Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai sebuah sistem, pembelajaran meliputi suatu komponen, antara
lain tujuan, bahan, peserta didik, guru, metode, situasi, dan evaluasi. Salah
satu komponen yang mendukung keberhasilan kegiatan belajar-mengajar
yakni metode. Penentuan metode yang akan digunakan oleh guru dalam
proses pembelajaran akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya
pembelajaran yang berlangsung (Ahmadi dkk.2011:19).
Selain pemilihan metode yang tepat, guru juga harus memperhatikan
pergeseran paradigma belajar abad 21 dimana informasi telah tersedia
dimana saja dan dapat diakses kapan saja. Pergeseran paradigma ini telah
mengubah sistem pembelajaran pola konvensional atau pola tradisional
menjadi pola modern yang bermedia Teknologi Informasi dan Komunikasi
(Information and Communication Technology [ICT]) (Susilo.2016:27).
Salah satu cara peningkatan layanan yang dapat dilakukan pendidik
pada saat ini adalah dengan mengembangkan model pembelajaran Problem
Based Learning. Satu tujuan penting kala menggunakan model ini adalah
membawa dunia nyata ke ruang kelas untuk diselidiki dan dianalisa.
Sehingga dengan model pembelajaran berbasis masalah ini diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa (Eggen dan
Kauchak.2012:322).
Strategi yang digunakan peneliti dalam mengoptimalkan metode
Problem Based Laerning pada keaktifan siswa dalam menyampaikan
masalah dalam materi pembelajaran adalah termasuk metode yang
langsung diajarkan dan dimaksudkan untuk memperluas pembelajaran,
siswa secara terstruktur dan langkah demi langkah dengan contoh guru
memberikan materi untuk mereka pelajari atau mereka baca
Alasan pemilihan judul ini adalah untuk mengetahui peningkatan
keaktifan dan hasil belajar siswa dengan penerapan model Problem Based
Learning (PBL). Guru menyampaikan tujuan, pokok-pokok pembelajaran,
melaksanakan diskusi kelompok, latihan soal, memberikan motivasi
belajar dan kesimpulan pada mata pelajaran Bahasa Inggris

Pengoptimalan ini bertujuan untuk membantu siswa dalam hal


pengembangan dalam mengatasi kesulitan selama belajar Bahasa Inggris.
Selain itu, alasan dalam memilih metode Problem Based Learning dalam
penilitian ini adalah peneliti berharap metode ini dapat efektif dalam
meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar dan dapat mengatasi masalah
belajar siswa selama belajar Bahasa Inggris.
Dari hasil pengamatan peneliti, ditemukan bahwa siswa SMKN 2
Kediri mengalami kesulitan dalam hal mempelajari materi Bahasa Inggris.
Mereka tidak dapat mengucapkan maksud serta ide mereka jika
menggunakan bahasa Inggris. Penelitian ini menggunakan satu kelompok
kelas yang terdiri dari kelompok eksperimen.
Dalam melaksanakan proyek penelitian dengan judul “Penerapan
Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil
Belajar Siswa Pada Pelajaran Bahasa Inggris Pada Siswa Kelas XI AKL-6
di SMKN 2 Kediri” dengan desain Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti
menerapkan metode Problem Based Learning sebagai metode alternatif
untuk mengajar bagaimana cara mengatasi masalah belajar, meningkatkan
keaktifan siswa, dan meningkatkan hasil belajar yang baik bagi siswa
SMKN 2 Kediri.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran dari latar belakang yang telah diuraikan,
maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
Apakah dengan menggunakan metode Problem Based Learning dapat
mengoptimalkan hasil belajar pada materi Hortatory Exposition text pada
siswa kelaa XI AKL-6 SMKN 2 Kediri pada mata pelajaran Bahasa
Inggris?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengoptimalkan hasil
belajar Siswa SMKN 2 Kediri dalam mata pelajaran Bahasa Inggris
menggunakan metode Problem Based Learning.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi untuk


para pendidik mengenai penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL).

