Anda di halaman 1dari 22

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa (Studi Eksperimen Kelas X-IPS Pada Materi Karakteristik Lapisan-
Lapisan Bumi di SMA Negri 8 Kota Tasikmalaya)
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan. Selamanya
manusia pasti memerlukan ilmu pengetahuan yang didapatkan dalam pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan manusia yang memiliki bekal atau
kemampuan untuk keberlangsungan hidupnya. Manusia membutuhkan pendidikan
dimulai semenjak lahir ke dunia sampai menutup mata, karena dengan pendidikan
dapat membentuk kepribadian dan akhlak manusia itu sendiri. Pendidikan juga harus
mampu menghasilkan manusia-manusia yang hebat dan berkualitas serta bisa
bersaing di pasar bebas.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi Bab I Pasal 1 (ayat 1) dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan
yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas juga,
yang mana mampu untuk menunjang pembangunan nasional. Supaya pendidikan
berjalan dengan baik, pemerintah memegang peranan penting dalam peaksanaan
bidang pendidikan sebagai penunjang dalam pembangunan di Indonesia. Pemerintah
bertanggung jawab mengatur sedemikian rupa berkaitan dengan pendidikan, mulai
dari kurikulum yang di terapkan, kualitas tenaga pendidik, serta keadaan lingkungan
sekolah sebagai penunjang kemajuan kualitas Pendidikan yang ada di Indonesia.
Indonesia sendiri masih bergelut dalam menyelesaikan masalah Pendidikan, yang
mana salah satu permasalahan Pendidikan di Indonesia ini yaitu rendahnya mutu
Pendidikan yang disebabkan oleh rendahnya kualitas tenaga ajar. Keadaan guru atau
tenaga pengajar di Indonesia masih belum mencukupi standar kualitas pendidik.
Banyak guru yang belum memiliki profesionalisme yang memadai serta masih
banyaknya guru honorer. Sehingga dari hal tersebut menyebabkan kurangnya
keterampilan pendidik dalam menggunakan model dan media pembelajaran
Pendidikan.
Geografi adalah mata pelajaran yang menjelaskan mengenai keadaan bumi beserta
isinya, sehingga untuk mempelajari mata pelajaran geografi ini tidak cukup hanya
sekedar membaca dan menghafal, cara mengajar guru harus variatif dengan diserati
menggunakan metode serta media pembelajaran yang bervariatif pula, agar mampu
menghasilkan perolehan belajar yang memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
yang ditetapkan oleh sekolah. Namun realitanya, pengemasan pembelajaran Geografi
relatif masih berbasis pengemengemasan pembelajaran dengan cara ceramah dan
berdiskusi saja.
SMA Negri 8 Tasikmalaya meruapakn sekolah yang menerapakan kurikulum
2013, pembelajaran geografi dilaksanakan 2 kali seminggu, dalam kurikulum 2013
diharapkan siswa lebih aktif dan kreatif pada saat proses pembelajaran yang
menyenangkan, gembira dan penuh semangat sehingga siswa berani mengemukakan
pendapat secara terbuka, Adapun guru yaitu sebagai fasilitator yang mana bertugas
memfasilitasi pembelajaran yang berlangsung pada siswa.
Berdasarkan dari observasi yang peneliti lakukan pada bulan Agustus 2023
peneliti menemukan bahwa guru lebih sering menggunakan metode ceramah daripada
menggunakan metode, model serta strategi pembelajaran yang berbeda. Model
pembelajaran Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran
yang mampu membantu dalam meningkatkan hasil belajar siswa, namun kenyataan
dilapangan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini jarang sekali di
pergunakan.
Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan suatu model
pembelajaran yang dipusatkan pada siswa melalui pemberian permasalahan nyata
sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan
memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan. Model pembelajaran berbasis
masalah berfokus pada keaktifan peserta didik sedangk pendidik hanya berperan
sebagai fasilitator. Peserta didik diberikan tantangan sehingga mereka bisa
memperoleh kepuasan dengan menemukan pengetahuan baru bagi dirinya dan
biasanya peserta didik akan lebih kuat daya ingatnya Ketika peserta didik tersebut
berperan aktif dalam pembelajaran dan akan menghasilkan sebuah hasil pembelajaran
yang memenuhi standa KKM.
Dari penjelasan diatas penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut
kedalam penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (studi eksperimen kelas X
IPS 1 pada materi Karakteristik Lapisan-Lapisan Bumi di SMA Negri 8
Tasikmalaya)”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tahapan penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dalam
meningkatkan Hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi materi
Karakteristik Lapisan-Lapisan Bumi kelas X di SMA Negri 8 Tasikmalaya?
2. Bagaimana hubungan antara Model pembelajran Problem Based Learning
(PBL) dengan peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran Geografi materi
Karakteristik Lapisan-Lapisan Bumi Kelas X di SMA Negri 8 Tasikmalaya?

C. Definisi Operasional
Untuk mememudahkan pembahasan dan sekaligus menghindari kesalahpahaman,
maka perlu penjelasan beberapa konsep yang terkandung pada tulisan ini :
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model pembelajaran Problem Based Learning adalah pembelajaran yang
dipusatkan pada siswa melalui pemberian masalah dari dunia nyata di awal
pembelajaran. Dengan model pembelajaran Problem Based Learning diharapkan
mampu mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam
kelompok untuk mencari penyelesaian masalah dalam kehidupan.
2. Hasil Belajar Geografi
Hasil Belajar geografi adalah penilaian proses belajar sehabis memahami dan
menguasai mata pelajaran geografi sesuai dengan materi yang diajarkan yang
meliputi bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana Langkah-langkah penerapan media
pembelajaran Problem Based Learning pada pelajaran geografi materi
Karakteristik Lapisan-Lapisan Bumi di kelas X SMA Negri 8 Kota
Tasikmalaya.
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Leanring
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi materi Karakteristik
Lapisan-Lapisan Bumi di Kelas X SMA Negri 8 Kota Tasikmalaya.
E. Kegiatan Penelitian
Hasil penelitian yang penulis susun diharapkan dapat memberikan kegunaan dan
manfaat bagi dunia akademisi khususnya dan masyarakat umum pada umumnya.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat secara teroritis
Untuk menambah khasanah pengetahuan dalam model pembelajaran berbasis
project untuk meningkatkan kreativitas siswa pada mata pelajaran geografi di SMA
Negri 8 Tasikmalaya dan Dapat dijadikan rujukan bagi peneliti yang membahas pada
variabel yang sama.
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi sekolah
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam proses
pengambilan kebijakan lebih lanjut dalam rangka penerapan model pembelajaran
Realia pada pelajaran geografi di SMA Negri 8 Tasikmalaya.
b. Bagi Peserta didik
Mampu meningkatkan hasil belajar serta solidaritas antar peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan atau wawasan.
c. Bagi Pendidik/Guru
Pendidik dapat memperoleh model baru dalam mengajar yaitu model Realia
sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran.
d. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman baru dan dapat menambah pengetahuan serta
pengalaman dalam penerapan metode yang dipilih terhadap pengaruhnya kepada
peserta didik secara langsung, dan untuk memenuhi salah satu persyaratan
menyelesaikan Pendidikan Sarjana Strata Satu (S1) pada program studi
Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Siliwangi.

F. Kajian Pustaka
1. Pendidikan Geografi
IGI; 1988 mendefinikan geografi sebagai ilmu yang mempelajari persamaan dan
perbedaan fenomena-fenomena geosfer dengan sudut pandang keruangan dan
kewilayahan dalam konteks keruangan. Geografi memiliki 3 pendekatan, yakni
pendekatan spasial, pendekatan ekologi ( lingkungan ), dan pendekatan regional
( konteks wilayah ).

2. Konsep Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan kegiatan pembelajaran dikelas. Model
pembelajaran adalah pola interaksi peserta didik dengan guru didalam kelas yang
menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran yang diterapkan
dalam pelaksanaan kegaiatan pembelajaran. Dalam suatu model pembelajaran
ditentukan bukan hanya apa yang harus dilakukan oleh guru, tetapi menyangkut
tahapan-tahapan, prinsip-prinsip reaksi guru dan peserta didik, serta sistem penunjang
yang disyaratkan. Menurut suprijono (2013: 46) model pembelajaran mengacu pada
pendekatan yang digunakan termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-
tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas
(Jumadi, 2017: 3).
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk
didalamnya buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain (Joyce, 1992: 4).
Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita
kedalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa,
sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Istilah model pembelajaran mempunyai
makna yang lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur. (Trianto Ibnu Badar
AlTabany, 2014: 23-24). Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas
(Darmadi, 2017: 42)
b. Ciri-Ciri Model Pembelajaran
Setiap model pembelajaran memiliki ciri-ciri dalam model pembelajaran yang
dapat mempengaruhi proses belajar yang didukung oleh prilaku dan lingkungan
belajar, adapun ciri-ciri model pembelajaran adalah sebagai berikut :
Menurut Karnadi dan Nur dalam Trianto (2007,hlm.6) ciri-ciri model
pembelajaran antara lain sebagai berikut :
a. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangannya.
b. Landasan pemikiran tentang apa atau bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dipakai)
c. Tingkah laku belajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai.
Sedangkan menurut Hamiyah dan jauhar (2014,hlm.58) mengemukakan
adanya ciri-ciri model pembelajaran yaitu :
a. Berdasarkan teori pendidikan daan teori belajar tertentu
b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu
c. Dapat dijadikan pedoma untuk perbaikan kegiatan pembelajaran di
kelas.
d. Memiliki perangkat bagian model
e. Memiliki dampak sebagai akibat penerapan model pembelajaran baik
langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa suatu model
pembelajaraan memiliki ciri-ciri yaitu memiliki dasar/landasan teoritik,
mengandung kegiatan belajar dan pembelajaran dan lingkungan belajar yang
mendukung demi mencapai tujuan pembelajaran.
3. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Menurut Sudarman (2005:69) mendefinisikan : “Problem Based Learning atau
pembelajaran berbasis masalah sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi kuliah atau materi
pelajaran”. Landasan teori problem based learning adalah kolaborativisme, suatu
perspektif yang berpendapat bahwa siswa akan menyusun pengetahuan dengan cara
membangun penalaran dari semua pengetahuan yang sudah dimilikinya dan dari
semua yang diperoleh sebagai hasil kegiatan berinteraksi dengan sesama individu.
PBL memiliki gagasan bahwa pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan
pendidikan dipusatkan pada tugas-tugas atau permasalahan yang autentik, relevan dan
dipresentasikan dalam suatu konteks. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dinyatakan
bahwa PBL merupakan sebuah model pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan
oleh para pendidik. Guru perlu mengembangkan lingkungan kelas yang
memungkinkan pertukaran ide secara terbuka sehingga pembelajaran ini menekankan
siswa dalam berkomunikasi dengan teman sebayanya maupun dengan lingkungan
belajar siswa, sehingga membantu siswa menjadi lebih mandiri dalam menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan fakta Fokus pembelajaran ada pada konsep yang
dipilih sehingga siswa tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan
dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Masalah yang dijadikan fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja
kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam
pada siswa seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok. Keadaan tersebut
menunjukan bahwa model PBL dapat memberikan pengalaman yang kaya pada siswa.
Dengan kata lain, penggunaan PBL dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang
apa yang mereka pelajari sehingga diharapkan mereka dapat menerapkannya dalam
kondisi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
4. Hasil Belajar
Menurut Bloom ( dalam Nida:2020,13) menyatakan bahwa hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang dilakukan secara
berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap siswa
terhadap standar yang telah ditetapkan. Hasil belajar merupakan hasil nilai yang
diperoleh siswa dari hasil evaluasi setelah kegiatan proses pembelajaran.
Menurut Djamarah dan Zain (2006) hasil belajar adalah apa yang diperoleh siswa
setelah dilakukan aktivitas belajar. Sedangkan menurut Hamalik (2008) hasil belajar
adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di
amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan tersebut
dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik
sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari luar
diri pelajar, yaitu faktor sosial dan faktor non sosial, selain faktor kemampuan, ada
juga faktor lain yaitu motivasi belajar, minat, perhatian, sikap. Kebiasaan belajar,
ketekunan, kondisi ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Sedangkan faktor yang berasal
dari dalam diri pelajar, yaitu faktor psikologis dan faktor fisiologis dan yang paling
dominan mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas pembelajaran.
Adapun jenis-jenis hasil belajar yaitu:
a. Ranah kognitif, ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sistematis, dan evaluasi
b. Ranah efektif, ini berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif
tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas,
kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.
c. Ranah Psikomotorik, hasil belajar psikomotorik akan tampak dalam bentuk
keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.
Pada intinya dari penjelasan teori tentang hasil belajar menurut para ahli, penulis
dapat menyimpulkan kembali bahwa penilaian hasil belajar siswa merupakan sesuatu
yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan mengetahui penilaian
hasil belajar siswa, guru dapat mengetahui seberapa besar siswa yang sudah mampu
menguasai kompetensi atau materi yang telah diajarkan atau disampaikan oleh guru,
selain hal itu penilaian hasil belajar ini dapat dijadikan acuan bagi guru dalam
keberhasilan mengajarkan dan menyampaikan suatu materi kepada siswa dalam
kegiatan pembelajaran.

G. Penelitian Relevan
Tabel 1 : Penelitian Relevan
No Aspek Penelitian 1 Penelitian 2 Penelitian yang
(Skripsi) (Skripsi) dilakukan Penulis
1 Penulis Rifqi Abdul Basth Nida Fauzah Leni Sumarni
Furqoni
2 Judul Penggunaan Model Pengaruh penerapan Penerapan Media
Pembelajaran Problem model pembelajaran pembelajaran Problem
Based Learning dalam Kooperatif Tipe Make A Based Learning
Hubungannya dengan Match terhadap Hasil Terhadap Hasil Belajar
Peningkatan Hasil Belajar siswa ( Studi Geografi (Studi
Belajar siswa (Studi Eksperimen Pada Materi Eksperimen Kelas X
Eksperimen pada mata Hidrosfer di Kelas X IIS Pada Materi
pelajaran Geografi IPS SMA Negri 1 Karakteristik Lapisan-
Materi Erosi di Kelas Rancah Kecamatan lapisan bumi Di SMA
X SMA Terpadu Darul Rancah Kabupaten Negri 8 Kota
Muta’alimin
Kelurahan Bantarsari Ciamis) Tasikmalaya)
Kecamatan Bungursari
Kota Tasikmalaya.
3 Tahun 2022 2020 2023
4 Instansi Universitas Siliwangi Universitas Siliwangi Universitas Siliwangi
5 Rumusan 1. Bagaimana 1. Bagaimana 1. Bagaimana
Masalah pelaksanaan penerapan tahapan
model model penerapan
pembelajaran pembelajaran Model Problem
Problem Kooperatif Tipe Based Learning
Based Make A Match (PBL) dalam
Learning pada pada materi meningkatkan
Materi Erosi Hidrosfer di Hasil belajar
di kelas X Kelas X IPS siswa pada
SMA Terpadu SMA Negri 1 mata pelajaran
Darul Rancah geografi materi
Muta’alimin Kacamatan Karakteristik
Kelurahan Rancah Lapisan-
Bantarsari Kabupaten Lapisan Bumi
Kecamatan Ciamis? kelas X di
Bungursari 2. Bagaimana SMA Negri 8
Kota pengaruh Tasikmalaya?
Tasikmalaya? penerapan 2. Bagaimana
2. Bagaimanakah model hubungan
hubungan pembelajaran antara Model
antara model Kooperatif Tipe pembelajran
Pembelajaran Make A Match Problem Based
Problem pada Materi Learning (PBL)
Based Hidrosfer dengan
Learning terhadap Hasil peningkatan
dengan Belajar siswa hasil belajar
peningkatan kelas X IPS siswa mata
Hasil belajar SMA Negri 1 pelajaran
siswa mata Rancah Geografi materi
pelajaran Kecamatan Karakteristik
Geografi Rancah Lapisan-
Materi Erosi Kabupaten Lapisan Bumi
di kelas X Ciamis? Kelas X di
SMA Terpadu SMA Negri 8
Darul Tasikmalaya?
Muta’alimin
Kelurahan
Bantarsari
Kecamatan
Bungursari
Kota
Tasikmalaya?
6 Metode Eksperimen Kuantitatif Kuantitatif
Penelitia
n

H. Kerangka Konseptual
1. Kerangka konseptual I
Berdasarkan rumusan masalah yang pertama tentang Bagaimana penerapan media
pembelajaran model realia melalui pendekatan scientific pada pelajaran geografi
materi Klasifikasi Batuan di SMA Negri 8 Tasikmalya sebagai berikut :

langkah langkah pembelajaran


dengan menggunakan model
pembelajaran PBL

Tahap Pelaksanaan
pembelajaran

pendahuluan
Kegiatan Inti Penutup

Pretest kelas Kelas


Eksperimen Control Postest

Metode
Model PBL
Ceramah

Gambar 1.
Kerangka Konseptual I
Kerangka konseptual yang pertama berdasarkan tahapan penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran Geografi materi
Karakteristik lapisan-lapisan Bumi terbagi menjadi 3 tahapan : yang pertama tahap
pendahuluan dengan kegiatan pembelajaran Pretest untuk mengukur sejauh mana
pengetahuan siswa, ke dua kegiatan inti yaitu pembelajaran yang mana pada kegiatan
pembelajaran ini peserta didik diberikan treatment model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) untuk kelas Eksperimen dan Model Konvensional berupa
metode Ceramah untuk kelas control, dan tahapan ke tiga yaitu penutup dengan
kegiatan pembelajaran berupa Post-test untuk mengukur sejauh mana pengetahuan
siswa setelah pembelajaran.
2. Kerngka Konseptual II
Berdasarkan rumusan masalah yang kedua mengenai Bagaimana pengaruh model
pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran geografi materi Klasifikasi Batuan di SMA Negri 8 Tasikmalya sebagai
berikut:

aktivitas pembelajaran dengan


menggunakan Model Realia

pengaruh model realia


terhadap Hasil Belajar

Kognitif Afektif psikomotor

Pre-Test

Post-Test

Gambar 2.
Kerangka Konseptual II
Kerangka Konseptual yang kedua merupakan sebuah gambaran keterkaitan
pembelajaran yang menggunakan model realia dengan pembelajaran yang
disampaikan secara konvensional, kaitannya dengan peningkatan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Geografi Materi Karakteristik Lapisan-Lapisan Bumi, yang
dinilai dari 3 asfek yaitu kemampuan Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Penilaian
Hasil belajar yang digunakan yaitu Pre-test dan Post-test dalam asfek kognitif.
I. Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan yang penting dalam sebuah penelitian
(Arikunto,2013). Hipotesis adalah jawaban sementara yang disusun oleh peneliti terhadap
rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah terbagi menjadi beberapa
pertanyaan bedasarkan latarbelakang dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain,
hipotesis merupakan dugaan sementara terkait jawaban permasalahan penelitian sampai
terbukti melalui data-data yang telah terkumpul. Berdasarkan permasalahan yang sudah
disusun penelitian menarik hipotesis sebagai berikut:
1. Tahapan pelaksanaan pembelajaran dengan Metode Pembelajaran problem
Based Learning pada mata pelajaran Geografi materi Karakteristik Lapisan-
Lapisan Bumi di kelas X SMA Negri 8 Tasikmalaya yaitu : pada
pembelajaran pertemuan pertama kegiatan pembelajaran yaitu diadakan Pre-
test untuk mengukur sejauh mana pengetahuan siswa, tahap selanjutnya pada
pertemuan ke dua yang mana merupakan kegiatan inti yaitu pembelajaran
yang mana pada kegiatan pembelajaran ini peserta didik diberikan treatment
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk kelas Eksperimen
dan Model Konvensional berupa metode Ceramah untuk kelas control, dan
tahapan ke tiga yaitu kegiatan penutup dengan kegiatan pembelajaran berupa
Post-test untuk mengukur sejauh mana pengetahuan siswa setelah
pembelajaran.
2. Ha : Terdapat pengaruh media pembelajaran model realia terhadap hasil
belajar geografi pada materi mengenal bumi.
Ho : Tidak terdapat pengaruh media pembelajaran model realia terhadap hasil
belajar geografi pada materi mengenal bumi.

J. Prosedur Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara yang bisa di lakukan untuk
mendapatkan data yang di inginkan. Metode penelitian yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian Kuantitatif dengan Pendekatan Eksperimen
yang mana peneliti mengendalikan satu Variabel bebas yaitu Media pembelajaran
model serta mengamati variabel terikat yaitu hasil belajar dengan menggunakan
dua kelompok belajar siswa, di mana satu kelompok kelas eksperimen yang
mendapat perlakuan media pembelajaran model realia, sedangkan satu kelompok
lagi adalah kelas kontrol. Penelitian eksperimen bertujuan untuk meneliti
kemungkinan sebab akibat dengan mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan
pada satu atau lebih kelompok eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan
satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan.
2. Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang menjadi fokus penelitian untuk diamati. Variabel
merupakan sebuah elemen terpenting dalam penelitian yaitu objek atau titik
perhatian dalam penelitian yang akan digunakan. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah variabel bebas (indepedent variabel) dimana variabel ini
mempengaruhi variabel lain secara terikat.
Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
1) Variabel Bebas = Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Project
Dilambangkan X
2) Variabel Terikat = Kreativitas Siswa Yang Dilambangkan Y.

3. Populasi Dan Sampel


a. Populasi
Cara menentukan populasi dilakukan apabila pengambilan subjek penelitian
meliputi keseluruhan populasi yang ada. Populasi adalah semua individu yang
menjadi sumber pengambilan sampel Menurut komaruddin dalam mardalis
(2014:53). Penetapan populasi dimaksudkan untuk memberikan lingkup yang
jelas dan mempermudah peneliti dalam mengambil data serta kelancaran proses
penelitian yang terstruktur. Adapun populasi pada penelitian ini dapat terlihat
pada tabel berikut :
Tabel.2
Populasi Penelitian
No Populasi Jumlah
1. X IPS 1
2. X IPS 2
3.
4.

b. Sampel
Sampling atau sampel berarti contoh, yaitu sebagian dari seluruh individu
yang menjadi obyek penelitian Mardalis (2014:57). Kriteria mewakili ini diambil
dari keseluruhan sifat-sifat atau generalisasi yang ada pada populasi dan harus
dimiliki oleh sampel (Sumaatmadja, 1988:112).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin untuk meneliti
semua yang ada dalam populasi karena adanya keterbatasan tertentu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Sampel dari
penelitian ini adalah :
Tabel.3
Sampel Penelitian
No Populasi Jumlah
1. X IPS 1
2. X IPS 2
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
purposive sampling karena pengambilan sampel dari populasi dilakukan dengan
mempertimbangkan yang ada didalam populasi itu. Teknik purposive sampling
yang digunakan oleh peneliti adalah dengan cara pengambilan sampel yang di
rekomendasikan oleh guru bidang studi geografi dikarenakan 2 kelas tersebut
lebih aktif dan efektif.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan sebuah teknik mendasar dalam
hubungannya dengan pemecahan masalah penelitian. Dengan menggunakan
teknik dalam pengumpulan data maka akan dengan mudah dalam mengumpulkan
informasi yang diperlukan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah sebagai berikut :
a. Studi Literatur
Mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan beberapa data pusaka yang
dikumpulkan dari buku-buku, karya tulis ilmiah seperti skripsi, jurnal, artikel yang
menjadi data acuan dalam studi lapangan dan membantu dalam proses
pengumpulan data agar nantinya dapat di perbandingkan, menjadi penguat dalam
hasil pencarian data tersebut
1. Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang penting terutama pada penelitian
(sumaatmaddja, 1998: 105). Metode observasi dgunkan untuk memperoleh data
gambaran dari lokasi yang kita maksudkan. Dalam hal ini peneliti melakukan
studi langsung dalam mengamati keadaan fisik, sosial dan aktivitas yang dapat
membantu dalam proses pemecahan masalah.
2. Wawancara
Menurut Nasution 2012: 49 wawancara adalah sesuatu bentuk komunikasi
verbal. Suatu teknik atau cara dalam pengumpulan data penelitian yang digunakan
dalam proses pengumpulan data penelitian secara langsung terhadap masyarakat
yang terlibat dengan permasalahan yang peneliti angkat berasal dari narasumber
seperti: pemerintah, pengelola, masyarakat dan wisatawan. Menurut Sugiyono
(2016:137) “wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam” dengan
melakukan proses tanya jawab, baik dua orang atau lebih dengan cara berhadapan
secra langsung.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan sebuah cara peneliti dalam proses pengumpulan
data yang memanfaatkan bantuan data yang direkam baik dari dokumentasi
berupa catatan, foto, video, rekaman suara dan vidio dan lain sebagainya.
b. Data Sekunder
yaitu data yang diperoleh dari instansi, atau lembaga terkait, serta hasil
penelitian yang dipublikasikan. Data-data tersebut mencakup izin kawasan,
jumlah pekerja (Dinas lingkungan hidup kota
Tasik,pengelola,pemroses,pengepul) di TPA Ciangir

5. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan agar terkonsepnya suatu pengambilan data di
lapangan yang dilakukan agar terkonsepnya suatu pengambilan data di lapangan
peneliti membuat berupa kuesioner dan pedoman wawancara kepada beberapa
sampel dari hasil persentase jumlah populasi. Data-data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini terbagi berdasarkaan dua sumber, yaitu data primer dan sekunder.
1. Data primer, yaitu data mengenai variabel utama dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan sesuai rumusan masalah yang sudah peneliti angkat. Data atau
informasi ini diperoleh melalui kuesioner dan wawancara yang dibagikan
kepada responden.
a) Pedoman Observasi
Instrument kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu :
1. Nama sekolah :
2. Alamat Sekolah :
3. Nama Kepala Sekolah:
4. Sarana prasarana :
5. Visi dan misi :
b) Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan untuk mengetahui beberapa informasi
yang dilakukan secara langsung oleh peneliti kepada responden. Adapun
responden dalam pelaksanaan wawancara ini kepada Guru pengampu Mata
Pelajaran Geografi. Dalam pelaksanaannya, peneliti menggunakan Teknik
wawancara terstruktur yang di tunjukan kepada Guru pengmpu mata Pelajaran
Geografi.
1. Model Pembelajaran apa saja yang digunakan dalam selama mengajar
mata Pelajaran Geografi?
2. Bagaimana hasil pembelajaran siswa kelas X Mata Pelajaran Geogeafi
materi Karakteristik lapisan-lapisan bumi?
3. Apa kendala dalam penyampaian mata Pelajaran Geografi materi
Karakteristik Lapisan-lapisan bumi?
4. Bagaimana cara mengatasi apabila ada kendala dalam menyampaikan
materi Geografi khususnya pada materi Karakteristik lapisan-lapisan
bumi?
c) Pedoman Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan studi dokumentasi dilakukan untuk
memperoleh data dan informasi berupa catatan tertulis/gambar yang
tersimpan berkaitan dengan masalah yang di teliti. Teknik yang dipakai
dalam penelitian ini adalah dengan mengkaji artikel, skripsi, serta gambar
dan vidio yang di ambil ketika survei kelapangan.
d) Kisi-kisi Instrumen
Adapun kisi-kisi instrument penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel.4
Kisi-Kisi Instrumen Soal
Standar Kompetensi Dasar Materi Indikator Buti Bentu
Kompeten r k soal
si soal
Memahami - Menganalisi Karakterist - Menganali 4 Esay
pengetahua s dinamika ik lapisan- sis jenis
n lithosfer lapisan batuan
dan bumi - Menelaah
dampaknya siklus
terhadap batuan
kehidupan - Menyajika
- Menyajikan n hasil
proses analisis
dinamika siklus
lithosfer batuan
dengan dalam
menggunak bentuk
an peta, gambar
bagan,
gambar,
tabel,
grafik,
video/anima
si.

6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Teknik pengolahan dan analisis data adalah proses penyusunan data agar data
tersebut dapat ditafsirkan dan mencari hubungan antara berbagai konsep yang
nantinya akan ditarik satu kesimpulan.
Teknik analisis data merupakan langkah yang sangat penting dalam
peneltitian, setelah information terkumpul lengkap, information harus dianalisis
dengan baik menggunakan analisis kuantitatif. Analisis data merupakan
expositions pengorganisasian dan mengurutkan information kedalam pola,
kategori dan satuan dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kreativitas seperti sasaran information. Sesuai dengan hipotesis yang
diajukan, information yang telah terkumpul diolah dan dianalisis dan di ujikan
menggunakan pengujian uji-t. Uji-t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang berpasangan dan untuk
menguji diterima atau ditolak hipotesis penelitian. Sebelum dianalisis uji-t,
dilakukan penskoran dan penilaian pre-test dan post-test, kemudian dilakukan uji
persyaratan data.
7. Waktu dan Tempat
a. Waktu Penelitian
Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan Agustus-Januari 2023-2024.
Diawali dengan pencarian permasalahan Pendidikan geografi , perumusan
masalah, survei langsung ke lapangam dan penyususnan.
Tabel 4.
Rencana dan waktu penelitian
No Kegiatan Waktu penelitian
Ags Sep Okt Nov Des Jan
1 Pengajuan permasalahan
2 Observasi lapangan
3 Penyususnan proposal
4 Ujian proposal
5 Revisi naskah Bab I, Bab II,
Bab III dan instrument
6 Pembingbingan instrument
penelitian
7 Pelaksanaan penelitian
lapangan
8 Pengolahan dan analisis
data hasil lapangan
9 Penyusunan dan
pembahasan
10 Siding skripsi
11 Revisi
12 Penyerahan revisi Skripsi

b. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di Sekolah Menengah Atas Negri 8 yang berada di
Kelurahan Tamansari Kecamatan Tamansari Kota Tasikmlaya Provinsi Jawa Barat.
Daftar Pustaka
Nurtanto, M., & Sofyan, H. (2015). Implementasi problem-based learning untuk
meningkatkan hasil belajar kognitif, psikomotor, dan afektif siswa di SMK. Jurnal
Pendidikan Vokasi, 5(3), 352-364.
Jacub, T. A., Marto, H., & Darwis, A. (2020). Model pembelajaran Problem Based Learning
dalam peningkatan hasil belajar IPS (studi penelitian tindakan kelas di SMP Negeri 2
Tolitoli). Tolis Ilmiah: Jurnal Penelitian, 2(2).
Fauzia, H. A. (2018). Penerapan model pembelajaran problem based learning untuk
meningkatkan hasil belajar matematika SD. Primary: Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 7(1), 40-47.
Robiyanto, A. (2021). Pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar
siswa. Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(1), 114-121.
Suarni, D. A. K. (2017). Penerapan model pembelajaran problem based learning untuk
meningkatkan prestasi belajar IPS. Jurnal ilmiah sekolah dasar, 1(3), 206-214.
Amin, S. (2017). Pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar geografi. JPG (Jurnal Pendidikan
Geografi), 4(3), 25-36.
Sasmita, E., Yarmaidi, Y., & Miswar, D. (2015). Pengaruh Problem Based Learning
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi (Doctoral dissertation,
Lampung University).
Jacub, T. A., Marto, H., & Darwis, A. (2020). Model pembelajaran Problem Based Learning
dalam peningkatan hasil belajar IPS (studi penelitian tindakan kelas di SMP Negeri 2
Tolitoli). Tolis Ilmiah: Jurnal Penelitian, 2(2).
Lampiran

Gambar 1.
SMA Negri 8 Tasikmalya
Gambar 2.
Maps sekolah SMA Negri 8 Tasikmalaya

Anda mungkin juga menyukai