Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN SEGREGASI

1. Hakikat Pendidikan segregasi

Sistem pendidikan segregasi adalah sistem pendidikan dimana anak berkebutuhan khusus
terpisah dari sistem pendidikan anak pada umumnya. Penyelengggaraan sistem pendidikan
segregasif dilaksanakan secara khusus dan terpisah dari penyelenggaraan pendidikan untuk
anak pada umumnya.

Pendidikan segregasi adalah sekolah yang memisahkan anak berkebutuhan khusus dari sistem
persekolahan reguler. Di Indonesia bentuk sekolah segregasi ini berupa satuan pendidikan
khusus atau Sekolah Luar Biasa sesuai dengan jenis kelainan peserta didik. Seperti SLB/A
(untuk anak tunanetra), SLB/B (untuk anak tunarungu), SLB/C (untuk anak tunagrahita),
SLB/D (untuk anak tunadaksa), SLB/E (untuk anak tunalaras), dan lain-lain. Satuan
pendidikan khusus (SLB) terdiri atas jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB. Sebagai
satuan pendidikan khusus, maka sistem pendidikan yang digunakan terpisah sama sekali dari
sistem pendidikan di sekolah reguler, baik kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan,
sarana prasarana, sampai pada sistem pembelajaran dan evaluasinya. Kelemahan dari sekolah
segregasi ini antara lain aspek perkembangan emosi dan sosial anak kurang luas karena
lingkungan pergaulan yang terbatas.

2. Fasilitas dan sarana Pendidikan segregasi

 Tersedia alat-alat bantu belajar yang dirancang khusus untuk siswa. Sebagai contoh
tunanetra, seperti buku-buku Braille, alat bantu hitung taktual, peta timbul, dll.
 Jumlah siswa dalam satu kelas tidak lebih dari delapan orang sehingga guru dapat
memberikan layanan individual kepada semua siswa.
 Lingkungan sosial ramah karena sebagian besar memiliki pemahaman yang tepat
mengenai disability anak.
 Lingkungan fisik aksesibel karena pada umumnya dirancang dengan
mempertimbangkan masalah mobilitas disability, dan kami mendapat latihan
keterampilan orientasi dan mobilitas, baik dari instruktur O&M maupun tutor sesama
disability.
 Dapat menemukan orang disability yang sudah berhasil yang dapat dijadikan sebagai

Bentuk-bentuk system pendidikan segregasi:

 Sekolah Luar Biasa


 Sekolah Dasar Luar Biasa
 Kelas Jauh/Kelas Kunjung
 Sekolah Berasrama
 Hospital School

Segregasi, Integrasi, Inklusi ~ 1


PENDIDIKAN INTEGRASI

1. Hakikat Pendidikan Integraasi

Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa banyak anak dengan disabilias kurang,
belajar bersama anak pada umumnya, tetapi mereka tidak memperoleh pelayanan pendidikan
secara memadai atau mereka tidak mendapatkan sekolah dengan alasan yang tidak jelas. Hal
ini disebabkan salah satunya karena kurangnya sumber daya manusia dan banyak tenaga ahli
yang belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang anak dengan disabilitas kurang atau
rasio penyelenggaraan yang sangat mahal, sehingga masih sedikit sekolah yang mau
menerima mereka karena berbagai alasan di atas. Menyelenggarakan pendidikan integrasi
disekolah merupakan kemajuan yang baik, tetapi tidak semudah membalikkan tangan.
Namun kita harus berani memulai supaya anak dengan disabilitas kurang mendapat tempat
dan penanganan yang terbaik.

