Ranny Dwi Agustin Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta Email: rannydwiagustin07@gmail.com Abstract This research aims to describe the development of students, age appropriate to enter primary school, and the implications of understanding the development of children in the learning process for teachers. This research used qualitative approach with research subject were teacher and all students, especially students with low level of development (age). Data collection technique used observation, interview, and documentation.. Data analysis used Miles and Huberman interactive model.. The result of this research are information about student developments in the classroom and strategy of teacher learning in the class. These results shows that student development is very influential of the students rapidity to absorbing the learning, both cognitive development (intellectual) and emotional development
Key: developmentof student, learning, strategy
. A. PENDAHULUAN harus didasarkan atas pelajaran yang mengandung makna yang sebanyak- Menurut Ali Mustadi banyaknya bagi anak, bukan dengan (2017:14), pendidikan terbentuk rutin dan mekanis. Mengajar akan melalui proses interaksi antara siswa gagal bila anak diancam dengan dan siswa, siswa dan sumber belajar, hukuman untuk menghafal hal-hal dan siswa dan guru yang dapat yang hampir tak mengandung makna terjadi di dalam lingkungan keluarga, bagi anak (J.Mursell dan S.Nasution, sekolah, dan masyarakat. 2006:23). Pembelajaran adalah suatu Seseorang dianggap telah proses yang dilakukan oleh individu belajar sesuatu jika dia dapat untuk memperoleh suatu perubahan menunjukkan perubahan perilakuu yang baru secara perilakunya. Berdasarkan Teori keseluruhan, sebagai hasil dari Simulus-Respon (S-R), apa yang pengalaman individu itu sendiri diberikan oleh guru (stimulater) dan dalam interaksi dengan apa yang diterima peserta didik lingkungannya. (responer) harus dapat dilihat dan diukur. Teori Simulus-Respon (S-R) Belajar adalah usaha untuk mengutamakan pengukuran, sebab mencari dan menemukan makna atau pengukuran merupakan suatu hal pengertian. Berhasil tidaknya penting untuk melihat terjadi atau pelajaran bergantung pada taraf tidaknya perubahan tingkah laku makna yang dikandung pelajaran itu tersebut. Jadi, antara Stimulater dan bagi anak. Mengajar dengan sukses responer harus saling terikat kuat dan Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh saling mempengaruhi. (2005:38) berpendapat pada umur berapa tepatnya anak matang untuk Sebagai stimulator, guru masuk sekolah dasar sebenarnya dianggap menjadi ujung tombak sukar dikatakan, karena kematangan pelaksana pendidikan. Namun, peran itu tidak ditentukan oleh umur siswa juga tidak jauh penting. semata-mata. Namun, pada umur 6 Apabila guru sudah memberikan atau 7 tahun biasanya anak memang stimulus dengan baik, tapi siswa telah matang untuk masuk sekolah tidak dapat memberikan respon, dasar. Pada masa keserasian maka pembelajaran tidak dapat bersekolah ini secara relatif anak- berjalan. anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya. Kurang bisanya siswa merespon input dari guru disebabkan Perkembangan adalah dari berbagai faktor, salah satunya perubahan yang progesif dan yaitu belum berkembangnya kognisi kontinyu (berkesimnambungan) dan emosi anak. Normalnya, siswa dalam diri individu mulai lahir dapat merespon atau memahami sampai mati. Pengertian lainnya sesuatu sesuai dengan tingkat yaitu : Perubahan-perubahan yang perkembangannya. Sebaik apapun dialami individu atau organisme input yang masuk, jika kemampuan menuju tingkat kedewasaannya yang perkembangan pemahaman anak berlangsung secara sistematis, belum mencapai input tersebut maka progesif, dan berkesinambungan baik anak tidak akan menguasainya. menyangkut fisik maupun psikis. E.B. Hurlock mengemukakan Suatu pendapat lain yang bahwa perkembangan atau berdasarkan atas keadaan psikologis development merupakan serangkaian terutama perkembangan intelektual perubahan progresif yang terjadi adalah pendapat Piaget dalam Abu sebagai akibat dari proses Ahmadi dan Munawar Sholeh kematangan dan pengalaman. (2005:34), yang membagi perkembangan menjadi empat fase, Di Indonesia, masih banyak SD yaitu: (1) fase senso-motorik, yang yang melanggar ketentuan standar berlangsung dari 0-2 tahun, (2) fase usia penerimaan