Anda di halaman 1dari 24

1

“Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA


Materi Menghubungkan Gaya Dengan Gerak Pada Peristiwa di
Lingkungan Sekitar Melalui Metode Demonstrasi di Kelas IV SD
Muhammadiyah 34 Tahun Pelajaran 2022/2023”

AI NURAINI
NIM : 857236615
Ainuraeni1929@gmail.com
Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran
IPA dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi menghubungkan gaya
dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar. Manfaat penelitian ini untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
serta dapat meningkatkan kemampuan guru untuk memilih metode yang tepat dalam
suatu pembelajaran. Untuk melakukan perbaikan pembelajaran ini guru melakukan
penelitian tindakan kelas melalui 2 Siklus, yang masing – masing siklus dilalui dengan
4 tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus I dilakukan
pada tanggal 10 Mei 2023 dan siklus 2 dilakukan pada tanggal 17 Mei 2023. Adapun
subjek yang penelitian adalah siswa kelas IV SD Muhammadiyah 34 sebanyak 30 siswa
yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Pada penelitian ini,
peneliti menggumpulkan data dengan cara melakukan tes pada akhir pembelajaran.
Hasil penelitian siswa kelas IV SD Muhammadiyah 34, menunjukan hasil belajar yang
di peroleh siswa pada siklus I sebesar 46,67 % dan pada siklus II hasil belajar siswa
sebesar 80 %. Berdasarkan hasil penelitian pada perbaikan pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa adanya peningkatan terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD
Muhammadiyah 34 dengan menggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA
tentang materi menghubungkan gaya dengan gerak pada lingkungan sekitar.

Kata Kunci : Pembelajaran IPA, Metode Demonstrasi, Materi Pengaruh gaya pada
gerak benda.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakikatnya tidak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia,


karena dengan pendidikan manusia dapat bermanfaat dan mandiri. Sebagaimana di
ketahui dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
2

Nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


( IPTEK ) serta kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing pendidikan.
Sekolah Dasar sebagai jenjang pendidikan terutama dalam sistem sekolah di
Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar membaca, menulis,
berhitung, pengetahuan, dan keterampilan dasar lainnya. Pengetahuan dan pemahaman
tentang media pendidikan harus dimiliki oleh seorang guru. Hamalk (1989),
mengemukakan bahwa media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang di
gunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara Guru dan
siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada
di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada
tujuan. Proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Kegiatan pembelajaran dilakukan
oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan prilaku
siswa adalah belajar.
Guru dituntut untuk memiliki kompetensi terhadap penguasaan pembelajaran,
sumber belajar serta kompetensi dalam hal memberdayakan semua komponen
pembelajaran, sehingga seluruh elemen pembelajaran dapat bersinergi dalam mencapai
tujuan pembelajaran yang dimaksud. Salah satu tujuan pembelajaran di sekolah harus
sesuai dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 3 disebutkan sebagai berikut:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk


watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.”(Diknas:2008 : 5)
Hasil belajar dapat di kelompokan kedalam tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor, hal ini di ungkapkan menurut Bloom dalam kutipan Anitah (2014). Suatu
pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa dapat menguasai tujuan dari
pembelajaran tersebut, dalam suatu proses pembelajaran akan terjadi perubahan suatu
perilaku peserta didik sebagai hasil belajar.Hasil belajar harus dapat menunjukan suatu
perubahan perilaku yang positif pada peserta didik, perubahan perilaku tersebut harus
menyeluruh secara komprehensif yang mencakup aspek kognitif (pengetahuan,
3

pemahaman, penerapan, analisis, sintetis dan evaluasi), afektif ( minat, sikap, apresiasi
dan penyesuaian) dan psikomotor ( aktifitas fisik dan keterampilan) seperti yang telah
dikemukakan diatas.
Untuk meningkatkan hasil belajar,seorang guru harus dapat memilih suatu bahan
ajar yang efektif, peneliti memilih “ Metode Demonstrasi”, bahwa metode demonstrasi
salah satu metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk menjelaskan atau
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu, metode ini dapat menghilangkan
verbalisme sehingga peserta didik dapat semakin memahami suatu pembelajaran secara
efektif dan efesien.
SD Muhammadiyah 34 yang beralamat di Jl. Raya Serang Km. 13 Kecamatan
Cikupa Kabupaten Tangerang, dengan jumlah siswa kelas IV 30 orang siswa dengan
perbandingan jumlah siswa Laki-laki dan Perempuan sebanyak 20 orang Laki-laki dan
10 orang Perempuan. Pada pembelajaran IPA dengan KD 3.4 Menghubungkan gaya
dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar. Sebanyak 80 % atau 24 orang siswa
mendapatkan nilai dibawah KKM. Hasil ini tentu masih jauh dari target ketuntasan
yang telah ditetapkan oleh Guru, yaitu > siswa mendapat nilai di atas KKM. Dari uraian
di atas maka dapat di simpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh Guru dapat
dinyatakan gagal. Oleh karena itu, Guru yang sekaligus sebagai peneliti merasa perlu
dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ).