Konsep pendidikan integrasi memiliki penafsiran yang bermacam-macam antara lain:

 Menempatkan anak dengan disabilitas dengan anak pada umumnya secara penuh
 Pendidikan yang berupaya mengoptimalkan perkembangan kognisi, emosi, jasmani,
intuisi
 Mengintegrasikan pendidikan anak autis dengan pendidikan pada umumnya
 Mengintegrasikan apa yang dipelajari disekolah dengan tugas masa depan
 Mengintegrasikan manusia sebagai mahluk individual sekaligus mahluk social

Konsekuensi dari perubahan-perubahan tersebut adalah bahwa beberapa siswa yang mungkin
sebelumnya menghabiskan seluruh waktu sekolahnya dalam lingkungan yang terpisah,
sekarang akan mempunyai kelas regular. Oleh karena itu merupakan hal yang penting bahwa
guru kelas regular merasa berkopeten untuk mengajar semua siswa.

2. Istilah Integrasi

Istilah yang luas untuk merujuk pada bersekolahnya seorang anak berkebutuhan khusus pada
sekolah regular. Dapat diartikan pada proses memindahkan seorang siswa pada lingkungan
yang tidak terlalu terpisah. Seorang anak berkebutuhan khusus yang bersekolah pada sekolah
regular, tetapi berada pada unit atau kelas khusus. Meskipun siswa tersebut berada pada kelas
khusus, jelas bahwa apabila kelas tersebut pada sekolah regular, peluang untuk berinteraksi
dengan warga sekolah secara umum jauh lebih besar dari pada anak yang berada pada
sekolah khusus yang terpisah.

Banyak sekolah yang mempunyai kelas khusus mempunyai program khusus untuk
mendorong interaksi antara siswa dengan dan tanpa kebutuhan pendidikan khusus. Misalnya,
pada beberapa sekolah, anak-anak menghabiskan pagi harinya pada kelas khusus dan
siangnya pada kelas regular. Para guru dan asisten dari kelas khusus biasa mendukung
penempatan pada kelas khusus. Peluang-peluang bagi interaksi tersebut, berdasarkan atas
prinsip normalisasi. Jauh mungkin untuk terjadi apabila anak tersebut diintegrasikan pada
sekolah reguler.

Segregasi, Integrasi, Inklusi ~ 2


PENDIDIKAN INKLUSI

Hakikat Pendidikan Inklusi

Sekolah Inklusi adalah sekolah reguler yang mengkoordinasi dan mengintegrasikan siswa
reguler dan siswa berkebutuhan khusus dalam program yang sama, dari satu jalan untuk
menyiapkan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus adalah pentingnya pendidikan
Inklusif, tidak hanya memenuhi target pendidikan untuk semua dan pendidikan dasar 9 tahun,
akan tetapi lebih banyak keuntungannya tidak hanya memenuhi hak-hak asasi manusia dan
hak-hak anak tetapi lebih penting lagi bagi kesejahteraan anak, karena pendidikan Inklusi
mulai dengan merealisasikan perubahan keyakinan masyarakat yang terkandung di mana
akan menjadi bagian dari keseluruhan, dengan demikian anak berkebutuhan khusus akan
merasa tenang, percaya diri, merasa dihargai, dilindungi, disayangi, bahagia dan bertanggung
jawab. Inklusi terjadi pada semua lingkungan sosial anak, pada keluarga, pada kelompok
teman sebaya, pada sekolah, dan pada institusi-institusi kemasyarakatan lainnya.

Pendidikan inklusi merupakan sebuah pendekatan yang berusaha mentransformasi sistem


pendidikan dengan meniadakan hambatan-hambatan yang dapat menghalangi setiap siswa
untuk berpartisipasi penuh daam pendidikan. Inklusi merupakan perubahan praktis yang
memberi peluang anak dengan latar belakang dan kemampuan yang berbeda bisa berhasil
dalam belajar. Perubahan ini tidak hanya menguntungkan anak yang sering tersisihkan,
seperti anak berkebutuhan khusus, tetapi semua anak dan orangtuanya, semua guru dan
administrator sekolah, dan setiap anggota masyarakat.