peserta didik, pra-operasional, yaitu umur 2-7 sehingga banyak siswanya yang tahun, (3) fase operasional konkret, belum matang dalam yang berlangsung dari umur 7-12 perkembanganya. Misalnya saja di tahun, (4) fase operasi-formal, yang SD Gadingan, Wates, Kulon Progo. berlangsung dari umur 12 tahun Di Kelas V, terdapat beberapa anak sampai usia dewasa. Anak mulai bisa yang belum cukup umur berada di belajar dan mendapatkan pendidikan kelas V. Hasilnya, mereka kurang formal di sekolah dasar pada tahap dalam menangkap pelajaran. Di operasional konkret. kelas, mereka lebih banyak bermain dengan teman atau bermain sendiri. Piaget mengakui bahwa Mereka masih asyik dengan perkembangan ialah suatu yang dunianya sendiri. kontinyu. Namun, ia berpendapat bahwa perkembangan kontinyu tersebut terjadi secara sekuensial. Dengan meningkatnya usia anak, Satu bagian dikembangan di atas reaksi emosional mereka menjadi bagian lain yang telah ada dalam kurang menyebar, kurang kurun waktu sebelumnya. Dengan sembarangan, dan lebih dapat demikian, kematangan intelektual dibedakan (Elizabeth B. Hurlock, terjadi melalui tahap-tahap yang 1978:212). Dengan bertambahnya berbeda dan berurutan (Endang umur, maka reaksi emosi yang Purwanti dan Nur Widodo, 2002:61). berwujud bahasa meningkat, sedangkan reaksi gerak otot Martini Jamaris (2013:29-30) berkurang. Sehingga anak lebih mengemukakan bahwa pada fase mudah diatur dan lebih mudah operasional konkret terjadi proses mengikuti pembelajaran. perkembangan penting dalam diri anak terhadap aspek-aspek, seperti : B. METODE PENELITIAN (a)sereasi; kemampuan untuk menentukan urutan objek menurut Penelitian ini menggunakan ukuran, bentuk, dan karakteristik pendekatan kualitatif, dengan subjek lainnya, (b)transitivity; kemampuan penelitian guru dan siswa kelas V SD memahami hubungan-hubungan Gadingan yang dilaksanakan pada 2- logis diantara elemen-elemen yang 13 Oktober 2017. Untuk tersusun secara teratur, (c)klasifikasi; mengumpulkan data digunakan kemampuan menentukan satu objek metode pengamatan, wawancara, dan berdasarkan karakteristik yang analisis dokumen atau literatur. dimilikinya, (d)decentering; Observasi yang digunakan peneliti, kemampuan anak memberikan yaitu observasi nonpartisipatif, jenis perhatian paa aspek-aspek yang perlu wawancara pada penelitian ini, yaitu diperhatikan dalam memecahkan wawancara semiterstruktur, dan masalah, (e)reversibility; dokumentasi berupa foto kondisi kemampuan anak melakukan kelas dan tata tertib. kegiatan yang dimulai dari Data tersebut dianalisis belakangatau tahap akhir, menggunakan teknik analisis data (f)penghilangan sifat egosentris; kualitatif berdasarkan pendapat kemampuan ungtuk menerima sudut Miles dan Hubberman (2014: 12) pandang orang lain walaupun yang meliputi 3 tahap, yaitu: data pandangan tersebut menurutnya condensation (kondensasi data), data salah, (g)kemampuan dalam display (penyajian data), dan memecahkan masalah secara konkret conclusion drawing/verification atau dalam bentuk kegiatan nyata. (penarikan kesimpulan/verifikasi). Dengan mengikuti aturan dan Pada tahap mengkondensasi memasukkan anak ke sekolah dasar data, peneliti mengelompokkan data sesuai dengan ketentuan umur yang yang dianggap penting dan sesuai ada, anak akan lebih mudah dididik dengan tema agar tetap fokus dalam dan menerima pendidikan, karena analisis penelitian. Dalam penelitian selain perkembangan kognisinya ini, dapat dilakukan kegiatan reduksi sudah siap, perkembangan emosinya atau kondensasi data yang diperoleh juga sudah mulai stabil. dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi mengenai perkembangan anak di SD Negeri berada di kelas V. Perkembangannya Gadingan. Selanjutnya, data dalam belum sesuai dengan lingkungan penelitian ini disajikan dalam bentuk belajarnya. Anak masih sulit teks narasi. Lalu, Peneliti dapat menangkap pelajaran kelas V, masih menarik kesimpulan setelah suka bermain, dan egois. melakukan reduksi atau kondensasi dan penyajian data. Penelitian ini Hal ini sebenarnya dapat diharapkan dapat menghasilkan suatu diminimalisir dengan mematuhi kesimpulan yang jelas, dapat berupa aturan dalam penerimaan peserta hubungan interaktif, hipotesis didik sebelumnya agar pembelajaran maupun teori baru yang belum ada berjalan lancar dan sesuai dengan sebelumnya. masa perkembangan anak di kelas V.