1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas telah teridentifikasi suatu masalah
sebagai berikut :
a. Masih rendahnya hasil belajar siswa padaa materi menghubungkan gaya
dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar, dari 30 orang siswa hanya
6 orang siswa yang mencapai KKM, sedangkan 24 orang siswa mendapat nilai
di bawah KKM.
b. Siswa kurang termotivasi dalam proses pembelajaran.
c. Siswa tidak fokus saat Guru menjelaskan materi di kelas.
d. Siswa cenderung pasif saat proses pembelajaran berlangsung.
4

2. Analisis Masalah
Hasil diskusi dengan Kepala Sekolah dan supervisor 2 yang ada di sekolah,
peneliti mengetahui penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam adalah sebagai berikut:
a. Dalam menyampaikan materi Guru hanya menggunakan metode ceramah.
b. Guru kurang mempersiapkan bahan dan media pembelajaran.
c. Guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya saat kegiatan
pembelajaran.

3. Alternatif Masalah
Berdasarkan identifikasi dan analisis yang telah diuraikan diatas, maka
peneliti menentukan alternatif dan prioritas pemecahan masalah sebagai berikut :
1. Guru menggunakan metode yang tepat (demonstrasi).
2. Guru menggunakan alat peraga benda kongkret atau nyata di lingkungan sekitar
( ketapel, alat pel lantai, pintu, dan sapu ).
3. Guru sudah dapat melibatkan dan mengaktifkan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian masalah di atas, yang menjadi perbaikan adalah
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA KD 3.4.
“ Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan
materi menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar
melalui metode demonstrasi di kelas IV SD Muhammadiyah 34 Kec. CIkupa
Kabupaten Tangerang”.

C. TUJUAN PENELITIAN PERBAIKAN MASALAH


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilaksanakannya penelitian
ini adalah “untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan
materi menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar
melalui metode demonstrasi di kelas IV SD Muhammadiyah 34 Kabupaten
Tangerang”.
5

D. MANFAAT PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan, peneliti
menemukan adanya manfaat perbaikan pembelajaran, manfaat tersebut adalah :
1. Manfaat bagi Guru
a. Membantu Guru dalam memperbaiki kegiatan pembelajaran IPA.
b. Menggunakan pendekatan metode pembelajaran yang efektif dan kreatif.
c. Memaksimalkan Guru dalam meningkatkan pemahaman siswa sesuai
dengan materi pembelajaran IPA.
2. Manfaat bagi Siswa
a. Meningkatkan motivasi belajar dan dapat mencapai tujuan belajar siswa.
b. Meningkatkan hasil belajar dengan metode yang sesuai dengan
pembelajaran.
c. Meningkatkan kreatifitas dan efektifitas dalam kegiatan pembelajaran IPA.
3. Manfaat bagi Sekolah
a. Sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar
siswa khususnya pada mata pelajaran IPA.
b. Menciptakan Guru yang kreatif dan profesional dalam mengajar.
c. Meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.

KAJIAN PUSTAKA

A. HASIL BELAJAR
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar mengajar merupakan konsep yang tidak dapat dipisahkan.
Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek dalam
belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang harus di lakukan guru
sebagai pengajar. Konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru
terpadu dalam satu kegiatan. Di antara keduanya terjadi interaksi dengan guru.
Kemampuan yang di miliki siswa dari proses belajar harus bisa menghasilkan
hasil belajar.
Defini hasil belajar adalah keberhasilan yang di capai oleh siswa, yakni
prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka, hal ini
dikemukakan oleh Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989 : 82).
Menurut Lindgen (Supriono, 2009 : 7), hasil pembelajaran meliputi kecakapan,
6

informasi, pengertian dan sikap. Menurut Surakhamd ( dalam buku Interaksi


Belajar Mengajar, Bandung : Jemmars, 1980 : 25 ), hasil belajar siswa bagi
kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut
adalah untuk memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan siswa.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat di simpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan keterampilan yang di miliki seorang siswa mencakup
beberapa aspek ketrampilan kognitif, keterampilan afektif dan keterampilan
psikomotorik yang di peroleh siswa setelah menerima perlakuan yang diberikan
oleh guru atau pengalaman belajarnya sehingga dapat mengkronstruksikan
pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Skema kemampuan yang menunjukan hasil belajar, yaitu :
1. Keterampilan kognitif yang berkaitan dengan membuat keputusan suatu
masalah dan berpikir secara kritis.
2. Keterampilan afektif yang berkaitan dengan sikap seorang siswa dalam
belajar.
3. Keterampilan psikomotorik yang berkaitan dengan kemampuan tindakan
fisik dan kegiatan menyeluruh.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi
dapat di golongkan menjadi dua jenis, yaitu faktor inter dan ekstern. Kedua
faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga
menentukan kualitas hasil belajar.