Inklusi memang mengikut sertakan anak berkebutuhan khusus. Namun, secara luas inklusif
juga berarti melibatkan seluruh peserta didik tanpa terkecuali, seperti:

1. anak yang menggunakan bahasa yang berbeda dengan bahasa pengantar yang
digunakan di dalam kelas.
2. anak yang beresiko putus sekolah karena sakit, kelaparan atau tidak berprestasi
dengan baik.
3. anak yang berasal dari golongan agama atau kasta yang berbeda.
4. anak yang terinfeksi HIV atau AIDS, dan
5. anak yang berusia sekolah tetapi tidak sekolah.

Prinsip-prinsip dasar pendidikan inklusi, yang membedakan dengan sistem integrasi, apalagi
segregasi adalah:

1. Semua anak, siapapun dia, memiliki hak untuk menempuh pendidikan di sekolah
mana pun, dan sekolah wajib menerima murid, siapapun dia.
2. Setiap anak/murid adalah individu yang unik, olehkarenanya, sistem pendidikan harus
dibuat fleksibel, memberikan kemungkinan pada guru untuk melakukan penyesuaian,
guna mengakomodasikan kebutuhan khusus setiap siswa.
3. Sistem pendidikan dalam suatu negara harus dibuat satu sistem, dan sistem
pendidikan untuk anak-anak yang menyandang kecacatan merupakan bagian integral
dari sistem pendidikan umum tersebut; bukan terpisah atau khusus.

Guru-guru di sekolah umum harus memiliki wawasan dan keterampilan untuk mengajar
siswa, siapa pun dia. Itu sebabnya, pendidikan/pelatihan untuk guru harus melakukan
penyesuaian dengan sistem ini. Inklusi berarti bahwa sebagai guru bertanggung jawab untuk
mengucapkan bantuan dalam menjaring dan memberikan layanan pendidikan pada semua
anak dari otoritas sekolah, masyarakat, keluarga, lembaga pendidikan, layanan kesehatan,
pemimpin masyarakat, dan lain-lain.

Segregasi, Integrasi, Inklusi ~ 3


Pengertian Sikap Inklusif dan Contohnya di Kehidupan Sehari-Hari

Istilah inklusif dan eksklusif berkaitan dengan dunia pendidikan. Kata inklusif merujuk pada
penggambaran masyarakat yang terbuka pada keberagaman budaya. Inklusif menjelaskan
keterbukaan masyarakat pada toleransi, menerima, dan berinteraksi dengan budaya lain.
Selain kata inklusif, ada juga kata eksklusif.

Mengutip dari gramedia.com, eksklusif kebalikan dari inklusif. Pengertian eksklusif yaitu
sekelompok masyarakat yang membatasi, memisahkan, hingga menutup diri dari luar.
Kelompok eksklusif ini membatasi diri pada kelompok lain.

Pengertian Inklusif

Definisi inklusif menurut KBBI adalah termasuk atau terhitung. Kata inklusif berasal dari
bahasa Inggris yaitu "inclusion", yang artinya mengajak masuk atau mengikutsertakan.
Sedangkan kata eksklusif berasal dari "exclusion", yang artinya mengeluarkan atau
memisahkan.

Inklusif adalah pendekatan untuk membangun dan mengembangkan lingkungan yang lebih
terbuka. Berdasarkan buku Pengembangan Kurikulum dan Implementasi Pendidikan Inklusi
di Sekolah Dasar, inklusif bertujuan untuk mengajak dan ikut serta semua orang yang
memiliki latar belakang berbeda.

Sikap inklusif bermanfaat untuk menerapkan dan memahami masalah. Inklusif ini bertujuan
untuk mengajak dan ikut serta dalam lingkungan. Kelompok masyarakat inklusif akan
terbuka dalam lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Contoh sikap inklusif di
lingkungan yaitu sikap hormat pada lebih tua dan menghargai ke yang lebih muda.

