Anda di halaman 1dari 32

“PENGARUH METODE FIELD TRIP TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA MATERI


TUMBUHAN HIJAU KELAS V MI MIFTAHUL HUDA
BANJAREJO”

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH:
ASTRI FIRANTI
NIM. 12205173225

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
APRIL 2020
“PENGARUH METODE FIELD TRIP TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA MATERI
TUMBUHAN HIJAU KELAS V MI MIFTAHUL HUDA
BANJAREJO”

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Kepada Jurusan Pendidiksan Guru Madrasah Ibtidaiyah


Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Tulungagung
Guna Menyusun Skripsi

OLEH:
ASTRI FIRANTI
NIM. 12205173225

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
APRIL 2020
A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam


bahasa Inggris yaitu naturalscience artinya ilmu pengetahuan alam
(IPA).1Pada pembelajaran IPA hendaknya membuka kesempatan untuk
memupuk rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Hal ini akan
membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari
jawaban atas berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir
ilmiah.

Pembelajaran IPA di tingkat Sekolah Dasar, memiliki ciri khas


yang berbeda dengan pembelajaran lainnya. Dalam pembelajaran IPA
siswa harus dibiasakan untuk mengamati hal-hal yang nyata. Salah satu
kajian materi yang terdapat dalam pembelajaran IPA di tingkat Sekolah
Dasar yakni materi tumbuhan hijau.Materi tumbuhan hijau ini sangat dekat
dengan lingkungan keseharian siswa. Oleh sebab itu siswa harus mampu
memahami dan menguasai konsep tersebut dengan baik. Namun pada
kenyataannya pemahaman siswa terhadap materi tumbuhan hijau masih
rendah. Ditambah dengan metode mengajar yang di gunakan oleh pengajar
tidak mendukung pemahaman siswa, sehingga siswa kurang aktif dan
kritis ketika proses pembelajaran berlangsung.

Dengan demikian untuk mengatasi masalah-masalah tersebut maka


diperlukan untuk memilih metode yang sangat tepat sesuai dengan
karakteristik pembelajaran IPA, didalam materi tumbuhan hijau siswa
harus mengamati langsung objek yang ada diluar kelas agar mereka lebih
paham, sehingga metode field trip dirasa sangat tepat digunakan
dalammeningkatkan hasil belajar siswa pada materi tumbuhan hijau.
Field trip adalah kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari
objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah.2

1
Usman Samawato, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta : PT Indeks, 2011),
hal.3
2
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran (Penggunaan dan
Pembuatannya), Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005), hal. 210
Sebelumfield trip dilakukan, siswa sebaiknya direncanakan objek yang
akan dipelajari dengan cara mempelajarinya, serta kapan sebaiknya
dipelajari. Objek tadabbur alam harus relevan dengan bahan pengajaran,
misalnya lingkungan sekitar untuk pelajaran IPA. Dengan tujuan untuk
membantu peserta didik dalam menenemukan sendiri konsep melalui hal-
hal yang diamati diluar kelas.
Metodefield trip memiliki kelebihan. Roestiyah menyatakan bahwa
kelebihan metode ini antara lain: siswa dapat mengamati serta mencoba
secara langsung dalam suatu kegiatan, mempunyai prinsip pengajaran
modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam proses belajar
mengajar, membuat yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan
kenyataan/kebutuhan di masyarakat, pengajaran lebih merangsang
kreatifitas siswa, dan informasi bahan pelajaran lebih luas, mendalam dan
aktual.3
Adapun alasan peneliti memilih Lembaga MI Miftahul Huda
karena selama ini belum ada penelitian tentang pengaruh metode
pembelajaran field trip pada mata pelajaran IPA. Agama Islam juga
memerintahkan kepada umat manusia untuk mengadakan perjalanan
dimuka bumi menggali serta memperhatikan peninggalan-peninggalan
sejarah, memperhatikan keindahan alam, memperhatikan lingkungan, dan
memperhatikan beraneka ragam ciptaan Allah SWT termasuk
memperhatikan diri kita sendiri dengan tujuan mengambil hikmahnya.4
Selain itu peneliti juga berpijak pada jurnal penelitian sebelumnya
oleh, Arlina Distia Mahargyani, Herman J. Waluy, dan Kundharu Saddono
dengan judul “Peningkatan kemampuan menulis deskripsi dengan
menggunakan metode field trip pada siswa sekolah dasar”. Kurniati Nusi
dengan judul “Penerapan metode field trip dalam meningkatkan
kemampuan berbicara pada siswa kelas V SD Inpres 2 Tanamodindi
Palu”.

3
Kurniati Nusi, Penerapan Metode Field Trip Dalam Meningkatkan Kemampuan
Berbicara pada Siswa Kelas V SD Inpress 2 Tanamodindin Palu, Jurnal Bahasantodea, No. 2,
Vol.4, 2016, hal.52
4
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal.
155
Berdasarkan judul penelitian yang relevan ini maka hasil belajar
peserta didik mengalami peningkatan dari sebelumnya, jika metode yang
digunakan sesuai dengan materi pembelajarannya. Hal ini yang
mendorong peneliti melakukan Penelitian Kuantitatif dengan judul
“Pengaruh Metode Field Trip terhadap hasil belajar siswa mata
pelajaran IPA materi tumbuhan hijau kelas V MI Miftahul Huda”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, diperoleh beberapa permasalahan.
Permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang dipakai kurang mengaktifkan siswa, serta
kurang melatih kepercayaan diri siswa dalam menyampaikan ide serta
pendapatnya.
2. Hasil pembelajaran IPS di MI yang masih rendah.
3. Pemahaman siswa tentang materi tumbuhan hijau masih rendah.

C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan di atas, maka masalah dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode field trip terhadap hasil belajar siswa
mata pelajaran IPA materi tumbuhan hijau kelas V MI Miftahul Huda
Banjarejo?
2. Bagaimana hasil belajar siswa mata pelajaran IPA materi tumbuhan
hijau kelas V MI Miftahul Huda Banjarejo?
3. Bagaimana pengaruh metode field trip terhadap hasil belajar siswa
mata pelajaran IPA materi tumbuhan hijau kelas V MI Miftahul Huda
Banjarejo?

D. Tujuan Penilitian
Seperti yang dijelaskan rumusan masalah diatas, tujuanpenelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan metode field terhadap hasil belajar siswa
mata pelajaran IPA materi tumbuhan hijau kelas V MI Miftahul Huda
Banjarejo.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa mata pelajaran IPA materi
tumbuhan hijau kelas V MI Miftahul Huda Banjarejo.
3. Untuk mengetahui pengaruh metode field trip terhadap hasil belajar
siswa mata pelajaran IPA materi tumbuhan hijau kelas V MI Miftahul
Huda Banjarejo.

E. Manfaat Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian terhadap suatu fenomena atau
masalah, maka hasil dari penelitian mempunyai makna atau manfaat baik
secara teorik maupun praktis.
1. Manfaat Teorik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
sumbangan untuk memperkaya hasanah ilmiah meningkatkan hasil
belajar siswa mata pelajaran IPA materi tumbuhan hijau dengan
metodefield trip.

2. Secara Praktis
a. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini digunakan sebagai pedoman dan motivasi bagi
lembaga pendidikan MI Miftahul Huda Banjarejo terutama bapak
ibu guru sehingga terus berusaha mempertahankan proses
belajarfield trip.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya atau Pembaca


Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberi
informasi dan menambah wawasan tentang pengaruh metode field
tripterhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPA materi
tumbuhan hijau.
F. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi salah pengertian dalam memahami judul penelitian


ini, maka penulis perlu menjelaskan maksud dari judul sesuai dengan tema
penelitian dan variabel yang terkandung di dalamnya yaitu: “Pengaruh
Metode Field Trip terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPA
materi tumbuhan hijau kelas V MI Miftahul Huda”.
Beberapa kata atau istilah yang perlu dijelaskan diantaranya :
1. Definisi Konseptual

a. Hasi Belajar : hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi


setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan
pendidikan. Manusia mempunyai potensi perilakukejiwaan yang
dapat dididik dan diubah perilakunya yang meliputidomain kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Dalam domain kognitif diklasifikasikan
menjadi kemampuan hafalan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Dalam domain afektif hasil belajar meliputi
level: penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan
karakterisasi. Sedangkan dalam domain psikomotorik terdiri dari
level: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa,
gerakan kompleks, dan kreatifitas.5
b. Metode Field Trip/Tadabbur Alam : tadabbur menurut bahasa
berasal dari kata Dabburoh yangberarti menghadap, sedangkan
menurut ahli bahasa arab artinyamemikirkan. Sehinggan tadabbur
bisa diartikan memikirkan sesuatu atau proses perenungan. 6
Kemudian Tadabbur Alam merupakan sebuah prosesperenungan
secara menyeluruh atau komprehensif mengkaji tentang
sesuatuselain Allah. Alam semesta adalah seluruh alam, baik fisik
maupun nonfisik. Pandangan ini sejalan dengan isyarat yang
terkandung dalam kata alsamawatwa al-ardh wa ma baynahuma.

5
Purwanto, M Ngalim. 2009. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya h. 54
6
Huzaifah Ismail, Tadabbur Ayat-Ayat Motivasi, ( tt: PT Elex Media Komputindo, 2010), h. 20
Yang berarti banyak alam, yang berbeda bentuk dan hukum-
hukumnya antara satu dengan yang lainnya.7
c. IPA : Menurut bahasa Ilmu pengetahuan alam merupakan
terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris yaitu natural science
artinya ilmu pengetahuan alam, berhubungan dengan alam atau
bersangkut-paut dengan alam. Sains artinya ilmu pengetahuan alam,
jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sains itu pengertiannya dapat
disebut sebagai ilmu tentang alam.8
2. Definisi Operasional
Berdasarkan definisi secara konseptual di atas, maka yang dimaksud
penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Field Trip terhadap hasil
belajar siswa mata pelajaran IPA materi tumbuhan hijau kelas V MI
Miftahul Huda”adalah suatu tindakan atau usaha untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi tumbuhan hijau dengan
menggunakan metode field trip. Diharapkan siswa kelas V menjadi siswa
yang ikut berpartisipasi dalam pembelajaran, siswa lebih aktif, serta
mempunyai inisiatif dan mendapatkan pembelajaran yang bermakna
sehingga hasil belajar siswa akan maksimal.

7
Murtadha Muthahhuri, Manusia dan alam semesta, (Jakarta : PT Lentera Basritama, 2002),h.10.
8
Usman Samawato, pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta : PT Indeks, 2011), hal. 3
G. Kajian Penelitian Terdahulu