C. ISI DAN PEMBAHASAN Abu Ahmadi dan Munawar
Sholeh (2005:38) berpendapat pada Masa Usia Sekolah Dasar umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar Berdasarkan hasil pengamatan sebenarnya sukar dikatakan, karena dan wawancara dengan guru kelas V kematangan itu tidak ditentukan oleh SD Negeri Gadingan, diperoleh umur semata-mata. Namun, pada informasi bahwa anak-anak di kelas umur 6 atau 7 tahun biasanya anak tersebut sebagian besar memiliki memang telah matang untuk masuk tingkat pemahaman yang lemah sekolah dasar. Pada masa keserasian terhadap materi. Pada saat observasi, bersekolah ini secara relatif anak- terlihat banyak anak yang bermain anak lebih mudah dididik daripada sendiri, berbicara, dan tidak jarang masa sebelum dan sesudahnya. pula anak yang hanya duduk diam tetapi sewaktu ditanya oleh gurunya Masa usia sekolah dasar sering dia tidak paham. Bahkan, menurut pula disebut sebagai masa intelektual penjelasan guru, anak kadang atau masa keserasian sekolah. Pada bermain sendiri di lantai atau masa keserasian bersekolah ini dibawah meja. Mereka masih asyik secara relatif anak-anak lebih mudah dengan dunia imajinasinya dan dididik daripada masa sebelum dan mengabaikan guru yang mengajar. sesudahnya. Masa ini dapat diperinci Tidak jarang pula pada saat lagi menjadi dua fase yaitu masa pembelajaran di kelas berlangsung, kelas-kelas rendah dan masa kelas- anak keluar kelas hanya sekedar kelas tinggi sekolah dasar. untuk bermain, melihat kelas tetangga, maupun melihat kelas lain 1. Masa Kelas-Kelas Rendah yang sedang berolahraga di Sekolah Dasar lapangan. Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini antara lainadalah Dari keterangan yang seperti yang disebutkan di bawah disampaikan guru, anak-anak di ini: kelas V sebagian besar masih di a. Adanya korelasi positif yang bawah standar umur. Orang tua tinggi antara keadaan jasmani mereka sengaja memasukkannya saat dengan prestasi sekolah. usia anak belum memenuhi standar. Sehingga, seharusnya mereka belum b. Sikap tunduk pada peraturan- menyelesaikan tugasnya untuk peraturan permainan memenuhi keinginannya; tradisional. setelah kira-kira umur 11 tahun c. Ada kecenderungan memuji pada umumnya anak diri sendiri. menghadapi tugas-tugasnya d. Suka membanding-bandingkan dengan bebas dan berusaha drinya dengan anak lain, kalau menyelesaikan sendiri. hal itu dirasanya e. Pada masa ini anak menguntungkan; dalam hal ini memandang nilai(angka rapor) ada kecenderungan untuk sebagai ukuran yang tepat meremehkan anak lain. (sebaik-baiknya) mengenai e. Kalau tidak dapat prestasi sekolah. menyelesaikan sesuatu soal, f. Anak-anak pada masa ini maka soal itu dianggapnya gemar membentuk kelompok tidak penting. sebaya, biasanya untuk dapat f. Pada masa ini (terutama pada bermain bersama-sama. umur 6-8 tahun), anak g. Di dalam permainan, biasanya menghendaki nilai (angka anak tidak lagi terikat pada rapor) yang baik, tanpa aturan permainan yang mengingat apakah prestasinya tradisional, mereka membuat memang pantas diberi nilai peraturan sendiri. baik atau tidak. 2. Masa Kelas-Kelas Tinggi Sekolah Dengan mengetahui Dasar karakteristik anak SD kelas V (kelas tinggi), guru dapat menyesuaikan diri Bebrapa sifat khas anak-anak dalam melakukan pembelajaran di pada masa ini adalah sebagai kelas. Sedangkan anak-anak kelas berikut: tinggi yang belum berkembang sesuai dengan perkembangan anak a. Adanya minat terhadap kelas tinggi seharusnya pasti akan kehidupan praktis sehari-hari lambat dalam mengikuti yang konkret; hal ini pembelajaran. menimbulkan adanya kecenderungan untu Perkembangan Intelektual Anak membandingkan pekerjaan- pekerjaan yang praktis. Dari hasil observasi juga b. Amat realistis, ingin tahu, ingin diperoleh data bahwa siswa yang belajar. cukup umur memiliki tingkat daya c. Menjelang akhir masa ini telah serap materi yang lebih baik. Mereka ada minat kepada hal-hal dan dapat menjawab pertanyaan dari guru mata pelajaran-mata pelajaran dan terlihat lebih menonjol di kelas khusus, yang oleh ahli-ahli dibandingkan siswa lain yang yang mengikuti teori faktor, umurnya masih terbilang kecil. ditafsirkan sebagai mulai Sebaliknya, anak yang menonjolnya faktor-faktor. umurnya dituakan agar bisa masuk d. Sampai kira-kira umur 11 sekolah lebih awal, mengalami tahun anak membutuhkan kesulitan belajar dan lambat dalam seorang guru atau orang-orang pemahaman materi. dewasa lainnya untuk Berdasarkan pendapat Piaget, anak Purwanti dan Nur Widodo, 2002:61). dalam usia sekolah memasuki tahap Jadi, setiap tahapan harus dilalui agar perkembangan intelektual intelektual dapat berkembang secara operasional konkret (7-11 tahun). maksimal. Jika anak belum cukup Pada tahap ini, anak sudah cukup kemampuan inteleknya dalam suatu matang untuk menggunakan kelas tetap tetap dipaksakan, maka pemikiran logika atau operasi, tetapi anak tersebut sulit berkembang dan hanya untuk objek fisik yang ada saat cenderung sulit menjuju ke tahap ini. intelektual berikutnya. Dalam tahap ini, anak telah Perkembangan Emosi dan Sosial hilang kecenderungan terhadap Anak Kelas Tinggi SD animism dan articialisme. Egosentrisnya berkurang dan Berdasarkan pengamatan, sikap kemampuannya dalam tugas-tugas egosentris atau menang sendiri juga konservasi menjadi lebih baik. masih sangat terlihat pada individu Namun, tanpa objek fisik di hadapan anak. Dalam pembelajaran mereka, anak-anak pada tahap kelompok, anak masih kurang bisa operasional kongkrit masih bekerja sama dan menerima pendapat mengalami kesulitan besar dalam orang lain. Pemilihan kelompok juga menyelesaikan tugas-tugas logika. berdasar pada kedekatan dan (Matt Jarvis, 2011:149- 150). kecocokan. Anak cenderung tidak Sebagai contoh anak-anak yang mau satu kelompok dengan anak lain diberi tiga boneka dengan warna yang bukan teman dekatnya. rambut yang berlainan (edith, susan Masa sekolah yaitu fase antara dan lily), tidak mengalami kesulitan usia 6-12 tahun, sering juga disebut untuk mengidentifikasikan boneka masa kanak-kanakakhir atau masa yang berambut paling gelap. Namun bermain (Endang Poerwanti dan Nur ketika diberi pertanyaan, “rambut Widodo, 2002:97). Karena pada edith lebih terang dari rambut susan. masa ini perkembangan sosial anak Rambut edith lebih gelap daripada yang nampak sangat menonjol, rambut lily. Rambut siapakah yang perkembangan sikap sosialpada masa paling gelap?”, anak-anak pada tahap ini juga ditandai dengan mulai operasional kongkrit mengalami hlangnya sikap egosentris yang kesulitan karena mereka belum kemudin berubah pada orientasi mampu berpikir hanya dengan sosial. menggunakan lambang-lambang. Pada masa ini, dengan Piaget mengakui bahwa perkembangan penalarannya, anak perkembangan ialah suatu yang mulai tahu bahwa ungkapan kontinyu. Namun, ia berpendapat emosional yang berlebihan bahwa perkembangan kontinyu merupakan hal yang kurang baik, dan tersebut terjadi secara sekuensial. secara sosial tidak dapat diterima Satu bagian dikembangan di atas oleh teman-teman sebaya maupun bagian lain yang telah ada dalam keluarga, sehingga perkembangan kurun waktu sebelumnya. Dengan yang nampak adalah anak mulai demikian, kematangan intelektual belajar untuk mengendalikan terjadi melalui tahap-tahap yang ungkapanungkapan emosi yang berbeda dan berurutan (Endang bersifat negatif dan cenderung untuk erat kaitannya dengan proses belajar mulai mengungkapkan emosi yang mengajar peserta didik” menyenangkan. Guru dalam menjalankan Akhir masa kanak-kanak juga perannya sebagai pendidik bagi sering disebut sebagai usia peserta didiknya, tentunya dituntut berkelompok karena pada masa ini memahami tentang berbagai aspek ciri yang menonjol ditandai dengan perilaku dirinya maupun perilaku minat besar terhadap aktifitas dengan orang-orang yang terkait dengan teman-teman sebayanya dan tugasnya, terutama perilaku peserta meningkatnya keinginan untuk didik dengan segala aspeknya, diterima sebagai anggota kelompok. sehingga dapat menjalankan tugas Sehingga anak-anak pada usia 9-11 dan perannya secara efektif yang tahun (SD kelas tinggi) mulai punya pada gilirannya dapat memberikan geng atau kelompok bermain. kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Kematangan emosi dan sosial Dengan memahami psikologi anak sangat berpengaruh pada proses pendidikan, seorang guru melalui pembelajaran. Anak SD kelas tinggi pertimbangan – pertimbangan sehausnya sudah berkembang emosi psikologisnya diharapkan dapat : dan sosialnya menuju ke yang lebih baik, sehingga akan memudahkan 1. Merumuskan tujuan pembelajaran anak dalam berinteraksi di kelas, secara tepat. menerima dan memahami Dengan memahami psikologi pembelajaran. pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih Psikologi Pendidikan Dan Gaya tepat dalam menentukan bentuk Mengajar Guru perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan Berdasarkan pengamatan, pembelajaran. anak-anak di kelas V sangat lambat dalam memahami suatu materi. Jadi, 2. Memilih strategi atau metode mau tidak mau guru yang harus pembelajaran yang sesuai. menyesuaikan pembelajaran dengan Dengan memahami psikologi perkembangan peserta didiknya. pendidikan yang memadai Guru harus mengulang-ulang materi diharapkan guru dapat yang disampaikan. Bahkan, tak menentukan strategi atau metode jarang guru harus berkeliling kelas pembelajaran yang tepat dan mengahampiri tiap anak yang sesuai dan mampu mengaitkannya diketahui lambat dalam dengan karakteristik dan keunikan pemebelajaran untuk menjelaskan individu, jenis belajar dan gaya materi dan memastikan bahwa anak belajar dan tingkat perkembangan paham dengan materi. yang sedang dialami siswanya. Muhibbin Syah (2003) 3. Memberikan bimbingan atau mengatakan bahwa “diantara bahkan memberikan konseling. pengetahuan-pengetahuan yang perlu Tugas dan peran guru di samping dikuasai guru dan calon guru adalah melaksanakan pembelajaran juga pengetahuan psikologi terapan yang diharapkan dapat membimbing para siswanya dengan memahami empati dan menjadi sosok yang psikologi pendidikan, tentunya menyenangkan di hadapan diharapkan guru dapat siswanya. memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar melalui 7. Menilai hasil pembelajaran yang proses hubungan interpersonal adil. yang penuh kehangatan dan Pemahaman guru tentang keakraban. psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam 4. Memfasilitasi dan memotivasi mengembangkan penilaian belajar peserta didik. pembelajaran siswa yang lebih Memfasilitasi artinya berusaha adil, baik dalam teknis penilaian, untuk mengembangkan segenap pemenuhan prinsip-prinsip potensi yang dimiliki siswa penilaian maupun menentukan seperti bakat, kecerdasan dan hasil-hasil penilaian. minat, sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya Dengan mempelajari psikologi memberikan dorongan kepada pendidikan yang berkaitan dengan siswa untuk melakukan perbuatan perkembangan peserta didik, seorang tertentu, khususnya perbuatan guru dapat melaksanakan belajar. Tanpa pemahaman pembelajaran yang efektif sesuai psikologi pendidikan yang dengan tingkat perkembangan siswa. memadai tampaknya guru akan D. KESIMPULAN DAN SARAN mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai Simpulan fasilitator maupun motivator belajar siswanya. Rata-rata siswa di SD Negeri Gadingan belum memenuhi standar 5. Menciptakan iklim belajar yang umur dalam memasuki sekolah. Ada kondusif. anak yang sengaja dituakan atau Efektivitas pembelajaran dimudakan. Hal ini sangat membutuhkan adanya iklim berpengaruh pada perkembangan belajar yang kondusif, guru anak yang akan berimbas juga pada dengan pemahaman psikologi pelaksanaan pembelajaran di kelas. pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat Perkembangan anak usia menciptakan iklim sosio- sekolah disebut juga sebagai tahap emosional yang kondusif di dalam perkembangan operasional konkret, kelas, sehingga siswa dapat dimana anak sudah bisa berpikir belajar dengan nyaman dan secara konkret atau nyata, berpikir menyenangkan. logika dan analitis.
6. Berinteraksi secara tepat dengan Dengan mempelajari
siswanya. perkembangan peserta didik, guru Pemahaman guru tentang mampu mengembangkan psikologi pendidikan pembelajaran sesuai dengan tingkat memungkinkan untuk perkembangan anak sehingga anak terwujudnya interaksi dengan mudah menangkap materi dan tujuan siswa secara lebih bijak, penuh pembelajaran dapat tercapai. Kemampuan yang dimiliki guru yaitu Anonim. 2013. Konstribusi Psikologi seperti: (1)merumuskan tujuan Perkembangan Peserta Didik pembelajaran secara tepat, Terhadap Proses (2)memilih strategi atau metode Pembelajaran. Diakses pada pembelajaran yang sesuai, selasa 17 Oktober 2017 pukul (3)memberikan bimbingan atau 16.24 WIB, dari bahkan memberikan konseling, (4) https://leoneyrha.wordpress.co emfasilitasi dan memotivasi belajar m/category/perkembangan- peserta didik, (5)menciptakan iklim peserta-didik/ belajar yang kondusif, (6)berinteraksi secara tepat dengan siswanya, Anonim. Pengertian dan Ciri-ciri (7)menilai hasil pembelajaran yang Perkembangan. Diakses pada adil. kamis 19 Oktober 2017, pukul 21.05 WIB, dari Saran file.upi.edu/.../PENGERTIAN_ DAN_CIRI_PERKEMBANG Walaupun terkesan sepele, AN.pdf tetapi aturan batas minimal penerimaan peserta didik harus Hurlock, Elizabeth B. 1978. ditegakkan. Ini akan membantu Perkembangan Anak. siswa dalam berkembang secara Jakarta:Erlangga. intelektual, emosi, dan sosialnya. Ibda, Fatimah. 2015. Perkembangan Selain siswa, guru juga akan sangat Kognitif: Teori Jean Piaget. terbantu karena memudahkan dalam Diakses pada Selasa 17 proses mengajar. Namun, apabila Oktober 2017 pukul 21.35 sudah terlanjur diterima maka guru WIB, dari jurnal.ar-raniry.ac.id yang harus pintar-pintar mengatur pembelajaran di kelas. Guru harus Jamaris, Martini. 2013. Orientasi melakukan pendalaman terkait Baru dalam Psikologi perkembangan peserta didik yang Pendidikan. Bogor: Gahalia ada di kelasnya dan mampu Indonesia. menganalisis dan membuat keputusan bagaimana harus Mursell, J dkk. 2006. Mengajar merumuskan tujuan pembelajaran, Dengan Sukses. Jakarta:Bumi memilih strategi dan metode Aksara. pembelajaran, memberikan bimbingan konseling, memfasilitasi Mustadi, Ali & Utami, Kustiwi Nur. dan memotivasi belajar peserta didik, 2017. Pengembangan menciptakan iklim belajar yang Perangkat Pembelajaran kondusif, berinteraksi secara tepat Tematik Dalam Peningkatan dengan siswanya, dan menilai hasil Karakter, Motivasi, Dan pembelajaran yang adil. Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. Diakses pada Kamis 19 E. DAFTAR PUSTAKA Oktober 2017 pukul 20.50 WIB, dari Ahmadi, Abu & Sholeh, Munawar. https://journal.uny.ac.id/index. 2005. PSIKOLOGI php/jpka/article/view/15492 PERKEMBANGAN. Jakarta:Rineka Cipta. Poerwanti, Endang dkk. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Malang:Universitas Muhammadiyah Malang. Sugiyanto. 2015. KARAKTERISTIK ANAK USIA SD. Diakses pada selasa 17 Oktober 2017 pukul 23.50 WIB, dari staff.uny.ac.id/sites/default/file s