Pada dasarnya sikap inklusif membantu menjaga hubungan antar manusia. Sikap ini perlu
diterapkan untuk memahami perbedaan etnis, budaya, latar belakang, status, hingga
karakteristik. Menurut Marriam D.Skrdjen menjelaskan tujuan pendidikan inklusif, yaitu
mengurangi kekhawatiran, membangun, loyalitas dalam persahabatan, sikap membangun,
dan menghargai.

Manfaat Inklusif

1. Dapat membangun kesadaran akan pentingnya pendidikan


2. Mengurangi sikap diskriminatif atau membeda-bedakan
3. Melibatkan dan memberdayakan masyarakat untuk pendidikan anak sekolah
4. Perencanaan dan monitoring mutu pendidikan
5. Mengetahui hambatan yang berkaitan dengan sosial dan masalah
6. Sikap menghargai perbedaan budaya dan tradisi yang dianut
7. Dapat menghargai diri sendiri dan orang lain
8. Sadar bahwa setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama
9. Mengembangkan masyarakat yang memiliki pikiran terbuka dan cerdas
10. Mewujudkan tatanan masyarakat yang lebih dekat antar sesama
11. Mengembangkan produktivitas untuk membangun kehidupan yang lebih baik

Contoh Sikap Inklusif

1. Membantu menyeberangkan lansia di jalan


Segregasi, Integrasi, Inklusi ~ 4
2. Memberi tempat duduk prioritas untuk ibu hamil dan lansia
3. Tidak menganggu anak kecil
4. Menghormati orang yang lebih tua
5. Membantu orang yang kesusahan
6. Melakukan gotong royong bersih desa
7. Membantu tetangga membetulkan jalanan rusak
8. Melapor pada pihak berwajib jika ada fasilitas rusak
9. Berteman dengan semua orang tanpa membeda-bedakan
10. Bersikap ramah pada semua orang
11. Menghargai orang yang berbeda dari segi etnis, agama, dan budaya
12. Tidak menganggu anak kecil

Tujuan Pendidikan Inklusif

Pada dasarnya setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan. Menurut UU
Nomor 20 Tahun 2003, pasal 5 ayat 1 berbunyi 'bahwa setiap warga negara mempunyai hak
yang sama untuk memperoleh pendidikan yang merata dan berpengaruh pada pengembangan
pendidikan'. Pendidikan inklusif penting untuk menekan sikap anti diskriminasi, perjuangan
hak dan kewajiban, serta kualitas pendidikan. Anak-anak berhak mendapatkan perkembangan
dan kemajuan pendidikan. ‘

Menurut UNESCO, pendidikan inklusif penting untuk proses penerimaan, respon


keberagaman, dan kebutuhan semua siswa. Sehingga siswa dapat memahami dan ikut
berpartisipasi dalam belajar, budaya, dan komunikasi.

Berikut tujuan pendidikan inklusif:

1. Membantu meningkatkan kepedulian dan kebutuhan belajar siswa


2. Guru dan siswa nyaman dengan keberagaman
3. Memberi kesempatan kepada peserta didik, untuk mendapatkan pendidikan sesuai
kebutuhan dan kualitas
4. Adanya keanekaragaman, tidak diskriminatif, dan saling menghargai di sekolah

Segregasi, Integrasi, Inklusi ~ 5


KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PENDIDIKAN SEGREGASI

Keuntungan system pendidikan segregasi:

 Rasa ketenangan pada anak luar biasa.


 Komunikasi yang mudah dan lancar.
 Metode pembelajaran yang khusus sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak.
 Guru dengan latar belakang pendidikan luar biasa
 Mudahnya kerjasama dengan multidisipliner.
 Sarana dan prasarana yang sesuai.
 Merasa diakui kesamaan haknya dengan anak normal terutama dalam memperoleh
pendidikan.
 Dapat mengembangakan bakat ,minta dan kemampuan secara optimal.
 Lebih banyak mengenal kehidupan orang normal.
 Mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
 Harga diri anak luar biasa meningkat.
 Dapat menumbuhkan motipasi dalam belajar.
 Guru lebih mudah untuk merencanakan dan melakukan pembelajaran karena
siswanya homogen.
 Siswa tidak menjadi bahan ejekan dari siswa lain yang normal.