Kajian tentang penelitian terdahulu menjadi penting untuk


dijadikan rujukan kajian pustaka oleh penulis dalam melakukan penelitian.
Sebelum memaparkan dalam bentuk tabel penelitian terdahulu, berikut ini
penulis paparkan judul, pendekatan, jenis penelitian, pengumpulan data,
focus penelitian, subyek penelitian, obyek penelitian, variabel, tempat
penelitian dan waktu penelitian.
a. Judul, penulis mengangkat judul“Pengaruh Metode Field Trip terhadap
hasil belajar siswa mata pelajaran IPA materi tumbuhan hijau kelas V MI
Miftahul Huda Banjarejo”.
b. Pendekatan, penulis menggunakan pendekatan Kuantitatif.
c. Jenis Penelitian, penulis menngunakan jenis penelitian eksperimen.
d. Pengumpulan data, penulis menggunakan teknik pengumpulan data
berupa observasi dan test.
e. Fokus penelitian, yang menjadi fokus penelitian yaitu
berpengaruhnya hasil belajar siswa mata pelajaran IPA materi
tumbuhan hijau dengan adanya metode pembelajaran field trip.
f. Subyek penelitian, yang menjadi subyek penelitian yaitu siswa kelas
V MI Miftahul Huda Banjarejo.
g. Obyek penelitian, yang menjadi obyek penelitian yaitu seluruh siswa
kelasV MI Miftahul Huda Banjarejo.
h. Variabel, penulis menggunakan dua variabel sehingga X=1, dan Y=1.
i. Tempat penelitian, penilitian ini dilakukan di V MI Miftahul Huda
Banjarejo
j. Waktu penelitian, penulis melakukan penelitian di tahun 2020.
Sedangkan berikut ini penulis paparkan penelitian terdahulu dalam bentuk
tabel sebagai berikut:

Penelitian Terdahulu
Arlina Distia
Mahargyani,
No Aspek Herman J. Desy Tri
Mala Utami Sujarwo Eli Yani
Waluyo, Yuswari
Kundharu
Saddhono
1. Judul Metode Peningkatan Peningkatan Peningkatan Keefektifan
field trip Kemampuan Hasil Belajar Kemampuan Metode Field
dalam Menulis IPS melalui Menulis Trip Dalam
pembelajara Deskripsi Model Field Paragraf Pembelajaran
n menulis dengan Trip.11 Deskripsi Keterampilan
puisisiswa Menggunakan Menggunakan Menulis
kelas VII Metode Field Metode Field Deskripsi
SMPN 3 Trip pada Siswa Trip Pada Siswa Kelas
Lembang.9 Sekolah Dasar.10 Siswa Kelas X IV SDN
1 SMA Negeri Pengasih I Dan
I Waylima SDN
Kabupaten Sendangsari
Pesawaran Pengasih
Tahun Kulon Progo.13
Pelajaran
2015/2016.12

9
Mala Utami,2013 “Metode field trip dalam pembelajaran menulis puisi di smpn 3 lembang”,
Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia”
10
Arlina Distia, dkk, “Peningkatan Kemampuan Menulis Deskripsi Dengan Menggunakan Metode
FieldTrip PadaSiswa Sekolah Dasar”,Jurnal Basastra, No.1, 2012
11
Sujarwo, ” Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Model Field Trip”, jurnal, No.1,2014
12
Eli Yani, “Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Menggunakan
Metode Field Trip”, (Lampung: Tesis Tidak Diterbitkan, 2016).
13
Desy Tri Yuswari, “Keefektifan Metode Field Trip Dalam Pembelajaran Keterampilan
Menulis Deskripsi”,(Yogyakarta: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2012).
2. Pendekatan PTK PTK PTK PTK Kuantitatif
3. Jenis Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian Quasi
Penelitian Tindakan Tindakan Kelas Tindakan Tindakan Eksperimen
Kelas Kelas Kelas dengan bentuk
Desain Non-
equivealent
Control Group
Design
4. Pengumpula Lembar observasi, tes teknik Tes, Tes
n Data observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi,
tes analisis kepustakaan
dokumen
5. Fokus Mendeskrip Berpengaruhnya Berpengaruh Mengetahui Mengetahui
Penelitian sikan ada kualitas proses nya hasil Peningkatan keefektifan
atau dan hasil belajar siswa Kemampuan metode field
tidaknya penulisan dengan Menulis trip dalam
perbedaan deskripsi siswa adanya Paragraf pembelajaran
yang kelas V SD N II metode field Deskripsi keterampilan
signifikan Geneng, trip Menggunakan menulis
antara Kecamatan Metode Field karangan
sebelum Tirtomoyo, Trip Pada deskripsi siswa
dan sesudah Kabupaten Siswa Kelas X kelas IV SD N
penerapan Wonogiri 1 SMA Negeri Pengasih I dan
metode dengan I Waylima SD N
field trip menerapkan Kabupaten Sendangsari
dalam metode Pesawaran Pengasih
pembelajara pembelajaran Tahun Kulon Progo
n menulis field trip. Pelajaran
puisi pada 2015/2016
siswa kelas
VII SMPN
3 Lembang
6. Subjek Siswa kelas Siswa kelas V Siswa kelas Siswa kelas X Siswa kelas
Penelitian VII SMPN SD N II Geneng III SDN 1 1 SMA Negeri IV SD N
3 Lembang yang berjumlah Surenlor I Waylima Pengasih I dan
15 siswa Kecamatan Kabupaten SD N
Bendungan Pesawaran Sendangsari
Kabupaten Pengasih
Trenggalek Kulon Progo
berjumlah 14
siswa
7. Objek Seluruh Seluruh siswa Seluruh siswa Seluruh siswa Seluruh siswa
Penelitian siswa kelas kelas V SD N II kelas III SDN kelas X 1 kelas IV SD N
VII SMPN Geneng yang 1 Surenlor SMA Negeri I Pengasih I dan
3 Lembang berjumlah 15 Kecamatan Waylima SD N
siswa Bendungan Kabupaten Sendangsari
Kabupaten Pesawaran Pengasih
Trenggalek Kulon Progo
berjumlah 14
siswa
8. Variabel Variabel X= Variabel X=1 Variabel X=1 Variabel X=1 Variabel X=1
1 Y=2 Y=1 Y=1 Y=1 Y=1
9. Tempat SMPN 3 SD N II Geneng SDN 1 SMA Negeri I IV SD N
Penelitian Lembang Surenlor Waylima Pengasih I dan
Kecamatan Kabupaten SD N
Bendungan Pesawaran Sendangsari
Kabupaten
Trenggalek
11. Waktu Tahun 2013 Tahun 2012 Tahun 2014 Tahun 2016 Tahun 2012
penelitian
10. Hasil Penerapan Penerapan Penggunaan Penerapan Penggunaan
Penelitian metode metode field trip metode field metode field metode field
field trip dalam trip dalam trip dapat trip dalam
dapat pembelajaran pembelajaran meningkatkan pembelajaran
meningkatk menulis terbukti dapat Kemampuan keterampilan
an deskripsi dapat meningkatka Menulis menulis
pembelajara meningkatkan n hasil Paragraf karangan
n menulis kualitas proses belajar siswa Deskripsi deskripsi siswa
puisi pada dan prestasi kelas III siswa kelas X kelas IV SD N
siswa kelas belajar siswa semester 1 1 SMA Negeri Pengasih I dan
VII SMPN kelas V dari Tahun I Waylima SD N
3 Lembang SDN II Geneng. Pelajaran Kabupaten Sendangsari
dengan Hal ini dapat 2014/2015 di Pesawaran Pengasih
presentase ditunjukkan oleh SDN I Kulon Progo
kenaikan peningkatan Surenlor, terbukti efektif
tiap ketertarikan Kecamatan
siklusnya. siswa, keaktifan Bendungan
siswa, dan Kabupaten
prestasi belajar Trenggalek
siswa dari siklus
I ke siklus II

H. Rancangan Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan pendekatannya, pendekatan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Ahmad Tanzeh
pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang pada dasarnya
menggunakan pendekatan deduktif-induktif, yang artinya pendekatan
penelitian ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli,
maupun pemahaman penulis berdasarkan pengalamannya. Kemudian
dikembangkan menjadi permasalahan beserta pemecahan yang
diajukan untuk memperoleh pembenaran dalam bentuk data empiris di
lapangan.14
Peneliatian kuantitatif dipilih karena data penelitiannya berupa
angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik. Penelitian ini

14
Ahmad Tanzeh, Pengamtar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 81.
bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh motode pembelajaran
Field Trip terhadap hasil belajar IPA peserta didik.
2. Jenis Penelitian
Berdasarkan jenis permasalahan yang ada dalam judul penelitian
maka penulis menggunakan jenis penelitian, maka penulis
menggunakan jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen
adalah penelitian yang digunakan untuk mecari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.15
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian
eksperimen tipe Quasi Eksperimental, Quasi Eksperimental adalah
pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan.
Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi Eksperimental design,
digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok
kontrol yang digunakan untuk penelitian.16 Quasi Experimental
Design ini dalam pemilihan kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak
dipilih secara random melainkan dalam pemilihan kelas ini telah
ditentukan, yaitu dalam pemilihan kelas kontrol dan kelas eksperimen
harus memiliki kemampuan yang sama.
Berikut desain jenis penelitian Quasi Eksperimental bentuk
Nonequivalent Control Group Design:17

15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2016), hal. 73
16
Ibid,. hal.77
17
Ibid,. hal.79
Desain jenis penelitian Quasi Eksperimental
kelompok Nilai raport perlakuan Posttest dan
angket
penilaian sikap
Eksperimen 𝑂1 X 𝑂2
Kontrol 𝑂3 𝑂4

Keterangan:
𝑂1 : Nilai raport pada kelas eksperimen
𝑂3 : Nilai raport pada kelas kontrol
𝑋 : perlakuan
𝑂2 : pos test dan angket penilaian sikap yang dilaksanakan pada kelas
eksperimen
𝑂4 : post test dan angket penilaian sikap yang dilaksanakan pada
kelas control
Pada penelitian ini peneliti menggunakan 2 kelas dalam
penelitiannya yaitu kelas kontrol untuk mengontrol apakah ada
pengaruh metode Field Trip yang akan diterapkan pada kelas
eksperimen. Selain kelas kontrol peneliti juga akan memilih kelas
eksperimen, kelas eksperimen adalah kelas yang akan diberikan
treatmen berupa penerapan metode Field Trip dalam mata pelajaran
IPA. Dalam penentuan kelas kontrol dan kelas esperimen peneliti
harus melihat jumlah dan persebaran nilai diantara 2 kelas harus
hampir sama.

I. Variabel Penelitian, Populasi, Sample dan Sampling


1. Variabel penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. 18 Dalam
penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi

18
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), hal. 4
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
terikat. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat karena variabel bebas.19 Berikut penjelasan
variabel bebas dan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian
ini:
a. Variabel bebas atau variabel Independen, adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang mejadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen.20 Variabel bebas yang
mempengaruhi variabel terikat dalam penelitian ini adalah
metode Field Trip (X).
b. Variabel terikat atau variabel dependent, adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel
terikat.21 variabel yang dipengaruhi variabel bebas dalam
penelitian ini adalah hasil belajar (Y) dan hasil belajar disini
dibagi menjadi dua yaitu hasil belajar kognitif (𝑌1) dan hasil
belajar afektif (𝑌2).

2. Populasi
Menurut Sugiyono, populasi adalah keseluruhan obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. 22 Pengertian
lain menurut Suharsimi populasi adalah seluruh data yang menjadi
perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang
ditentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan faktor
manusianya. Kalau setiap manusia memberikan suatu data, maka
banyaknya atau ukuran populasi akan sama dengan banyaknya
manusia.23 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik
MI Miftahul Huda Banjarejo kelas V yang terdiri atas tiga kelas yang
19
Ibid., hal. 8
20
Sugiyono, Metode ………..,hal. 39
21
Ibid., hal. 39
22
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
(Bandung:Alfabeta, 2015), hal. 114
23
Suharsimi Arikunto, Penelitian Pendidikan Suatu Tindakan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hal. 102.
berbeda, yaitu kelas VA yang terdiri atas 25 siswa 14 siswa laki-laki
11 siswa perempuan, kelas VB yang terdiri atas 25 siswa 13 siswa
laki-laki dan 12 siswa perempuan, dan kelas VC yang terdiri atas 25
siswa 13 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan jumlah keseluruhan
terdiri atas 75 siswa dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 40 siswa
dan jumlah siswa perempuan sebanyak 35 siswa.
3. Sampel
Menurut Sugiyono, Sampel adalah bagian dari populasi yang
diperoleh dengan cara tertentu serta memiliki karakteristik tertentu,
jelas, dan lengkap yang dapat mewakili sebuah populasi. 24 Dalam
penelitian ini sampel yang diambil adalah kelas V MI Miftahul Huda
Banjarejo yang berjumlah 75 siswa yang terbagi menjadi 3 kelas yaitu
25 siswa kelas VA, 25 siswa kelas VB, 25 siswa kelas VC. Ketiga
kelas tersebut akan dilihat nilai rapor untuk menentukan kelas kontrol
dan kelas eksperimen disini hanya menggunakan 2 kelas saja untuk
sampel penelitian. Setelah dilihat nilai raport ketiga kelas tersebut
didapatkan 2 kelas yang nilainya homogen atau memiliki nilai dan
peresebaran nilai yang hampir serupa yaitu kelas V A dan kelas V B.
Karena nilai raport kedua kelas homogen maka kedua kelas tersebut
layak dijadikan sampel penelitian yaitu kelas V A sebagai kelas
Eksperimen dan kelas V B sebagai kelas Kontrol. Sedangkan kelas V
C dijadikan sebagai kelas sampel untuk uji instrumen penelitian / uji
validasi.

24
Sugiyono, Metode Penelitian…, hal. 81.
4. Sampling
Menurut Suharsimi Arikunto, Sampling didefinisikan sebagai
pemilihan sejumlah subjek penelitian sebagai wakil dari populsi
sehingga dihasilkan sampel yang mewakili populasi dimaksud.25
Ada banyak cara atau teknik yang digunakan untuk
pengambilan sampel diantaranya adalah teknik pengambilan sampel
dengan secara kebetulan (accidental sampling), teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu (purposive sampling), teknik
pengambilan sampel dengan menetapkan jumlah tertentu (quota
sampling), dan lain-lain.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan purposive sampling
atau pengambilan sampel dengan suatu tujuan dan dengan suatu
pertimbangan tertentu. Purposive sampling diatas digunakan peneliti
untuk menentukan satu kelas dari yang ada, alasan keterbatasan waktu
dan tenaga serta informasi dari pengajar bahwa kelas tersebut memiliki
keunggulan dibanding kelas yang lain. Keunggulan tersebut bisa
berupa jumlah dan persebaran yang hampir sama diantara dua kelas
tersebut yang dilihat dari nilai rapor antara semua kelas yang kemudian
diambil untuk dijadikan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Setelah
dilihat nilai raport ketiga kelas tersebut didapatkan 2 kelas yang
nilainya homogen atau memiliki nilai dan peresebaran nilai yang
hampir serupa yaitu kelas VA dan kelas V B. Karena nilai raport kedua
kelas homogen maka kedua kelas tersebut layak dijadikan sampel
penelitian yaitu kelas VA sebagai kelas Eksperimen dan kelas V B
sebagai kelas Kontrol.

J. Kisi-Kisi Instrumen
Dalam sebuah penelitian, tentunya peneliti harus mampu membuat
instrumen yang akan digunakan untuk penelitiannya. Titik tolak dari
penyusunan ialah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan guna
diteliti. Kemudian variabel-variabel tersebut diberikan definisi
25
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praaktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hal. 120.
operasionalnya, dan selanjutnya menentukan indikator yang akan diukur.
Dari indikator tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi butir-butir
pernyataan atau pertanyaan. Untuk memudahkan penyusunan instrumen,
maka perlu digunakan kisi-kisi instrumen.26

Kisi-kisi instrumen soal post test

Aspek yang Jenis


Kompetensi Kompetensi No.
No Indikator Diukur Soal
Inti Dasar Soal
C1 C2 C3
1 2. Memahami 2.1 Mengidentifi- 2.1.1 Memahami 1, 2, 1, 2, 5
cara proses
kasi cara 4, 5 4,
tumbuhan pembuatan
hijau tumbuhan makanan
membuat pada
hijau
makanan. tumbuhan Pilihan
membuat sebagai
fotosintesis. ganda
makanan.
2.   
3, 6, 6, 10 3, 7 8, 9
7, 8,
9, 10
2.1.2 Menjelaskan
hasil Pilihan
pembuatan
makanan ganda
pada
tumbuhan
dan tempat
menyimpan
nya.
Jumlah 10 5 2 3

26
Sugiyono, Metode Penelitian …., hal.103
Kisi-kisi instrumen angket

1 2. Memahami 2.1 Mengidentifikasi 2.1.1 Siswa dapat 1,2,3,4,5


cara cara tumbuhan Memahami proses
tumbuhan hijau membuat pembuatan makanan
hijau makanan. pada tumbuhan
membuat sebagai fotosintesis.
makanan

2.1.2 Menjelaskan hasil 6,7,8,9,10


pembuatanmakanan
pada tumbuhan dan
tempat
menyimpannya.

K. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengambil,


merekam, atau menggali data. Betul tidaknya data yang diambil banyak
bergantung pada baik tidaknya instrumen pengumpul data. 27 Instrumen
penelitian adalah alat/fasilitas yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah
diolah. Berikut beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini:
a. Peodoman Tes
Tes merupakan prosedur yang sistematik dimana individual
yang dites direpresentasikan dengan suatu set stimuli jawaban
mereka yang dapat menunjukkan ke dalam angka. 28Subyek dalam
hal ini adalah peserta didik kelas V harus mengisi item-item yang
ada dalam tes yang telah direncanakan, guna untuk mengetahui
tingkat keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Khususnya dalam mata pelajaran IPA.