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan


dan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Peserta didik Melalui model pembelajaran Problem Based


Learning (PBL), diharapkan peserta didik dapat
memperoleh pembelajaran yang bermakna, serta dapat
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Desain
Media Interaktif

b. Guru Memberikan pengetahuan untuk memperluas wawasan


guru dalam menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) untuk mata pelajaran Desain Media
Interaktif agar dapat meningkatkan kemampuan profesional
guru

c. Sekolah Model pembelajaran Problem Based Learning


(PBL), diharapkan dapat memberikan kontribusi dan
masukan yang berguna untuk meningkatkan kualitas
pendidikan sebagai inovasi model pembelajaran di SMKN 2
Kediri sehingga dapat memiliki output yang berkualitas dan
kompetitif
d. Peneliti lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sarana pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan
terkait penerapan model pembelajaran inovatif.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang


dilakukan oleh guru untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di
kelasnya, sehingga berfokus pada kelas atau pada proses belajar-
mengajar yang terjadi di kelas. PTK ada tindakan yang nyata yang
diyakini lebih baik dari yang biasa dilakukan (inovatif).

Tujuan PTK memecahkan permasalahan nyata dalam kelas, untuk


memperbaiki mutu pembelajaran sekaligus mencari jawaban ilmiah
mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan.

Fungsi PTK :

a. Penelitian Tindakan Kelas berfungsi sebagai pendidikan dan


pelatihan terapan bagi mahasiswa agar mampu dan terlatih
menuangkan gagasan dan ide-ide kreatifnya melalui
penelitian ilmiah.

b. Untuk mencapai kompetensi tersebut mahasiswa wajib:

1) menguasai hakekat penelitian tindakan kelas;

2) menguasai dan memahami cara penyusunan


rencana, pembuatan Desain dan Implementasi
Penelitian Tindakan Kelas;

3) menguasai tentang pemantauan dan evaluasi dalam


PTK;

4) menguasai cara melakukan analisis dan refleksi


dalam PTK, dan;
5) memahami model dan bentuk Penelitian Tindakan
Kelas serta;

6) menguasai dan mampu melakukan PTK.

c. Kajian PTK ini berfokus pada penelitian tindakan yang


dilakukan di kelas secara ilmiah.

d. Pencapaian kompetensi diakses melalui tugas, observasi dan


praktek penelitian.

Karakteristik PTK :

1. Bersifat siklis, artinya PTK terlihat siklis-siklis (perencanaan,


pemberian tindakan, pengamatan dan refleksi), sebagai prosedur
baku penelitian.

2. Bersifat longitudinal, artinya PTK harus berlangsung dalam


jangka waktu tertentu (misalnya 2-3 bulan) secara kontinyu
untuk memperoleh data yang diperlukan, bukan "sekali tembak"
selesai pelaksanaannya.

3. Bersifat partikular-spesifik jadi tidak bermaksud melakukan


generalisasi dalam rangka mendapatkan dalil-dalil. Hasilnyapun
tidak untuk digenaralisasi meskipun mungkin diterapkan oleh
orang lain dan ditempat lain yang konteksnya mirip.

4. Bersifat partisipatoris, dalam arti guru sebagai peneliti sekali gus


pelaku perubahan dan sasaran yang perlu diubah. Ini berarti guru
berperan ganda, yakni sebagai orang yang meneliti sekali gus
yang diteliti pula.

5. Bersifat emik (bukan etik), artinya PTK memandang


pembelajaran menurut sudut pandang orang dalam yang tidak
berjarak dengan yang diteliti; bukan menurut sudut pandang
orang luar yang berjarak dengan hal yang diteliti.
6. Bersifat kaloboratif atau kooperatif, artinya dalam pelaksanaan
PTK selalu terjadi kerja sama atau kerja bersama antara peneliti
(guru) dan pihak lain demi keabsahan dan tercapainya tujuan
penelitian.

7. Bersifat kasuistik, artinya PTK menggarap kasus-kasus spesifik


atau tertentu dalam pembelajaran yang sifatnya nyata dan
terjangkau oleh guru; menggarap masalah-masalah besar.

8. Menggunakan konteks alamiah kelas, artinya kelas sebagai ajang


pelaksanaan PTK tidak perlu dimanipulasi dan atau direkayasa
demi kebutuhan, kepentingan dan tercapainya tujuan penelitian.

