Pengertian:
Inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada kreaktifan siswa untuk
memiliki pengalaman belajar dalam menemukan konsep – konsep materi berdasarkan masalah yang
diajukan. Model pembelajaran Inquiry dapat mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran Inquiry merupakan model pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir
kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipermasalahkan.
Model ini juga merupakan satu diantara model yang diterapkan dalam kurikulum 2013. Model
pembelajaran Inquiry menuntut siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga mampu
mencari dan menemukan sendiri suatu konsep melalui bimbingan guru.1
Ciri – Ciri Model Pembelajaran Inkuiri :
Proses pembelajaran dengan model inkuiri ditandai dengan cirri-
ciri sebagai berikut :
1) Menggunakan ketrampilan proses
2) Jawaban yang dicari siswa tidak diketahui terlebih dahulu
3) Siswa berhasrat untuk menemukan pemecahan masalah
4) Suatu masalah ditemukan dengan pemecahan siswa sendiri
5) Hipotesis ditemukan oleh siswa untuk membimbing percobaan atau
eksperimen.
6) Para siswa mengusulkan cara-cara pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan, membaca atau menggunakan sumber lain.
7) Siswa melakukan penelitian secara individu atau kelompok untuk
mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesis
tersebut.
8) Siswa mengolah data sehingga mereka sampai pada kesimpulan.
ingga mereka sampai pada kesimpulan.
Langkah – Langkah Metode Inkuiri :
Menurut Sagala (2008:88) menemukan merupakan kegiatan inti
dari kegiatan pelajaran berbasis CTL.Pengetahuan dari keterampilan yang
diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi
hasildari menemukan sendiri. Guru harus merancang kegiatan menemukan
apapun materi yang diajarkannya.
1Wahyu Aji Fatma Dewi dkk, Meta Analisis Efektivitas Model Pembelajaran Inquiry dan Problem Based Learning
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Dasar,Vol 5 No 3, Jumal Basicedu,Tahun
2021,hlm.15
Siklus inquiri:
a) Observation
b) Questioning
c) Hipotesis
d) Conclusion
Langkah-langkah kegiatan menemukan (inquiri) adalah sebagai
berikut :
1. Merumuskan masalah,
2. Mengamati atau melakukan observasi,
3. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar laporan,
bagan, tabel, atau karya ilmiah,
4. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca,
teman sekelas, guru, atau, audiensi yang lain.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Inkuiri:2
Metode inkuiri ini memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan
yang terlihat dalam proses penerapanya. Adapaun kelebihan dan
kelemahan metode inkuiri yang dikemukakan oleh Sanjaya (2006: 2)
adalah sebagai berikut:
1) Kelebihan Metode Inkuiri
a) Menghindari siswa dari cara belajar menghafal.
b) Strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan
aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang sehingga
pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
c) Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka.
d) Strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psiologi
belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat adanya pengalaman.
e) Strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang
2Hidayati Suhada, MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPA,Volume 8, Edisi 2, Desember,JURNAL
PENDIDIKAN DASAR,2017,hlm.2
memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya siswa memiliki
kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang
lemah dalam belajar.
f) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi
proses belajar yang baru.
Kelemahan Metode Inkuiri
a) Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode
inkuiri siswa memerlukan waktu yang terlalu lama sehingga sering
guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
b) Strategi pembelajaran ini akan sulit mengontrol kegiatan dan
keberhasilan siswa.
c) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
Nama: kusniati
Nim :210106056
Model pembelajaran yang dianjurkan untuk digunakan pada kurikulum 2013 adalah model
pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student centered) yang salah satunya
adalah model pembelajaran Project Based Learning. Dalam modul implementasi kurikulum 2013
dijelaskan bahwa Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan
proyek/ kegiatan sebagai inti pembelajaran. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian,
interpretasi, sintetis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk belajar.
Model pembelajaran Project Based Learning memiliki keunggulan yang sangat penting
dan bermanfaat bagi siswa, namun model pembelajaran Project Based Learning sangat jarang
digunakan oleh guru, karena memang dalam prakteknya memerlukan persiapan yang cukup dan
pengerjaannya lama. Mulyasa (2014: 145) mengatakan Project Based Learning, atau PJBL adalah
model pembelajaran yang bertujuan untuk memfokuskan pserta didik pada permasalahan
kompleks yang diperlukan dalam melakukan investigasi dan memahami pelajaran melalui
investigasi
Nim : 210106060
Kelas : 5B PGMI
1
Syarifah, Model Problem Based Learning dan Pembentukan Kelompok Sosial, Mikro Media Teknologi : Bekasi,
2022. Hlm. 9.
kritis dan dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan" (Agus,
2019:7).2
2. Pembelajaran aktif: Model PBL melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran,
dengan mengasumsikan peran yang lebih aktif dalam mencari, mengelola, dan
meng- gunakan sumber daya yang relevan untuk mencari solusi atas masalah yang
diberikan.
3. Berpusat pada siswa: PBL memandang siswa sebagai indi- vidu yang aktif dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran mereka, yang memungkinkan mereka
untuk me- ngontrol dan mengelola proses pembelajaran mereka sendiri.