a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu dan
dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Dalam faktor internal terdapat
tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikolog dan faktor kelelahan.

b. Faktor Eksternal
Faktor- faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan
faktor lingkungan non sosial. Lingkungan sosial sekolah seperti guru,
administrasi, dan teman – teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar
siswa. Lingkungan sosial masyarakat, yaitu kondisi tempat tinggal siswa
7

akan mempengaruhi belajar siswa. Lingkunga sosial keluarga, seperti


ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, letak rumah, pengelolaan
keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktifitas belajar siswa.
Lingkungan non sosial,yaitu lingkungan alamiah seperti kondisi udara
yang segar, tidak panas dan tidak dingin, suasana yang sejuk dan tenang.
Sebaliknya bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung proses belajar
siswa akan terhambat.

B. METODE BELAJAR
1. Pengertian Metode Belajar
Metode pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis dan
teratur yang dilakukan oleh pendidik dalam penyampaian materi kepada
siswanya. Dengan adanya cara ini maka diharapkan proses belajar mengajar
berjalan dengan baik. Oleh karena itu, pendidik harus bisa mempelajari metode
pembelajaran.
Beberapa bentuk metode mengajar, antara lain metode ceramah, diskusi,
tanya jawab, demonstrasi, eksperimen, percobaan, pemecahan masalah, dan
inkuiri. Dalam memilih suatu metode pembelajaran harus mengutamakan suatu
tindakan agar siswa klebih aktif dan memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Menurut Rusminiati (2007 : 2) metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang
proses terjadinya suatu peristiwa, pada sampai penampilan tingkah laku yang di
contohkan agar dapat di pahami peserta didik baik secara nyata maupun tiruan.

2. Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara pembelajaran dengan memeragakan,
mempertunjukan atau memperlihatkan sesuatu dihadapan siswa di kelas aatau di
luar kelas, hal ini di kemukakan oleh Rasyad ( 2006 : 8). Menurut Anitah (2008),
metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan
pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukan kepada peserta didik secara
proses, situasi atau benda tertentu yang sedang di pelajari baik dalam bentuk
sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukan oleh guru atau
sumber lain yang ahli dalam bahasan. Menurut M. Syah (2006 : 208)
demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memeragakan barang,
8

kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang disajikan.
Demostrasi akan lebih aktif jika dilakukan dengan baik oleh guru dan
selanjutnya di lakukan oleh siswa. Dari beberapa pendapat para ahli di atas,
metode demonstrasi dapat simpulkan bahwa metode ini merupakan penyajian
terhadap pembelajaran dengan memeragakan dan mempertunjukan suatu proses
atau benda yang sedang di pelajari kepada siswa baik didalam kelas maupun di
luar kelas.

3. Langkah-langkah Metode Demonstrasi


Langkah-langkah metode demonstrasi menurut Hasibuan dan Mujiono (2006 :
31) adalah :
a. Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa yang di
harapkan oleh siswa sesudah demonstrasi dilakukan.
b. Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi di dapat dengan mudan sudah
dicoba dahulu agar saat demonstrasi tidak gagal.
c. Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode yang akan di
gunakan itu wajar dan efektif agar sesuai dengan tujuan yang sudah di
rencanakan.
d. Mengkondisikan jumlah siswa dan memperhitungkan waktu yang di
butuhkan agar saat demonstrsi dilakukan siswa dapat diberi kempatan untuk
mengajukan pertanyaan dan komentar sebelum dan sesudah demonstrasi.
e. Menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan sebelum demonstrasi
agar tidak gagal dan tepat.
f. Hal-hal yang harus diperhatikan siswa selama demonstrasi berlangsung,
antara lain :
1. Alat-alat telah disiapkan pada posisi yang baik sehingga siswa dapat
melihat dengan jelas sesuai dengan keterangan- keterangan yang telah di
sampaikan.
2. Siswa membuat catatan-catatan seperlunya, sebagaimana telah
disarankan sebelumnya.

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi


9

a. Kelebihan metode demonstrasi, antara lain :


1. Siswa dapat memahami sesuai dengan objek sebenarnya.
2. Siswa dapat mengembangkan rasa ingin tahu
3. Siswa lebih aktif dan lebih mudah di fokus saat proses pembelajaran.
4. Siswa dapat membandingkan pada beberapa objek.
b. Kekurangan metode demonstrasi, antara lain :
1. Hanya dapat menimbulka berfikir secara kongkret.
2. Efektifitas demonstrasi sulit di capai, bila jumlah siswa banyak.
4. Bergantung pada alat bantu, dan apabila guru kurang sistematis
maka demonstrasi tidak akan berhasil. Wianataputra (1998 : 14)
5. Memerlukan waktu persiapan yang cukup lama.

C. PEMBELAJARAN IPA

1. Pengertian Pembelajaran IPA


IPA sendiri berasal dari kata “sains” yang berasal dari kata
“natural science”. Science artinya ilmu pengetahuan, natural artinya
alamiah dan berhubungan dengan alam. IPA dari segi istilah dapat di
artikan sebagai ilmu yang berisi ilmu pengetahuan alam. Kurikulum
KTSP (Depdiknas,2006) bahwa “ IPA berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan”. Tohari (2004 : 3)
mengemukakan Pendidikan IPA merupakan usaha untuk
menggunakan tingkah laku siswa hingga siswa memahami proses-
proses IPA, memiliki nilai-nilai dan sikap yang baik terhadap IPA
serta menguasai materi IPA berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori
IPA.
IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan cara
khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,
penyimpulan, dan penyusunan teori. Hal ini di kemukakan oleh
Abdullah (2007 : 18),
Merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat
aktif dan dinamis dan di peroleh melalui metode tertentu yaitu teratur,
10

sistematis, berobjek, bermetode dan universal. Hal ini di kemukakan


oleh Suyoso (2006 : 23).
Pembelajaran IPA di SD dapat di sesuaikan dengan situasi belajar
dengan situasi kehidupan, sehingga siswa diberi kesempatan untuk
menggunakan media belajar yang sesuai dengan kehidupan sehari-
hari. Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
IPA merupakan pengetahuan yang diperoleh manusia dari hasil
kegiatan ilmiah berupa metode dari hasil observasi dan ekperimen
yang bersifat umum dan universal.
2. Tujuan Pembelajaran IPA di SD
Menurut Kurikulum (KTSP : 2006) Mata Pelajaran IPA SD
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-
Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangakan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan teknoligi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
dan melestarikan menjaga lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk pendidikan ke SMP.

Pembelajaran IPA dimasukan dalam kurikulum sekolah merupakan


hal yang penting. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung agar menjelajahi dan memahami lingkungan
sekitar secara ilmiah.
11

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu

1. Subjek
Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas IV SD
Muhammadiyah 34 Kec. Cikupa Kabupaten Tangerang yang berjumlah 30 siswa.

2. Tempat
Penelitian dilakukan di SD Muhammadiyah 34 Kabupaten Tangerang
terletak di Jalan Raya Serang Km. 13. Jarak sekolah dengan kantor Kecamatan +
5 km dan kantor Pusat Pemerintahan Kota Tangerang + 7 km. Lokasi sekolah
berada di Kampung Cirewed Desa Sukadamai Kecamatan Cikupa kabupaten
Tangerang Provinsi Banten.

3. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 2023 sampai 17 Mei
2023. Adapun jadwal perbaikan pembelajaran untuk setiap siklus adalah sebagai
berikut :
Tabel 1
Jadwal Pelaksanaan PKP

No Hari / Tanggal Waktu Mata Pelajaran Siklus

1 Rabu, 10 Mei 2023 10.00- 11.10 IPA Siklus I

2 Rabu, 17 Mei 2023 10.00-11.10 IPA Siklus II

4. Pihak Yang Membantu


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berjalan dengan lancar karena adanya
pihak – pihak yang membantu peneliti dalam melakukan penelitian, beberapa
pihak tersebut antara lain:
a. Bapak Heri Busyaeri, M. Pd sebagai Supervisior 1
12

b. Bapak Iskandar Dinata, S.H sebagai Kepala Sekolah SD


Muhammadiyah 34 Cikupa
c. Muhamad Hasim, S.Pd sebagai Supervisor 2.
d. Siswa – siswi kelas IV SD Muhammadiyah 34 Cikupa

A. Metodologi Penelitian
1. Sumber Data
Dalam penelitian biasanya data yang dikumpulkan berupa data kualitatif,
pengumpulan data dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti berikut:
a. Narasumber terdiri dari Guru dan Siswa kelas IV SD Muhammadiyah 34
Kec. CIkupa Kota Tangerang.
b. Arsip dan Dokumen Hasil Belajar Siswa.
c. Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran.
d. Tes Hasil Belajar Siswa

