Anda di halaman 1dari 56

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta

dalam perkembangan pembangunan bangsa dan negara. Dengan diberlakukannya pendidikan

wajib belajar 9 tahun serta semakin mudahnya bangsa Indonesia mendapatkan pendidikan

yang layak di harapkan pendidikan di Indonesia semakin maju dan berkembang. Tujuan

pendidikan nasional tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 yang

menyebutkan: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal

3 UU RI No. 20/ 2003).

Proses pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil yang diperoleh. Pembelajaran

yang berpusat pada siswa (student centered) cenderung lebih memperlihatkan paradigma

pendidikan saat ini, sebagaimana yang terkandung dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Hal ini mekan satu hal mengapa media pembelajaran sangat diperlukan dalam

proses pembelajaran.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Pasal 1 Ayat (3), “Pembelajaran adalah

proses interaksi antar peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada satu lingkungan

belajar”. pembelajaran mekan bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi proses perolehan

ilmu dan pengetahuan serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dalam kegiatan

1
pelaksanaan pembelajaran, guru dituntut untuk merancang atau menyiapkan segala sesuatu

yang berhubungan dengan program pembelajaran yang akan berlangsung. Tujuannya yaitu

agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan variatif, serta dapat dikuasai oleh

peserta didik. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik harus memiliki keterampilan dalam

mengajar, seperti memilih model pembelajaran, menyusun strategi pembelajaran, dan media

pembelajaran serta menyiapkan materi pembelajaran.

Pada mata pelajaran Seni Budaya jenjang SMK kelas X PH 2, materi yang diajarkan

membahas tentang materi Apresiasi karya seni yang bersifat teoritis. Salah satu permasalahan

yang sering terjadi pada proses pembelajaran yang bersifat teori adalah peserta didik seringkali

cepat merasa jenuh. Hal ini terjadi karena penyajian materi yang disampaikan masih dilakukan

secara klasikal dan biasanya berbasis atau terpusat pada guru atau dikenal dengan istilah

teacher center learning. Dampak yang terjadi dari hal tersebut adalah motivasi peserta didik

untuk dapat menerima pelajaran jadi menurun sehingga menyebabkan hasil belajar peserta

didik tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Di SMK Negeri 1 Pracimantoro, terdapat beberapa kendala sosial, psikologis dan


teknis yang dialami oleh para peserta didik, diantaranya adalah:

1. Lingkungan masyarakat yang mempunyai ekonomi menengah ke bawah.


2. Kondisi psikologis peserta didik yang merasa takut untuk mencoba, dan merasa rendah
diri.
3. Metode Pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih dilakukan secara konvensional
Peserta didik merasa kesulitan menerima materi Apresiasi karya seni yang bersifat
teoritis yang disampaikan secara konvensional.
Hal ini pula yang menyebabkan adanya ketidaktercapaian hasil belajar dengan jumlah
pencapaian KKM kurang dari 71. Dengan latar belakang masalah di atas penulis berkeyakinan
bahwa salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi
pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah pendekatan
dengan model problem based learning. Menurut Sudjana (1989) yang termasuk dalam
komponen pembelajaran adalah “tujuan, bahan, metode/model dan alat serta penilaian“.

2
Dengan menggunakan Model pembelajaran dapat membuat siswa lebih tertarik, terhadap
materi pembelajaran yang akan diajarkan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan
masalahnya sebagai berikut:

a. Siswa belum mampu menerima pelajaran dengan baik


b. Rendahnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
c. Model dan strategi pembelajaran dalam proses pembelajaran yang masih kurang
bervariasi (ceramah).
d. Penyampaikan materi yang dilakukan masih bersifat klasikal, yang menyebabkan
peserta didik mudah jenuh
e. Hasil belajar siswa yang rendah, hal ini dilihat dari nilai evaluasi ulangan harian pada
mata pelajaran Seni Budaya Kelas X PH 2 yang masih dibawah KKM.
f. Model pembelajaran Problem Based Learning diduga dapat meningkatkan
hasil belajar siswa secara optimal.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini menjadi jelas dan tidak menyimpang dari
tujuan yang telah ditetapkan maka peneliti membatasi masalah yang diangkat dalam penelitian
ini yaitu penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran Seni
Budaya mengenai Apresiasi karya seni , langkah-langkah konfigurasi Apresiasi karya seni
untuk meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa kelas X PH 2 SMK N 1 Pracimantoro.

1.4 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah model pembelajaran
Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Seni
Budaya kelas X PH 2 SMK N 1 Pracimantoro ? ”

3
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Seni Budaya melalui model Problem Based Learning kelas X PH 2 SMK N 1
Pracimantoro.

1.6 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis
bagi guru, siswa, peneliti, dan semua pihak yang terkait dengan dunia pendidikan, adapun
manfaatnya adalah :

a. Manfaat teoritis
Memberikan sumbangan positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam rangka
mensukseskan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, serta dapat bermanfaat
sebagai bahan kajian atau informasi bagi yang membutuhkan.

b. Manfaat praktis
a. Bagi sekolah
Sebagai bahan sebagai masukan, dan referensi model pembelajaran.
b. Bagi siswa
Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi apresiasi karya seni

c. Bagi peneliti
Sarana menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman sehingga menjadi bekal
dikemudian hari yang kelak dapat diterapkan dalam praktik yang sesungguhnya.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Tindakan Kelas


2.1.1 Defenisi Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas disingkat PTK atau Classroom Action Research
adalah bentuk penelitian yang terjadi di dalam kelas be tindakan tertentu yang
dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar guna meningkatkan keaktifan
belajar siswa yang lebih baik dari sebelumnya.
Penelitian tindakan kelas dapat dipakai sebagai implementasi berbagai program
yang ada di sekolah, dengan mengkaji berbagai indikator keberhasilan proses dan
hasil keaktifan pembelajaran yang terjadi pada siswa atau keberhasilan proses dan
hasil implementasi berbagai program sekolah.
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengubah perilaku mengajar
guru, perilaku peserta didik di kelas, peningkatan atau perbaikan praktik
pembelajaran, dan atau mengubah kerangka kerja melaksanakan pembelajaran kelas
yang diajar oleh guru tersebut sehingga terjadi peningkatan layanan profesional guru
dalam menangani proses pembelajaran.

Berikut definisi dan pengertian penelitian tindakan kelas dari beberapa sumber buku:
a. Menurut Arikunto, dkk (2006), penelitian tindakan kelas mekan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar be sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
b. Menurut Supardi (2006), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mampu
menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan
profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat
kondisi siswa.
c. Menurut Aqib (2011), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.
d. Menurut Mulyatiningsih (2011), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan ketika sekelompok orang (siswa) diidentifikasi permasalahannya,
kemudian peneliti (guru) menetapkan suatu tindakan untuk mengatasinya.

5
Penelitian tindakan kelas mekan suatu penelitian refleksif diri kolektif yang dilakukan
oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan
keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta pemahaman mereka
terhadap praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik
tersebut.

2.1.2 Model Penelitian Tindakan Kelas


Menurut Endang Mulyatiningsih (2011:68-72) model PTK ada empat, yaitu :
Model Lewin, Model riel, Model Kemmis dan Taggart, Model DDAER. Sedangkan
menurut Wijaya Kusuma (2011:19-24) adalah : Model Kurt Lewin, Kemmis dan
Taggart, John Elliott, McKernan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model PTK


adalah sebagai berikut :

a. Model Kurt Lewin


Menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model Penelitian
Tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian karena dialah yang
pertama kali memperkenalkan action research atau penelitian tindakan. Konsep
model ini terdiri dari empat komponen (siklus), yaitu ; perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. (Wijaya Kusuma, 2011:20)

b. Model Riel
Model ke dua dikembangkan oleh Riel (2007) yang membagi proses
penelitian tindakan menjadi tahap-tahap: studi dan perencanaan, pengambilan
tindakan, pengumpulan dan analisis kejadian, refleksi. Riel mengemukakan
bahwa untuk mengatasi masalah diperlukan studi dan perencanaan. Masalah
ditentukan 12 berdasarkan pengalaman empiris yang ditemukan sehari-hari.
Setelah masalah teridentifikasi kemudian direncanakan tindakan yang sesuai
untuk mengatasi permasalahan dan mampu dilakukan oleh peneliti. Perangkat
pendukung tindakan (media, RPP) disiapkan pada tahap perencanaan. Tahap
berikutnya pelaksanaan tindakan, kemudian mengumpulkan data/informasi dan
menganalisis. Hasil evaluasi kemudian dianalisis, dievaluasi dan ditanggapi.
Kegiatan dilakukan sampai masalah bisa diatasi (Endang Mulyatiningsih,
2011:70).

6
c. Model Kemmis dan Taggart
Kemiss dan Taggart (1988) membagi prosedur penelitian dalam empat tahap
kegiatan pada satu putaran (siklus). perencanaan-tindakan dan observasi-refleksi.
Model ini sering diacu oleh para peneliti. Kegiatan tindakan dan observasi
digabung dalam satu waktu. Hasil observasi direfleksi untuk menentukan kegiatan
berikutnya. Siklus dilakukan terus menerus sampai peneliti puas, masalah
terselesaikan dan hasil belajar maksimum (Endang Mulyatiningsih, 2011:70-71)

d. Model DDAER
Desain lengkap PTK disingkat DDAER (diagnosis, design, action and
observation). Dalam penelitian ini hal yang pertama dilakukan bukan diagnosis
masalah sebelum tindakan diagnosis penelitian. Diagnosis masalah ditulis dalam
latar belakang 13 masalah. Kemudian peneliti mengidentifikasi tindakan dan
memilih salah satu tindakan untuk menyelesaikan masalah (Endang
Mulyatiningsih, 2011:71-72).

e. Model John Elliot

Model penelitian ini dalam satu tindakan terdiri dari beberapa step, yaitu
langkah tindakan 1, langkah tindakan 2, langkah tindakan 3. Langkah ini
dilakukan karena pertimbangan dalam suatu pelajaran terdapat beberapa materi
yang tidak dapat diselesaikan dalam satu waktu. Semuanya harus diawali dari ide
awal, sampai monitoring pelaksanaan dan efeknya ( Wijaya Kusuma, 2011:21-
22).