9. Mengutamakan adanya kecukupan data yang diperlukan untuk


mencapai tujuan penelitian, bukan kerepresentasifan
(keterwakilan jumlah) sampel secara kuantitatif. Sebab itu, PTK
hanya menuntut penggunaan statistik yang sederhana, bukan
yang rumit.

10. Bermaksud mengubah kenyataan, dan situasi pembelajaran


menjadi lebih baik dan memenuhi harapan, bukan bermaksud
membangun teori dan menguji hipotesis.

Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas :

1. Merupakan kegiatan nyata, untuk meningkatkan mutu PBM

2. Merupakan tindakan oleh guru kepada siswa

3. Tindakan harus berbeda dari kegiatan biasanya

4. Terjadi dalam siklus berkesinambungan; minimum dua siklus

5. Ada pedoman yang jelas secara tertulis, bagi siswa untuk dapat
mengikuti tahap demi tahap.

6. Ada unjuk kerja siswa sesuai pedoman tertulis dari guru


7. Ada penelusuran terhadap proses, dengan pedoman pengamatan

8. Ada evaluasi terhadap hasil dengan instrumen yang relevan

9. Keberhasilan tindakan dilakukan dalam bentuk refleksi,


melibatkan siswa yang dikenai tindakan

10. Hasil refleksi harus terlihat dalam perencanaan siklus berikutnya

B. Model Pembelajaran PBL

Menurut Rusman (2010:232), karakteristik model pembelajaran


Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut :

1. Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.

2. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada

di dunia nyata yang tidak terstruktur.

3. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple


perspective).

4. Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh

siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan


identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam
belajar.

5. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.

6. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam,


penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan
proses yang esensial dalam problem based learning.

7. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.

8. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan


masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi
pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah
permasalahan.

9. Sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.

10. Problem based learning melibatkan evaluasi dan review


pengalaman siswa dan proses belajar

C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah
Penggunaan Metode Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran bahasa Inggris pada materi Horatatory Exposition
text di SMKN 2 Kediri.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan
menggunakan pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Dengan adanya
Penelitian Tindakan Kelas ini, guru dapat meneliti praktik pembelajaran
yang terkait dengan komponen disetiap kelas. Kemudian, penggunaan
penelitian ini untuk memperbaiki bagaimana praktik dalam kegiatan
pembelajaran berlangsung yang dilakukan agar lebih efektif dan lebih
berkualitas tentunya. Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan pengelolaan serta menumbuhkembangkan kegiatan
penelitian pada lingkup sebagai pendidik. Penelitian ini dilakukan di
SMKN 2 Kediri,Jalan Veteran, Kota Kediri, Jawa Timur.
B. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas XI AKL-6 SMKN 2 Kediri pada
semester genap tahun ajaran 2022/2023 dengan partisipan 32 siswa dengan
rincian siswa laki-laki berjumlah sebanyak 2 siswa dan partisipan
perempuan berjumlah sebanyak 30 siswi.
C. Rencana Tindakan
Penelitian ini merupaan Penelitian berbasis Tindakan Kelas atau dsebut
dengan PTK. Prosedur penelitian PTK ini dilaksanakan sebagai berikut:
No. Siklus I Siklus II

1. a. Guru memberi salam dan a. Guru memberi salam dan

melakukan absensi siswa. melakukan absensi siswa.

b. Guru menanyakan pengalaman b. Guru menanyakan pengalaman

siswa dalam berbahasa Inggris siswa dalam berbahasa Inggris

(social chat); (social chat);

c. Guru menjelaskan tujuan c. Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran atau kompetensi pembelajaran atau kompetensi yang


yang akan dicapai; akan dicapai;

d. Guru menyampaikan garis d. Guru menyampaikan garis besar

besar cakupan materi dan cakupan materi dan penjelasan

penjelasan tentang kegiatan tentang kegiatan yang akan

yang akan dilakukan dilakukan siswa untuk

siswa untuk menyelesaikan menyelesaikan latihan-latihan dan

latihan-latihan dan tugas dalam tugas dalam pembelajaran.

pembelajaran.