2. Teknik Pengumpulan Data


Sesuai dengan bentuk dan sumber data yang di manfaatkan dalam
Penelitian Tindakan Kelas, maka teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi / Penelitian
b. Pencatatan Arsip dan Dokumen
c. Tes

3. Teknik Analisis Data


Data dalam suatu penelitian di analisis secara kualitatif dan kuantitatif,
data yang di analisis berupa rata – rata dan presentase hasil belajar siswa. Data
yang peroleh disajikan dalam bentuk tabel dan diagram dan di uraikan setisp
siklus untuk mengetahui hasil belajar selama perbaikan pembelajaran.

a. Indikator Kinerja
Untuk mengetahui kebersihan Penelitian Tindakan Kelas, penulis
menetapkan indikator kinerja:
13

5. Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA mengenai
menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa dilingkungan
sekitar, dengan KKM 70.
6. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM minimal sebanyak 80%.
b. Prosedur Penilaian
Dalam perbaikan suatu pembelajaran terdapat prosedur atau langkah
- langkah Penelitian Tindakan Kelas yang harus dilaksanakan pada siklus-
siklus. Dalam penelitian terdapat dua siklus, setiap siklus terdiri dari
beberapa tahapan, setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang
dicapai seperti yang telah rancang dan di selidiki. Setiap siklus terdiri dari
: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Maka dapat diuraikan deskripsi tiap siklus adalah sebagai berikut:

Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
a. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus I.
b. Menyusun sistematika laporan siklus I.
c. Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi.
d. Membuat instrumen observasi.
e. Membuat lembar evaluasi pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan
a. Pada perbaikan pembelajaran siklus I, di kegiatan awal guru bersama siswa
membaca doa.
b. Guru memeriksa kehadiran siswa.
c. Untuk mendapatkan perhatian siswa, guru mengajak siswa menyanyikan
lagu wajib “ Halo – Halo Bandung”.
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai.
e. Guru memotivasi siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan
mengenai materi yang lalu dan mengaitkannya dengan materi yang akan
dipelajari.
f. Guru menjelaskan materi tentang gaya, kemudian meminta siswa
menyebutkan “gaya apakah yang terjadi pada benda yang diperagakan oleh
guru?”
14

g. Guru mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah di bahas.


h. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah di pelajari.
i. Guru memberikan umpan balik terhadap siswa berupa soal (tes tertulis).

3. Observasi
a. Peneliti melakukan diskusi bersama supervisor 2 mengenai perbaikan
pembelajaran yang dilakukan hari ini.

4. Refleksi
Berdasarkan hasil diskusi bersama supervisor 2, peneliti mengetahui penyebab
tidak maksimalnya perbaikan pembelajaran yang baru saja di lakukan, adalah
sebagai berikut :
a. Guru kurang menguasai materi yang disampaikan.
b. Guru tidak menggunakan alat peraga.
c. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk meperagakan
(demonstrasi) kegiatan (gaya taik, gaya dorong, dan gaya pegas).
Dari uraian tersebut, maka peneliti disarankan oleh supervisor 2 untuk
melakukan perbaikan pembelajaran siklus II

A. Siklus II
1. Perencanaan Pelaksanaan
a. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II.
b. Menyusun sistematika laporan siklus II.
c. Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi.
d. Membuat instrumen observasi.

2. Pelaksanaan Tindakan
a. Pada perbaikan pembelajaran siklus II, di kegiatan awal guru bersama siswa
membaca doa.
b. Guru memeriksa kehadiran siswa.
c. Untuk mendapatkan perhatian siswa, guru mengajak siswa menyanyikan
lagu wajib “ Halo – Halo Bandung”.
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai.
15

e. Guru memotivasi siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan


mengenai materi yang lalu dan mengaitkannya dengan materi yang akan
dipelajari.
f. Guru menjelaskan materi tentang gaya tarik, gaya dorong, dan gaya pegas.
g. Guru mengeluarkan alat peraga yang sudah disiapkan berupa, ketapel, alat
pel lantai, meja dan pintu dilingkungan sekitar sebagai alat pendukung
demonstrasi.

3. Observasi
a. Peneliti melakukan diskusi bersama supervisor 2 mengenai perbaikan
pembelajaran pada siklus II yang dilakukan hari ini, dari hasil yang di
lakukan menunjukan yang maksimal dan telah mencapai kompetensi yang
diharapkan.
b. Supervisor 2 mengamati guru yang sedang melakukan perbaikan
pembelajaran.

4. Refleksi
a. Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan
dan observasi yang di kolaborasikan dengan supervisor Penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Pada bab ini dijelaskan proses perbaikan pembelajaran dalam pelaksanaan
penelitian yang dilakukan dalam dua siklus pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam mengenai materi menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa
dilingkungan sekitar. Adapun aspek yang dinilai yaitu hasil belajar siswa, agar
siswa mampu memahami materi proses penelitian perbaikan pembelajaran di
laksanakan sesuai dengan apa yang telah di rencanakan pada setiap siklus. Untuk
mengetahui hasil pembelajaran dapat dilihat dari analisis data pada siklus I dan
siklus II sebagai berikut :
16

1. Siklus I
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk Siklus I selesai dilaksanakan
pada tanggal 10 Mei 2023. Hasil pelaksanaan Siklus I di uraikan sebagai
berikut :
a. Perencanaan
Langkah-langkah perencanaan perbaikan pembelajaran Siklus I adalah
sebagai berikut :
1. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan metode demonstrasi.
2. Guru menyusun rencana perbaikan pembelajaran.
3. Guru menyiapkan beberapa alat untuk di demonstrasikan.

b. Tindakan
1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap dalam pembelajaran.
2. Guru mengajak siswa untuk berdoa.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru menyiapkan alat-alat yang akan di demonstrasikan dalam
pembelajaran.
5. Guru menjelaskan materi pembelajaran.
6. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan mengajukan
beberapa pertanyaan tentang materi yang di sampaikan.
7. Guru mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah dibahas.
8. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
9. Guru memberikan tes akhir.

c. Analisis Data
Dari hasil selama proses perbaikan pembelajaran pada tahap
siklus I dan di akhiri dengan melakukan tes akhir, hasil yang di peroleh
mengalami peningkatan yaitu, dari 30 orang siswa ada 14 orang siswa
yang mencapai KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal) dan 16 orang
siswa yang belum mencapai KKM (Kritria Ketuntasan Minimal). Nilai
terendah siswa 40 dan nilai tertinggi siswa 100. Guru (peneliti)
menyajikan hasil data berikut :
17

Berdasarkan data di atas, dapat dijabarkan bahwa jumlah siswa kelas IV SD


Muhammadiyah 34 sebanyak 30 orang siswa. Pada pembelajaran Siklus I menunjukan
bahwa sebanyak 46.67 % siswa mendapatkan nilai di atas KKM. Dengan jumlah nilai
kelas yaitu 2030, rata-rata kelas 67.67 %,nilai tertinggi yang diperoleh siswa 100 dan
nilai terendah 40.

Dari data di atas, maka hasil belajar siswa dapat di kelompokan dengan tabel
prosestase dan grafik sebagai berikut :

d. Refleksi
Setelah melakukan perbaikan dalam pembelajaran pada Siklus I data
yang di peroleh dari hasil belajar siswa ternyata belum maksimal, karena
masih banyak siswa yang belum mencapai nilai KKM. Guru (peneliti)
melakukan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
observasi dengan Supervisor Penelitian. Pada tahap refleksi ini di harapkan
dapat menemukan kekurangan dan kelebihan selama proses pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan pembelajaran berikutnya. Hasil refleksi yang
akan di lakuakan oleh peneliti dapa di uraikan sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran yang di gunakan kurang bervariatif.


2. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

2. Siklus II
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk Siklus II yang dilaksanakan pada
tanggal 17 Mei 2023. Hasil pelaksanaan Siklus II secara terperinci sebagai berikut
:
a. Perencanaan
Langkah- langkah yang akan di laksanakan oleh guru dalam proses
pembelajaran Siklus II adalah sebagai berikut :
1. Membuat Rancangan Perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
2. Menyiapkan hasil penilaian RPP yang telah dilakukan oleh Kepala
Sekolah dan Supervisor.
3. Menyusun lembar kerja siswa dan lembar observasi.
18

4. Menyiapkan metode pembelajaran dan contoh benda yang akan di


demonstrasikan.

b. Tindakan
Tindakan yang di lakukan guru untuk pelaksanaan pembelajaran Siklus II,
antara lain :
1. Memperlihatkan macam-macam benda yang di gunakan untuk di
demonstrasikan, seperti meja, pintu, alat pel lantai, sapu dan ketapel.
2. Menjelaskan hubungan antara gaya dengan gerak yang terjadi di
lingkungan sekitar.
3. Meminta siswa untuk menyebutkan gaya yang terjadi pada benda yang
di demonstrasikan.
4. Memberikan soal tes uraian kepada siswa.