2.1.3 Langkah Langkah Penelitian Tindakan Kelas


Menurut Hopkins (1993), penelitian tindakan kelas diawali dengan
perencanaan tindakan (Planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan
mengevaluasi proses dan hasil tindakan (Observation and evaluation). Sedangkan
prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas terdiri atas empat komponen, yaitu
perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan
tercapai (kriteria keberhasilan).

7
Gambar dan penjelasan langkah-langkah penelitian tindakan kelas adalah
sebagai berikut:

Gambar 2.1 Langkah-langkah penelitian Tindakan kelas


1. Perencanaan (Planning), yaitu persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas, seperti: menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dan pembuatan media pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting), yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan,
skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan serta prosedur tindakan
yang akan diterapkan.
3. Observasi (Observe), Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan semua
rencana yang telah dibuat dengan baik, tidak ada penyimpangan-penyimpangan
yang dapat memberikan hasil yang kurang maksimal dalam meningkatkan hasil
belajar siswa. Kegiatan observasi dapat dilakukan dengan cara mengisi lembar
observasi atau dengan cara lain yang sesuai dengan data yang dibutuhkan.
4. Refleksi (Reflecting), yaitu kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi atau
hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai bentuk dampak tindakan yang
telah dirancang.

Berdasarkan langkah ini akan diketahui perubahan yang terjadi. Bagaimana dan
sejauh mana tindakan yang ditetapkan mampu mencapai perubahan atau mengatasi
masalah secara signifikan. Bertolak dari refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan
dalam bentuk replanning dapat dilakukan.

8
2.2 Model Pembelajaran Problem Based Learning
2.2.1 Defenisi Model Problem Based Learning
Problem Based Learning (PBL) mekan suatu pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar
tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi kuliah atau materi
pelajaran. Guru dalam pembelajaran berbasis masalah berperan dalam menyajikan
masalah, memberikan pertanyaan, mengadakan dialog, membantu menemukan masalah
dan memberi fasilitas penelitian. Selain itu guru juga menyiapkan dukungan dan
dorongan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inquiri dan intelektual siswa
(Sudarman, 2007).

Çuhadaroðlu et al. dalam Akinoglu (2007), model Problem Based Learning dapat
mengubah siswa dari menerima informasi pasif menjadi aktif (student centered). Model
ini memungkinkan siswa untuk memperoleh pengetahuan baru dalam pemecahan
masalah. Dalam Problem Based Learning, sikap siswa seperti pemecahan masalah,
berpikir, bekerja kelompok, komunikasi dan informasi berkembang secara positif
(Akinoglu, 2007). Berdasarkan penelitian Akinoglu (2007), Problem Based Learning
lebih mempengaruhi prestasi belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran
tradisional yang mana telah diterapkan di sekolah. Selain itu, penelitian lain
menyebutkan bahwa Problem Based Active Learninglebih efektif dibandingkan dengan
model klasik yang berbasis penemuan. Dalam Problem Based Learning tampak bahwa
banyak siswa yang menyukai model ini. Hal ini disebabkan model Problem Based
Learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan bekerja sama
dalam satu kelompok.

2.2.2 Karakteristik Model Problem Based Learning


Karakteristik yang tercakup dalam PBL menurut Amir (2009) dalam Ariana
(2018:32) antara lain:
a. masalah digunakan sebagai awal pembelajaran;
b. biasanya masalah yang digunakan mekan masalah dunia nyata yang
disajikan secara mengambang (ill-structured);

9
c. masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple-perspective);
d. masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran
di ranah pembelajaran yang baru;
e. sangat mengutamakan belajar mandiri;
f. memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber
saja, dan
g. pembelajarannya kolaboratif, komunikatif dan kooperatif. Karakteristik ini
menuntut peserta didik untuk dapat menggunakan kemampuan berpikir
tingkat tinggi,terutama kemampuan pemecahan masalah.
Sedangkan sintak model Problem-based Learning menurut Arends (2012) dalam
Ariana (2018:32) adalah sebagai berikut:
a. Orientasi peserta didik pada masalah
b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
c. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

2.2.3 Langkah-langkah Problem Based Learning

Berdasarkan sintaks tersebut, langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah


yang bisa dirancang oleh guru menurut Arends (2012) dalam Ariana (2018:33) adalah
sebagai berikut:

10
Tabel 2.1 sintak Problem Based Learning

Kelebihan model ini menurut Akinoglu & Tandogan [2] antara lain:

a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik


b. Mengembangkan pengendalian diri peserta didik
c. Memungkinkan peserta didik mempelajari peristiwa secara multidimensi
dan mendalam
d. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
e. Mendorong peserta didik mempelajari materi dan konsep baru ketika
memecahkan masalah
f. Mengembangkan kemampuan sosial dan keterampilan berkomunikasi yang
memungkinkan mereka belajar dan bekerja dalam tim;
g. Mengembangkan keterampilan berpikir ilmiah tingkat tinggi/kritis;
h. Mengintegrasikan teori dan praktek yang memungkinkan peserta didik
menggabungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru;
i. Memotivasi pembelajaran;
j. Peserta didik memeroleh keterampilan mengelola waktu;
k. Pembelajaran membantu cara peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.

11
Dari beberapa pendapat di atas mengenai langkah-langkah dalam model
pembelajaran Problem Based Learning dapat diambil kesimpulan bahwa langkah-
langkah dalam model PBL ini dimulai dengan menyiapkan logistic yang dibutuhkan
lalu penyajian topik atau masalah, dilanjutkan dengan siswa melakukan diskusi dalam
kelompok kecil, mencari solusi dari permasalahan dari berbagai sumber secara mandiri
atau kelompok, menyampaikan solusi dari permasalahan dalam kelompok be hasil
karya dalam bentuk laporan, dan kemudian melakukan evaluasi terhadap proses apa saja
yang mereka gunakan.

2.2.4 Kelebihan dan Kelemahan Model Problem Based Learning

Beberapa kelebihan yang diperoleh dengan menerapkan model PBL yakni, model
PBL Melatih siswa memiliki kemampuan berfikir kritis, kemampuan memecahkan
masalah, dan membangun pengetahuannya sendiri, terjadinya peningkatan dalam
aktivitas ilmiah siswa., mendorong siswa melakukan evaluasi atau menilai kemajuan
belajarnya sendiri, siswa terbiasa belajar melalui berbagai sumber-sumber
pengetahuan yang relevan dan siswa lebih mudah memahami suatu konsep jika saling
mendiskusikan masalah yang dihadapi dengan temannya.

Sedangkan kelemahan dari penerapan model PBL antara lain model Problem
Based Learning ini memerlukan waktu yang tidak sedikit, Pembelajaran dengan model
ini membutuhkan minat dari siswa untuk memecahkan masalah, jika siswa tidak
memiliki minat tersebut maka siswa cenderung bersikap enggan untuk mencoba, dan
model pembelajaran ini cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan
pemecahan masalah.

2.3 Hasil Belajar

2.3.1 Defenisi Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 3) “hasil belajar mekan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar mekan berakhirnya
penggal dan puncak proses belajar”.

Menurut Suprijono (2013:7) hasil belajar adalah perubahan perilaku secara


keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Menurut Jihad dan
Haris (2012:14) hasil belajar mekan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang

12
cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar
yang dilakukan dalam waktu tertentu.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima


pengalaman belajarnya. Setelah suatu proses belajar berakhir, maka siswa memperoleh
suatu hasil belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran adalah
hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana siswa dapat
memahami serta mengerti materi tersebut.

2.3.2 Tujuan Hasil Belajar

Menurut Sudjana “2005” mengutarakan tujuan penilaian hasil belajar sebagai


berikut:
a. Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan
dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau meta pelajaran yang
ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui pula
posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.

b. Mengetahui keberhasilan proses pendidkan dan pengajaran di sekolah yakni


seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa ke arah tujuan
pendidikan yang diharapkan.

c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian yakni melakukan perbaikan dan


penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta sistem
pelaksanaannya.
d. Memberikan pertanggungjawaban “accountability” dari pihak sekolah kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.

2.4 Apresiasi Karya Seni


2.4.1 Pengertian Apresiasi Karya Seni

Istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin appretiatus yang merupakan bentuk
past participle, yang artinya to value at price atau penilaian pada harga. Appreciation
(bahasa Inggris) yang artinya penghargaan dan pengertian. Apresiasi seni merupakan
suatu proses untuk menafsirkan sebuah makna yang terkandung dalam karya seni.

13
Apresiasi berarti penghargaan atau proses yang dilakukan seseorang dalam
rangka menemukan atau menentukan harga atau nilai dari sesuatu benda atau peristiwa
(Moh. Rondhi. 2017).

Kegiatan mengapresiasi karya seni baik terhadap karya buatan teman sendiri
maupun karya buatan seniman profesional sangat penting dalam upaya untuk
mendapatkan pengalaman estetik dan juga mengembangkan kepribadian siswa.
Dengan demikian kegiatan apresiasi seni merupakan kegiatan penting di dalam
pendidikan seni.

2.4.2 Tujuan Apresiasi Karya Seni


Tujuan apresiasi karya seni menurut Moh. Rondhi (2017) mampu mendidik
anak untuk menghargai ciptaan orang lain juga melatih anak untuk bersikap toleran dan
saling menghormati sehingga mampu menjalin kehidupan yang harmonis di
masyarakat. Beberapa sikap atau strategi yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan
kegunaannya di dalam mengapresiasi karya seni antara lain: dengan sikap empati
(empathy), atau dengan mengambil jarak psikhis (psychic distance), bisa juga dengan
melakukan penyatuan dan penggabungan (fusion and funding), atau dengan
mempertimbangkan aspek ketertutupan dan Gestalt (closure and Gestalt).
Aktivitas pembelajaran yang mengedepankan apresiasi seni sangat penting
diberikan di sekolah, karena aktivitas pembelajaran apresiasi seni tidak hanya berfungsi
menumbuh kembangkan potensi estetik siswa, melainkan juga menumbuh
kembangkan imajinasi, kemunculan kesadaran individual berupa kemampuan kreatif
dan kesadaran sosial (Juanda, 2014).
Berpegang pada prinsip bahwa pembelajaran seni bukan untuk menularkan
kemampuan seni, melainkan untuk memfungsikan seni dalam pendidikan, maka
pembelajaran seni yang memanfaatkan kegiatan apresiasi seni bertujuan untuk
memfungsikannya sebagai sarana menumbuhkembangkan karakter anak, walaupun
karakteristik pembelajaran apresiasi harus tetap bersumber pada hakikat apresiasi itu
sendiri.

14
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Disain Penelitian

Penelitian ini mekan jenis penelitian tindakan kelas atau Classroom Action
Research, penelitian tindakan kelas adalah pencermatan terhadap kegiatan belajar be
tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas bersama (Arikunto P.
D., 2006). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan di kelas yang
memiliki tujuan dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, meningkatkan
professionalism, mengatasi masalah dan menumbuhkan budaya akademik. Penelitian ini
dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Sifat kolaboratif yang dimaksud disini ialah
penelitian yang melibatkan guru, teman sejawat yang bertugas membantu pengamatan
kegiatan observasi agar lebih mudah, teliti dan obyektif. Sedangkan maksud dari
partisipatif disini adalah penelitian melakukan pengamatan sendiri saat melakukan
tindakan yang meliputi penentuan topik, perumusan masalah, perencanaan, pelaksanaan
analisis, dan laporan peneliti. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sebagai strategi
pemecahan masalah dengan memanfaatkan tindakan nyata kemudian merefleksikan
terhadap hasil tindakan. Penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi empat tahapan yaitu
perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observe), serta refleksi (reflect).
Model penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yang
disajikan dalam gambar berikut:

Gambar 3.1 Siklus PTK menurut Kemmis dan McTaggart

15
Langkah menurut Kemmis dan McTaggart (1992: 11) adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan mekan persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan PTK,
seperti penyusunan skenario pembelajaran, pembuatan media, dan pembuatan
perangkat lainnya. Seperti halnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan model Problem Based Learning, lembar observasi, lembar angket,
dokumentasi, jobsheet.

2. Tindakan (Acting)
Meliputi tindakan yang dilakukan sebagai upaya membangun pemahaman konsep
siswa yakni penerapan metode pembelajaran problem based learning (PBL) serta
mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran problem
based learning (PBL) tersebut.

3. Observasi (Observing)
Observasi mekan kegiatan dimana peneliti melakukan pengamatan untuk
mengamati dampak atas tindakan yang dilakukan. Kegiatan ini dilakukan dengan
mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada pelaksanaan
penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem based learning.
Tahap ini peneliti dibantu dengan teman sejawat yang ikut serta mengamati
aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang berlangsung dengan berdasar
lembar observasi dan angket yang telah disusun oleh peneliti.
4. Refleksi (Reflecting)
Refleksi mekan kegiatan evaluasi tentang hasil yang diperoleh berdasarkan data
yang dihimpun sebagai dampak dari tindakan yang telah dirancang. Refleksi
dianalisis dengan guru untuk mengetahui kelebihan atau kekurangan yang terjadi
pada saat pembelajaran yang telah dilakukan. Data tersebut kemudian digunakan
sebagai dasar untuk menentukan siklus berikutnya.

16
3.2 Setting Penelitian

Karakteristik Sekolah :
a) Karakteristik Lokasi :
1. Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Pracimantoro
2. Alamat Sekolah : Lingkungan Sawahan, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri, Jawa
Tengah

3. Kelas : X PH 2
4. Lingkungan Fisik : Lokasi sekolah dekat dengan sawah dan perkampungan warga

Gambar 3.1 Lokasi SMK N 1 Pracimantoro

b) Subjek Penelitian :

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X PH 2 SMK N 1 Pracimantoro yang


berjumlah 33 Siswa.

c) Karakteristik Guru (Peneliti)


1. Nama guru : Briam Margadinata, S.Pd
2. Tempat tanggal lahir : Wonogiri, 12 Februari 1994
3. Pendidikan : S1 Pendidikan Seni Rupa
4. Agama : Islam
5. Kebangsaan : Indonesia

17
3.3 Siklus Penelitian
Plan yang tidak lain adalah hipotesis tindakan akan dilaksanakan secara berulang-ulang
dalam siklus I, sebanyak beberapa kali pertemuan tatap muka. Pelaksanaan tindakan akan
diamati dan dicatat dengan seksama. Pada akhir siklus pengamatan terhadap variable terikat
dilakukan dengan tes. Data hasil tes dianalisis atau direfleksi untuk mengetahui keberhasilan
dan kegagalannya. Refleksi diakhiri dengan merencakan tindakan alternatif atau revised plan,
yang akan diterapkan pada siklus II. Plan untuk siklus II sepenuhnya tergantung pada hasil
refleksi siklus I.

Adapun rincian langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :


3.3.1 Siklus Pertama
a) Perencanaan :
Pada tahap ini akan dilakukan :
1. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya Kelas X PH 2
dengan Standar Kompetensi mengevaluasi apresiasi karya seni

2. Menyusun soal untuk tes


3. Menyusun Lembar Observasi
b) Tindakan
1. Pembentukan kelompok diskusi yang terdiri dari 4-6 orang, untuk mencari
informasi di internet tentang hosting dan control panel.

2. Guru memerintahkan masing-masing kelompok untuk melakukan literasi dari


internet tentang apresiasi karya seni beserta contoh-contohnya.

3. Guru memperhatikan dan mengarahkan proses diskusi dan literasi yang dilakukan
oleh peserta didik.

4. Guru melakukan penilaian terkait proses diskusi dan literasi yang dilakukan oleh
masing-masing kelompok.

5. Pada saat menjelang akhir jam pelajaran Guru melakukan kesimpulan dan refleksi
terkait proses diskusi dan literasi yang dilakukan dalam kegiatan belajar.

c) Pengamatan

Pada tahap ini guru mengamati proses kegiatan yang sedang berlangsung, diantaranya :
1. Mengamati interaksi belajar peserta didik saat mencari informasi di internet dan
proses diskusi kelompok berlangsung.

18
2. Menilai lembar observasi dan melihat nilai lembar tes pada aplikasi woka android
based test yang telah dikerjakan peserta didik.

d) Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evalusi seluruh tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil
pengamatan :

1. Apakah informasi yang dicari oleh masing-masing kelompok di internet sesuai


dengan materi yang akan dibahas?

2. Apakah peserta didik sudah berperan aktif dalam proses pembelajaran terkait
diskusi pada masing-masing kelompoknya?

3. Apakah hasil belajar peserta didik sudah meningkat dalam pembelajaran?


4. Menyusun rencana perbaikan sesuai dengan kelemahan-kelemahan yang terjadi
berdasarkan hasil pengamatan untuk digunakan pada siklus kedua.

3.3.2 Siklus kedua


a. Perencanaan
Perencanaan siklus II dilakukan dengan pemberian beberapa tindakan untuk
memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I sehingga terjadi proses pembelajaran
yang membuat hasil belajar siswa meningkat. Perbaikan yang dilakukan pada siklus II
akan membawa pengaruh terhadap proses pembelajaran sehingga ketercapaian target
keberhasilan pembelajaran pada siklus II dapat terpenuhi. Masih sama seperti pada siklus
I, tahap perencanaan pada siklus II ini juga memerlukan beberapa persiapan pada
administrasi pembelajaran dan mempersiapkan instrumen penelitian, diantaranya yaitu:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 2) Lembar tes dan 3) Lembar observasi
keaktifan belajar siswa.
b. Tindakan
1. Guru memerintahkan peserta didik untuk melakukan literasi melalui video
pembelajaran dari internet.

2. Guru memerintahkan peserta didik duduk berkelompok sesuai dengan kelompok


yang telah dibentuk oleh guru.

3. Guru memerintahkan masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil dari


tugas yang telah dibuat dalam bentuk media presentasi.

19
4. Guru memperhatikan dan menilai hasil diskusi terkait dengan kesesuaian materi
yang disajikan dengan pokok bahasan.

5. Guru melakukan penilaian terkait hasil diskusi kelompok.


6. Pada saat menjelang akhir jam pelajaran Guru melakukan tanya jawab terkait materi
yang dibahas dan menjelaskan kesimpulan dan refleksi dari kegiatan belajar.
c. Pengamatan

Guru mengamati proses kegiatan yang sedang berlangsung, diantaranya :


1. Mengamati interaksi belajar peserta didik ketika proses diskusi dan penyajian hasil
diskusi.

2. Menilai lembar observasi yang telah dikerjakan peserta didik.

d. Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evalusi seluruh tindakan berdasarkan hasil pengamatan dan
penilaian juga membuat suatu kesimpulan dari hasil pengamatan dan penilaian
tersebut.

3.4 Instrumen Pegumpulan Data

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah :


1. Lembar Tes
Arikunto (2005:53) mengatakan bahwa tes adalah sebuah alat yang digunakan untuk
menentukan atau mengukur kemampuan siswa. Ini sangat penting sebagai bukti
bahwa adanya hasil belajar siswa.

2. Lembar Observasi
Lembar observasi dalam penelitian digunakan untuk melihat proses, situasi, kondisi
yang terjadi pada saat proses belajar mengajar

3.5 Teknik Analisa Data

1. Teknik Penskoran
𝑆𝐾𝑂𝑅
x 100
𝑆𝐾𝑂𝑅 𝑀𝐴𝐾𝑆𝐼𝑀𝐴𝑁

2. Kriteria Kesuksesan

20
Keterangan :
KB : Ketuntasan Belajar
T : Jumlah Skor yang diperoleh
T1 : Jumlah Skor maksimal

Di SMK N 1 Pracimantoro memutuskan bahwa nilai standart pada materi apresiasi


karya seni adalah 71. Jika kriteria kesuksesan mencapai 85%, maka penelitian dapat
dihentikan.

21
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X PH 2 SMK N 1 Pracimantoro,


Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam
2 siklus untuk meningkatkan hasil belajar pada materi apresiasi karya seni bagi siswa kelas X
PH 2 SMK N 1 Pracimantoro.

Tahapan penelitian tindakan kelas terdiri dari perencanaan,tindakan, observasi dan


refleksi. Berikut jadwal penelitian :

Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian

4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

Siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 Agustus 2021.


a. Perencanaan :
Pada tahap ini akan dilakukan :
 Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Adminisrasi system jaringan
Kelas X PH 2 dengan Standar Kompetensi mengevaluasi apresiasi karya seni

 Menyusun soal untuk tes.


b. Tindakan
 Pembentukan kelompok diskusi yang terdiri dari 4-6 orang, untuk mencari
informasi di internet tentang pengertian dan konsep apresiasi karya seni.

22
 Guru memerintahkan masing-masing kelompok untuk melakukan literasi dari
internet tentang konsep apresiasi karya seni.

 Guru memperhatikan dan mengarahkan proses diskusi dan literasi yang dilakukan
oleh peserta didik.

 Guru melakukan penilaian terkait proses diskusi dan literasi yang dilakukan oleh
masing-masing kelompok.

 Pada saat menjelang akhir jam pelajaran Guru melakukan kesimpulan dan refleksi
terkait proses diskusi dan literasi yang dilakukan dalam kegiatan belajar.

c. Pengamatan
Pada tahap ini guru mengamati proses kegiatan yang sedang berlangsung, diantaranya :
 Mengamati interaksi belajar peserta didik saat mencari informasi di internet dan
proses diskusi kelompok berlangsung.

 Menilai lembar observasi dan lembar kerja yang telah dikerjakan peserta didik.

d. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan evalusi seluruh tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil
pengamatan :

 Apakah informasi yang dicari oleh masing-masing kelompok di internet sesuai


dengan materi yang akan dibahas?

 Apakah peserta didik sudah berperan aktif dalam proses pembelajaran terkait
diskusi pada masing-masing kelompoknya?

 Apakah hasil belajar peserta didik sudah meningkat dalam pembelajaran?


 Menyusun rencana perbaikan sesuai dengan kelemahan-kelemahan yang terjadi
berdasarkan hasil pengamatan untuk digunakan pada siklus kedua.

4.1.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II


Siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 September 2021.
a. Perencanaan
Perencanaan siklus II dilakukan dengan pemberian beberapa tindakan untuk
memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I sehingga terjadi proses pembelajaran
yang membuat hasil belajar siswa meningkat. Perbaikan yang dilakukan pada siklus II akan
membawa pengaruh terhadap proses pembelajaran sehingga ketercapaian target

23
keberhasilan pembelajaran pada siklus II dapat terpenuhi. Masih sama seperti pada siklus
I, tahap perencanaan pada siklus II ini juga memerlukan beberapa persiapan pada
administrasi pembelajaran dan mempersiapkan instrumen penelitian, diantaranya yaitu:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),


2) Lembar tes
3) Lembar observasi keaktifan belajar siswa
b. Tindakan
1) Guru memerintahkan peserta didik untuk melakukan literasi melalui video
pembelajaran, peserta didik menentukan tahapan-tahapan apresiasi karya seni.

2) Guru memerintahkan peserta didik berkelompok sesuai dengan kelompok yang


telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.

3) Guru memerintahkan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil


dari tugas yang telah dibuat.

4) Guru memperhatikan dan menilai hasil diskusi terkait dengan kesesuaian materi
yang disajikan dengan pokok bahasan.

5) Guru melakukan penilaian terkait hasil diskusi kelompok.


6) Pada saat menjelang akhir jam pelajaran Guru melakukan tanya jawab terkait
materi yang dibahas dan menjelaskan kesimpulan dan refleksi dari kegiatan
belajar.

c. Pengamatan

Guru mengamati proses kegiatan yang sedang berlangsung, diantaranya :


7) Mengamati interaksi belajar peserta didik ketika proses diskusi dan penyajian
hasil diskusi.

8) Menilai lembar observasi dan melihat nilai lembar tes pada aplikasi woka
android based tes yang telah dikerjakan peserta didik.

d. Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evalusi seluruh tindakan berdasarkan hasil pengamatan dan
penilaian juga membuat suatu kesimpulan dari hasil pengamatan dan penilaian
tersebut.

24
4.2 Hasil Penelitian

Tabel 4.1 Hasil Lembar Tes Siklus 1

No Nama Siswa Nilai

1. ADELIA PUTRI 100


HANDAYANI
2. AIS NUR FATIMAH 80

3. ANGGA DA'IVAN ARI 80


SETIA
4. ANGGIT PRATAMA 100
SAPUTRA
5. ARSENIO OKTARIFKY 80
DWI WICAKSONO
6. ASRININGATI GIGA 100
RAMADHANI
7. BAGAS SEPTO AJI 80

8. CARINNE DITA ARUNNI 80

9. DAFFA ARDHI 100


INDRASTA

10. DANANG ADHI PRASETYA 80

11. DAVIT VAURUL MAULANA 80

12. DELVI ALVIAN 80

13. DHIA ANASTAZYA 60


IHZANI
14. DISKY PULUNG ASTAKU 100

15. DONI DUTA 80


FIRMANSYAH
16. EDI SAPUTRO 80

17. FADHEL ACHMAD 80


HENDRIYATMONO
18. GUNAWAN 100

19. ILANATUL KHULUQIYAH 80

20. ILHAM SANDI NUGROHO 80

25
21. KARLINA AGUSTIN 80

22. MUHAMAD JANUAR 100


HAFARAILYO
23. NESA INDIRA NOFITA 80
SARI
24. NESYA ARMEITA 80
WIDIANTI
25. NEZA PUTRI ARYANI 60

26. NIKEN RAMADHANI 100

27. RADIAN ADI SAPUTRA 80

28. RIA ATIKAH 80


MUTMAINAH
29. RIYAN AJI PRASETYO 80

30. SAFINKA PRIYADA 80


ARTAMIVIA
31. TITIS OKTAVIA 60
NINGRUM
32. VARISTA FIRSTY 80
KENNITASARI
33. WINDA DWI 60
SETYANINGSIH
Skor total 2740

Skor total maksimal 3300

Kriteria ketuntasan 83 %

Untuk menentukan kriteria ketuntasan secara klasikal dapat di rumuskan seperti berikut.
T
X 100%
KB =
T1

2740
X 100%
=
3300

26
= 83 %

Berdasarkan hasil diatas hasil belajar siswa ada empat siswa yang tidak mencapai KKM.
Mereka mendapatkan nilai 60. Dan siswa yang lain memperoleh nilai diatas KKM. Dari hasil
siklus 1 memperoleh hasil kriteria ketuntasan 83%, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa
penelitian 1 ini sesuai dengan yang diharapkan.

Untuk hasil observasi guru melihat bahwasannya situasi dan kondisi saat proses
pembelajaran berlangsung sangat kondusif. Siswa belajar dengan aktif mereka sangat antusias
dalam belajar khususnya pada materi apresiasi karya seni. Hanya ada 4 orang siswa yang
kurang antusias.

Tabel 4.2 Hasil Lembar Tes Siklus II

No Nama Siswa Nilai

1. ADELIA PUTRI 100


HANDAYANI
2. AIS NUR FATIMAH 100

3. ANGGA DA'IVAN ARI 100


SETIA
4. ANGGIT PRATAMA 100
SAPUTRA
5. ARSENIO OKTARIFKY 80
DWI WICAKSONO
6. ASRININGATI GIGA 100
RAMADHANI
7. BAGAS SEPTO AJI 100

8. CARINNE DITA ARUNNI 100

9. DAFFA ARDHI 100


INDRASTA

27
10. DANANG ADHI 80
PRASETYA

11. DAVIT VAURUL 80


MAULANA

12. DELVI ALVIAN 80

13. DHIA ANASTAZYA 80


IHZANI
14. DISKY PULUNG ASTAKU 100

15. DONI DUTA 80


FIRMANSYAH
16. EDI SAPUTRO 100

17. FADHEL ACHMAD 100


HENDRIYATMONO
18. GUNAWAN 100

19. ILANATUL KHULUQIYAH 80

20. ILHAM SANDI NUGROHO 80

21. KARLINA AGUSTIN 80

22. MUHAMAD JANUAR 100


HAFARAILYO
23. NESA INDIRA NOFITA 100
SARI
24. NESYA ARMEITA 100
WIDIANTI
25. NEZA PUTRI ARYANI 80

26. NIKEN RAMADHANI 100

27. RADIAN ADI SAPUTRA 100

28. RIA ATIKAH 80


MUTMAINAH
29. RIYAN AJI PRASETYO 100

30. SAFINKA PRIYADA 100


ARTAMIVIA
31. TITIS OKTAVIA 60
NINGRUM
32. VARISTA FIRSTY 80
KENNITASARI

28
33. WINDA DWI 60
SETYANINGSIH
Skor total 2980

Skor total maksimal 3300

Kriteria ketuntasan 90.30 %

Untuk menentukan kriteria ketuntasan secara klasikal dapat di rumuskan seperti berikut.
T
X 100%
KB =
T1

2980
X 100%
=
3300

= 90.30 %

Berdasarkan hasil diatas hasil belajar siswa ada dua siswa yang tidak mencapai KKM.
Mereka mendapatkan nilai 60. Dan siswa yang lain memperoleh nilai diatas KKM.. Dari hasil
siklus II memperoleh hasil kriteria ketuntasan 90%, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa
penelitian 2 ini sesuai dengan yang diharapkan.

Untuk hasil observasi guru melihat bahwasannya situasi dan kondisi saat proses
pembelajaran berlangsung sangat kondusif. Siswa belajar dengan aktif mereka sangat antusias
dalam belajar khususnya pada materi konfigurasi apresiasi karya seni.

29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada siklus 1 sampai
siklus 2 dapat disimpulkan bahwa :

a. Pembelajaran model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas X PH 2 SMK N 1 Pracimantoro pada materi Apresiasi karya seni

b. Proses belajar mengajar berjalan kondusif, siswa terlihat aktif saat belajar

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran sebagai berikut :
a. Sebagai Guru harus memilih model pembelajaran yang tepat dalam mengajar siswa
khususnya pada pembelajaran materi Apresiasi karya seni

b. Sebagai Siswa diharapkan harus serius dalam belajar materi Apresiasi karya seni

30
DAFTAR PUSTAKA
 Ariana, Yoki dkk, 2018. Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi, Jakarta: Dirjend GTK Kemdikbud.
 Arikunto Suharsimi, Suhardjono, Supardi.2006. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Bumi
Aksara.
 Muhammad Nurtanto.2016. Peningkatan Motivasi Dan Prestasi Belajar Dengan Metode
Problem Based Learning Pada Pembelajaran Gambar Teknik Melalui Pembelajaran
Terbimbing.Vanos Journal Of Mechanical Engineering Education. 1(2). Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa
 Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK. Bandung:
Yrama Widya
 Mulyatiningsih, Endang.2011. Metode Penelitian Terapan bidang pendidikan. Bandung : CV.
Alfabeta.
 Kusuma, Wijaya. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks
 Hamalik, Oemar, 2004, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara
 Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
 W.S. Winkel, 2009, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia.
 Agus Suprijono. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pusaka Pelajar.
 Asep Jihad dan Abdul Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
 Sudarman. 2007. Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan
Kemampuan Memecahkan Masalah, Jurnal Pendidikan Inovatif Vol. 2, No. 2.
 Akinoglu, O. & R. O. Tandogan, (2007), The Effects Of Problem-Based Active Learning In
Science Education On Students’ Academic Achievement, Attitude And Concept Learning.
Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education 3(1): 71-81.
 Moh. Rondhi. 2017. Apresiasi Seni dalam Konteks Pendidikan Seni. Jurnal Imajinasi Vol. XI.
UNNES.
 Putra, I Nyoman Juanda, Nyoman Dantes, I Made Candiasa. (2014). Pengaruh Aktivitas
Pembelajaran Apresiasi Seni Terhadap Pemahaman Siswa Mengenai Seni Karawitan Ditinjau
Dari Kemampuan Artistik Siswa Di SMA Negeri 1 Semarapura, e-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 4.

31
LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


IV

Nama Sekolah : SMK NEGERI 1 PRACIMANTORO


Mata Pelajaran : SENI BUDAYA
Komp. Keahlian : SEMUA KOM. KEJURUAN
Kelas/Semester : X/1
Materi : Apresiasi Karya Seni
Tahun Pelajaran : 2020-2021
AlokasiWaktu : 4 JAM PELAJARAN (2 x Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
1. Pengetahuan
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual,
operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kajian/kerja Seni Budayapada
tingkat teknis spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
2. Keterampilan
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kajian/kerjaSeni Budaya.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan
standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan
gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. KompetensiDasar *)
1. KD pada KI pengetahuan
3.4 Menganalisis jenis, fungsi dan unsur seni budaya Nusantara
2. KD pada KI keterampilan
4.4 Memilah jenis, fungsi dan unsur seni budaya Nusantara

C. IndikatorPencapaianKompetensi
1. Indikator KD pada KI pengetahuan
3.4.1 Menentukan pengertian kritik dan apresiasi dalam seni
3.4.2 Menentukan fungsi mengkritik dan apresiasi
3.4.3 Menemukan jenis,fungsi dan unsur seni budaya nusantara

2. Indikator KD pada KI keterampilan


4.4.1 Menunjukkan pengertian kritik dan apresiasi dalam seni
4.4.2 Merumuskan tahapan-tahapan dalam mengkritik dan apresiasi

32
4.4.3 Melakukan kritik dan apresiasian terhadap seni pertunjukan nusantara dengan menelaah
tentang jenis, fungsi dan unsur seni budaya nusantara.

D. TujuanPembelajaran
1. Peserta didik dapat menentukan pengertian kritik dan apresiasi dalam seni melalui diskusi
secara santun
2. Peserta didik dapat menentukan fungsi mengkritik dan apresiasi melaui diskusi secara santun
3. Peserta didik dapat menemukan jenis seni budaya nusantara melalui diskusi secara santun
4. Peserta didik dapat menemukan fungsi seni budaya nusantara melalui diskusi secara santun
5. Peserta didik dapat menemukan unsur seni budaya nusantara melalui diskusi secara santun
6. Peserta didik dapat mengkategorikan pengertian kritik dan apresiasi dalam seni melalui diskusi
kelompok secara santun
7. Peserta didik dapat merumuskan tahapan-tahapan dalam mengkritik dan apresiasi dalam melalui
diskusi kelompok secara santun
8. Peserta didik dapat merumuskan tahapan dalam mengkritik dan apresiasi seni melalui diskusi
kelompok secara santun

E. MateriPembelajaran

Kritik dan apresiasi seni adalah kegiatan menanggapi karya seni untuk menunjukkan kelebihan dan
kekurangan suatu karya seni. Salah satu keterangan kelebihan dan kekurangan ini untuk menilai
kualitas dari sebuah karya.

Kritik dan apresiasius merupakan orang yang melakukan kritik dan apresiasi terhadap karya seni dan
budaya orang lain atau dirinya sendiri.

Landasan yang harus ada sebelum menyampaikan kritik dan apresiasian:

1. Pengalaman yang cukup dalam materi kritik dan apresiasi;


2. Keilmuan dan pengetahuan yang relevan;
3. Menguasai penerapan metode kritik dan apresiasi yang tepat;
4. Menguasai media kritik dan apresiasi (kebahasaan yang efektif dan komunikatif).

Fungsi Kritik dan apresiasi


Fungsi utama dari kritik dan apresiasi seni adalah menjembatani persepsi dan apresiasi karya seni rupa
antara seniman, karya, dan penikmat seni.

Kritik dan apresiasi dengan gaya bahasa tulisan maupun lisan berusaha melakukan analisa, mengupas,
dan diharapkan bisa memudahkan seniman dan penikmat seni berkomunikasi lewat karya seni.

Jenis Kritik dan apresiasi Seni


Ada 4 jenis kritik dan apresiasi seni dimana setiap tipe nya mempunyai ciri khusus masing-masing.

1. Kritik dan apresiasi Jurnalistik

Tipe kritik dan apresiasi ini ditulis untuk para pembaca surat kabar dan majalah atau disampaikan
secara terbuka. Tujuannya memberikan informasi mengenai berbagai peristiwa dalam dunia kesenian.

Isi dari kritik dan apresiasi jurnalistik berupa ulasan ringkasan yang jelas tentang suatu pameran,
pementasan, konser, atau jenis pertunjukan lain.

2. Kritik dan apresiasi Pendagogik

33
Tipe kritik dan apresiasi ini diterapkan dalam kegiatan proses belajar mengajar di lembaga pendidikan
kesenian. Jenis kritik dan apresiasi ini dikembangkan oleh guru kesenian.

Tujuannya terutama mengembangkan bakta dan potensi artistik-estetik peserta didik agar mempunyai
kemampuan mengenali bakat dan potensinya.

3. Kritik dan apresiasi Ilmiah

Kritik dan apresiasi ilmiah atau akademi ini melakukan pengkajian nilai seni secara luas, mendalam,
dan sistematis, baik dalam menganalisis maupun mengkaji banding kesejarahan critical judgment.

Penilaian kritik dan apresiasi ilmiah tidak bersifat mutlak. Jenis kritik dan apresiasi ini bersifat terbuka
dan siap dikoreksi oleh siapa saja demi penyempurnaan dan mencari nilai karya seni yang sebenarnya.

4. Kritik dan apresiasi Populer

Jenis kritik dan apresiasi ini berkembang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tipe kritik dan
apresiasi populer adalah suatu gejala umum dan kebanyakan dihasilkan oleh para kritik dan apresiasius
yang tidak ahli, terutama dilihat dari aspek profesionalisme kritisme seni.

F. Model dan Metode


Model: Problem Based Learning
Metode: Diskusi, penjelasan, Observasi
Pendekatan : Saintifik
G. KegiatanPembelajaran

1. PertemuanKesatu:
a) Pendahuluan/KegiatanAwal (30 menit)
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran
 Menyanyikan lagu Indonesia raya dipimpin oleh ketua kelas
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
 Menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran

b) KegiatanInti (90 menit)

Fase 1
Orientasi peserta didik kepada masalah
 Guru menyampaikan topik yang akan dibahas yakni membuat tulisan dalam kritik dan
apresiasi rupa
 Guru menjelaskan pengertian dan tahapan dalam Kritik dan apresiasi Rupa nusantara
 Guru mengajak peserta didik untuk menyaksikan video pertunjukan rupa

Fase 2
Mengorganisasikan peserta didik
 Siswa akan dibagi atas 4 kelompok dengan materi yang sama, yaitu membuat tulisan dalam
kritik dan apresiasi rupa terkait jenis, fungsi dan unsur dalam seni rupa
 Siswa berdiskusi perkelompok dengan jumlah 2 orang dan tugas dikerjakan secara
kelompok

34
Fase 3
Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
 Guru menanyakan hasil diskusi siswa perkelompok dengan memberikan bimbingan terhadap
hasil penemuan siswa.
 Peserta didik menanyakan kesulitan-kesulitan pemahaman mereka terhadap hasil penemuan
kelompok pada materi kritik dan apresiasi rupa

Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
 Presentasi kelompok dan tanya jawab
 Memberikan penghargaan (recognisi) pada kelompok yang terbaik

Fase 5
Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
 Menyusun kesimpulan bersama-sama
c) Penutup ( 15 menit)
 Dengan bimbingan guru, siswa bersama-sama menyimpulkan materi
 Guru mengumpulkan semua hasil diskusi tiap kelompok
 Siswa mengerjakan tes untuk penguatan konsep
 Guru memberikan PR
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap semangat belajar.

2. PertemuanKedua:
a) Pendahuluan/KegiatanAwal (30 menit)
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran
 Menyanyikan lagu Indonesia raya dipimpin oleh ketua kelas
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
 Menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran

b) KegiatanInti (90 menit)

Fase 1
Orientasi peserta didik kepada masalah
 Guru menyampaikan topik yang akan dibahas yakni membuat tulisan dalam kritik dan
apresiasi rupa
 Guru menjelaskan hasil dari sebuah kritik dan apresiasi seni rupa nusantara
 Guru mengajak peserta didik untuk menyaksikan slide ragam hias seni rupa nusantara

Fase 2
Mengorganisasikan peserta didik
 Siswa akan dibagi atas 4 kelompok dengan materi yang sama, yaitu membuat tulisan berupa
jenis, fungsi dan unsur terkait dengan ragam hias seni rupa nusantara.
 Siswa mencari informasi terkait salah satu ragam hias beserta cara membuatnya dan beserta
hasilnya.
 Siswa berdiskusi perkelompok dengan teman sebangku dan tugas dikerjakan secara
kelompok

Fase 3
Membimbing penyelidikan individu dan kelompok

35
 Guru menanyakan hasil diskusi siswa perkelompok dengan memberikan bimbingan terhadap
hasil penemuan siswa.
 Peserta didik menanyakan kesulitan-kesulitan pemahaman mereka terhadap hasil penemuan
kelompok pada materi ragam hias

Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
 Presentasi kelompok dan tanya jawab
 Memberikan penghargaan (recognisi) pada kelompok yang terbaik

Fase 5
Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
 Menyusun kesimpulan bersama-sama
c) Penutup ( 15 menit)
 Dengan bimbingan guru, siswa bersama-sama menyimpulkan materi
 Guru mengumpulkan semua hasil diskusi tiap kelompok
 Siswa mengerjakan tes untuk penguatan konsep
 Guru memberikan PR
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap semangat belajar.

H. Media, Alat/Bahan, danSumberBelajar


1. Media : Papan tulis, LKS, LCD/Laptop
2. Alat : -
3. Bahan : -
4. Sumber Belajar : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Seni
Budaya. Buku Guru. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, jurnal ilmiah

I. PenilaianPembelajaran, Remedial dan Pengayaan


1. TeknikPenilaian : pengetahuan : Penugasan
Keterampilan : unjuk kerja individu
2. Pembelajaran Remedial danPengayaan

Mengetahui, Pracimantoro, Juli 2020


Kepala Sekolah Wks.Kurikulum Guru Mata Pelajaran

Putra Jaya, S.Pd., M.T Sularto, S.Pd Briam Margadinata, S.Pd


NIP.196601051994021001 NIP.196812302007011014

36
BANK SOAL

Soal Pilihan Ganda Apresiasi Karya Seni Rupa

1. Prasasti Keduka Bukit (683), menyebutkan kemenangan Raja Dapunta Hyang dari kerajaan….
A. Tarumanaegara
B. Sriwijaya
C. medangkamulang
D. Kediri
E. majapahit
Jawaban: B. Sriwijaya
2. Masjid adalah salah satu seni ….
A. pahat
B. arsitektur
C. lukis
D. teather
E. grafis
Jawaban:B. arsitektur
3. Berikut termasuk seni hias, kecuali ….
A. seni lukis
B. ukir
C. kaligrafi
D. seni wayang
E. makam
Jawaban: E. makam
4. Berikut yang bukan merupakan pusat pendidikan seni rupa adalah …
A. ITB
B. UNS
C. Balai Perguruan Tinggi
D. ASRI
E. Guru Gambar
Jawaban: B. UNS
5. Beragam bentuk kesenian yang tumbuh dan berkembang di masing-masing daerah yang ada di
seluruh wilayah Indonesia disebut seni ….
A. Nusantara
B. mancanegara
C. budaya
D. kreatif
E. asing
Jawaban: A. Nusantara
6. Seni rupa yang dibuat dengan mengutamakan tujuan praktis disebut seni ….
A. murni
B. terapan
C. grafis
D. lukis
E. tradisional

37
Jawaban:B. terapan
7. Nila raba permukaan benda disebut ….
A. tekstur
B. garis
C. bidang
D. warna
E. titik
Jawaban: A. tekstur
8. Unsur seni rupa yang menghasilkan ruang dan kesan dua dimensi dan tiga dimensi disebut ….
A. titik
B. tekstur
C. bidang
D. garis
E. warna
Jawaban: C. bidang
9. Berikut yang termasuk bahan keras, kecuali ….
A. marmer
B. logam
C. batu
D. kayu
E. plastisin
Jawaban: E. plastisin
10. Berikut teknik yang tidak digunakan dalam pembuatan karya tiga dimensi adalah …
A. pahat
B. lukis
C. butsir
D. cor
E. cetak-tuang
Jawaban: B. lukis
11. Seni rupa yang sudah tidak terikat dengan aturan zaman dahulu dan berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman disebut seni ….
A. kriya
B. rupa tradisional
C. rupa modern
D. rupa klasik
E. rupa mancanegara
Jawaban: C. rupa modern
12. Raden Saleh tinggal di kota Dresden (Jerman) selama …. Tahun.
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Jawaban: E. 5
13. Berikut yang tidak termasuk karya Raden Saleh adalah ….
A. Arjuna Wiwaha
B. Banjir
C. Merapi yang Meletus

38
D. Antara Hidup dan Mati
E. Berburu Benteng di Jawa
Jawaban:
A. Arjuna Wiwaha
14. Pertarungan seekor benteng dengan seekor singa adalah salah satu karya ….
A. Pirngadi
B. Basuki Abdullah
C. Sudjono
D. Raden Saleh
E. Abdullah S. R
Jawaban:D. Raden Saleh
15. Wanita impian adalah karya …..
A. Otto Jaya
B. Basuki Abdullah
C. Raden Saleh
D. Agus Jayasuminta
E. Abdullah S. R
Jawaban: A. Otto Jaya
16. Peninggalan Zaman Hindu-Budha yang paling megah dan agung, karena orang zaman klasik
membangunnya untuk tujuan yang agung yaitu untuk kegiatan spiritual adalah ….
A. menhir
B. prasasti
C. candi
D. masjid
E. kuburan
Jawaban: C. candi
17. Raden Saleh Syarif Bustaman diserahkan oleh pamannya kepada Belanda untuk di didik menjadi
pegawai pada tahun ….
A. 1817
B. 1818
C. 1819
D. 1820
E. 1821
Jawaban: A. 1817
18. Pada tahun 1826, Raden Saleh mendapat pelajaran menggambar dari A.A.J Payen, seorang
pelukis dari ….
A. Indonesia
B. Jerman
C. Belgia
D. Belanda
E. Inggris
Jawaban:C. Belgia
19. Garis lurus, lengkung, putus-putus, ber gelombang dan lain-lain termasuk garis ….
A. khayal
B. nyata
C. imajinatif

39
D. abstrak
E. buatan
Jawaban:B. nyata
20. Garis yang tidak tampak disebut garis ….
A. khayal
B. nyata
C. imajinatif
D. abstrak
E. buatan
Jawaban: A. khayal
21. Berikut cara yang kurang baik dalam menyiapkan karya seni rupa yang akan dipamerkan
disekolah adalah ….
A. siswa ditunjuk langsung oleh guru untuk mengikuti pameran karya seni rupa.
B. siswa diajak berkarya dan diinformasikan pada masa yang akan datang akan ada pameran.
C. siswa yang berminat ditunggu untuk mendaftarkan diri mengikuti pameran sesuai jadwal yang
telah ditetapkan.
D. siswa yang memiliki bakat seni rupa dipilih oleh guru untuk mewakili kelasnya agar dipamerkan.
E. siswa yang berminat diberi kesempatan untuk mendaftarkan diri.
Jawaban:A. siswa ditunjuk langsung oleh guru untuk mengikuti pameran karya seni rupa.
22. Berikut merupakan kriteria untuk memilih karya yang akan dipamerkan, kecuali ….
A. kualitas
B. jenis
C. ukuran
D. besar
E. keunikan
Jawaban:D. besar
23. Manfaat pengisian buku pesan dan kesan dalam kegiatan pameran adalah sebagai berikut,
kecuali…
A. untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan pameran
B. untuk mengetahui kelemahan penyelenggaraan pameran
C. untuk mencari kelemahan penyelenggaraan pameran
D. untuk mencari bahan masukan dalam penyelenggaraan pameran
E. untuk menambahn pengetahuan
Jawaban:C. untuk mencari kelemahan penyelenggaraan pameran
24. Perlengkapan pameran yang berisi identitas karya, seniman, teknik dan media, tahun pembuatan
dan harga disebut ….
A. folder
B. panel
C. buku tamu

40
D. katalog
E. lampu
Jawaban:A. folder
25. Salah satu fungsi panil adalah …
A. penyekat ruang pameran
B. informasi karya yang ditampilkan
C. meletakkan karya tiga dimensi
D. informasi peserta yang ikut pameran
E. media mengungkapkan saran dan kesan tamu
Jawaban:A. penyekat ruang pameran
26. Berikut termasuk hal yang harus diperhatikan dalam penataan ruang pameran, kecuali ….
A. pemasangan karya harus sejajar dengan pandangan mata
B. pemasangan karya yang lebih tinggi dari penikmat harus dibuat condong ke bawah
C. pemasangan karya yang warna nya kuat dipasang dekat dengan karya yang warnanya lemah agar
serasi
D. pemasangan karya tiga dimensi ditempatkan pada tempat yang bisa dilihat dari berbagai sudut
pandang.
E. sebuah karya tidak menutupi karya yang lain
Jawaban:
C. pemasangan karya yang warna nya kuat dipasang dekat dengan karya yang warnanya lemah agar
serasi
27. Susunan isi laporan kegiatan pameran yang benar adalah ….
A. latar belakang, tujuan, sasaran, manfaat, susunan kepanitiaan, materi pameran, waktu dan tempat
penyelenggaraan, pemasukkan dan pengeluaran dana, kesan dan pesan pengunjung, hambatan dan
kendala, serta penutup.
B. latar belakang, tujuan, susunan kepanitian, materi pameran, waktu dan tempat penyelenggaraan,
pemasukan dana dan pengeluaran dana, sasaran, manfaat, kesan dan pesan pengunjung, hambatan
dan kendala, serta penutup.
C. latar belakang, susunan kepanitaan, materi pameran, waktu dan tempat penyelenggaraan, tujuan,
sasaran, manfaat, pemasukan dan pengeluaran dana, kesan dan pesan pengunjung, hambatan dan
kendala, serta penutup
D. latar belakang, manfaat, pemasukan dan pengeluaran dana, kesan dan pesan pengunjung,
hambatan dan kendala, susunan kepanitiaan, materi pameran, waktu dan tempat penyelenggaraan,
tujuan, sasaran, penutup.
E. latar belakang, susunan kepanitiaan, materi pameran, waktu dan tempat penyelenggaraan, tujuan,
sasaran, manfaat dan serta penutup.

Jawaban:

41
A. latar belakang, tujuan, sasaran, manfaat, susunan kepanitiaan, materi pameran, waktu dan tempat
penyelenggaraan, pemasukkan dan pengeluaran dana, kesan dan pesan pengunjung, hambatan dan
kendala, serta penutup.
28. Yang harus dilakukan panitia pameran ketika pengunjung menghadiri pameran adalah sebagai
berikut, kecuali ….
A. pengunjung diupayakan mengisi buku tamu
B. memandu para pengunjung pameran dalam menikmati materi pameran dengan memberikan
arahan dan penjelasan kepada pengunjung, apalagi pengunjung pameran memerlukannya.
C. mengawasi pengunjung pameran dari berbagai sudut pandang
D. pengunjung pameran hendaknya mengisi buku kesan dan pesan, hal ini snagat berguna untuk
menilai proses pelaksanaan pameran.
E. memfasilitasi kebutuhan pengunjung yang berhubungan dengan pameran
Jawaban:
E. memfasilitasi kebutuhan pengunjung yang berhubungan dengan pameran
29. Setelah pameran kegiatan selesai, panitia harus ….
A. membuat program kerja baru
B. menyusun laporan pertanggungjawaban
C. mengadakan rapat program kerja
D. menyusun rencana anggaran/biaya
E. membuat perencanaan
Jawaban:B. menyusun laporan pertanggungjawaban
30. Laporan kegiatan biasanya disampaikan dalam bentuk ….
A. diskusi
B. brosur
C. katalog
D. tulisan
E. lisan
Jawaban:D. tulisan
31. Suatu kesan dua unsur atau lebih (garis, bidang, warna, dan bentuk) yang ditata sehingga menjadi
balance disebut ….
A. keseimbangan
B. harmony
C. value
D. kontras
E. bidang
Jawaban:A. keseimbangan

42
32. Keseimbangan yang berada di tengah pembagian yang sama disebut ….
A. harmoni
B. simetris
C. sentral
D. asimetris
E. diagonal
Jawaban:B. simetris
33. Keseimbangan yang ebrada di tengah pembagian yang tidak sama disebut ….
A. harmoni
B. simetris
C. sentral
D. asimetris
E. diagonal
Jawaban:D. asimetris
34. Keseimbangan yang berada di tengah-tengah atau memusat disebut ….
A. harmoni
B. simetris
C. sentral
D. asimetris
E. diagonal
Jawaban:C. sentral
35. Keseimbangan yang berada di garis diagonal disebut ….
A. harmoni
B. simetris
C. sentral
D. asimetris
E. diagonal
Jawaban:E. diagonal
36. Perbedaan yang jauh antara unsur yang satu dengan yang lain disebut ….
A. nada
B. irama
C. kontras
D. value
E. hue
Jawaban:C. kontras

43
37. Pengunaan unsur-unsur seni yang atau hampir sama disebut ….
A. value
B. irama
C. kontras
D. kesatuan
E. harmoni
Jawaban:E. harmoni
38. Ragam hias batik parang adalah contoh penggunaan bentuk ….
A. imitatif
B. intuitif
C. simbolis
D. naturalis
E. ekspresif
Jawaban:C. simbolis
39. Berikut peninggalan seni rupa zaman perunggu, kecuali ….
A. tembikar
B. gendering perunggu
C. kapak perunggu
D. ragam hias
E. bejana perunggu
Jawaban:A. tembikar
40. Zaman logam di Indonesia dimulai sejak tahun 500 SM, yaitu sejak masuknya kebudayaan ….
A. Belanda
B. Perunggu
C. Thailand
D. Indo-Jerman
E. Indo-China
Jawaban:E. Indo-China
41. Berikut media yang digunakan untuk membuat karya dua dimensi, kecuali ….
A. pastel
B. pahat
C. pena
D. cat
E. pensil
Jawaban:B. pahat

44
42. Unsur seni yang menimbulkan adanya kesan gelap terang dan sebagai media untuk menciptakan
bentuk yang realis adalah ….
A. titik
B. garis
C. warna
D. tekstur
E. bidang
Jawaban:C. warna
43. Bentuk tiruan benda alam disebut ….
A. naturalis
B. figuratif
C. abstrak
D. intuitif
E. apresiatif
Jawaban:A. naturalis
44. Campuran dua warna pokok disebut warna ….
A. primer
B. sekunder
C. tersier
D. grafis
E. cat
Jawaban:B. sekunder
45. Bentuk yang didasarkan insting atau naluri saja disebut ….
A. naturalis
B. figuratif
C. abstrak
D. intuitif
E. apresiatif
Jawaban:D. intuitif
46. Suatu kegiatan memperlihatkan karya seni kepada orang banyak untuk mendapatkan tanggapan,
penilaian dan penghargaan disebut ….
A. pameran
B. organisasi
C. apresiasi
D. kaligrafi

45
E. panitia
Jawaban:A. pameran
47. Urutan waktu pelaksanaan suatu rencana kegiatan disebut ….
A. public
B. panitia
C. rencana kegiatan
D. jadwal kegiatan
E. organisasi
Jawaban:D. jadwal kegiatan
48. Peralatan dan bahan yang digunakan dalam pembuatan karya seni disebut ….
A. teknik
B. gagasan
C. media
D. bahan
E. sumber
Jawaban:C. media
49. Karya seni rupa yang dibuat dengan tujuan memenuhi kebutuhan estetik atau nilai-nilai
keindahan semata disebut seni ….
A. murni
B. terapan
C. grafis
D. lukis
E. tradisional
Jawaban:A. murni
50. Karya yang termasuk seni murni adalah ….
A. keranjang
B. patung
C. lukisan
D. topi
E. tas
Jawaban:C. lukisan
51. Batu yang berisi sebuah tulisan tentang sesuatu peristiwa atau upacara tertentu yang dilakukan
oleh orang-orang di lingkungaan kerajaan disebut ….
A. menhir
B. dolmen
C. prasasti

46
D. candi
E. patung
Jawaban:C. prasasti
52. Berikut yang merupakan karya Sudjono adalah ….
A. Bunga Kamboja
B. Arjuna Wiwaha
C. Gadis ThailanGadis Thailand
D. Wanita di Depan Cermin
E. Bunga Dahlia
Jawaban:A. Bunga Kamboja
53. Keimin Bunka Shidosa didirikan oleh ….
A. Belanda
B. Inggris
C. Cina
D. Jepang
E. Yunani
Jawaban:D. Jepang
54. Seni kaligrafi termasuk hasil karya pada zaman ….
A. Hindu-Budha
B. Islam
C. Indonesia Merdeka
D. sesudah kemerdekaan
E. prasejarah
Jawaban:B. Islam
55. Seni rupa yang unsur keseniannya menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu kaum atau suku
bangsa tertentu dan masih terikat dengan adat atau aturan pada zaman dahulu adalah ….
A. seni kriya
B. seni rupa tradisional
C. seni rupa modern
D. seni rupa klasik
E. seni rupa mancanegara
Jawaban:B. seni rupa tradisional
56. Salah Satu karya seni rupa zaman poleotikikum adalah …
A. chopper
B. menhir
C. dolmen

47
D. punden berundak
E. arca batu
Jawaban:A. chopper
57. Menhir adalah salah satu karya seni rupa zaman ….
A. poleolitikum
B. arkaekum
C. megalitikum
D. meseolitikum
E. neolitikum
Jawaban:C. megalitikum
58. Kegiatan untuk mengerti, memahami, mengayati, menghargai, dan mencintai karya seni dengan
menganalisa dan memberikan tanggapan terhadap karya seni disebut ….
A. konsultasi
B. apresiasi
C. komunikasi
D. eksplorasi
E. dramatisasi
Jawaban:B. apresiasi
59. Seniman Indonesia Muda adalah salah satu organisasi yang bergerak di bidang seni ….
A. rupa
B. seni tari
C. musik
D. drama
E. teather
Jawaban:A. rupa
60. Basuki Abdullah adalah tokoh seniman zaman ….
A. batu
B. logam
C. Indonesia Jelita
D. Indonesia Merdeka
E. Pendudukan Jepang
Jawaban:C. Indonesia Jelita

48
SOAL URAIAN
1. Batik juga digunakan sebagai bahan untuk membuat baju-baju modern masa kini. Selain
digunakan sebagai pakaian, ternyata terdapat beberapa fungsi batik lain yang tidak kalah
penting. Fungsi batik ini dapat meliputi fungsi estetis sebagai hiasan hingga simbol sosial.
Berdasar pernyataan tersebut bagaimana upaya anda untuk melestarikan budaya batik!
2. Kegiatan pembelajaran yang sudah anda lakukan salah satunya pembuatan karya seni rupa
dengan berkelompok dan berkolaborasi. Berdasarkan pengalaman anda berikan argumentasi
tentang langkah-langkah pembuatan karya seni rupa tersebut !
3. Zaman modern adalah dimana manusia mulai mengembangkan/menggunakan teknologi
yang canggih dan dapat lebih bergantung kepada teknologi dan sudah praktis dalam berbagai
hal dan banyak pemikiran yang sudah mulai maju dan memberi pengaruh besar terhadap
perkembangan seni. Dari pernyataan tersebut silahkan simpulkan apa itu seni rupa modern ?
4. Seni bermanfaat untuk kebutuhan pribadi. Sebagian orang menganggap seni penting dalam
hidupnya. Tidak hanya untuk seorang seniman saja, masyarakat umum juga membutuhkan
seni dalam hidupnya. Sering kali masyarakat menjadikan seni sebagai hiburan dan memiliki
fungsi rekreasi. Berilah penjelasan yang dimaksud fungsi rekreasi dalam seni rupa itu seperti
apa ?
5. Seni rupa terapan adalah karya seni rupa yang memiliki fungsi guna atau memiliki nilai
pakai seperti perabot rumah tangga, baju, tas, tempat pensil, dll. Sedangkan untuk seni rupa
murni adalah lebih memperhatikan keindahan seperti lukisan, poster, fotografi, dll. Dari
kedua perbedaan tersebut, seni rupa terapan memiliki nilai keindahan yang rendah, hal
tersebut disebabkan fakor apa saja ?
6. Pengaplikasian seni dalam benda bermaksud untuk mempercantik tampilan benda tersebut.
Contohnya saja adalah furnitur kayu seperti meja, lemari dan kursi. Benda-benda tersebut
dapat kita gunakan untuk menyimpan sesuatu. Mereka dirancang sedemikian rupa sehingga
tidak hanya memiliki nilai guna tapi juga mampu menyenangkan pemiliknya dari segi
keindahan. Berdasarkan penjelasan tersebut apa fungsi Seni Rupa dalam kehidupan manusia
!
7. Eksplorasi adalah penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih
banyak, terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu. Bertujuan untuk
memperoleh pengalaman baru dari situasi yang baru. Berdasarkan pernyataan tersebut
berilah penjelasan tentang eksplorasi seni rupa!
8. Salah satu kegiatan eksplorasi dalam seni rupa yaitu mencari bahan alam seperti biji-bijian,
daun, kerak telur, dsb, untuk dijadikan karya seni kolase. Jelaskan pengertian teknik kolase
menurut pengalaman anda !
9. Media berkarya seni semakin beragam. Selain software di komputer, anda juga bisa
menggunakan aplikasi yang tersedia di smartphone, khususnya pengguna android.
Penggunaan aplikasi untuk desain grafis seperti poster dan karya seni yang lain tergolong
mudah digunakan, efektif, dan efisien. Menurut pengalaman anda apa pengaruh penggunaan
aplikasi desain dalam berkarya seni rupa?
10. Pada karya seni rupa daerah, fungsi sosial lebih mengarah pada pemanfaatan karya seni
sebagai media pendidikan, hiburan, dan komunikasi. Selain itu, fungsi sosial juga berkaitan
dengan fungsi karya seni rupa daerah sebagai media keagamaan untuk mengungkapkan
kepercayaan masyarakatnya. Dari pernyataan tersebut jelaskan perbedaan fungsi seni sebagai
hiburan dan pendidikan !

49
LEMBAR OBSERVASI
KEAKTIFAN SISWA KELAS X PH 2
SIKLUS I

Nama Sekolah : SMK N 1 Pracimantoro


Mata Pelajaran : Seni Budaya
Materi : Apresiasi karya seni
Komp. Keahlian : Perhotelan
Kelas/Semester : X / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2021/2022

Antusias Motivasi
No Nama Siswa Keaktifan

1.
ADELIA PUTRI HANDAYANI   
2.
AIS NUR FATIMAH   
3.
ANGGA DA'IVAN ARI SETIA   
4. ANGGIT PRATAMA   
SAPUTRA
5. ARSENIO OKTARIFKY DWI   
WICAKSONO
6. ASRININGATI GIGA   
RAMADHANI
7.
BAGAS SEPTO AJI   
8.
CARINNE DITA ARUNNI   
9. DAFFA ARDHI INDRASTA   
10. DANANG ADHI PRASETYA   
11. DAVIT VAURUL MAULANA   
12.
DELVI ALVIAN   
13.
DHIA ANASTAZYA IHZANI   
14.
DISKY PULUNG ASTAKU   
15.
DONI DUTA FIRMANSYAH   

50
16.
EDI SAPUTRO   
17. FADHEL ACHMAD   
HENDRIYATMONO
18.
GUNAWAN   
19.
ILANATUL KHULUQIYAH   
20.
ILHAM SANDI NUGROHO   
21.
KARLINA AGUSTIN   
22. MUHAMAD JANUAR   
HAFARAILYO
23.
NESA INDIRA NOFITA SARI   
24.
NESYA ARMEITA WIDIANTI   
25.
NEZA PUTRI ARYANI   
26.
NIKEN RAMADHANI   
27.
RADIAN ADI SAPUTRA   
28.
RIA ATIKAH MUTMAINAH   
29.
RIYAN AJI PRASETYO   
30. SAFINKA PRIYADA   
ARTAMIVIA
31.
TITIS OKTAVIA NINGRUM   
32. VARISTA FIRSTY   
KENNITASARI
33.
WINDA DWI SETYANINGSIH   
Total

51
LEMBAR OBSERVASI
KEAKTIFAN SISWA KELAS X PH 2
SIKLUS II

Nama Sekolah : SMK N 1 Pracimantoro


Mata Pelajaran : Seni Budaya
Materi : Apresiasi karya seni
Komp. Keahlian : Perhotelan
Kelas/Semester : X / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2021/2022

Antusias Motivasi
No Nama Siswa Keaktifan

1.
ADELIA PUTRI HANDAYANI   
2.
AIS NUR FATIMAH   
3.
ANGGA DA'IVAN ARI SETIA   
4. ANGGIT PRATAMA   
SAPUTRA
5. ARSENIO OKTARIFKY DWI   
WICAKSONO
6. ASRININGATI GIGA   
RAMADHANI
7.
BAGAS SEPTO AJI   
8.
CARINNE DITA ARUNNI   
9. DAFFA ARDHI INDRASTA   
10. DANANG ADHI PRASETYA   
11. DAVIT VAURUL MAULANA   
12.
DELVI ALVIAN   
13.
DHIA ANASTAZYA IHZANI   
14.
DISKY PULUNG ASTAKU   

52
15.
DONI DUTA FIRMANSYAH   
16.
EDI SAPUTRO   
17. FADHEL ACHMAD   
HENDRIYATMONO
18.
GUNAWAN   
19.
ILANATUL KHULUQIYAH   
20.
ILHAM SANDI NUGROHO   
21.
KARLINA AGUSTIN   
22. MUHAMAD JANUAR   
HAFARAILYO
23.
NESA INDIRA NOFITA SARI   
24.
NESYA ARMEITA WIDIANTI   
25.
NEZA PUTRI ARYANI   
26.
NIKEN RAMADHANI   
27.
RADIAN ADI SAPUTRA   
28.
RIA ATIKAH MUTMAINAH   
29.
RIYAN AJI PRASETYO   
30. SAFINKA PRIYADA   
ARTAMIVIA
31.
TITIS OKTAVIA NINGRUM   
32. VARISTA FIRSTY   
KENNITASARI
33. WINDA DWI SETYANINGSIH   
Total

53
Foto

Sampel nilai siswa

54
Diskusi

Presentasi

Halaman depan sekolah

55
Seminar di Sekolah

56

Anda mungkin juga menyukai