2. a. Siswa diberi motivasi atau a. Siswa diberi motivasi atau

rangsangan untuk membahas rangsangan untuk membahas

topik yang akan diberikan oleh topik yang akan diberikan oleh

guru. guru.

b. Siswa diberikan bacaanterkait b. Siswa diberikan bacaan terkait

materi. materi.

c. Siswa mempertanyakan isi c. Siswa mempertanyakan isi

materi. materi.

d. Siswa mendiskusikan materi f. Siswa mendiskusikan materi

yang disajikan guru atau yang disajikan guru atau bacaan

bacaan dari buku penunjang dari buku penunjang lainnya.

lainnya. d. Siswa dapat mempresentasi kan

e. Siswa belajar informasi rinci hasil dari diskusi Hortatory

dan informasi tertentu dari Exposition teks yang telah

materi. mereka pelajari.

e. Siswa dapat menangkap makna


dari hasil diskusi dan dapat

membuat ringkasan materi

Hortatory Exposition Text.

D. Jenis dan Sumber Data


1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
Kuantitatif dan Kualitatif. Data kuantitatif yaitu berupa data yang
berupa angka terdiri dari hasil membaca yang dilakukan oleh siswa.
Sedangkan untuk data kualitatif nya berupa data yang terdiri darii kata
atau kalimat tertulis maupun lisan serta dari hasil pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti dengan cara observasi.
2. Sumber Data
Sumber data yang diambil untuk melakukan penelitian ini adalah
siswa siswi dari kelas XI AKL-6 SMKN 2 Kediri tahun ajaran
2022/2023 dan guru yang terlibat selama pengambilan data untuk
Penelitian Tindakan ini.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi dilakukan unruk mengambil data dari keterangan yang
diperoleh kemudian mencatat sebuah fenomena yang terjadi secara
sistematis. Observasi dilakukan dengan tujuan menilai tindakan dan
tingkah laku setiap individu selama proses pembelajaran.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh bahan yang akan
dijadikan keterangan penguat dari data yang diperoleh dengan
melakukan tanya jawab secara lisan, bertatap muka dengan tujuan
tertentu.
F. Teknik Analisa Data
Menganalisa data dilakukan setelah data terkumpul. Peneliti
melakukan analisi data dengan ara mengumpulkan data kemudian
menyusunnya dan mengolah nya. Dalam menganalisis data kuantitatif,
yang dilakukan penelii yaitu menghitung data yang sudah terkumpul
menggunakan statistik sederhana guna untuk mengetahui ketuntasan belajr
siswa.
Dalam menganalisi data ada kategori secara individu dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75 sebagai berikut:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢
𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 = 𝑥100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Untuk menghitung presentase ketuntasan secara klasikal menggunakan
rumus:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑖𝑎𝑡𝑎𝑠 75 𝑥100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Dari hasil penelitian diperoleh data hasil membaca siswa dengan
penerapan metode Problem Based Learning dengan sampel penelitian
adalah dari siswa kelas XI AKL-6 SMKN 2 Kediri. Berikut adalah tabel
hasil penilaian yang dicapai siswa.
Tabel 1.1 (Hasil Membaca Siswa)
L Penilaian Ketuntasan
No. Nama
/P Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
1 Amelia Valentina P 80 80 80% 80%
2 Amelya Bunga Citra Lestari P 80 80 80% 80%
3 Ananda Eka Nurlaila P 80 80 80% 80%
4 Anggi Puspitasari P 80 80 80% 80%
5 Anggun Adindanika P 80 80 80% 80%
6 Devita Maya Sari P - 80 - 80%
7 Dewi Endang Sri Wahyuni P 80 80 80% 80%
8 Dinta Wilujeng Rahinada P 81 80 81 % 80 %
9 Djelen Adelliya Zaman P 80 80 80% 80%
10 Dwi Firnawati P 80 - 80% -
11 Eva Fitria Nur’aini P 80 83 80% 83%
12 Evelyn Cantika Parama Putri P 81 80 81% 80%
13 Fadhila Rizkia Andini Patras P 81 84 81% 84%
14 Juliana Indah Azhari P 81 80 81% 80%
15 Lailatus Shoimah P - 80 - 80%
16 Marsada Khoirotun Nisak P 80 80 80% 80%
17 Marta Putri Ramandani P 80 80 80% 80%
18 Much.Shofa Imanil Akbar L 81 80 81% 80%
19 Muhammad Erix Setiawan L 80 80 80% 80%
20 Nabila Sefi Aprilia P 80 80 80% 80%
21 Nanik Matul Nurjanah P 81 80 81% 80%
22 Naomi Arkheyohema P 81 89 81% 89%
Nugrahini
23 Noviyana P 81 80 81% 80%
24 Rizky Lisa Anggraeni P 81 80 81% 80%
25 Sekar Wulan Budiarti P 81 80 81% 80%
26 Selia P 81 80 81% 80%
27 Suci Sejuk Rahmadani P 80 80 80% 80%
28 Sukma Ayu Sulistyo Rini P 80 80 80% 80%
29 Valerina Novalinda Imas P - 80 - 80%
D.W
30 Winda Dwi Saputri P 81 80 81% 80%
31 Wiyatania Tri Hapsari P 80 80 80% 80%
32 Yani Dewi Puspitasari P 80 83 80% 83%

Dari data hasil belajar siswa diatas, maka diperoleh data prosentase
ketuntasan sebagai berikut:
Tabel 1.2 (presentase hasil belajar siswa)
Ketuntasan Peningkat
L
No Nama an
/P
Siklus I Siklus II
1 Amelia Valentina P 80% 80% 0%
2 Amelya Bunga Citra Lestari P 80% 80% 0%
3 Ananda Eka Nurlaila P 80% 80% 0%
4 Anggi Puspitasari P 80% 80% 0%
5 Anggun Adindanika P 80% 80% 0%
6 Devita Maya Sari P - 80%
7 Dewi Endang Sri Wahyuni P 80% 80% 0%
8 Dinta Wilujeng Rahinada P 81 % 80 % 0%
9 Djelen Adelliya Zaman P 80% 80% 0%
10 Dwi Firnawati P 80% -
11 Eva Fitria Nur’aini P 80% 83% 3%
12 Evelyn Cantika Parama Putri P 81% 80% -1%
13 Fadhila Rizkia Andini Patras P 81% 84% 3%
14 Juliana Indah Azhari P 81% 80% -1%
15 Lailatus Shoimah P - 80%
16 Marsada Khoirotun Nisak P 80% 80% 0%
17 Marta Putri Ramandani P 80% 80% 0%
18 Much.Shofa Imanil Akbar L 81% 80% -1%
19 Muhammad Erix Setiawan L 80% 80% 0%
20 Nabila Sefi Aprilia P 80% 80% 0%
21 Nanik Matul Nurjanah P 81% 80% -1%
22 Naomi Arkheyohema P 81% 89% 8%
Nugrahini
23 Noviyana P 81% 80% -1%
24 Rizky Lisa Anggraeni P 81% 80% -1%
25 Sekar Wulan Budiarti P 81% 80% -1%
26 Selia P 81% 80% -1%
27 Suci Sejuk Rahmadani P 80% 80% 0%
28 Sukma Ayu Sulistyo Rini P 80% 80% 0%
29 Valerina Novalinda Imas P - 80%
D.W
30 Winda Dwi Saputri P 81% 80% -1%
31 Wiyatania Tri Hapsari P 80% 80% 0%
32 Yani Dewi Puspitasari P 80% 83% 3%
Jumlah 2332% 2499% 8%
Rata-rata 80,41% 80,61% 0,28%
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dianalisa sebagai berikut:
1. Ketuntasan klasikal
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑖𝑎𝑡𝑎𝑠 75 × 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠

a) Ketuntasan klasikal Siklus I


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑖𝑎𝑡𝑎𝑠 75 × 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠

29
𝐾𝐾 = × 100%
29
𝐾𝐾 = 100%
b) Ketuntasan klasikal Siklus II
𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡


= 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑖𝑎𝑡𝑎𝑠 75 × 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠

31
𝐾𝐾 = × 100%
31
𝐾𝐾 = 100%
2. Peningkatan ketuntasan siswa
𝑃𝐾𝑆 = 𝐾𝐾 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝐼 − 𝐾𝐾 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝐼𝐼
𝑃𝐾𝑆 = 100% − 100%
𝑃𝐾𝑆 = 100%
Berdasarkan analisa diatas, maka rekapitulasi data hasil belajar
siswa pada siklus I dan siklus II dirangkum dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1.3 (Rekapitulasi Hasil Membaca)
No. Data Siklus 1 Siklus 2
1 Tuntas secara individu 29 31
2 Tidak tuntas secara individu 4 1
3 Nilai maksimum 81 89
4 Nilai minimum 80 80
5 Jumlah nilai 2332 2499
6 Rata-rata nilai 80,41 80,61
7 Ketuntasan secara klasikal 100% 100%