c. Analisis
Setelah melakukan perbaikan dalam pembelajaran oleh guru dan
teman sejawat sebagai Supervisor, berdasarkan pengamatan Supervisor
yang bertugas sebagai pengamat guru dan siswa selama proses
pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada umumnya sudah
baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu, sudah ada
peningkatan hasil pembelajaran di bandingkan dengan Siklus I, maka dapat
di uraikan data hasil belajar siswa pada Siklus II adalah sebagai berikut :

d. Refleksi
Guru (peneliti) mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan observasi yang di kolaborasikan dengan Supervisor
Penelitian. Berdasarkan tabel di atas bahwa hasil evaluasi pada siklus II masih ada
6 orang siswa (20 %) belum mencapai KKM dan 24 siswa (80 %) nilainya sudah
mencapai KKM. Maka berdasarkan data tersebut diatas peneliti dapat mengetahui
adanya suatu peningkatan pada hasil belajar siswa yang telah dilakukan melalui
tahapan Siklus I dan Siklus II. Bagi siswa yang hasil belajarnya belum mencapai
KKM harus mengikuti kegiatan remidial.
19

Data yang diambil untuk merefleksi berupa data kualitatif dan kuantitatif.
Data kualitatif diambil dari hasil pengamatan Supervisor, sedangkan data
kuantitatif berupa hasil tes ulangan harian siswa.

Berikut ini peneliti akan menyajikan hasil data dari Siklus I dan Siklus II
dalam tabel dan grafik adalah sebagai berikut :

Tabel. 5

Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Nilai
No Nama Siswa KKM
Siklus I Siklus II

1. ABDUL AZIZ ALFATHONI 70 70 80

2. ACHMAD ZHIDAN 70 60 70

3. ALIF RIZKY FIRMANSYAH 70 90 100

4. AZIRA SELOMITA 70 50 60

5. AZIS ALFADILAH 70 90 100

6. BIBIT PUTRA SUKARDI 70 80 90

7. BINTANG WIJAYA 70 70 80

8. BINTANG WURI SANDI 70 80 90

9. EDISTA HAMZAH 70 60 70

10. ELSA HAMIDAH 70 90 100

11. FACHRI DWIKA RAMADHAN 70 50 60

12. HARIN ANAYA PUTRI 70 100 100

13. IBRAHIM FAT-H 70 100 100

14. JIHAN FADILLAH 70 70 80

15. KRISNA SAPUTRA 70 60 70

16. LULU ARSY NABILLAH 70 50 60

17. MARIO AL FATTAH 70 40 50


20

18. MUHAMAD PAYAD M 70 60 70

19. MUHAMMAD PANGUTA A 70 70 80

20. MUHAMMAD FACHRI A 70 60 70

21. MUHAMMAD RAFI ALI 70 60 70

22. MUHAMMAD RIZAL F 70 80 90

23. MUHAMMAD SYAEFULLAH 70 40 50

24. PUTRI AGUSTIN R 70 60 70

25. RANGGA ROMADONI 70 40 50

26. REYNA APRILIANENGSIH 70 60 70

27. RIDHO FAHMI AZZAM 70 60 70

28. SITI HARDIYANTI AZZAHRA 70 100 100

29. SYAUQI RIZIQ EL HAKIM 70 70 80

30. ZULFAH INA’TUL M 70 60 70

Jumlah 2030 2300

Rata-rata kelas 67,67 76,67

Nilai Tertinggi 100 100

Nilai Terendah 40 50

Grafik. 3

Perbandingan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II


16
15
16
14
12
9 < 70
10 8
8 6 6 70 - 85
6 86 - 100
4
2
0
Siklus I Sikllus II
21

B. Pembahasan Hasil Penelitian Pembelajaran


1. Siklus I
Dari data yang diperoleh dalam pelaksanaan proses perbaikan
pembelajaran pada setiap Siklus sangat variasi, di lihat dari kekurangan maupun
kelebihan dalam proses pembelajaran. Dapat dilihat pada Siklus I rata-rata kelas
pada tes akhir pembelajaran menunjukan adanya peningkatan yaitu dari nilai
rata-rata 46,67 % siswa telah mencapai KKM yaitu sebanyak 14 siswa dari 30
siswa. Maka, dari data tersebut di atas masih harus dilakukan perbaikan dalamm
proses pembelajaran yang telah dilakukan pada Siklus I.
Perbaikan yang harus di persiapkan dan di rencanakan pada proses
pembelajaran di Siklus II adalah sebagai berikut :
a. Dalam menyampaikan materi ajar Guru harus kreatif dan memotivasi
perhatian siswa dengan mendemonstrasikan benda-benda yang
berhubungan dengan gaya dan gerak, agar siswa lebih mudah memahami
materi yang disampaikan.
b. Guru meminta siswa untuk mendemonstrasikan kembali materi yang telah
di sampaikan di depan kelas.
c. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang di
demonstrasikan, hal apa saja yang dapat mempengaruhi hubungan gaya
dengan gerak benda?

2. Siklus II
Rata-rata yang hasil tes yang diperoleh siswa pada Siklus II berdasarkan
data diatas mengalami peningkatan, yaitu dari nilai rata-rata 46,67 %
menjadi 80 %. Hal ini mempengaruhi peningkatan prestasi siswa dari 14
siswa yang nilainya mencapai KKM menjadi 24 siswa yang nilainya
mencapai KKM. Dapat disimpulkan, dari data tersebut adanya peningkatan
33,33 % siswa yang mencapai KKM dan dapat dikatakan proses
pembelajaran siswa berhasil.

3. Pembahasan
22

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam setiap


Siklus terlihat adanya peningkatan terhadap hasil belajar baik melalui tes
maupun saat proses pembelajaran berlangsung. Peningkatan hasil belajar
antara awal dengan Siklus I mengalami peningkatan sebesar 26,67 % , yang
artinya di awal hanya ada 6 siswa yang mencapai KKM namun setelah
dilaksanakan Siklus I menjadi 14 siswa yang mencapai KKM. Dari hasil
pengamatan pada Siklus I nilai rata-rata adalah 46,67 % , namun nilai ini
masih kurang dari target yang telah di sesuaikan dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
Ketuntasan tersebut dikarenakan Guru sudah melaksanakan suatu
pembelajaran dengan menggunakan metode dalam pembelajaran, yaitu
metode demonstrasi yang bertujuan agar siswa lebih mudah paham dalam
menerima materi yang di ajarkan. Hal tersebut sesuai dengan teori Rasyad
(2006 : 8), bahwa metode demonstrasi adalah cara pembelajaran dengan
meragakan, mempertunjukan atau memperlihatkan sesuatu di hadapan
siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran pada Siklus II, terdapat
24 siswa yang memperoleh nilai mencapai KKM, pada proses pembelajaran
Siklus I dan Siklus II telah mengalami peningkatan sebesar 33,33 %.
Peningkatan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : dalam
menyampaikan materi pembelajaran Guru sudah baik dan dapat
menggunakan metode demonstrasi, hal ini memudahkan siswa untuk
memahami materi ajar yang di ajarkan oleh Guru, keaktifan siswa saat
proses pembelajaran juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, baik
tanya jawab maupun siswa dapat mendemonstrasikan mengenai materi yang
di ajarkan. Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting
bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang
bersifat fisisk maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu
rangkaian yang tidak dapat di pisahkan ( Sadirman, 2001: 98 ).
Dalam Siklus II proses kegiatan belajar mengajar sudah mengalami
peningkatan hasil belajar yang nyata, sesuai dengan indikator yang telah di
tetapkan dalam proses perbaikan pembelajaran yang berjudul “ penggaruh
penggunaan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di
23

lingkungan sekitar pada mata pelajara IPA kelas IV di SD Muhammadiyah


34 Kec. Cikupa Kota Tangerang” dapat tercapai dengan baik.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa : Adanya peningkatan


hasil belajar siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi pada materi menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di
lingkungan sekitar pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Muhammadiyah 34
Kec. Cikupa Kota Tangerang, pada siklus I sebesar 46,67 % meningkat pada
siklus II sebesar 80 %.

B. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilaksanakan, ada beberapa hal
yang harus di perhatikan guru (peneliti) untuk meningkatkan kualitas hasil
pembelajaran adalah sebagai berikut :

a. Guru harus mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan


prosedur yang benar agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan
pemahaman serta pengetahuan siswa.
b. Guru dapat mengembangkan kreatifitas yang di miliki siswa dengan
menggunakan metode demonstrasi sesuai dengan materi pembelajaran.
c. Guru melibatkan siswa secara langsung dan aktif dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan metode demostrsasi dan pendekatan
agar siswa lebih bersemangat dan lebih aktif dalam menerima pelajaran dan
agar mudah di pahami.

Daftar Pustaka

Anita, W. Sri 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas


Terbuka

Buku Pendamping Belajar Siswa kelas IV tema 8 Kurikulum 2013


24

Hamalik,Oemar, 1989.Media Pendidikan.Bandung

Surakhman,Winarno,1980.Interaksi Belajar Mengajar,Bandung: Tarsito

Syah Muhibbin,2006. Psikologi Belajar, Jakarta: PT.Raja Grapindo Persada.

W.S.Winkel,1989.Psikologi Pengajaran,Jakarta: Gramedia

Undang- undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional

Wardani, I. G. A. K. & Wihardit, Kuswaya. 2009 Penelitian Tindakan Kelas,


Jakarta: Universitas Terbuka

Wardani, I. G. A. K., Materi pokok Pemantapan Kemampuan Profesional


(PKP),Tangerangerang Selatan: Universitas Terbuka

www.sarjana.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html?m=1

www,id sejarah.net/2014/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil-
belajar.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai