Anda di halaman 1dari 31

“PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA TEMA PEDULI TERHADAP MAKHLUK

HIDUP SUB TEMA HEWAN dan TUMBUHAN

di LINGKUNGANKU kelas IV SDN 219/IV”

PROPOSAL

Disusun Oleh :

Sanca zalviardi (204172723)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latara Belakang Masalah

Undang undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional yang menyatakan bahwa: pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berahklak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab ( Irianto. 2010. hlm. 1 ).

Pendidikan pada hakikatnya merupakan upaya untuk memanusiakan


manusi, yang mna bukan hanya menambah pengetahuan tapi juga
memberikan perubahan dalam pengetahuan dan sikap pesrta didik. Pendidikan
yang hanya mengajarkan teori saja buakanlah sebuah pendidikan, oleh karena
itu pemilihan metode yang baik sangat besar pengaruhnya terhadap hasil
belajar.

Pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses menumbuhkan dan


mengembangkan potensi (fisik, intelektual, sosial, estetika, danspiritual) yang
terdapat pada siswa, sehingga dapat tumbuh dan terbina dengan optimal
melalui cara memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki dan mengaturnya
(Abudin Nata, 2010:8). Pendidikan memiliki arti lebih daripada
pengajaran/pembelajaran, karena pengajaran hanya sebagai suatu proses
transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan
pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya.

1
2

Berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas IV SDN 219/IV,


terdapat masalah dimana hasil belajar masih rendah pada pembelajaran tema
peduli terhadap makhluk hidup sub tema hewan dan tumbuhan dilingkungan
rumahku. Hal tersebut ditandai oleh rendahnya nilai siswa terhadap materi
ajar pada saat guru menjelaskan, sehingga guru harus menjelaskan kembali.
Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran tema peduli terhadap
makhluk hidup sub tema hewan dan tumbuhan dilingkungan rumahku salah
satunya adalah dalam proses pembelajaran, metode pembelajaran yang
diterapkan oleh guru pada proses pembelajaran masih kurang sesuai dengan
kondisi siswa dikelas ditambah pembelajaran yang sudah tematik tetapi saat
ujian masih dikelompokan. Selain itu, guru masih kesulitan dalam
menerapkan metode yang tepat selama proses pembelajaran berlangsung.
Agar siswa bersemangat dalam belajar, kemampuan guru dalam
mengajar sangat penting. Kemampuan tersebut adalah berupa kemampuan
dalam penguasaan materi, pengelolaan kelas, memilih dan menerapkan
metode. Selain pemilihan juga bagaimana cara guru menggunakan metode
yang sudah dipilih. Karena bukan senjatanya tetapi bagaimana cara orang itu
menggunakannya.
Dengan demikian, proses pembelajaran di sekolah harus disajikan
melalui hal-hal yang bersifat penemuan sesuai dengan tingkat perkembangan
berfikir peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu. Oleh sebab itu, metode
belajar sangat penting di dalam proses pembelajaran, karena pada dasarnya
keterbatasan berfikir para peserta didik harus melalui penemuan atau dengan
menggunakan metode belajar yang sesuai dengan lingkup materi yang akan
diajarkan.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rendahnya kualitas
pembelajaran peserta didik pada tema peduli terhadap mahkluk hidup sub
tema hewan dan tumbuhan dilingkungan rumahku salah satunya adalah dalam
proses pembelajaran tersebut dilaksanakan dengan metode yang digunakan
3

masih belum sesuai. Oleh karena itu, maka peneliti akan melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Metode Inkuiri Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Tema Peduli Terhadap
Makhluk Hidup Sub Tema Hewan dan Tumbuhan di Lingkunganku”.

B. Fokus masalah
Adapun fokus masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Rendahnya minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran, hal ini
dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa dan faktor luar.
2. Belum sesuainya penerapan metode belajar pada saat pembelajaran di
kelas.
3. Kurang optimalnya cara penyampaian materi pembelajaran oleh guru
sehingga pembelajaran membosankan dan menyebabkan siswa kurang
memahami materi yang telah dijelaskan.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah secara umum dalam Penelitian Tindakan
Kelas ini adalah sebagai berikut : “Apakah penerapan metode inkuiri dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada tema peduli terhadap mahkluk hidup
sub tema hewan dan tumbuhan dilingkungan rumahku di kelas IV SDN
219/IV?”.
Rumusan masalah umum tersebut dapat dijabarkan secara khusus yaitu
sebagai berikut:
1) Bagaimanakah perencanaan pembelajaran penerapan metode inkuiri
dapat meningkatkan hasil belajar siswa tema peduli terhadap mahkluk
hidup sub tema hewan dan tumbuhan dilingkungan rumahku di kelas
IV SDN 219/IV?
2) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran penerapan metode inkuiri
dapat meningkatkan hasil belajar siswa tema peduli terhadap mahkluk
4

hidup sub tema hewan dan tumbuhan dilingkungan rumahku di kelas


IV SDN 219/IV?
3) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan
metode inkuiri tema peduli terhadap mahkluk hidup sub hewan dan
tumbuhan dilingkungan rumahku di kelas IV SDN 219/IV?
D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

penerapan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa tema

peduli terhadap mahkluk hidup sub tema hewan dan tumbuhan

dilingkungan rumahku kelas IV SDN 219/IV.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1) Mendeskripsikan bagaimana perencanaan pembelajaran

penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar

siswa tema peduli terhadap mahkluk hidup sub tema hewan

dan tumbuhan dilingkungan rumahku kelas IV SDN 219/IV

2) Mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan perencanaan

pembelajaran penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan

hasil belajar siswa tema peduli terhadap mahkluk hidup sub

tema hewan dan tumbuhan dilingkungan rumahku kelas IV

SDN 219/IV
5

3) Mendeskripsikan bagaimana peningkatan hasil belajar siswa

setelah penerapan metode inkuiri pada tema peduli terhadap

mahkluk hidup sub tema hewan dan tumbuhan dilingkungan

rumahku kelas IV SDN 219/IV.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan guru dan peneliti memiliki pengetahuan

dan wawasan tentang metode inkuiri.

b. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran kepada guru

tentang penerapan metode inkuiri tema indahnya kebersamaan sub tema

keberagaman budaya bangsaku, sehingga dapat melaksanakan

pembelajaran yang sama untuk materi yang lain dan sebagai evaluasi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Metode inkuiri dapat diterapkan sebagai alternatif upaya untuk

meningkatkan minat belajar siswa agar mempunyai kompetensi

intelektual dan keterampilan.

2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar lebih aktif,

inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

b. Bagi Guru
6

1) Memberikan informasi yang didapat dari hasil meneliti siswa dan

masukan yang berharga bagi guru Sekolah Dasar sebagai upaya untuk

mengembangkan dan meningkatkan minat belajar siswa.

2) Metode inkuiri dapat memancing dan menumbuhkan minat dan

kreativitas guru dalam meningkatkan keterampilan dan profesionalisme

guru dalam mengajar terutama dalam mengajar pembelajaran tematik

tema tema peduli terhadap mahkluk hidup sub tema hewan dan

tumbuhan dilingkungan rumahku.

c. Bagi Sekolah

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada sekolah

dalam upaya pengembangan media pembelajaran dan metode

pembelajaran demi peningkatan kualitas pendidikan.

2) Dapat meningkatkan kualitas saran dan prasarana sekolah sehingga

pembelajaran lebih berkualitas lagi.

3) Peningkatan nilai siswa berpengaruh terhadap prestasi sekolah itu

sendiri.

d. Bagi Peneliti

1) Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan peneliti dalam pembelajaran

tematik di SD/MI sehingga mampu menjadi seorang guru yang

profesional.

2) Meningkatkan semangat profesional peneliti dalam membelajarkan

siswa pada pembelajaran tematik dengan menerapkan metode inkuiri.


7

3) Melatih motivasi dalam penelitian selanjutnya sehingga dapat

memperoleh ilmu tentang cara pembelajaran yang lebih baik lagi

terhadap pembelajaran tematik di kelas.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI
1. Pengertian pembelajaran tematik terpadu

pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran


terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu system
pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun
kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip prinsip
keilmuan secara holistic, bermakna, dan autentik(Abdul majid, 2014: 80).

Pembelajaran terpadu berawal dari pengembangan skema skema


pengetahuan yang ada di dalam diri siswa.hal tersebut merupakan salah
satu pengembangan filsafat konstrukstivisme. Salah satu pandangan
tentang proses konstruktivisme dalam pembelajaran adalah bahwa dalam
proses belajar (perolehan pengetahuan) yang diawali dengan
terjadinyakonflik kognitif hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri
(self regulation). Pada akhir proses belajar, pengetahuan akan dibangun
sendiri oleh anak melalui pengalaman dari hasil interaksi dengan
lingkungannya(Abdul majid, 2013: 118).

2. Prinsip Prinsip Pembelajaran Terpadu


Beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran terpadu adalah
sebagai berikut:
a. pembelajaran terpadu memiliki satu tema yang aktual, dekat dengan
dunia siswa, dan ada dalam kehidupan sehari-hari, Tema ini menjadi
alat pemersatu materi yang beragam dan beberapa mata pelajaran.

8
9

b. pembelajaran. terpadu perlu memilih materi beberapa mata pelajaran


yang mungkin saling terkait. Dengan demikian, materi materi yang
dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna. Mungkin saja
terjadi ada materi pengayaan horizontal dalam bentuk contoh aplikasi
yang tidak termuat dalam standar isi. Tetapi penyajian materi
pengayaan seperti ini perlu dibatasi dengan mengacu pada tujuan
pembelajaran.
c. pembelajaran terpadu tidak boleh bertentangan dengan tujuan
kurikulum yang berlaku, tetapi harus mendukung pencapaian tujuan
yang utuh terhadap kegiatan pembelajaran yang termuat dalam
kurikulum.
d. materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu
mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan,
kebutuhan, dan pengetahuan awal.
e. materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan. Artinya
materi yang tidak mungkin djpadukan tidak usah dipadukan(Abdul
majid, 2013: 120).
3. Landasan Pembelajaran Tematik
Landasan Pembelajaran tematik mencakup:
1) Landasan filosofis

Dalam pembelajaran tematik sangat djpengaruhi oleh tiga aliran


filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme. Aliran
progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada
pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang
alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa aliran
konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct
experiences). sebagai kunci dalam membelaiaran. Menurut aliran ini,
pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia
10

menginstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek,


fenomena, pengalaman, dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat
ditransfer begim saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus
diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa Pengetahuan
bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang
berkembang terus-menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh
rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan
pengetahuannya. Aliran humanisme melihat siswa dan segi
keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya

2) Landasan psikologis
Pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi
pezkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi
perkembangan djperlukan terutama dalam menentukan isi/ materi
pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat
keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan
peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal
bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan
kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
3) Landasan yuridis
Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan
atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik
di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU N0. 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa
setiap anal: berhak memperoleh pendidikah dan pengajdran dalam
Iangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya
.sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU N0. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
11

mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat,


dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).

4. Peran guru dalam pembelajaran


Guru mempakan suatu pekerjaan profesional. Untuk dapat
melaksanakan tugas tersebut dengan baik, selain harus memenuhi syarat-
syarat kedewasaan, sehat jasmani dan rohani, guru juga harus memiliki ilmu
dan kecakapan-kecakapan keguruan. Agar mampu menyampajkan ilmu
pengetahuan atau bidang studi yang diajarkannya ia harus menguasai ilmu
atau bidang studi yang diajarkannya, terutama bagi guru sekolah dasar yang
berperan sebagai wali kelas dan memegang beberapa mata pelajaran. Karena
itulah ia harus menguasai ilmu atau bidang tersebut secara mendalarn dan
meluas(Abdul majid, 2014: 183).

Untuk dapat menyajikan dan menyampaikan materi pengetahuan atau


bidang studi dengan tepat, guru juga dituntut menguasai strategi serta metode
mengajar dengan baik. Ia diharapkan dapat mempersiapkan pembelajaran,
melaksanakan dan menilai hasil belajar para siswa déngan baik, dapat
memilih dan menggunakan model-model interaksi belajar-mengajar yang
tepat, mengelola kela dan membimbing perkembangan siswa dengan tepat
pula(Sukmadinata, 2003: 256).

Sesuai dengan karakteristik pernbelajaran tematik, dalam pelaksanaan


pembelajaran tematik perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan pembelajaran
dengan berbagai metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam
belajar, bersifat inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan sesuai dengan
model pembelajaran yang dipihh guru dan yang sesuai dengan kompetensi
dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran dari berbagai mata pelajamn yang
ditematikkan. Misalnya, metode ceramah, tanya jawab, bermain peran,
demosntrasi, bercakap-cakap dll. Oleh karena itu, guru harus menguasai
12

berbagai model dan metode pembelajaran yang inovatif dan


menyenangkan(Abdul majid, 2014: 191).

5. Metode pembelajaran inkuiri


1. Pengertian Metode Inkuiri

Metode inkuiri adalah suatu metode pembelajaran yang menekankan


pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan
(Sanjaya, 2006: 196). Metode inkuiri adalah metode yang menempatkan
dan menuntut guru untuk membantu siswa menemukan sendiri data, fakta
dan informasi tersebut dari berbagai sumber agar dengan kegiatan itu
dapat memberikan pengalaman kepada siswa. Pengalaman ini akan
berguna dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dalam
kehidupannya (Aziz, 2007: 92).
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa metode
inkuiri merupakan metode yang mengarahkan siswa untuk berfikir kritis
dalam menganalisis dalam mencari jawaban pada sebuah masalah. Siswa
dituntut untuk menemukan sendiri apa saja yang harus ditemukan dalam
kegiatan pembelajaran, guru hanya berperan sebagai fasilitator.

2. Ciri-Ciri Metode lnkuiri

Pertama, metode inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara


maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya metode inkuiri
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran,
siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan
guru secara verbal, tetapi juga mereka berperan untuk menemukan sendiri inti
dan materi pelajaran itu sendiri.
13

Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk


mencari dan menemukan jawaban sendiri dan sesuatu yang dipertanyakan
sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self-belief).
Dengan demikian, metode pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan
sebagai sumber belajar, tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara
guru dan siswa. Oleh karena itu, kemampuan guru dalam menggunakan
tekhnik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
Ketiga, tujuan dan penggunaan metode pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dan proses mental.
Dengan demikian, dalarn metode pembelajaran inkuiri siswa tak hanya
dituntut untuk menguasai materi pelajaran, tetapi juga bagaimana mereka
dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Siswa yang hanya menguasai
pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berfikir secara
optimal. Sebaliknya siswa akan dapat mengembangkan Kemampuan
berpikirya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.
Metode pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student Centered approach).
Dikatakan dernikian karena dalam metode ini siswa memegang peran yang
sangat. dominan dalam proses pembelaiaran.

3. Prinsip Penggunaan Metode Inkuiri


a. Berorientasi pada pengembangan intelektual

Tujuan utama dari metode inkuiri adalah pengembangan


kemampuan berpikir. Dengan demikian, metode pembelajaran ini selain
berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.

b. Prinsip interaksi
14

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik


interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan
interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses
interaksi berarti menernpatkan guru bukan sebagai sumber belajar,
melainkan sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.

c. Prinsip bertanya

Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi ini


adalah guru sebagai penanya karena kemampuan siswa untuk menjawab
setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses
berpikir. Oleh karena itu, kemarnpuan guru untuk bertanya dalam setiap
langkah inkuiri sangat djperlukan.

d. Prinsip belajar untuk berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, tetapi juga


merupakan proses berpikir (learning how to think), yakni Proses
mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah
pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.

e. Prinsip keterbukaan

Pembelajaran yang bermakna adalah Pembelajaran menyediakan


.berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan
kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakah ruang untuk .memberikan
kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.

4. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran lnkuiri

Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan metode


dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
15

a. Orientasi .
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini, guru mengkondisikan agar
siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan
mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi
merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan metode ini sangat
tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan
kemampuannya dalam memecahkan masalah. Tanpa kemauan dan
kemampuan tersebut tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan
lancar.
b. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah melibatkan siswa pada


suatu pesoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki
tersebut karena masalah temebut pasu' ada jawabannya sehingga siswa
didoronguntuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah
yang sangat penting dalam metode inkuiri. Oleh sebab itu, melalui proses
tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai
upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.

c. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang


sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki
landasan berpikir yang kokoh sehingga hipotesis yang dimunculkan itu
bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat
dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan
16

pengalaman. Dengan demikian, sentiap individu yang kurang mempunyai


wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.

d. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang


dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam metode
pembelajamn inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang
sangat penting dalarn pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data
bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, tetapi juga
membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
Oleh karena itu, tugas dan peran guru dalam .tahapan ini adalah mengajukan
penanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari
informasi yang dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah
manakala siswa tidak apresiatif terhadap pokok pennasalahan. Tidak apresiatif
itu biasanya ditunjukan oleh gejala-gejala ketidakgairahan dalarn belajar.
Manakala guru menemukan gejala-gejala semacam ini, guru hendaknya secara
terus-menerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui
penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa
sehingga mereka terangsang untuk berpikir.

e. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap


diterima sesuai dengan data atau informasi yang djperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencari
tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji
hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya.
kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi,
akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggung jawabkan.
17

f. .Merumuskan-kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang


diperoleh berdasarkan basil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimupulan
merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, karena
banyaknya data yang diperoleh menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan
tidak fokus pada masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu, untuk
mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada
siswa data mana yang relevan.

5. Keunggulan dan Kelemahan Metode Inkuiri


Metode pembelajaran inkuiri merupakan metode pembelajaran yang
banyak dianjurkan karena metode ini memiliki beberapa keunggulan, di
antaranya sebagai berikut:
a. Metode ini merupakan metode pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang
sehingga ,pembelajaran melalui metode ini dianggap lebih bermakna.
b. Metode ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai
dengan gaya belajar mereka.
c. Metode ini merupakan strategi yang dianggap sauai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d. Keuntungan lain adalah metode pembelajamn ini dapat melayani
kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya,
siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh
siswa yang lemah dalam belajar.
Di samping memjlilci keunggulan, metode ini juga mempunyai
kelemahan, di antaranya sebagai berikut:
18

a. Jika metode ini djgunakan sebagai metode pembelajaran, akan sulit


mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Metode ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur
dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan
waktu yang telah ditentukan.
d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran; metode ini akan sulit diimplementasikan
oleh setiap guru(Abdul Majid, 2014:173-179)
B. STUDI RELEVAN
Berikut ini adalah temuan hasil penelitian lain yang relevan dengan
penelitian yang ditulis peneliti, diantaranya:
Sulistiawati (UNM: 2010) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan
Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas IV SDN
Jerokaso I Kota Bandung”. Menyimpulkan bahwa hasil pengamatan selama
mengajar, minat belajar siswa masih rendah sehingga berdampak pada hasil
belajar siswa yang rendah. Upaya yang dilakukan dalam peningkatan minat
belajar siswa, yaitu dengan menerapkan metode inkuiri pada pembelajaran di
kelas IV. Dengan penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan minat belajar
siswa yang berpengaruh terhadap nilai belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat
meningkat setelah pembelajaran dengan metode inkuiri.
Suryanto (UPI:2011) dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan
Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Inkuiri di kelas IV SDN
Sukajadi Kota Bandung”. Menyimpulkan bahwa hasil observasi dalam
pembelajaran siswa masih rendah dalam mengajukan pertanyaan dan berpikir
secara ilmiah. Siswa kurang berani dalam berpendapat sehingga hasil belajar
siswa masih rendah. Siswa merasa kesulitan dalam berdiskusi dan merasa
malu dalam memberi kritik kepada presentasi kelompok. Upaya yang
19

dilakukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV yaitu dengan


menggunakan metode inkuiri pada pembelajaran. Sehingga hasil belajar siswa
dapat meningkat dan mencapai KKM.
Dari hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa perlu
diterapkannya metode yang sesuai dengan kondisi siswa pada pembelajaran
tematik. Metode yang dapat diterapkan yaitu metode inkuiri yang berpengaruh
terhadap minat dan motivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa yang rendah.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas


(PTK). Penelitian tindakan adalah penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan baru, strategi baru atau
pendekatan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di
dunia kerja atau dunia aktual yang lain(Drs. H. Mahmud, dk, 2008:11).

Dalam bahasa Inggris istilah penelitian disebut dengan (research),


berasal dari kata (re) artinya kembali dan tu search artinyamenemukan atau
mencari. Sehingga research dapat diartikan menemukan atau mencari kembali.
Penelitian merupakan suatu sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,
baik dari segi teoritis maupun praktis. Penelitian merupakan suatu bagian
pokok dari ilmu pengetahuan, yang bertujuan untuk lebih mengetahui dan
lebih mendalami segala segi kehidupan(Ahmad Tanzeh, 2001: 1).

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan


di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik
pembelajaran(Suharsimi Arikunto, 2008: 5). Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) juga dapat diartikan sebagai proses investigasi untuk menemukan dan
memecahkan masalah pembelajaran di kelas, proses pemecahan masalah itu
dilakukan secara siklus dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan
hasil pembelajaran di kelas tertentu(Sa’dun Akbar, 2008:28)

20
21

B. Setting dan Subyek Penelitian


1. Setting Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN 2019/IV Jalan Pattimura II No.RT.72,


Kenali Besar, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi, siswa kelas IV,
dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Siswa kelas IV masih bingung mengenai pembelajaran tematik


khususnya pada tema cinta makhluk hidup, dikarenakan metode yang
kurang tepat.
b. Di SDN 2019/IV belum pernah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas,
khususnya pada materi Tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup Sub
Tema Hewan dan Tumbuhan dengan menggunakan metode Inkuiri.
c. Siswa masih bingung saat ujian dikarenakan pada saat pembelajaran
sudah tematik tetapi saat ujian masih dikelompokan.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah anak kelas IV SDN 2019/IV Kota Jambi pada
pembelajaran tematik . adapun subjek peneliti lainnya adalah guru,
kepala seekolah dan peneliti itu sendiri.
3. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan yang dilakukan di SDN 2019/IV Kota Jambi
dilaksanakan pada tahun ajaran 2019/2020. Waktu penelitian mengacu
kepada kalender akademik di SDN 2019/IV Kota Jambi.
C. Prosedur Penelitian
Di dalam penelitian ini, prosedur penelitian dilaksanakan dengan
menggunakan siklus-siklus tindakan (daur ulang). Daur ulang dalam
penelitian diawali dengan perencanaan (Planning), tindakan (Action),
mengobservasi (Observation), dan melakukan refleksi (Reflection), dan
seterusnya sampai adanya peningkatan yang diharapkan tercapai, (Arikunto ,
22

2008:14). Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi


langkah langkah sebagai berikut:
SIKLUS I
Kegiatan pada siklus I diawali dengan membuat segala perangkat
pembelajaran antara guru dengan peneliti, kemudian membuat rencana
kegiatan pelaksanaan pembelajaran(RPP) dengan menggunakan metode
inkuiri, agar efektif saat digunakan guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Perencanaan
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tahap menyiapkan
perangkat pembelajaran kemudian menyiapkan instrumen tes dan non
tes. Instrumen tes berupa soal tes unjuk kerja serta penilaiannya.
Instrumen non tes berupa lembar panduan observasi untuk mengamati
aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini yang harus dilakukan yaitu pelaksanaan dari
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Dalam siklus ini, kegiatan
awal yang dilakukan guru adalah memahami karakteristik siswa dan
bagaimana cara belajar siswa dalam menerapkan metode inkuiri.
3. Observasi dan Evaluasi
Observasi dilakukan oleh teman yang beertugas sebagai penilai
aktivitas belajar siswa dan kinerja guru. Teman yang bertugas menilai
mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama
pembelajaran dilakukan, mulai kegiatan awal hingga kegiatan akhir.
Observasi terhadap kegiatan belajar dilakukan pada saat implementasi
untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran. Siklus pertama diakhiri
dengan melakukan tes. Berdasarkan hasil observasi, catatan dan hasil
tes, maka siklus ke ii dapat dilaksanakan.
4. Refleksi
23

selama penelitian dilaksanakan, hasilnya teliti dan dikaji


keberhasilan dan kegagalannya. Data yang didapatkan pada proses
belajar mengajar apabila hasil analisis pada siklus I dirasa belum cukum
dikarenakan adanya beberapa kekurangan maka analisis direfleksikan
untuk menentukan tindakan pada siklus 2 dalam rangka mencapai tujuan
penelitian.
D. Kriteria Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas
Pembelajaran dalam menerapkan metode inkuiri dalam penelitian ini
dikatakan berhasil apabila adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam
setiap pembelajaran dari siklus 1 sampai siklus II dan mencapai ≥ 65%..
Adapaun kriteria indikator keberhasilan aktivitas dan indikator keberhasilan
belajar siswa adalah sebagai berikut:
1. Indikator Keberhasilan Aktivitas
< 50% = Kurang Sekali
50%-55% = Kurang
56%-65% = Cukup
66%-75% = Baik
> 75% = Baik sekali
2. Indikator Keberhasilan belajar, nilai:
< 50% = Kurang Sekali
50%-55% = Kurang
56%-65% = Cukup
66%-75% = Baik
> 75% = Baik sekali
E. Sumber Data
data yang didapatkan didalam penelitian ini didapat dari kepala
sekolah, guru kelas, dan siswa kelas IV SDN 2019/IV Kota Jambi. Hasil
wawancara juga akan dideskripsikan untuk kemudian ditarik kesimpulan
mengenai penggunaan metode inkuiri.
24

F. Tekhnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah tes


dan observasi.

1. observasi

observasi merupakan kegiatan pemuatan penelitian terhadap suatu objek

(Sugiyono, 2015:204). Pengumpulan data dengan teknik observasi untuk


mencari tahu keberhasilan hasil belajar siswa dengan penerapan metode
inkuiri dalam pembelajaran tematik Tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup
Sub Tema Hewan dan Tumbuhan .

2. wawancara

Teknik wawancara dalam penelitian ini menggunakan teknik


wawancara bebas terpimpin. Arikunto (2013: 199). wawancara bebas
terpimpin adalah wawancara yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
secara bebas namun masih tetap berada pada pedoman wawancara yang sudah
dibuat.

G. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua,
yaitu tes formatif untuk teknik pengumpulan data kuantitatif, dan lembar
panduan observasi untuk teknik pengumpulan data kualitatif.

1. Tes Formatif

Tes formatif digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-


nilai siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa setelah menerapkan metode
inkuiri di setiap siklus, pada siswa kelas IV SDN 2019/IV
25

2. Lembar Panduan Observasi

Instrumen ini dibuat dengan bekerja sama dengan guru kelas. Lembar
observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan
aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran
tematik Tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup Sub Tema Hewan dan
Tumbuhan dengan menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas IV SDN
219/IV Kota Jambi.

H. Teknik Analisis Data


Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif
dan kuantitatif.
1. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan
proses yang memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam
sesuai dengan permasalahan penelitian yaitu tentang aktivitas belajar
siswa. Data aktivitas siswa diperoleh dari hasil observasi dan analisis
menggunakan rumus:
JS
NA = X 100 %
SM

Keterangan:
NA = Nilai aktivitas yang dicari
JS = Jumlah Skor yang diperoleh
SM = Skor maksimum
100 = Bilangan tetap
(Sumber: Aqib, 2009:41)

2. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari


hasil belajar siswa setiap siklusnya. Analisis kuantitatif dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
26

a. Nilai hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumusberikut:


Jumlahbenar
Nilai siswa = x 100
jumlah maksimal

(sumber : Muslich, 2009:62)


b. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal dihitung denganmenggunakan
rumus:
jumlah siswatuntas belajar
Ketuntasan Klasikal = x 100
jumlah seluruh siswa

(Sumber: Purwanto, 2008:102)


I. Jadwal Penelitian
Rencana waktu penelitian akan dilakukan selama 3 bulan mulai dari
bulan oktober sampai bulan desember. Waktu disini masih bersifat relative.
27

Daftar pustaka

Agus, Irianto. 2010. Statistika Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Abuddin Nata. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Abdul Majid (2014). Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Abdul majid .2013.Strategi Pembelajaran .Remaja Rosdakarya:Bandung.

Akbar, Sa’dun. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (Filosofi, Metodologi dan


Implementasinya). Malang: Surya Pena Gemilang.

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta. : Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Karya.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta

Abdul Aziz. 2007 Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial.
Bandung: Alfabeta.

Mahmud, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik. Bandung :
Tsabita

Muslich, Masnur. (2009). Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Itu


Mudah. Jakarta: PT. Bumi Aksara
28

Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media


Group.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sugiyono.(2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Tanzeh, Ahmad. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Teras.

.
29
 

30

Anda mungkin juga menyukai