.

2) Tipe siswa Auditif

siswa pada tipe iini mengandalkan aktivitas belajarnya kepada alat

pendengarannya, yaitu telinga.

3) Tipe siswa Taktil

Taktil berarti rabaan atau sentuhan. Siswa pada tipe ini

mengandalkan penyerapan hasiil pendidikan melalui alat peraba,

yaitu tangan,, dan kulit atau bgian luar tubuh.

4) Tipe siswa Alfakatoris

Siswa pada tipe ini mengandalkan aktivitas belajarnya kepada alat

indera penciuman.

5) Tipe siswa Gustatif

Gustative berarti kemampuan mencicipi, siswa pada tipe ini

mengandalkan aktivitas belajarnya kepada alat indera pengecap

yaitu llidah.

6) Tipe siswa campuran

Siswa pada tipe ini mengandalkan kefungsionalan. Alat inderanya

adalah yang terbanyak di kelas. Artinya siswa dapat mengikuti

pelajaran dengan menggunakan lebih dari satu panca indera.

3. Tinjauan Ilmu Pengetahuan Alam


a. Pengertian Ilmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan tentang alam dan

benda-benda di dalamnya. Nash (dalam Samatowa, 2006: 65) dalam

bukunya The Nature of Sciences, menyatakan bahwa IPA yaitu cara

untuk mengamati alam yang dilakukan manusia . Nash mengatakan

jikalau pembelajaran IPA menghubungkan antara fenomena pristiwa

atau kejadian satu dengan lain, hingga membuahkan prespektif baru

tentang objek yang sedang diperhatikan. Hal ini sama seperti

sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler bahwa IPA adalah ilmu

yang membahas fenomena alam dan benda-benda yang tersusun secara

teratur, diterima secara umum (artinya pengetahuan tidak hanya berlaku

untuk satu orang atau beberapa orang saja) dan cara penyelesaian

masalah tersebut ada pada bentuk pengamatan dan percobaan.

b. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

pembelajaran IPA di sekolah dasar memiliki tujuan agar siswa

mampu menguasai, menghubungkan dan memiki sifat realistis dan sifat

ilmiah.

Menurut Badan Nasional Standar Pendidikann, pembelajaran IPA di

Sekolah Dasar bertujuan, sebagai berikut :

1) mengetahui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa terhadap penciptaan

alam dan bagaimana benda-benda di dalamnya.

2) Dengan konsep IPA yang telah dipelajari diharapkan dapat membantu

siswa dalam penerapan di dalam kehidupan sehari-harinya.


3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran adanya

hubungan saling adanya timbal balik antara IPA, lingkungan,

teknonologi, dan masyarakat.

4) Menumbuhkan proses keterampilan rasa ingin tahu untuk menyelidiki

alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5) Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu

ciptaaan Tuhan.

4. Tinjauan Alat Peraga


a. Pengertian Alat Peraga

Alat peraga pembelajaran adalah semua benda dan sarana yang

dapat digunakan dalam proses pembelajaran guna memperjelas dan

memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Gumawam

(1996), mendefinisikan alat peraga pembelajaran (teachinh aids

audiovisual) sebagai alat bantu pelajaran yang digunakan oleh guru

pada saat mengajar untuk memperjelas materi pelajaran dan mencegah

terjadinya verbalisme pada siswa. Surya (1992), mengemukakan

bahwa alat peraga adalah salah satu faktor untuk mencapai efesiensi

hasil dari belajar. Sedangkan menurut Sudjana (2009), alat peraga

adalah suatu alat bantu tenaga pendidik menyampaikan pelajaran yang

dapat dilihat oleh mata, didengarkan oleh telinga.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa alat

peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran


Alat peraga adalah media pendidikan jasmani yang digunakan

untuk menyampaikan isi bahan ajar dan dapat merangsang siswa untuk

belajar. Nyoman Kartiasa menyatakan bahwa yang dimaksud dengan

alat bantu/alat pengajaran IPA sederhana atau disebut juga alat IPA

buatan sendiri adalah alat yang dapat dirancang dan dibuat sendiri

dengan memanfaatkan alat atau bahan yang ada di sekitar lingkungan,

dalam waktu yang relatif singkat dan tidak memerlukan keahlian

khusus. dalam menggunakan alat dan bahan, dapat menjelaskan,

menunjukkan, dan membuktikan konsep atau gejala yang dipelajari,

diraba, dan dapat digerakkan..

b. Jenis-jenis Alat Peraga

Alat peraga terdiri dari berbagai jenis, mulai dari alat peraga

tradisonal sampai modern. Menurut Cece Wijaya, dkk.,2013 bahwa

bahwa alat peraga dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian,

yaitu gambar, sketsa, gambar yang diproyeksikan dengan proyektor

buram, diagram, bagan, benda asli, model, sampel atau spesimen, alat

buatan sederhana atau tiruan.

Alat peraga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu alat peraga

jadi dan alat peraga buatan sendiri. Alat peraga jadi merupakan alat

peraga yang dijual kemudian dapat dibeli oleh instansi atau sekolah,

sehingga siswa dan guru tinggal menggunakannya. Alat peraga buatan

sendiri adalah alat peraga yang dibuat sendiri oleh guru dan siswa.

Tidak semua sekolah mampu menyediakan alat peraga karena mahal.


Namun hal tersebut dapat disiasati dengan membuat alat peraga

sendiri, dengan membuat bahan-bahan shift yang dapat diambil dari

lingkungan sekitar. Guru juga mampu menggunakan alat bantu untuk

menyampaikan materi agar materi dapat diterima dengan baik oleh

siswa

c. Manfaat Alat Peraga

Manfaat alat peraga menurut Suherman (1994:274) adalah

membantu guru dalam 1) menjelaskan konsep 2) merumuskan konsep

3) melatih keterampilan siswa 4) memberikan penguatan konsep pada

siswa 5) melatih siswa pemecahan masalah 6) mendorong siswa

berpikir kritis dan analitik.

Penelitian yang dilakukan oleh Higgins dan Suydam tahun 1976

(Suherman,19994:273) mendapatkan hasil bahwa secara umum alat

peraga mampu memotivasi siswa dalam belajar dan memberikan

pemahaman yang lebih terhadap materi yang dipelajari. Antara

pengajaran yang menggunakan alat peraga dengan yang tidak

menggunakannya terdapat perbandingan 6 : 1.

5. Tinjauan Media Belajar Animasi


a. Pengertian media

Kata media adalah bentuk jamak dari Bahasa latin yaitu

medium yang artinya perantara atau pengantar. Media merupakan

perantara atau penyampai pesan dari pengirim kepada penerima

pesan. Menurut Sanjaya, Wina (2018) berpendapat bahwa media

dapat digunakan untuk berbagai kegiatan dan usaha, seperti media


penyampaian pesan, media penghantar magnet atau panas dalam

bidang teknik. Menurut Miarso (Indriana 2011:14) menyatakan

bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar. Gagne (Indriana

2011:14) berpendapat bahwa media merupakan wujud dari adanya

berbagai komponen di lingkungan siswa yang dapat merangsang

siswa untuk belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat diartikan bahwa media

adalah alat yang membantu suatu proses belajar mengajar agar

pesan yang disampaikan menjadi lebih jelas dan pembelajaran

dapat tercapai secara efektif dan efisien.

b. Macam-macam Media

Macam-macam media pembelajaran antara lain, yaitu :

1) Media Audio

Media audio merupakan sebuah media yang hanya dapat

ditangkap oleh indra pendengaran saja, seperti music, radio,

dan perekam suara

2) Media Visual

Media visual adalah media yang ditangkap oleh indra

penglihatan, dan tidak memiliki bunyi. Jenis media yang

terklasifikasi ke dalam media visual adalah  film slide, foto,


gambar dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media

grafis dan lain sebagainya.

3) Media Audiovisual

Media audiovisual merupakan jenis media yang bisa ditangkap

oleh indra penglihatan dan pendengaran. Contohnya seperti

video pembelajaran. Media jenis ini lebih menarik, sebab

mengandung unsur suara dan gambar.

c. Media Animasi

Animasi berasal dari Bahasa latin, yaitu “anima” yang

berarti jiwa dan kehidupan. Kata animasi juga berasal dari kata

“animation” yang berasal dari kata dasar anime yang berarti

menghidupkan. Animasi dalam arti menghidupkan yaitu adalah

usaha untuk menggerakkan sesuatu yang tidak dapat bergerak

dengan sendirinya.

Kemp dan Dayton dalam Hidayat (2010), juga menjelaskan

bahwa peran media animasi antara lain :

1) Pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik bagi anak

2) Proses belajar menjadi lebih interaktif bagi guru

3) Efisien waktu dan tenaga

4) Meningkatkan hasil belajar

5) Media dapat menumbuhkan sikap positif anak terhadap materi

dan proses belajar


Penggunaan animasi tidak lepas dari peran alat bantu

komputer, animasi dapat diperoleh melalui grafik tiga dimensi

maupun dua dimensi. Animasi adalah gerakan objek dan teks yang

diatur sedemikian rupa sehingga terlihat menarik dan lebih hidup.

Dengan kemampuan tersebut media animasi dapat digunakan

untuk menjelaskan materi yang sebenarnya tidak terlihat oleh mata,

dengan cara visualisasi maka materi yang dideskripsikan dapat

dideskripsikan.

6. Materi Sistem Pernapasan pada Manusia


a. Organ pernapasan pada manusia

Sistem pernapasan terdiri atas organ-organ pernapasan. Organ-

organ ini meliputi rongga hidung, faring, laring, trakea, bronkus,

paru-paru.

1) Hidung

Hidung merupakan indera penciuman. Di dalam rongga hidung

terdapat rambut dan lender hidung. Ini berguna menyaring udara

yang masuk.

Udara yang dihirup melalui hidung lebih baik daripada

masuk melalui mulut, karna Hidung mempunyai Rambut

Hidung dan Selaput Lendir yang akan berguna untuk menyaring

debu dan kotoran dalam udara yang terhisap, Mengatur Suhu

Udara yang Masuk Suhu tubuh yang normal atau sehat berkisar

antara 36° – 37° C. Jika udara yang masuk suhunya lebih

rendah, maka hidung akan melepaskan panas dari dalam tubuh


agar udara tersebut menjadi hangat. Demikian pula sebaliknya,

serta dapat mengatur kelembapan udara yang masuk.

2) Tenggorokan

Tenggorokan merupakan bagian dari organ pernapasan manusia.

Organ tenggorokan berupa satu pipa yang dimulai dari pangkal.

3) Paru-paru

Paru-paru (pulmo) terletak di dalam rongga dada. Didalam paru-

paru terdapat diafragma yang berada pas dibawah dada sebagai

otot pernapasan. Paru-paru manusia berjumlah sepasang, yaitu

paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru terbungkus oleh suatu

selaput paruparu (pleura). Peradangan pada selaput pleura

disebut pleuritis.

Gambar1.1 Penampakan gambar Organ Paru-paru Manusia


Sumber: https://ekosistem.co.id/fungsi-paru-paru/co.id

b. Proses Pernapasan pada Manusia


Dalam system pernapasan terkenal dengan dua proses yaituu

menarik napas (inspirasi) dan mengeluarkan napas(ekpirasi).

Ditinjau dari proses masuknya udara, maka proses pernapasan

dapat dibagi menjadi pernapasan dada dan pernapasan perut.

1) Pernapasan Dada

Dalam Pernapasan dada menggandalkan otot-otot tulang

rusuk sedang berkontraksi.

Saatnya Menghirup Otot-otot yang bekerja saat menarik

napas adalah otot rusuk luar dan diafragma. Saat bernafas, ruang

rongga dada mengembang, paru-paru membesar sehingga udara

masuk ke paru-paru.

Kemudian saat menghembuskan napas, diafragma kembali

ke bentuk semula, sehingga ruang hampa di dalam dada

mengecil dan udara keluar.

2) Pernapasan Perut

Pernapasan perut terjadi karena gerak diafragma yang

berkontraksi, sehingga ruang rongga dada bertambah dan paru-

paru bertambah. Saat Menghirup Jaringan otot rusuk bagian luar

dan penyelesaian diafragma sangat kuat. Ruang rongga dada

membesar, isi rongga perut dikompresi, ketegangan di dalam

ruang rongga dada berkurang. Selanjutnya, udara masuk ke

paru-paru. Rusuk dalam berkerut saat kita menghembuuskan


napas. Otot berkerut menekan diafragma. Rongga dada

mengecil. Akibatnya, udara dalam paru-paru keluar.

c. Penyakit pada Saluran Pernapasan

Dalam kehidupan manusia, kita sering menjumpai penyakit

yang menyerang alat pernapasan manusia. Misalnya tuberkulosis

(tuberkulosis) yang disebabkan oleh virus tuberkulosis, alergi

bronkial yang disebabkan oleh tersumbatnya saluran pernapasan,

radang tenggorokan, batuk bronkitis, dan pilek. Gangguan

pernafasan umumnya berupa gangguan atau penyakit yang

menyebabkan terganggunya proses pernafasan. Penyakit pada alat

pernafasan berdiri karena kualitas udara yang kotor. Selain itu,

merokok juga meningkatkan risiko penyakit tersebut.

Beberapa penyakit system pernapasan manusia :

1) Fisema : pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya

kemasukan udara.

2) Asfiksi : gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan atau

penggunaan O2 oleh jaringan.

3) Polip dan amandel: pembengkakan kelenjar limfa di daerah hidung

(polip) dan di daerah tekak (amandel).

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Terkait dengan penelitian pengembangan media pembelajaran

animasi dan alat peraga dalam pembelajaran IPA, kajian telah dilakukan

pada beberapa skripsi terdahulu, antara lain:


1) Skripsi yang disusun oleh Anita Ayu Lestari dalam penelitiannya yang

berjudul Pengaruh Penggunaan Media Film Animasi Terhadap

Motivasi Belajar Mata Pelajaran Fiqih Kelas II di MIN 4 Bengkulu

Tengah. Hasil penelitian dapat dilihat dari hasil posttest tingkat

motivasi belajar anak pada kelas II A (kelompok eksperimen) memiliki

nilai rata-rata 89, 92 dan standar deviasi 6,66. Dimana pada kelas II A

terdapat 6 siswa dikelompok atas/tinggi (19,36%), 21 siswa

dikelompok tengah/sedang (67,74%) dan 4 siswa belajar dikelompok

bawah/rendah (12,90%). Sedangkan hasil posttest tingkat motivasi

belajar anak pada kelas II B (kelompok kontrol) memiliki nilai ratarata

84,53 dan standar deviasi 5,26. Berdasarkan perhitungan tersebut,

diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas II B yang tanpa

menggunakan media terdapat 6 siswa dikelompok atas/tinggi

(19,35%), 19 siswa yang dikelompok tengah/sedang (61,30%), dan 6

siswa dikelompok bawah/rendah (19,35%). Hasil ini dilihat dari

perhitungan hipotesis dengan menggunakan uji “t” terhadap kedua

kelompok dengan hasil yang diperoleh, thitung = 4,512 apabila

dikonsultasikan dengan ttabel dengan df 60 pada taraf signifikan 5%

yaitu 1,67 dengan to0,01 sebesar 2,39. Dengan demikian thitung >

ttabel (4,512 > 1,67), yang berarti Ho ditolak dengan hipotesis kerja

(Ha) diterima, yaitu terdapat pengaruh antara penggunaan media film

animasi dengan tanpa penggunaan media dalam peningkatan motivasi


belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di kelas II MIN 4 Bengkulu

Tengah.

2) penelitian tentang “Pengembangan Alat Peraga Sampah Plastik Materi

Siklus Biogeokimia Sub Materi Daur Air Kelas X SMA”. Studi

perbaikan ini menghasilkan suatu produk berupa media pengenalan

Biologi pada materi siklus air. Kajian dan perbaikan ini menggunakan

perbaikan lanjutan dengan menggunakan Thiagrajan, Semmel, dan

Semmel (1974),yaitu model 4-D. Model ini terdiri dari 4 tahap

pengembangan yaitu define, design, develop, dan disseminat. Media

awalnya didesain menggunakan Corel DRAW X7 yang menampilkan

desain awal dari media yang selanjutnya dibuat media alat peraga

sesuai desain awal yang telah dibuat. Setelah itu dibuat buku panduan

yang di desain menggunakan Microsoft Word 2010 yang dalamnya

memuat beberapa komponen yaitu definisi produk, cara pembuatan,

hasil dan prinsip kerja.

3) Skripsi yang disusun oleh Liza Yunita dalam penelitiannya yang

berjudul Pengaruh Penggunaan Media Animasi Terhadap Aktivitas

Dan Hasil Belajar Siswa di SMP 01 Darussalam. Dari hasil

penelitiannya didapat bahwa hasil penelitian untuk aktivitas siswa

dikelas eksperimen pada pertemua 1 yaitu 70,31 dan pertemuan ke-2

yaitu 85,62 sedangkan nilai aktivitas di kelas kontrol pada pertemuan 1

yaitu 69,37 dan pertemua ke-2 yaitu 80,31. Data hasil post-test kelas

eksperimen yaitu 78,8 sedangkan data hasil post-test kelas kontrol


yaitu 50, terlihat dimana thitung  ttabel yaitu 2,50  2,20.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa efek

pembelajaran siswa yang diajarkan lewat media animasi memiliki

pengaruh yang cukup besar pada olahraga dan pembelajaran efek siswa

secara konvensional. ..

C. Kerangka Pikiran

Pembelajaran IPA

Analisis Kebutuhan

Guru Peserta Didik

Pembelajaran Tidak Variatif Pembelajaran


monoton membosankan
Alat Peraga Media
Buatan Animasi

Aktifitas
Pembelajaran yang
menarik

Hasil Pemahaman

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah


penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi,
dan tingkat kebenarannya masih memerlukan pembuktian (Mulyasa, 2009:
63). Hipotesis tindakan dari penelitian ini yaitu: Penggunaan Alat Peraga
buatan dibantu Media Animasi dapat meningkatkan pemahaman siswa
kelas V pada mata pelajaran IPA, di MI Al-Hikmah Kota Baubau.
BAB III
METEDEOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitan


1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtihdaiayah Al-Hikmah Kota

Baubau, yang beralamat di Jalan Poros Medibrata kecamatan Wolio

Kelurahan Bukit Wolio Indah. Dengan beberapa pertimbangan antara lain,

sekolah ini jarang menggunakan alat peraga dan media pembelajaran

lainnya, sehingga peneliti ingin melihat bagaimana hasil belajar siswa


setelah belajar dengan menggunakan alat peraga buatan. Selain itu jarak

sekolah yang hanya berjarak sekitar 2 km dan dapat dijangkau oleh peneliti.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini rencana akan dilakukan pada semester ganjil tahun

pelajaran 2023/2024. Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 1 (satu)

bulan. Penelitian akan dilakukan dengan menggunakan kerangka

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas dapat

meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi professional. Dengan

melakukan tahap-tahapan dalam penelitian tindakan kelas, guru mampu

memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam

terhadap apa yang terjadi di kelasnya.

B. Desain Penelitian

Pendekatan yang akan digunakan adalah jenis penelitian tindakan kelas

(PTK) yang dilaksanakan di dalam ruang kelas V MI Al-Hikmah Kota Baubau.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu inovasi dalam kegiatan

penelitian, khususnya penelitian dalam bidang Pendidikan dan pembelajaran.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk kajian atau kegiatan ilmiah

dan bermetode yang dilakukan oleh guru/peneliti didalam kelas dengan

mengunakan tindakan-tindakan untuk meningkatkan proses dan hasil

pembelajaran. Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah Bahasa Inggris

Classroom Action Research, yang dikenal dengan singkatan PTK.

Praktik pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dapat

meningkatkan profesionalisme guru (Ahmar, 2005; Jones & Song, 2005;


Kirkey, 2005; McIntosh, 2005; McNeiff, 1992). Hal ini, karena Penelitian

Tindakan Kelas (PTK), dapat membantu (1) pengembangan kompentensi guru

dalam menyelesaikan masalah pembelajaran mencakup kualitas isi, efisiensi,

dan efektivitas pembelajaran, proses, dan hasil belajar siswa, (2) peningkatan

kemampuan pembelajaran akan berdampak pada peningkatan kompentensi

kepribadian, sosial, dan professional guru (Prendergast, 2002).

Ada empat tahapan penting dari penelitian tindakan ini, yang terdiri dari:

(1) Perencanaan (planning); (2) Pelaksanaan tindakan (action); (3) Pengamatan

(observation); dan (4) Refleksi (reflection). Keempat tahap dalam penelitian

tindakan kelas tersepakat adalah unsur untuk membentuk sepakah siklus, yaitu

satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula seperti yang

terlihat pada gambar berikut :


Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II

Refleksi Pengamatan Pelaksanaan

Berhasil

Sumber : Arikunto, (2007:78)

Gambar 2.1
Tahapan Penelitian Tindakan Kelas
C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa di MI Al-Hikmah Tahun Ajaran

2023/2024, sedangkan objek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah

20 orang siswa, yaitu 5 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan.
D. Prosedur Penelitian
1. Siklus I dan Siklus II

Siklus I
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini, peneliti menyusun program tindakan yang akan

dilaksanakan. Kegiatan yang dicapai pada tahap awal meliputi:

1) Menganalisis kurikulum (Standar Kompetensi: Mengidentifikasi

cara-cara hunian beradaptasi dengan lingkungan sekitar; Kompetensi

Dasar: Mengidentifikasi edisi hewan dan bunga ke lingkungan yang

positif untuk melestarikan kehidupan).

2) Menyusun silabus.

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada mata pelajaran

IPA di kelas V, materi Alat Pernapasan pada Manusia dengan

menerapkan metode pembelajaran menggunakan alat peraga buatan.

4) Menyiapkan soal-soal evaluasi.

5) Menyusun lembar observasi siswa beserta indikatornya.

6) Membuat lembar afektif dan psikomotor.

7) Mempersiapkan media animasi yang akan dipergunakan pada waktu

pembelajaran.

8) Guru (peneliti) menyiapkan alat peraga.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Pada tahap ini kegiatan yang akan dilakukan adalah melaksanakan

skenario pembelajaran yang telah direncanakan dengan menggunakan


alat peraga buatan berbantuan media animasi. Langkah-langkah

pembelajarannya sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

a) Guru (peneliti) mengkondisikan kelas agar siap untuk mengikuti

proses pembelajaran

b) Guru (peneliti) memberikan apersepsi dan memberikan motivasi

pada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran agar lebih baik

lagi dan memberi semangat bagi siswa yang sudah berperan aktif

agar lebih ditingkatkan lagi.

c) Guru (peneliti) menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dengan menggunakan alat peraga buatan.

2) Kegiatan Inti

a) Guru (peneliti) menjelaskan peta konsep materi pembelajaran.

b) Guru (peneliti) memberi penjelasan tentang sistem alat

pernapasan pada manusia disertai alat peraga buatan dan video

animasi.

c) Guru (peneliti) melibatkan peserta didik secara aktif dalam

kegiatan pembelajaran dengan pertanyaan untuk mengukur

tingkat pemahaman siswa.

d) Guru (peneliti) memberikan evaluasi, berupa soal tes.

e) Guru (peneliti) secara aktif berkeliling memantau siswa dalam

mengerjakan soal evaluasi dan memberi petunjuk pada siswa

yang kurang memahami.


3) Kegiatan Penutup

a) Guru (peneliti) bersama-sama menyimpulkan materi

pembelajaran.

b) Guru (peneliti) mengucapkan terimakasih dan doa.

Siklus II

Pada siklus I indikator ketuntasan belajar belum tercapai, oleh

karena itu dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II ini kembali dilakukan

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rancangan tindakan

yang dilaksanakan. Kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut:

1) Menganalisis Kurikulum (Standar Kompentensi Alat Pernapasan

Pada Manusia).

2) Menyusun silabus

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada mata pelajaran

IPA di Kelas V, materi Sistem Pernapasan Pada Manusia dengan

pembelajaran menggunakan alat peraga buatan dan media animasi.

4) Menyiapkan Alat Peraga Buatan dan Media Video Animasi yang

digunakan.

5) Menyiapkan soal-soal evaluasi yang berupa essay.

6) Menyusun lembar observasi siswa beserta indikatornya.

7) Membuat lembar penilaian afektif dan psikomotor beserta

indikatornya.
8) Mempersiapkan media yang akan dipergunakan pada waktu

pembelajaran

b. Tahap Pelaksanaan (Action)


1) Kegiatan Awal
a) Guru (peneliti) mengkondisikan siswa agar siap untuk mengikkuti

proses pembelajaran.

b) Guru (peneliti) memberikan apersepsi dan memberi motivasi pada

siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran agar lebih baik lagi

dan memberi semangat bagi siswa yang sudah berperan aktif agar

lebiih ditingkatkan lagi.

c) Guru (peneliti) menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dengan menggunakan alat peraga buatan dan media video

animasi.

2) Kegiatan Inti
a) Guru (peneliti) menjelaskan peta konsep materi (sistem alat

pernapasan pada manusia).

b) Guru (peneliti) memberi penjelasan tentang sistem alat

pernapasan pada manusia dengan disertai alat peraga buatan dann

media animasi.

c) Guru (peneliti) melibatkan peserta didik secara aktif dalam

kegiatan pembelajaran dengan pertanyaan untuk mengukur

tingkat pemahaman siswa.

d) Guru (peneliti) memberikan evaluasi, berupa soal tes.


e) Guru (peneliti) secara aktif berkeliling memantau siswa dalam

mengerjakan soal evaluasi dan memberi petunjuk pada siswa

yang masih kurang memahami.

3) Kegiatan Penutup
a) Guru (peneliti) Bersama siswa menyimpulkan materi

pembelajaran

b) Guru (peneliti mengucapkan terimakasih dan doa.

2. Observasi dan Refleksi

Tahap selanjutnya setelah perencanaan dan pelaksanaan tindakan

adalah tahap pengamatan atau observasi yang dilakukan di kelas V

dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Observasi

dilakukan guru (peneliti) selama proses pembelajaran, sehingga

kekurangan atau kesalahan pada pembelajaran dapat diperbaiki. Hasil

observasi dicatat dalam lembaran observasi yang telah disiapkan yang

terdiri dari lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian afektif,

serta lembar penilaian psikomotor.

Sedangkan pada tahap refleksi, kegiatan yang dilakukan yakni

mengkaji dan memproses hasil pengamatan pada saat pelaksanaan

tindakan. Hasil penilaian menyangkut penilaian proses, lembar observasi

afektif, membangun karakter serta psikomotor siswa maupun hasil tes.

Dengan demikian, peneliti dapat menjadikan hasil analisis ini sebagai

bahan refleksi.

E. Instrumen Penilaian
Dalam sebuah penelitian diperlukan alat untuk mengumpulkan data,

sebagai langkah untuk menemukan kesimpulan dari penelitian.

Adapun jenis instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini ada empat yaitu:

1) Lembar Observasi

Lembar observasi yang dimaksud adalah lembar observasi siswa yang

digunakan untuk mengamati siswa dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan metode alat peraga buatan dan media animasi. Lembar

Observasi ini meliputi lembar obsevasi aktifitas siswa, lembar obsevasi

psikomotor siswa dan, lembar observasi afektif siswa.

2) Lembar Tes

Lembar tes yang digunakan untuk menilai ranah kognitif dan

kemampuan berfikir ilmiah siswa. Ranah kognitif berbentuk tes tertulis

yang dilaksanakan di awal dan di akhir pembelajaran yang bertujuan untuk

membandingkan dan mengetahui sejauh mana tercapainya tujuan

pembelajaran terhadap materi yang telah di pelajari dalam hal ini

peningkatan pemahaman terhadap materi

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan sebagai berikut :

1) Pengamatan (Observation)

Pengamatan adalah teknik rangkaian fakta di mana peneliti

menyimpan data seperti yang mereka lihat di beberapa titik pembinaan dan

memperoleh pengetahuan tentang kegiatan. Observasi ini dilakukan


terhadap siswa kelas V MI Al Hikmah Kota Baubau dengan tujuan untuk

mengetahui bagaimana aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.

2) Tes

Tes adalah semua alat untuk mengumpulkan data tentang

keberhasilan keinginan instruksional atau mendapatkan pengetahuan

tentang tujuan.. Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan

yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam

bentuk tes lisan, tulisan, atau perbuatan, Tes ini diberikan kepada siswa

kelas V MI Al Hikmah Kota Baubau dengan tujuan untuk mengukur

kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi.

3) Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata Dokumen, artinya barang-barang

tertulis. Metode dokumentasi berarti cara pengumpulan data dengan

mencatat data-data yang sudah ada (Winarni, 2011: 56). Dokumentasi

yang menyangkut pada penelitian, akan menyediakan kerangka bagi data

yang mendasar

G. Teknik Analisis Data


1. Data Observasi

Data observasi digunakan untuk merefleksikan siklus yang akan

dilakukan dan diolah secara deskriptif. Teknik analisa data observasi ada

tiga yang dianalisa yaitu: data observasi aktivitas guru dan siswa, data

observasi hasil belajar ranah psikomotor serta karakter siswa. Penentuan

nilai untuk tiap kriteria menggunakan persamaan yaitu rata-rata skor, skor
tertinggi, skor terendah, selisih skor atau peringkat, dan kisaran nilai untuk

tiap kriteria. Rumus tersebut adalah sebagai berikut:

a. Rata-rata Skor = Jumlah Skor


Jumlah Siswa
b. Peringkat tertinggi = Jumlah soal observasi x skor tertinggi tiap soal

c. Peringkat terendah = Jumlah soal observasi x skor terendah tiap soal

d. Selisih peringkat = peringgkat tertinggi – peringkat terendah

e. Kisaran nilai untuk setiap kriteria = Selisih Skor atau peringkat


Jumlah Kriteria
Data yang diperoleh dari lembar tersebut akan dinilai dengan

menggunakan kriteria seperti dalam tabel berikut :

Tabel 3.1 Kriteria Pengamatan Setiap Aspek Yang Diamati Lembar

Observasi

KRITERIA SKOR

Kurang (K) 1

Cukup (C) 2

Baik (B) 3

a. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Pada lembar observasi aktivitas siswa terdapat 15 butir pernyataan

dengan kriteria penilaian 1, 2, dan 3. Data akan dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

1) Skor tertinggi yaitu 15 x 3 = 45

2) Skor terendah yaitu 15 x 1 = 15


3) Selisih skor yaitu 45-15 = 30

b. Kisaran nilai untuk tiap kriteria 30/3 = 10

Tabel 3.2 Rentangan Penilaian Kriteria Aktivitas Siswa

KRITRIA SKOR

Kurang (K) 15 - 24

Cukup (C) 25 - 34

Baik (B) 34 - 45

Ketentuan penilaian aktivitas siswa setiap aspek dengan kriteria penilaian

1,2 dan 3. Maka data dianalisis dengan rumus yaitu :

a. Skor tertinggi yaitu 1 x 3 =3

b. Skor terendah yaitu 1x1 =1

c. Selisih skor yaitu 3-1 =2

d. Kisaran nilai untuk setiap kriteria 2/3 = 0,66 dibulatkan menjadi 0,7

Tabel 3.3 Ketentuan Rentangan Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa Setiap

Aspek

KRITERIA SKOR

Kurang (K) 1,0 – 1,6

Cukup (C) 1,7 – 2,3

Baik (B) 2,4 – 3,0


2. Hasil Belajar
a. Lembar Penilaian Kognitif
Pada lembar penilaian Kognitif ini digunakan rumus sebagai berikut :
1) Nilai Rata-Rata Kelas

Keterangan :

= Nilai Rata-Rata

= Jumlah Seluruh Nilai Yang Diperoleh

= Jumlah Siswa

2) Presentase Ketuntasan Belajar Siswa

Keterangan :

KB = Ketuntasan Belajar Klasikal

NS = Siswa Yang Mendapat Nilai > 70

N = Jumlah Siswa

Sumber : Sudjana, (2009:109)

b. Lembar Penilaian Afektif

Jumlah seluruh aspek observasi afektif ada 4 aspek yang menerima,

menanggapi, mengelola, dan menghayati. Penilaian ini dilakukan selama


proses pembelajaran yang disertai dengan deskriptor dari setiap aspek

dengan jumlah kriteria penilaian antara 1 sampai 3. Skor penilaian afektif

ini disajikan berdasarkan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

PA = Presentase aspek afektif

NA = Jumlah siswa yang mencapai aspek afektif dalam kategori baik di

setiap aspek

N = Jumlah seluruh siswa

c. Lembar Penilaian Psikomotor

Jumlah seluruh aspek observasi psikomotor yang digunakan dalam

penelitian ini ada 3 aspek pengamatan meliputi, menirukan, memanipulasi,

dan artikulasi. Penilaian ini dilakukan selama proses pembelajaran yang

disertai dengan deskriptor dari setiap aspek dengan jumlah kriteria

penilaian antara 1 sampai 3. Skor penilaian psikomotor ini disajikan

kedalam rumus sebagai berikut:

Keterangan :

PP = Presentase aspek psikomotor

NP = Jumlah siswa yang mencapai aspek psikomotor dalam kategori

terampil di setiap aspek


N = jumlah seluruh siswa

3. Indikator Keberhasilan Tindakan

Adapun keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah :

a. Aktivitas Pembelajaran

Keberhasilan aktivitas proses pembelajaran siswa dikatakan baik,

apabila rata-rata skor aktivitas siswa berada pada rentang nilai 35-45.

b. Hasil Belajar

1) Ranah Kognitif

Jika rata-rata kelas siswa > 70 dan meningkat setiap siklus jika

ketuntasan belajar klasikal tercapai yaitu > 75%

2) Penilaian Afektif

Presentase siswa yang mencapai kategor baik (B) setiap aspek

mengalammi peningkatan setiap siklus.

3) Penilaian Psikomotor

Presentase siswa yang mencapai kategori Terampil (T) mengalami

peningkatan siklus.
LAMPIRAN

A. Lembar Obsevasi Siswa


1. Observasi Aktifitas Siswa
Pada lembar observasi aktifitas siswa terdapat 13 butir pernyataan dengan

kriteria penilaian 1,2, dan 3. Hasil pengamatan aktifitas siswa yang dilakukan

peneliti selama siklus I berlangsung dapat dilihat pada tabel berikut:

Skor Hasil Pengamatan


NO Aspek yang diamati Baik Cukup Kurang
3 2 1
1. Siswa hadir tepat waktu sebelum
pelajaran dimulai
2. Siswa menyiapkan diri menerima
pelajaran
3. Siswa memperhatikan tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru
4. Siswa memperhatikan penjelasan guru
5. Siswa termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran menggunakan alat
peraga buatan dan media animasi
6. Siswa menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru dengan tepat
7. Siswa mengajukan pertanyaan tentang
materi yang kurang dimengerti
8. Siswa mengemukakan pendapatnya
pada guru
9. Siswa dapat menghargai pendapat
orang lain
Siswa mengerjakan soal tes evaluasi
10. dengan serius dan selesai tepat waktu
Siswa keluar masuk ruangan selama
11. kegiatan belajar mengajar
Siswa bisa menyelesaikan tugas yang
diberikan dengan benar dan tepat
12. Siswa memiliki sikap sopan santun
dan hormat pada guru
13.

Jumlah

2. Observasi Psikomotor Siswa


Jumlah seluruh aspek observasi psikomotor yang digunakan dalam penelitian

ini ada 3 aspek pengamatan meliputi, menirukan, memanipulasi, dan artikulasi.

Penilaian ini dilakukan selama proses pembelajaran yang disertai dengan

deskriptor dari setiap aspek dengan jumlah kriteria penilaian antara 1 sampai 3.

Skor Hasil Pengamatan


NO Aspek yang diamati Baik Cukup Kurang
3 2 1
1. Siswa dapat melakukan tugas atau kegiatan
yang diberikan guru sesuai dengan yang
telah dicontohkan dan diperlihatkan guru
2. Siswa dapat mengerjakan tugas sesuai
dengan pedoman atau petunjuk dari guru,
meskipun belum pernah dicontohkan
3. Siswa mengerti maksud penjelasan guru
sehingga dapat mengerjakan tugas dengan
tepat, benar dan kompleks dengan hasil yang
lebih baik

3. Observasi Afektif Siswa


Jumlah seluruh aspek observasi afektif yang digunakan dalam penelitian

ini ada 4 aspek pengamatan menerima, menanggapi, mengolah dan

menghayati. Penilaian ini dilakukan selama proses pembelajaran dengan

jumlah kriteria penilaian antara 1 sampai 3 dengan hasil sesuai tabel berikut:

Skor Hasil Pengamatan


NO Aspek yang diamati Baik Cukup Kurang
3 2 1
1. Siswa menerima pelajaran dengan baik dan
penuh perhatian
2. Siswa menanggapi pelajaran yang diberikan
guru, terlihat dari seberapa sering siswa
bertanya dan berpendapat
3. Siswa dapat mengolah pengetahuan yang
diperoleh dengan menghubungkan dengan
hal yang sama dalam situasi yang baru
4. Siswa dapat menghayati pelajaran yang
diberikan guru, terlihat dari meningkatnya
pemahaman siswa tentang materi

B. Soal Test
SIKLUS I
1. Perhatikan organ-organ pernapasan berikut :

(1) Alveolus (4) Hidung


(2) Bronkiolus (5) Laring
(3) Bronkus (6) Trakea
Tuliskanlah urutan proses sistem pernapasan yang benar saat kita
menghirup udara ?
2. Tuliskan fungsi utama selaput lendir pada hidung ?
3. Pada system pernapasan manusia proses difusi oksigen terjadi pada ?
4. Apakah lingkungan sekitar dapat memengaruhi organ kesehatan
pernapasan kalian? jelaskan alasannya!
5. Fungsi utama dalam proses pernapasan pada manusia memiliki tujuan
pokok, yaitu?
6. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang penyakit saluran pernapasan
Asfiksia?
7. Seseorang yang menunjukan gejala sesak napas disebabkan oleh ganguan
system paru-paru dapat diteksi menggunakan alat yang disebut dengan ?
8. Menurut kamu bagaimana cara menjaga kesehatan organ pernapasan kita
dengan baik?
9. Menurut kamu faktor/hal-hal apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya
ganguan penyakit pada system pernapasan manusia?
10. Jelaskan secara ringkas proses terjadinya system pernapasan pada manusia?
Kunci jawaban
1. (4)-(5)-(6)-(3)-(2)-(1)
2. Menyaring udara yang masuk di dalam hidung
3. Orgaan pernapasan Alveolus
4. Iya, karna udara yang kita hirup akan masuk ketubuh dan disaring oleh
organ-organ system pernapasan. Jika udara yang kita hirup tidak
sehat/berpolusi maka itu akan dapat menyebabkan ganguan pada organ
pernapasan dan menimbulkan penyakit.
5. Mendapatkan oksigen dan membebaskan karbomn dioksida
6. Penyakit asfiksi adalah penyakit saluran sitem pernapasan yang terjadi
akibat kadar oksigen yang terlalu sedikit dari tubuh, ini dapat disebabkan
oleh banyak paparan kimia, tersedak, serta mengidap penyakit tertentu.
7. Spirometer
8. Dengan menerapkan pola hidup sehat seperti tidak merokok dan
menghirup asap rokok dan polusi lain, banyak minum air putih, dan rutin
berolahraga.
9. Beragam faktor mulai dari udara yang kotor karena paparan polusi udara,
asap rokok,kendaraan, zat beracun dan sebagainya, serta faktor keturan
kecelakaan dan mengidap penyakit tertentuu.
10. Udara masuk melalui hidung lalu udara disaring oleh rambut hidung,
kemudian udara yang telah disaring masuk menuju laring dan faring
kemudian trakhea, dari trakhea udara masuk ke paru-paru menuju bronkus
dan bronkilus lalu kemudian ke alveolus untuk melakukan pertukaran
udara antara oksigen dan karbon dioksida.
SIKLUS II
1. Jelaskan pengertian dari bernapas ?
2. Sebutkan organ dari system pernapasan manusia secara urut ?
3. Jelaskan mekanisme penyaringan udara yang ada di dalam saluran
pernapasan agar menjamin udara yang masuk ke paru-paru benar-benar
bersih?
4. Jelaskan seperti apa mekanisme pertukaran udara di dalam paru-paru
berlangsung?
5. Jelaskan bagaimana system inspirasi dan ekspirasi pada system pernapasan
manusia ?
6. Sebutkan 3 masalah penyakit system pernapasan yang kamu ketahui ?
7. Suhu tubuh yang normal atau sehat pada manusia berkisar antara 36° – 37°
C. Jelaskan apa yang akan dilakukan oleh organ system pernapasan apabila
suhu udara yang masuk ke tubuh lebih rendah daripada suhu tubuh
normal ?
8. Dara adalah anak yang suka menyanyi. Suatu hari Dara mengalami demam,
gatal dan sakit ditenggorokan. Sebut dan jelaskan penyakit yang mungkin
terjadi pada Dara ?
9. Apa yang akan terjadi pada tubuh kita ketika bernapas dengan cepat dan
pendek ?
10. Bagaimana terjadinya pernapasan perut dan dada?

Kunci jawaban
1. Pernapasan adalah proses memasukan oksigen ke dalam tubuh yang
kemudian akan digunakan untuk menghasilkan energi dan
menghembuskan sisa pernapasan berupa karbon dioksida dan uap air ke
luar tubuh
2. Hidung-Faring-Laring-Trakhea-Bronkus-Bronkilus-paruu-paru-Alveolus
3. Udara masuk melalui lubang hidung, udara yang berada di dalam hidung
mengalami beberapa perlakuan di antaranya adalah: (1) udara disaring
oleh rambut hidung, (2) udara dihangatkan oleh kapiler darah, sehingga
suhunya sesuai dengan suhu tubuh, (3) udara dilembabkan oleh lapisan
lendir yang ada di dalam hidung. Setelah itu udara masuk ke tenggorokan
dan disaring lagi oleh silia sehingga saat masuk ke dalam paru-paru udara
sudah benar-benar bersih.
4. Mekanisme pertukaran udara di dalam paru-paru berlangsung secara
difusi. Oksigen yang sampai di alveolus akan berdifusi menembus selaput
alveolus dan berikatan dengan hemoglobin (Hb) dalam darah yang disebut
deoksigenasi dan menghasilkan senyawa oksihemoglobin (HbO).
5. Pada saat inspirasi, otot diafragma dan otot dada berkontraksi, volume
rongga dada membesar, paru-paru mengembang, dan udara masuk ke
paru-paru. Pada saat ekspirasi, otot diafragma dan otot dada berelaksasi,
volume rongga dada kembali normal, paru-paru kembali normal, dan
udara keluar dari paru-paru.
6. Asidosis, Amandel, dan Fisema
7. Jika udara yang masuk suhunya lebih rendah, maka hidung akan
melepaskan panas dari dalam tubuh agar udara tersebut menjadi hangat.
8. Yang dialami oleh Dara adalah gangguan system pernapasan Faringnitis,
yaitu suatu penyakit yang menyerang Faring.
9. Ketika bernapas pendek dan cepat, maka tubuh kita akan kekurangan
oksigen.
10. Pernapasan Dada terjadi karena otot antar tulang rusuk berkontraksi,
sehingga rusuk terangkat dan berakibat volume rongga dada membesar.
Sedangkan pernapasan Perut terjadi karena adanya gerakan dari diafragma
ketika otot diafragma berkontaksi, rongga dada akan membesar dan paru-
paru mengembang.

Anda mungkin juga menyukai