Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PROJECT BASED LEARNING


(Pembelajaran Berbasis Projek)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran


Dosen Pengampu : Rusmining, M.Pd.

Disusun oleh :

1. Meyda Hanandita (1900006042)


2. Ocsin Clarita (1900006045)

Kelas A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2020
A. Pengertian PjBL
Model Project Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Proyek) adalah
model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola
pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek yang memuat tugas-tugas yang
kompleks berdasarkan permasalahan yang diberikan kepada siswa sebagai langkah
awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata, dan menuntut siswa untuk
melakukan kegiatan merancang, investigasi atau penyelidikan, memecahkan masalah,
membuat keputusan, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja
secara mandiri maupun kelompok, hasil akhir dari kerja proyek tersebut adalah suatu
produk.
Model pembelajaran Project Based Learnin dikembangkan berdasarkan
tingkat perkembangan berfikir siswa dengan berpusat pada aktivitas belajar siswa
sehingga memungkinkan mereka untuk beraktivitas sesuai dengan keterampilan,
kenyamanan, dan minat belajarnya. Model ini memberikan kesempatan pada siswa
untuk menentukan sendiri proyek yang akan dikerjakannya baik dalam hal
merumuskan pertanyaan yang akan dijawab, memilih topik yang akan diteliti, maupun
menentukan kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Peran guru dalam pembelajaran
adalah sebagai fasilitator, menyediakan bahan dan pengalaman bekerja, mendorong
siswa berdiskusi dan memecahkan masalah, dan memastikan siswa tetap bersemangat
selama mereka melaksanakan proyek.
Melalui Model Project Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis
Proyek) proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding
question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab,
secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai
prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan investigasi
mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan
usaha peserta didik.
Pada Model Project Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)
secara otomatis guru menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajarannya.
Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa memperoleh
pengetahuan berdasarkan cara kerja ilmiah. Melalui pendekatan saintifik ini siswa
akan diajak meniti jembatan emas sehingga ia tidak hanya mendapatkan ilmu
pengetahuan semata tetapi juga akan mendapatkan keterampilan dan sikap-sikap yang
dibutuhkan dalam kehidupannya kelak. Saat belajar menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek ini, siswa dapat berlatih menalar secara induktif.
Sebagai salah satu model pembelajaran dalam pendekatan saintifik, project based
learning (model pembelajaran berbasis proyek) sangat sesuai dengan Permendikbud
Nomor 81 A Tahun 2013 Lampiran IV mengenai proses pembelajaran yang harus
memuat 5M, yaitu: (1) mengamati; (2) menanya; (3) mengumpulkan informasi; (4)
mengasosiasi; dan (5) mengkomunikasikan.
Berikut ini beberapa pengertian Model Project Based Learning (Model
Pembelajaran Berbasis Proyek) dari beberapa sumber, yaitu :
1. Menurut NYC Departement of Education (2009:8)
Model pembelajaran Project Based Learning merupakan strategi pembelajaran
dimana siswa harus membangun pengetahuan konten mereka sendiri dan
mendemonstrasikan pemahaman baru melalui berbagai bentuk representasi.
2. Menurut Buck Institute for Education
Model pembelajaran Project Based Learning adalah suatu metode pengajaran
sistematis yang melibatkan para siswa dalam mempelajari pengetahuan dan
keterampilan melalui proses yang terstruktur, pengalaman nyata dan teliti yang
dirancang untuk menghasilkan produk (Sutirman, 2013).
3. Menurut Daryanto (2009:407)
Project Based Learning merupakan cara belajar yang memberikan kebebasan
berpikir pada siswa yang berkaiatan dengan isi atau bahan pengajaran dan tujuan
yang direncanakan. 
4. Menurut Boss dan Kraus
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (MPBP) adalah sebuah model pembelajaran
yang menekankan aktivitas siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan
yang bersifat open-ended dan mengaplikasi pengetahuan mereka dalam
mengerjakan sebuah proyek untuk menghasilkan sebuah produk otentik tertentu
(Abidin, 2007:167).

B. Karakteristik PjBL
Menurut Stripling, model Project Based Learning memiliki tujuh karakteristik
sebagai berikut :
1. Mengarahkan siswa untuk menginvestifigasi ide dan pertanyaan penting.
2. Merupakan proses inkuiri.
3. Terkait dengan kebutuhan dan minat siswa. 
4. Berpusat pada siswa dengan membuat produk dan melakukan presentasi secara
mandiri.
5. Menggunakan ketrampilan berpikir kreatif, kritis, dan mencari informasi untuk
melakukan investigasi, menarik kesimpulan, dan menghasilkan produk.
6. Terkait dengan permasalahan dan isu dunia nyata yang autentik.

C. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran PjBL


Menurut Thomas, pembelajaran berbasis proyek memiliki beberapa prinsip
dalam penerapan-nya, yaitu (Wena, 2011):
1. Sentralistis.
Model pembelajaran ini merupakan pusat dari strategi pembelajaran, karena siswa
mempelajari konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek.
Pekerjaan proyek merupakan pusat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh siswa di kelas. 
2. Pertanyaan Penuntun.
Pekerjaan proyek yang dilakukan oleh siswa bersumber pada pertanyaan atau
persoalan yang menuntun siswa untuk menemukan konsep mengenai bidang
tertentu. Dalam hal ini aktivitas bekerja menjadi motivasi eksternal yang dapat
membangkitkan motivasi internal pada diri siswa untuk membangun kemandirian
dalam menyelesaikan tugas. 
3. Investigasi Konstruktif.
Pembelajaran berbasis proyek terjadi proses investigasi yang dilakukan oleh siswa
untuk merumuskan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek.
Oleh karena itu guru harus dapat merancang strategi pembelajaran yang
mendorong siswa untuk melakukan proses pencarian dan atau pendalaman konsep
pengetahuan dalam rangka menyelesaikan masalah atau proyek yang dihadapi. 
4. Otonomi.
Pembelajaran berbasis proyek, siswa diberi kebebasan atau otonomi untuk
menentukan target sendiri dan bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan.
Guru berperan sebagai motivator dan fasilitator untuk mendukung keberhasilan
siswa dalam belajar.
5. Realistis.
Proyek yang dikerjakan oleh siswa merupakan pekerjaan nyata yang sesuai
dengan kenyataan di lapangan kerja atau di masyarakat. Proyek yang dikerjakan
bukan dalam bentuk simulasi atau imitasi, melainkan pekerjaan atau permasalahan
yang benar-benar nyata.

D. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PjBL 


a. Menurut Boss dan Kraus, model pembelajaran ini memiliki kelebihan atau
keunggulan sebagai berikut (Abidin, 2007:170):
1. Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak memerlukan
tambahan apapun dalam pelaksanaannya. 
2. Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi otentik
secara disiplin.
3. Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting
baginya.
4. Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk penemuan, kolaborasi, dan
komunikasi dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam caracara
baru. 
5. Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan
proyek-proyek yang melintasi batas-batas geografis atau bahkan melompat
zona waktu.
b. Selain keunggulan, model pembelajaran ini juga dinilai memiliki kelemahan-
kelemahan sebagai berikut (Abidin, 2013:171):
1. Memerlukan banyak waktu dan biaya. 
2. Memerlukan banyak media dan sumber belajar.
3. Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang.
4. Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang
dikerjakannya.
E. Peran guru dan peserta didik dalam pelaksanaan Model
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Peran guru dan peserta didik dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis
Proyek sebagai berikut.
a. Peran Guru
1. Merencanakan dan mendesain pembelajaran.
2. Membuat strategi pembelajaran.
3. Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswa.
4. Mencari keunikan siswa.
5. Menilai siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian.
6. Membuat portofolio pekerjaan siswa.
b. Peran Peserta Didik
1. Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir.
2. Melakukan riset sederhana.
3. Mempelajari ide dan konsep baru.
4. Belajar mengatur waktu dengan baik.
5. Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok.
6. Mengaplikasikanhasil belajar lewat tindakan.
7. Melakukan interaksi sosial (wawancara, survey, observasi, dll).

F. Langkah-langkah Model Pembelajaran PjBL 


Model pembelajaran Project Based Learning awalnya dikembangkan oleh The
George Lucas Education Foundation dan Dopplet, dengan langkah-langkah
pembelajaran berdasarkan beberapa fase sebagai berikut (Kemdikbud, 2014:34):

1. Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question)


Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat
memberi penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan disusun
dengan mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai
dengan sebuah investigasi mendalam. Pertanyaan yang disusun hendaknya tidak
mudah untuk dijawab dan dapat mengarahkan siswa untuk membuat proyek.
Pertanyaan seperti itu pada umumnya bersifat terbuka (divergen), provokatif,
menantang, membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order
thinking), dan terkait dengan kehidupan siswa. Guru berusaha agar topik yang
diangkat relevan untuk para siswa.
2. Menyusun perencanaan proyek (design project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan
demikian siswa diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan kegiatan yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan penting, dengan cara mengintegrasikan
berbagai materi yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat
diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
3. Menyusun jadwal (create schedule)
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
a) membuat jadwal untuk menyelesaikan proyek
b) menentukan waktu akhir penyelesaian proyek
c) membawa siswa agar merencanakan cara yang baru
d) membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan
dengan proyek
e) meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan) tentang cara pemilihan
waktu. Jadwal yang telah disepakati harus disetujui bersama agar guru
dapat melakukan monitoring kemajuan belajar dan pengerjaan proyek di
luar kelas.
4. Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and
progress of project) 
Guru bertanggung jawab untuk memantau kegiatan siswa selama menyelesaikan
proyek. Pemantauan dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap
proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar
mempermudah proses pemantauan, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam
keseluruhan kegiatan yang penting.
5. Penilaian hasil (assess the outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar
kompetensi, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa,
membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6. Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience)
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap
kegiatan dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik
secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja
selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan
baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap
pertama pembelajaran.
Tabel Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Projek

Langkah-langkah Deskripsi
Langkah -1
Guru bersama dengan peserta didik menentukan
Penentuan projek
tema/topik projek

Langkah -2
Guru memfasilitasi Peserta didik untuk merancang
Perancangan langkah-
langkah-langkah kegiatan penyelesaian projek
langkah penyelesaian
beserta pengelolaannya
projek

Guru memberikan pendampingan kepada peserta


Langkah -3
didik melakukan penjadwalan semua kegiatan yang
Penyusunan jadwal telah dirancangnya
pelaksanaan projek
Langkah -4
Guru memfasilitasi dan memonitor  peserta didik
Penyelesaian projek
dalam melaksanakan  rancangan projek yang telah
dengan fasilitasi dan
dibuat
monitoring guru
Langkah-langkah Deskripsi
Langkah -5

Penyusunan laporan dan Guru memfasilitasi Peserta didik untuk mempre-

presentasi/publikasi hasil sentasikan dan mempublikasikan hasil karya


projek
Langkah -6 Guru dan peserta didik pada akhir proses pembe-

Evaluasi proses dan hasil lajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan
projek hasil tugas projek

G. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek


1. Langkah ke-1 : Penentuan pertanyaan mendasar / Penentuan proyek
Pada langkah ke-1 ini guru memberikan pertanyaan mendasar bagi siswa, yaitu
pertanyaan yang dapat memberi penugasan siswa dalam melakukan suatu
aktivitas. Topik yang digunakan sesuai dengan realitas dunia nyata. Pertanyaan
yang disusun tidak mudah untuk dijawab dan dapat mengarahkan siswa untuk
membuat proyek.
a. Guru membuka dan memberi salam pada siswa.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Berdasarkan kompetensi yang
dipilih, tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut. Peserta didik dapat :
 Siswa mampu berkreasi membuat sebuah pola yang teratur dari
magnetics stics/cube.
 Siswa mampu menentukan aturan pola bilangan dari uraian pola hasil
kreasi magnetics stics/cube.
 Siswa memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi untuk dalam
menyelesaikan masalah.
 Siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
c. Guru member materi sesuai rencana yang telah dibuat, yaitu masalah tentang
penerapan pola bilangan.

2. Langkah ke-2 : Menyusun perencanaan proyek


Pada langkah ke-2 ini guru dan siswa melakukan perencanaan secara kolaboratif.
Sehingga siswa dapat merasa memiliki atas proyek tersebut. Dalam perencanaan
ini berisi tentang aturan main, mengetahui alat dan bahan yang akan digunakan
dalam pembuatan proyek, dan sebagainya.
a. Guru membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 siswa yang bersifat
heterogen.
b. Guru membagikan magnetics stics/cube pada setiap kelompok.
c. Masing – masing kelompok diminta untuk berkreasi, bekerjasama membentuk
sebuah bangunan yang memiliki keteraturan. Kemudian siswa diminta untuk
menjawab semua pertanyaan pada lembar aktivitas kerja proyek, dan
mempresentasikannya di depan kelas.

3. Langkah ke-3 : Menyusun Jadwal


Pada langkah ke-3 guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan
dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
a. membuat jadwal untuk menyelesaikan proyek.
b. menentukan waktu akhir penyelesaian proyek
c. membawa siswa agar merencanakan cara yang baru.
d. membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan
dengan proyek
e. meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan) tentang cara pemilihan
waktu.

4. Langkah ke-4 : Memantau siswa dan kemajuan proyek


Pada tahap ke-4 Guru memfasilitasi dan memonitor  peserta didik dalam
melaksanakan  rancangan projek yang telah dibuat yaitu membuat bangunan yang
memiliki keteraturan menggunakan magnetics stics/cube.
a. Siswa berkreasi membentuk bangunan-bangunan yang memiliki keteraturan
dalam membuatnya. Kerena magnetic stics / magnetics cube berupa satuan-
satuan magnet yang membentuk stick dan kubus. Setelah bangunan selesai di
buat, siswa menentukan keteraturan bangunan tersebut dengan menghitung
banyak magnetic stics / cube yang digunakan tiap-tiap tahap pembuatan.
b. Siswa mengitung banyaknya magnetics cube yang digunakan mulai dari lantai
atas pada bangunan piramida. Dari lantai atas ke bawah memiliki barisan
bilangan 4, 16, 36, 64. Hasil ini digunakan untuk menjawab pertanyaan pada
lembar kerja proyek. Dari jawaban siswa di atas mereka mampu menemukan
aturan pola bilangan.
c. Siswa menguraikan aturan jumlah magnetics cube yang digunakan tiap lantai,
mulai dari 4, 16, 36, 64 , kemudian mencoba untuk barisan ke 10 tanpa
menghitung magnetics cube. Siswa menemukan hasil pada barisan ke 10 yaitu
400 magnetics. Dari jawaban siswa di atas mereka mampu menemukan aturan
pola bilangan. Terakhir siswa menggeneralisasikan aturan pola bilangan untuk
lantai ke n yaitu 4 n2.

5. Langkah ke-5 : Penilaian hasil


Pada langkah ke-5 guru melakukan penilaian untuk mengukur ketercapaian
kompetensi dan juga mengevaluasi pemahaman yang sudah dicapai oleh
siswa.

6. Langkah ke-6 : Evaluasi pengalaman


Pada langkah ke-6 guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan dan hasil
proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu
maupun kelompok. Beberapa kegiatan evaluasi diantaranya yaitu :
a. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja
selama proses pembelajaran.
b. Guru memberikan tes akhir untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberi
materi untuk merespon kemampuan siswa mengenai materi yang sudah
dipelajari.
c. Guru memberikan penghargaan bagi kelompok dengan nilai tertinggi.
d. Guru menutup pelajaran, memberi salam, dan memberi kesimpulan dari
pembelajaran berbasis proyek yang sudah dilaksanakan.

Hasil produk dari Project Based Learning ini yaitu bangunan piramida yang dibuat
menggunakan magnectics stics/cube dan juga mendapatkan model dari aturan pola
bilangan pada bangun piramida untuk lantai ke n yaitu 4 n2.
DAFTAR PUSTAKA

 Ikhsanudian, Eka. 2014. Model Pembelajaran Projed Based Learning (PjBL).


DiAkses dari : https://www.ekaikhsanudin.net/2014/09/model-pembelajaran-project-
based.html

 Riadi, Muchlisin. 2017. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based


Learning/PjBL). Diakses dari : https://www.kajianpustaka.com/2017/08/model-
pembelajaran-berbasis-proyek.html

 Mulyana, Aina. 2018. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning).


Diakses dari : https://ainamulyana.blogspot.com/2016/06/model-pembelajaran-
berbasis-proyek.html

 Widyantini, Theresia. 2014. Penerapan Model Project Based Learning (Model


Pembelajaran Berbasis Proyek) dalam Materi Pola Bilangan Kelas VII. Diakses dari:
http://p4tkmatematika.org/file/ARTIKEL/Artikel%20Matematika/Penerapan
%20Model%20Project%20Based%20Learning.pdf

 Susanti, Eva. dan Haris Kurniawan. 2020. Design Pembelajaran Matematika Dengan
Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics). Palembang.
Diakses dari :
https://www.researchgate.net/publication/342378064_Design_Pembelajaran_Matemat
ika_Dengan_Pendekatan_Stem_Science_Technology_Engineering_Mathematics
 Hidayah, Nurul. Sulistyaningrum, Heny. 2018. PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN MEDIA KARTU MATEMATIKA
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA. Diakses dari :
https://www.researchgate.net/publication/335563794_PENERAPAN_MODEL_PEM
BELAJARAN_BERBASIS_PROYEK_DENGAN_MEDIA_KARTU_MATEMATI
KA_UNTUK_MENINGKATAN_HASIL_BELAJAR_MATEMATIKA_SISWA
 http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2014/05/model-pembelajaran-project-
based.html

Anda mungkin juga menyukai