Hasil dari tabel diata, rekapitulasi hasil membaca dapat dijelaskan


bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 2. Jumlah siswa
yang tuntas belajar pada siklus I adalah 29 siswa dari 29 siswa yang
mengikuti tes belajar dan pada siklus II meningkat menjadi 31 siswa dari
31 siswa yang mengikuti tes belajar. Ketuntasan secara klasikal diperoleh
80,48% pada siklus I dan 100% pada siklus II. Ketuntasan hasil belajar ini
sesuai dengan ketentuan nilai KKM yaitu 75. Siswa yang memperoleh
nilai lebih dari 75 maka dinyatakan mencapai ketuntasan belajar.
B. PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Siklus I
Faktor yang mempengaruhi hasil ketrampilan pemahaman siswa
bisa sampai mencapai 100% adalah karena ada beberapa pengaruh
yang didapat oleh siswa selama kegiatan berlangsung, diantara nya
sebagai berikut:
a. Peserta didik mendapatkan penjelasan rinci terkait materi yang
disampaikan oleh pendidik.
b. Peserta didik termotivasi untuk mengerjakan soal karena tugas
yang diberikan oleh guru.
c. Peserta didik tertarik untuk bertanya terkait materi yang belum
dimengerti.
Pada siklus ini dari 32 siswa yang tidak mengikuti tes membaca
sebanyak 4 siswa. Oleh karena itu presentase hasil tes ketrampilan
membaca secara keseluruhan pada silus ini adalah 100%.
2. Siklus II
Pada siklus kedua ini terdapat 31 siswa yang mengikuti tes
ketrampilan membaca sebanyak 31 siswa dan semua siswa
mendapatkan nilai rata-rata diatas KKM. Kebanyakan mereka
mendapat nilai yang sama antara siklus I dan ke II adalah mereka
terlalu susah untuk sama pada aksen yang didengarkan tetapi hampir
mendekati aksen yang ditirukan itupun sudah bagus untuk
mengoptimalkan hasil ketrampilan membaca mereka.
Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan diatas, penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa pengoptimalan ketrampilan pemahaman dan
keaktifanmenggunakan metode Problem Based Learning cukup membantu
dalam mengupayakan hasil belajar mereka. dapat diketahui bahwa dari
kedua siklus tidak ada perubahan yang signifikan, dan kedua nya
menunjukkan kestabilan. Artinya metode ini cukup baik untuk diterapkan
dalam pengoptimalan keterampilan pemahaman dan keaktifan siswa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang sudah dilakukan tersebut jika ditarik
kesimpulannya, pada jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I adalah
29 siswa dari 29 siswa yang mengikuti tes belajar dan pada siklus II
meningkat menjadi 31 siswa dari 31 siswa yang mengikuti tes belajar.
Ketuntasan secara klasikal diperoleh 80,48% pada siklus I dan 100% pada
siklus II. Ketuntasan hasil belajar ini sesuai dengan ketentuan nilai KKM
yaitu 75. Siswa yang memperoleh nilai lebih dari 75 maka dinyatakan
mencapai ketuntasan belajar.
Dapat diketahui bahwa pengoptimalan ketrampilan membaca
menggunakan metode Problem Based Learning cukup membantu dalam
mengupayakan hasil belajar mereka. dapat diketahui bahwa dari kedua
siklus tidak ada perubahan yang signifikan, dan kedua nya menunjukkan
kestabilan. Artinya metode ini cukup baik untuk diterapkan dalam
pengoptimalan ketrampilan pemahaman dan keaktifan siswa.
B. Saran
Peneliti menyadari dengan seutuhnya bahwa dalam penyusunan
laporan penelitian tindakan kelas ini banyak terdapat kekurangan baik
dalam hal penulisasn maupun tata bahasa. Maka dari itu, peneliti
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca yang berguna untuk
membangun guna dapat menjadi acuan yang lebih baik dalam penulisan
penelitian dilain kesempatan.

Anda mungkin juga menyukai