27
Jamal Ma’mur Asmani, Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan,
(Jogjakarta: DIVA Press, 2001) hal. 175
28
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta : Bumi Aksara,2008), hal.138
Tes yang dilakukan pada penelitian ini adalah tes pada
setiap akhir tindakan (post test), dengan tujuan untuk mengetahui
peningkatan pemahaman dan hasil belajar peserta didik terhadap
materi yang diajarkan dengan menggunakan metode Field Trip.

Kriteria penilaian dari hasil tes ini adalah sebagai berikut:

Kriteria Penilaian29

Angka Angka Angka


Huruf Predikat
0-4 0-100 0-10
A 4 100 8,5 Sangat Baik
B 3 84 8,4 Baik
C 2 69 6,9 Cukup
D 1 54 5,4 Kurang
E 0 39 3,9 Kurang Sekali

Untuk menghitung hasil belajar postest pada proses pembelajaran


dengan menggunakan metode Field Trip digunakan rumus percentages
correction sebagai berikut :
R
S= X 100
N
Keterangan :
S : Nilai yang dicari atau yang diharapkan
R : Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar
N : Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 : Bilangan tetap.
Instrumen Tes Hasil Belajar (THB) yang berupa soal-soal tertulis
itu digunakan untuk memperoleh data sebelumnya harus diperiksa bahwa
THB telah valid. Hal itu diperlukan untuk menjamin adanya kesesuaian
antara THB dengan hasil belajar yang akan diukur, karena pengumpulan
data menggunakan THB yang tidak valid akan menghasilkan data yang
tidak valid juga.30

29
Oemar Hamalik, Teknik Pengukur dan Evaluasi Pendidikan, (Bandung : Mandar Maju,
1989), hal. 122
30
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), hal. 115
b. Pedoman Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Angket merupakan suatu
daftar pertanyaan atau isian yang sudah terdapat jawabannya yang
ditentukan.31 Metode ini digunakan dengan memberi suatu daftar
pertanyaan atau pernyataan tentang topik tetentu yang diberikan kepada
subyek baik secara individual atau kelompok, untuk mendapat informasi
tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam angket ini menggunakan tiga alternatif jawaban yaitu
dengan memberi skor yaitu:
Untuk pertanyaan/pernyataan angket positif skor yang diperoleh adalah:
Sangat Setuju = skor 3

Setuju = skor 2

Tidak Setuju = skor 1

Untuk pertanyaan/pernyataan angket negatif skor yang diperoleh


adalah:
Sangat Setuju = skor 1
Setuju = skor 2
Tidak Setuju = skor 3
Untuk mengukur nilai akhir angket penilaian sikap kelas V mata pelajaran
IPA, rumusnya sebagai berikut:
Jumlah Nilai Skor yang Diperoleh
Nilai Akhir = X 100
Jumlah skor maksimal
c. Pedoman observasi
Pedoman observasi adalah teknik pengumpulan data yang
mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain,
karena pada observasi tidak terbatas pada orang melainkan pada orang,
tetapi juga obyek-obyek lainnya.32 Pedoman ini dilakukan apabila peneliti
ingin mengamati perilaku siswa, proses kerja atau diskusi dalam kelas, dan

31
Sugiono, Metode Penelitian….., hal. 73
32
Ibid., hal. 145
gejala yang timbul saat pembelajaran dalam satu kelas. Pedoman observasi
ini dilihat dari tingkah laku siswa saat berdiskusi dalam penerapan metode
Field Trip.

d. Pedoman dokumentasi
Pedoman dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mengumpulkan data siswa yang dibutuhkan untuk membuat data kualitatif
agar benar sesuai dengan kenyataan. Lembar dokumentasi ini berupa buku
absen, jurnal guru, dan foto-foto saat pembelajaran berlangsung.

e. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara adalah alat bantu peneliti untuk
mengumpulkan data yang berupa daftar pertanyaan yang akan diajukan
kepada kepala sekolah, guru mata pelajaran ataupun wali kelas untuk
mendapatkan data yang diinginkan. Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa
anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan pedoman
wawancara ini adalah sebagai berikut:33
Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri, bahwa apa yang dinyatakan olehnya kepada peneliti adalah benar
adanya dan dapat dipercaya,bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa
yang dimaksudkan peneliti.
Dalam penelitian ini pedoman wawancara digunakan untuk
menanyakan kondisi siswa, macam-macam metode yang pernah
diterapkan, sejarah berdirinya madrasah, jumlah guru, dan struktur
organisasi sekolah

L. Sumber Data

33
Ibid., hal. 138
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan
informasi mengenai data atau bukti yang nyata dan dapat disajikan untuk
tujuan tertentu. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua,
yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Sumber data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari
sumber data pertama dilokasi penelitian atau objek penelitian. Data
primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara sumber
asli tanpa perantara. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah
nilai posttest dan nilai angket hasil belajar afektif mata pelajaran IPA
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder, yaitu sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada peneliti. Misalnya lewat orang lain maupun
dokumen.34 Data sekunder dalam penelitian ini adalah informasi dari
kepala sekolah, guru, serta data nilai pada buku raport maupun fakta.

M. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau
menjawab rumusan masalah, karena data yang diperoleh akan dijadikan
landasan kesimpulan pada penelitian. Terdapat dua hal utama yang
mempengaruhi kualitas dan hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen
penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian
berkenaan dengan validitas dan reabilitas instrumen dan kualitas
pengumpulan berkenaan ketepatan dengan cara-cara yang digunakan untuk
pengumpulan data.35 Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas
dan reabilitasnya belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan
reliabel.

34
Mirgan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada Media, 2005), hal.
122
35
Sugiono, Metode Penelitian….., hal. 137
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah
sebagai berikut:
1) Teknik tes
Tes disini digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar
kognitif siswa. Dalam hal ini adalah hasil belajar kognitif mata
pelajaran IPA untuk melihat hasil belajarnya peneliti menggunakan
post test.
2) Teknik angket
Teknik angket disini digunakan untuk mengetahui hasil belajar
afektif dari siswa. Disini untuk mengukur hasil belajar afektif peneliti
menggunakan teknik angket yang diberikan setelah pemberian post
test.
3) Observasi
Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian dengan
jalan pengamatan secara langsung dan sistematis. Metode ini biasanya
digunakan untuk mengetahui keadaan sekolah, kondisi sekolah, sarana
dan prasarana.
4) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan dengan
cara memperoleh data secara langsung dari tempat penelitian, yang
meliputi nilai raport, laporan kegiatan, foto-foto, dan data yang relevan
dengan penelitian lainnya.
5) Pedoman wawancara
Pedoman wawancara adalah alat bantu peneliti untuk
mengumpulkan data yang berupa daftar pertanyaan yang akan diajukan
kepada kepala sekolah, guru mata pelajaran ataupun wali kelas untuk
mendapatkan data yang diinginkan. Sutrisno Hadi mengemukakan
bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam
menggunakan pedoman wawancara ini adalah sebagai berikut:36
Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang
dirinya sendiri, bahwa apa yang dinyatakan olehnya kepada peneliti

36
Ibid., hal. 138
adalah benar adanya dan dapat dipercaya, bahwa interpretasi subyek
tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya
adalah sama dengan apa yang dimaksudkan peneliti.

N. Teknik Analisis Data


Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan
variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.37
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera
dilakukan analisis data atau pengolahan data. Analisis data merupakan
proses pengolahan, penyajian interpretasi dan data yang diperoleh dari
lapangan, dengan tujuan agar data yang disajikan mempunyai makna,
sehingga pembaca dapat mengetahui hasil penelitian kita.

Dalam analisis data ini perlu dilakukan beberapa uji sebagai berikut:
1. Uji instrumen penelitian
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan kesahihan
suatu instrmen. Suatu instrumen yang sahih mempunyai validitas tinggi,
sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah.38
Penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan validitas isi (content
validity). Validitas isi adalah sebuah pengujian vaiditas atas isi dalam
instrumen apakah sudah tepat untuk mengukur hasil belajar. 39Secara teknis
pengujian validitas isi ini dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi
instrumen. Dalam kisi-kisi terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai
tolok ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang yang
telah dijabarkan oleh indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu maka
pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis. Butir-
37
Ibid., hal.207
38
Arikunto, Prosedur Penelitian…, hal. 211
39
Ibid., hal. 120
butir THB dinyatakan telah valid apabila sudah memiliki kesesuaian
dengan kisi-kisi instrument.40
Selain itu juga peneliti mengukur validitas tes menggunakan rumus
korelasi Product moment dengan angka kasar, yaitu:41

Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = Korelasi/pengaruh antara variabel X dan variabel Y
𝑛 = Banyak siswa
𝑋 = Skor butir soal
𝑌 = Skor total

Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan hasil


perhitungan di atas dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan 5%, dengan ketentuan
bahwa jika 𝑟𝑥𝑦 sama atau lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
maka soal tersebut bisa dikatakan valid dan layak digunakan dalam
penelitian. Namun, jika 𝑟𝑥𝑦 lebih rendah dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka dapat dikatakan
bahwa soal tersebut tidak valid. Uji validitas ini melibatkan kelas IV C
sebagai sampel dalam uji instrumen ini dalam kelas ini memiliki jumlah
siswa sebanyak 25 siswa dengan rincian 13 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan. Dalam uji instrumen / uji validitas post test ini ada 10 soal
pilihan ganda dan 10 angket penilaian yang akan diujikan kepada 25 siswa.

c. Uji Realibilitas
Realibilitas adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.42
Reabilitas soal dapat diketahui dengan menggunakan rumus alpha sebagai
berikut:

40
Sugiono, Metode Penelitian….., hal. 129
41
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), hal. 121
42
Sugiono, Metode Penelitian….., hal. 137
keterangan:
k = banyaknya pertanyaan
𝑎2 = varians soal
𝑎𝑏2 = jumlah varians butir
Reabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai tujuan
pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut maka dilakukan uji reabilitas
dengan Alpha Cronbach’s diukur berdasarkan skala Alpha Cronbach’s 0
sampai 1. Dalam skala ini dikelompokkan menjadi lima kelas yaitu:
1) Nilai Alpha Cronbach’s 0.00 – 0, 20 = kurang reilable
2) Nilai Alpha Cronbach’s 0.21 – 0, 40 = sedikit reilable
3) Nilai Alpha Cronbach’s 0.41 – 0,60 = cukup reilable
4) Nilai Alpha Cronbach’s 0.61 – 0, 80 = reilable
5) Nilai Alpha Cronbach’s 0.81 – 1, 00 = sangat reilable
Berdasarkan nilai Alpha Cronbach’s tersebut dapat dilihat
tingkatan reliable suatu instrumen yang digunakan penelitian. Semakin
tinggi reliable suatu instrumen makan semakin layak pula instrumen itu
digunakan.43

2. Uji Prasyarat Hipotesis


a. Uji normalitas data
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui data nilai pelajaran IPS
distribusinya normal atau tidak. Peneliti menguji normalitas data ini
menggunakan uji Kolomogorov Sminorv dengan menggunakan SPSS. Data
dinyatakan normal apabila lebih dari 0.05 atau (α > 0,05) dengan
menggunakan taraf (α) 0,05.

43
Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0, (Jakarta: Prestasi
Pustaka,2009), hal. 97
b. Uji homogenitas data
Uji homogenitas digunakan untuk pengujian dua kelompok varian
data bahwa data yang diuji itu merupakan data yang homogen atau
tidak. Jika kelompok tersebut memiliki varian yang sama maka
kedua data tersebut homogen.
1) Adapun rumus untuk menguji homogenitas adalah:

2) Mencari F hitung dengan varian X dan Y, dengan rumus:

Pengujian ini juga dapat dilakukan pada SPSS menggunakan uji Homogenity of
Variance test pada One-way Anova. Dengan aturan
1) Nilai sig. atau nilai probabilitas < 0,05 maka data dari populasi yang
mempunyai varian yang tidak sama / homogen
2) Nilai sig. atau nilai probabilitas = 0.05 maka data dari populasi yang memiliki
varian sama / homogen.

3. Uji Hipotesis
a. Uji T-Test
Untuk mengetahui pengaruh metode moral reasoning terhadap hasil
belajar kognitif dan hasil belajar afektif mata pelajaran IPA, peneliti
menggunakan uji t. Untuk memudahkan peneliti dalam perhitungan dan
analisnya mengguankan bantuan program SPSS 16.0. Uji t dapat digunakan
jika pada uji homogenitas nilai kedua kelas homogen dan uji normalitas kelas
eksperimen dan kelas kontrol berasal dari distribusi normal dengan taraf
signifikan α = 0,05.
Rumus uji t yang digunakan yaitu:
Keterangan:
= rata-rata pada distribusi sampel 1
= rata-rata pada distribusi sampel 2
𝑆𝐷12 = nilai varian pada distribusi sampel 1
𝑆𝐷22 = nilai varian pada distribusi sampel 2
𝑁1 = jumlah individu pada sampel 1
𝑁2 = jumlah individu pada sampel 2
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:
𝐻0 = tidak ada pengaruh yang signfikan metode Field Trip terhadap hasil
belajar kognitif / hasil belajar afektif IPA.
𝐻𝑎 = adanya pengaruh signifikan metode Field Trip terhadap hasil belajar
kognitif / hasil belajar afektif IPA.

Keputusan uji :
Jika signifikan < 0,05 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻𝑎 diterima, sebaliknya jika
signifikan > 0,05 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻𝑎 ditolak.
b. Uji Manova
Manova adalah uji beda varian. Bedanya dengan anova yaitu dalam
anova berasal dari satu variabel terikat, sedangkan pada manova terdiri
atas lebih dari satu variabel terikat.44
Pada penelitian ini yang akan diteliti adalah pengaruh metode moral
reasoning terhadap hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif dan untuk
memudahkan pengujian peneliti
menggunakan bantuan SPSS 16.0.
Setelah melakukan pengujian, maka hipotesis uji manova ini adalah:
44
Subana, Statistika Pendidikan, (Bandung :CV. Pustaka Setia, 2005). Hal. 169
1) Jika taraf signifikan = 0,05 maka 𝐻𝑂 diterima dan 𝐻𝑎 ditolak yang
berarti rata-rata kedua perlakuan mempunyai kesamaan secara signifikan.
2) Jika taraf signifikan = 0,05 maka 𝐻𝑂 ditolak dan 𝐻𝑎 diterima yang
berarti rata-rata kedua perlakuan berbeda secara signifikan.

O. Daftar Kepustakaan Sementara


Arikunto, Suharsimi. 2006. Pendidikan Suatu Tindakan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
_________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Bungin, Mirgan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Prenada Media.
Distia, Arlina, dkk. 2012. Peningkatan Kemampuan Menulis
Deskripsi Dengan Menggunakan Metode FieldTrip PadaSiswa Sekolah
Dasar, Jurnal Basastra, No.1.
Eko Sujianto, Agus. 2009. Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Hamalik, Oemar. 1989. Teknik Pengukur dan Evaluasi Pendidikan.
Bandung : Mandar Maju.
Ismail, Huzaifah. 2010. Tadabbur Ayat-Ayat Motivasi. tt: PT Elex
Media Komputindo.
M Ngalim, Purwanto. 2009. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Ma’mur Asmani, Jamal. 2001. Tuntunan Lengkap Metodologi
Praktis Penelitian Pendidikan. Jogjakarta: DIVA Press.
Muthahhuri, Murtadha. 2002. Manusia dan alam semesta. Jakarta :
PT Lentera Basritama.
Nusi, Kurniati. 2016. Penerapan Metode Field Trip Dalam
Meningkatkan Kemampuan Berbicara pada Siswa Kelas V SD Inpress 2
Tanamodindin Palu, Jurnal Bahasantodea, No. 2, Vol.4.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Samawato, Usman. 2011. pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
Jakarta : PT Indeks.
Subana. 2005. Statistika Pendidikan. Bandung : CV. Pustaka Setia.
Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
________. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
________. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta :
Bumi Aksara.
Tanzeh, Ahmad. 2009. Pengamtar Metodologi Penelitian.
Yogyakarta: Teras.
Tri Yuswari, Desy. 2012. Keefektifan Metode Field Trip Dalam
Pembelajaran Keterampilan Menulis Deskripsi. Yogyakarta: Skripsi Tidak
Diterbitkan.
Utami, Mala. 2013. Metode field trip dalam pembelajaran menulis
puisi di smpn 3 lembang, Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia.
Yani, Eli. 2016. Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf
Deskripsi Menggunakan Metode Field Trip. Lampung: Tesis Tidak
Diterbitkan.

Anda mungkin juga menyukai