Kelemahan sistem pendidikan segregasi:

 Sosialisasi terbatas
 Penyelenggaraan pendidikan yang relative mahal
 Bebas bersaing
 Egoistik, menumbuhkan kesenjangan kualitas pendidikan
 Efektif dan efisien untuk kepentingan individu
 Menumbuhkan disintegrasi
 Tidak terikat
 Mahal dan butuh fasilitas banyak Spesifik dan spesialis
 Memperlemah persatuan nasional
 Potensial untuk pengembangan otonomi

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PENDIDIKAN INTEGRASI

Dibandingkan dengan sistem segregasi, sistem integrasi ini merupakan suatu kemajuan, yaitu:

 Siswa berkebutuhan khusus dapat bermain bersama-sama dengan siswa pada


umumnya. Ini berarti ada proses sosialisasi sedini mungkin, saling mengenal antara
siswa berkebutuhan khusus dan yang tidak, begitu pula sebaliknya. Ini akan
berdampak pada pertumbuhan sikap siswa-siswa tersebut, yang akan bermanfaat pula
kelak jika mereka telah dewasa.
 Siswa berkebutuhan khusus mendapatkan suasana yang lebih kompetitif, karena di
sekolah umum ada lebih banyak siswa dibanding SLB.
 Siswa berkebutuhan khusus dapat membangun rasa percaya diri yang lebih baik.
 Siswa berkebutuhan khusus dapat bersekolah di mana saja, bahkan sekolah yang
dekat dengan tempat tinggalnya, asal ia memenuhi persyaratan yang diminta; jadi
tidak perlu terpisah dari keluarga mereka.
 Dari sisi kurikulum, dengan menempuh pendidikan di sekolah umum, anak
berkebutuhan khusus akan mendapatkan materi pelajaran yang sama dengan siswa
pada umumnya.

Segregasi, Integrasi, Inklusi ~ 6


Kelemahan dari sistem integrasi ini adalah siswa anak berkebutuhan khusus harus
menyesuaikan diri dengan metode pengajaran dan kurikulum yang ada. Pada saat-saat
tertentu, kondisi ini dapat menyulitkan mereka. Misalnya, saat siswa diwajibkan mengikuti
mata pelajaran ”menggambar.” Karena memiliki hambatan penglihatan, tentu saja siswa yang
merupakan anak berkebutuhan khusus tidak bisa ”menggambar.” Tapi, karena mata pelajaran
ini wajib dengan kurikulum yang ”ketat”, ”tidak fleksibel,” tidaklah dimungkinkan bagi guru
maupun siswa berkebutuhan khusus untuk melakukan ”adaptasi atau subsitusi” –untuk mata
pelajaran ”menggambar” tersebut. Yang dimaksud substitusi adalah menggantikan mata
pelajaran tersebut dengan tugas lain yang memiliki nilai kompetensi sama. Misalnya,
menggambar adalah mata pelajaran yang melatih kreatifitas otak kanan untuk bidang visual;
bisa digantikan dengan tugas lain yang memiliki tujuan kompetensi sama atau setara,
misalnya mengarang.

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PENDIDIKAN INKLUSI

Keuntungan sistem pendidikan Inklusi:

Keuntungan dari pendidikan inklusi anak berkebutuhan khusus maupun anak pada umumnya
dapat saling berinteraksi secara wajar sesuai dengan tuntutan kehidupan sehari-hari di
masyarakat, dan kebutuhan pendidikannya dapat terpenuhi sesuai potensinya masing-masing.

Kelemahan sistem pendidikan inklusi :

Minimnya sarana penunjang sistem pendidikan inklusi, terbatasnya pengetahuan dan


ketrampilan yang dimiliki oleh para guru sekolah inklusif menunjukkan betapa sistem
pendidikan inklusi belum benar – benar dipersiapkan dengan baik. Apalagi sistem kurikulum
pendidikan umum yang ada sekarang memang belum mengakomodasi keberadaan anak –
anak yang memiliki perbedaan kemampuan (difabel). Sehingga sepertinya program
pendidikan inklusif hanya terkesan program eksperimental.

KESIMPULAN

Dengan adanya sistem pendidikan Segregasi, integrasi, dan Inklusi, para siswa yang
mempunyai disabilitas dapat menentukan alternatif sistem yang tepat untuk mendapatkan
haknya dalam memperoleh pendidikan. Sebagai pendidik, seharusnya berusaha untuk dapat
mendidik para siswanya baik itu dengan disabilitas ataupun yang tidak. Karena, pada
dasarnya tidak ada manusia yang sempurna.

Dikarenakan siswa tidak hanya membutuhkan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk
dapat bergabung dalam masyarakat maka diperlukan sistem yang mengajarkan berinteraksi
dengan teman-teman sebaya ataupun yang lain.

Segregasi, Integrasi, Inklusi ~ 7


Adapun untuk lebih jelas mengenai perbedaannya dilihat dari beberapa dimensi
adalah sebagaimana tabel berikut:

Dimensi Segreagasi Integrasi Inklusi


Kurikulum Kurikulum terpisah Mengikuti Kurikulum dirancang dan
kurikulum yang diajarkan berdasarkan
berlaku. kebutuhan anak.
Partisipasi Belum ada Partisipasi penuh Partisipasi penuh sudah
partisipasi. belum terjadi atau mulai terbentuk dan
Kalaupun ada, bahkan tidak ada. merupakan faktor kunci
hanya sebatas pada dalam keberhasilan
kelompok tertentu pelaksanaan pendidikan
saja. inklusi
Manfaat Pendidikan lebih Anak berkebutuhan 1. Sebagian besar anak
banyak ditujukan khusus sudah dapat berkebutuhan khusus dapat
untuk anak yang menikmati belajar di sekolah umum
tidak memiliki pendidikan tapi dengan akses dan
kebutuhan khusus. sekolah (guru dan lingkungan yang kondusif.
Anak dengan siswa/i) tidak 2. Guru dapat
kebutuhan khusus dituntut untuk memperkaya wawasan
masih sulit membuat persiapan serta meningkatkan
mendapatkan khusus dan tidak kreativitas dalam
pendidikan. harus pengelolaan kelas.
3. Siswa / siswi lain
menerima perbedaan yang
ada dan memiliki kepekaan
sosial yang tinggi serta
mampu menjalin
persahabatan dengan anak
berkebutuhan khusus.
4. Orang tua anak
berkebutuhan khusus
merasa yakin bahwa
anaknya akan mendapatkan
pendidikan yang lebih baik
Sistem Pendidikan untuk Pendidikan untuk Ada di dalam sistem
Pendidikan anak berkebutuhan anak berkebutuhan sekolah umum, dimana
khusus terpisah dari khusus menjadi pelaksanaan pendidikan,
sekolah umum. bagian dari sekolah pengelolaan kelas dapat
umum. menjamin peningkatan
pendidikan dan akses untuk
semua anak, termasuk anak
berkebutuhan khusus.
Tanggung Tanggung jawab Tanggung jawab Guru wali kelas, guru
jawab ada pada masing - tergantung relasi bidang studi serta guru
masing unit dan kepedulian pembimbing khusus
penyelenggara masing-masing bertanggung jawab penuh
pendidikan. guru. pada kelangsungan proses
belajar anak berkebutuhan
khusus.

Segregasi, Integrasi, Inklusi ~ 8

Anda mungkin juga menyukai