4. Kelompok kecil: PBL biasanya dilakukan dalam kelompok kecil, di mana siswa
bekerja sama untuk mencari solusi atas masalah yang diberikan.
6. Penerapan langsung: PBL menekankan pada penerapan konsep dan prinsip dalam
situasi dunia nyata, yang memungkinkan siswa untuk memahami dan
menginternal- isasi materi pelajaran dengan lebih baik.
2
Listiyaning Sumardiyani dkk, Integrasi Model Problem Based Learning pada Pembelajaran Berdeferensiasi di
Sekolah Dasar, Nasya Expending Manajment : Jawa Tengah, 2023. Hlm. 111.
3
Nyoman Ayu Putri Lestari dkk, Model-Model Pembelajaran Untuk Kurikulum Merdeka di Era Society 5.0,
Nilacakra Publishing House : Bandung, 2023. Hlm. 13-14.
7. Pembelajaran berkelanjutan: PBL merupakan proses pem- belajaran yang
berkelanjutan, dengan siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru
secara terus-menerus melalui pemecahan masalah dan pengalaman nyata.
Model Problem Based Learning (PBL) memiliki beberapa kelebihan (Noma & dkk,
2016), antara lain:4
44
Nyoman Ayu Putri Lestari dkk, Model-Model Pembelajaran Untuk Kurikulum Merdeka di Era Society 5.0,
Nilacakra Publishing House : Bandung, 2023. Hlm. 15-16.
5. Memperkaya pengalaman belajar: PBL memungkinkan siswa untuk mengalami
pengalaman belajar yang menye- nangkan dan menarik, karena siswa dapat
menggunakan imajinasi dan kreativitas mereka untuk memecahkan masalah.
Model Problem Based Learning (PBL) memiliki beberapa kelemahan (Noma &
dkk, 2016), antara lain:5
2. Memerlukan fasilitator yang terlatih: PBL memerlukan fasilitator yang terlatih dan
memiliki pengalaman dalam mengelola dan memfasilitasi kelompok kecil siswa,
sehingga dapat memerlukan biaya dan waktu untuk melatih fasilitator.
5
Nyoman Ayu Putri Lestari dkk, Model-Model Pembelajaran Untuk Kurikulum Merdeka di Era Society 5.0,
Nilacakra Publishing House : Bandung, 2023. Hlm. 16-17.
3. Memerlukan sumber daya yang memadai: PBL memer- lukan sumber daya yang
memadai, termasuk bahan ajar dan teknologi, sehingga dapat memerlukan biaya
yang lebih besar untuk mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran.
4. Tidak semua siswa siap untuk pembelajaran mandiri: PBL memerlukan siswa yang
mandiri, proaktif, dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, sehingga tidak
semua siswa siap untuk pembelajaran mandiri.
5. Tidak semua topik cocok untuk PBL: Tidak semua topik pelajaran cocok untuk
PBL, karena beberapa topik mungkin terlalu abstrak atau rumit untuk dijelaskan
dalam konteks masalah dunia nyata.
6. Evaluasi dan penilaian yang kompleks: Evaluasi dan penilaian dalam PBL
memerlukan pemahaman yang mendalam tentang kemajuan siswa dan pencapaian
tujuan pembelajaran, sehingga dapat memerlukan evaluasi dan penilaian yang lebih
kompleks dan tidak konvensional.
Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based Learning Problem Based Learning, atau
pembelajaran berbasis masalah memiliki sejumlah kelemahan juga. Masalah-masalah
pembelajaran berbasis masalah (PBL) berikut ini dikemukakan oleh Sanjaya (2007):6
6
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela dkk, Model-Model Pebelajaran, Sada Kurnia Pustaka : Banten, 2022.
Hlm. 36.
c. Tidak semua disiplin ilmu matematika dapat diajarkan dengan
menggunakan pendekatan ini.
Sintaks Model Problem Based Learning (PBL) terdiri dari beberapa tahapan(I. M.
A. Dharma & N. A. P. Lestari, 2022; R.D. Kusumawati & dkk, 2014), yaitu:7
2. Pembentukan kelompok: Siswa dibentuk dalam kelompok kecil yang terdiri dari
3-5 orang. Kelompok ini akan bekerja bersama untuk memecahkan masalah atau
menyelesaikan proyek yang diberikan.
7
Nyoman Ayu Putri Lestari dkk, Model-Model Pembelajaran Untuk Kurikulum Merdeka di Era Society 5.0,
Nilacakra Publishing House : Bandung, 2023. Hlm. 17-19.
menje- laskan solusi yang ditemukan serta proses yang dilakukan dalam
menyelesaikan masalah atau proyek yang diberikan.
Sintaks PBL ini memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah, kerja sama dalam kelompok, serta keterampilan presentasi dan
refleksi. Dengan memahami dan menerapkan sintaks PBL, diharapkan proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif dan bermanfaat bagi pengembangan
kemampuan siswa.
Berikut ini adalah tabel sintaks Model Problem Based Learning (PBL) yang
mencakup kegiatan guru dan siswa: