Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal

Dosen Pengampu: Dr. Deasylina DA Ary, S.Pd., M.Sn.

Oleh:
Eva Fauzi 1401417430

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi pada saat sekarang ini pendidikan adalah merupakan suatu hal
atau sebuah komponen yang sangat penting dan dibutuhkan dalam mengikuti perkembangan
jaman. Dalam melaksanakan dan mewujudkan suatu pembangunan, suatu bangsa dan negara
memerlukan pendidikan. Pendidikan dinegara Indonesia bertujuan membentuk karakter
bangsa yaitu manusia seutuhnya yang memiliki kualitas iman, budi pekerti dan rasionalitas
tinggi. Pendidikan yang ada dapat dijadikan sebagai sebuah cara sekaligus sebagai tolak ukur
bagi kemajuan dan keberhasilan sebuah negara dalam mencetak dan menghasilkan manusia
yang berkualitas.
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 yang berisikan tentang
Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung-jawab”.
Guru yang merupakan seseorang yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan tersebut,
harus memahami model pembelajaran dan juga prinsin-prinsip pembelajaran yang mendidik.
Hal tersebut sangat penting agar siswa tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual namun
juga memiliki budi pekerti yang baik. Pembelajaran muatan lokal yang juga menerapkan
nilai-nilai luhur masyarakat memiliki fungsi penting dalam pembentukan karakter siswa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa sajakah prinsi-prinsip pembelajaran yang mendidik?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran mulok menurut kurikulum KTSP?
3. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran mulok menurut kurikulum 2013 SD?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
2. Menjelaskan pelaksanaan pembelajaran mulok menurut kurikulum KTSP
3. Menjelaskan pelaksanaan pembelajaran mulok menurut kurikulum 2013 SD

2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Prinsip Pembelajaran Yang Mendidik

Pembelajaran merupakan jantung dari proses pendidikan dalam suatu institusi


pendidikan. Kualitas pendidikan bersifat kompleks dan dinamis dapat dipandang dari
berbagai persepsi dan sudut pandang melintasi garis waktu. Pada tingkat mikro, pencapaian
kualitas pendidikan merupakan tanggungjawab profesional seorang guru melalui penciptaan
pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik dan memfasilitasi peserta didik untuk
mencapai hasil belajar yang maksimal. Pada tingkat makro, institusi pendidikan sangat
bertanggungjawab terhadap pembentukan lulusan yang berkualitas yaitu yang dapat
berkontribusi terhadap perkembangan intelektual, ketrampilan, sikap, moral dan religi dari
setiap individu sebagai anggota masyarakat.

Menurut Sudjana Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik
dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak yaitu
antara peserta didik “warga belajar” dan pendidik “sumber belajar” yang melakukan kegiatan
membelajarkan. Sedangkan menurut Sanjaya, Pembelajaran merupakan suatu sistem yang
kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek produk dan aspek
proses. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa
mengenai hasil yang diperoleh dengan mengabaikan proses pembelajaran. Keberhasilan
pembelajaran dilihat dari sisi hasil memang mudah dilihat dan ditentukan kriteriannya, akan
tetapi hal ini dapat mengurangi makna proses pembelajaran sebagai proses yang mengandung
nilai-nilai pendidikan.

Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah sebuah


interaksi dua arah antara guru dan siswa yang dilakukan secara sengaja dalam mencapai
tujuan pendidikan yang dapat dilihat dari dua aspek proses dan hasil.

Pencapaian tujuan pendidikan bergantung dalam pembelajaran, oleh sebab itu guru
harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran yang mendidik antara lain:
1. Merancang program pembelajaran yang memfasilitasi penumbuhan karakter serta soft
skills di samping pembentukan hard skills baik yang terbentuk sebagai dampak langsung
dari tindakan pembelajaran (instructional effects) maupun sebagai dampak tidak
langsung dari akumulasi pengalaman belajar yang dihayati oleh peserta didik sepanjang
rentang proses pembelajaran atau dampak pengiring (nurturant effects) kesemuanya
berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan situasional.

3
2. Mengimplementasikan program pembelajaran dengan kewaspadaan penuh (informed
responsiveness) terhadap peluang untuk menjadikan optimasi antara pemanfaatan
dampak instruksional dan dampak pengiring pembelajaran yang dibingkai dengan
wawasan kependidikan sebagai asas pengendali. Semua ini demi tercapainya tujuan utuh
pendidikan.
3. Mengases hasil dan proses pembelajaran yang tercapai baik sebagai dampak langsung
maupun dampak pengiring proses pembelajaran dalam konteks tujuan utuh pendidikan.
4. Memanfaatkan hasil asesmen terhadap proses dan hasil pembelajaran untuk perbaikan
pengelolaan pembelajaran secara berkelanjutan baik mlalui tindakan remidi maupun
pengayaan.

Sedangkan prinsip pembelajaran menurut permendikbud tentang pembelajaran antara


lain:
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber
belajar;
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan
ilmiah;
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan
jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills);
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso
sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;

4
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran; dan
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Prinsip penyelenggaraan kegiatan pembelajaran muatan lokal, antara lain adalah


sebagai berikut :
1. Sederhana sehingga konsep yang ditanamkan tidak terbenam oleh kompleksnya
kegiatan
2. Berhubungan dengan kejadian nyata atau fakta sehari-hari sehingga selalu berkaitan
dengan kehidupan nyata sehari-hari
3. Melibatkan siswa secara aktif
4. Menggunakan bahan dan alat-alat yang biasa mereka jumpai dalam kehidupan sehari-
hari
5. Berkaitan dengan keperluan belajar lebih lanjut

2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Mulok Kurikulum KTSP

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional


Pendidikan Bab 1 Pasal 1 Ayat (15) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
“kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan.” KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) dan merupakan
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan
atau sekolah.

Mulyasa (2007) mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis


KTSP mencakup tiga hal, yaitu pre test (tes awal), pembentukan kompetensi, dan post tes.
Ketiga hal tersebut dijelaskan berikut ini:

a. Pre Test (Tes Awal)


Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pre test. Pre test ini
memiliki banyak kegunaan dalam menjajagi proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Oleh karena itu pre test memegang peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran.

b. Pembentukan Kompetensi

5
Pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan proses
pembelajaran, yakni bagaimana kompetensi dibentuk pada peserta didik dan bagaimana
tujuan-tujuan belajar direalisasikan. Proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi perlu
dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan
kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Proses pembentukan
kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental,
fisik maupun sosialnya. Kualitas pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan
dari segi hasil. Pada pembelajaran tuntas, kriteria pencapaian kompetensi yang
ditetapkan adalah minimal 75 % oleh karena itu setiap kegiatan belajar mengajar diakhiri
dengan penilaian pencapaian kompetensi peserta didik dan diikuti rencana tindak lanjutnya.

c. Post Test (Tes Akhir)


Pada umumnya pelaksanan pembelajaran diakhiri dengan post test. Sama halnya
dengan pre test, post test juga memiliki banyak kegunaan, terutama dalam melihat
keberhasilan pembelajaran dan pembentukan kompetensi.
Fungsi post test antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah
ditentukan, baik secara individu maupun kelompok. Hal ini dapat diketahui dengan
membandingkan antara hasil pre test dan post test. 
2. Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta
didik, serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum dikuasainya.
3. Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remedial, dan yang
perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar
yang dihadapi. 
4. Sebagai bahan acuan untuk melakukai perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran dan
pembentukan kompetensi yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan,
pelaksanaan maupun evaluasi.

Sedangkan pelaksanaan pembelajaran muatan lokal di sekolah dasar menggunakan


model pembelajaran berbasis KTSP sebagai berikut :
1. Pendahuluan, Pada tahap ini guru mengkondisikan peserta didik secara fisik dan
psikis pada posisi siap untuk melakukan pembelajarannya. Tahap pendahuluan dapat
dilakukan dengan, (a) penjelasan tujuan yang harus dicapai baik tujuan yang
berhubungan dengan penguasaan materi pembelajaran yang harus dicapai, maupun
tujuan yang berhubungan dengan pembelajaran yang harus dimiliki peserta didik,

6
(b) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari, (c) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan pembelajaran terkait dengan pokok bahasan yang hendak
dikembangkan sesuai silabus / Rencana Program Pembelajaran, (d) pre-tes.
2. Kegiatan inti, (a) Eksplorasi, Pada tahap ini guru memfasilitasi peserta didik untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan mengembangkan sikap melalui
kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. (b) Elaborasi, Pada tahap ini
peserta didik diberi peluang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta
sikap lebih lanjut melalui sumber-sumber dan kegiatan-kegiatan pembelajaran lainnya
sehingga pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik lebih mendalam. (c)
Konfirmasi, Pada tahap ini peserta didik memperoleh umpan balik atas kebenaran,
kelayakan, atau keberterimaan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperoleh .
3. Penutup, Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap penutup ini dapat
berupa : a) guru bersama peserta didik dan /atau sendiri membuat rangkuman /
simpulan pelajaran, b) melakukan evaluasi, c) memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran, d) merencanakan kegiatan tindak lanjut.

2.3 Pelaksanaan Pembelajaran Mulok Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah langkah lanjutan pengembangan kurkulum berbasis


kompentensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup
kompentensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum 2013
merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa
dalam penguasaan teknologi sepert yang digariskan dalam haluan negara. Kurikulum 2013
bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan efektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara dan peradaban dunia.

Pelaksanaan pembelajaran menurut kurikulum 2013 antara lain:


1. Kegiatan Pendahuluan, pada tahap ini kegiatan yang dilakukan guru:
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran,

7
b. Memberi  motivasi belajar siswa secara  kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi
ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal,
nasional dan internasional;
c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari;
d. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
e. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

2. Kegiatan Inti, Menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media


pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
dan mata pelajaran. Pemilihan  pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau
saintifik dan/atau inkuiri dan  penyingkapan (discovery)  dan/atau pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah  (project based  learning) disesuaikan
dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
a. Sikap, Sesuai dengan karakteristik sikap,  maka salah satu alternatif yang dipilih adalah
proses afeksi  mulai dari menerima, menjalankan,menghargai,menghayati,hingga
mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi
yang mendorong siswa untuk melakuan aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan, dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Untuk mendorong peserta didik
menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok,
disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning).
c. Keterampilan  , diperoleh melalui kegiatan  mengamati, menanya, mencoba, menalar,
menyaji,  dan  mencipta. Seluruh isi materi (topik dan subtopik) mata pelajaran yang
diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa untuk melakukan  proses
pengamatan hingga  penciptaan. Untuk  mewujudkan keterampilan  tersebut  perlu
melakukan pembelajaran yang menerapkan  modus belajar berbasis
penyingkapan/penelitian  (discovery/inquirylearning) dan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

3. Kegiatan Penutup, Dalam kegiatan penutup, guru  bersama siswa baik secara
individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi: seluruh rangkaian
aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama

8
menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung; memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual
maupun kelompok; dan menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.

9
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan

a. Pembelajaran adalah sebuah interaksi dua arah antara guru dan siswa yang
dilakukan secara sengaja dalam mencapai tujuan pendidikan yang dapat dilihat
dari dua aspek proses dan hasil. Prinsip penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
muatan lokal, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Sederhana sehingga konsep yang ditanamkan tidak terbenam oleh
kompleksnya kegiatan
2. Berhubungan dengan kejadian nyata atau fakta sehari-hari sehingga selalu
berkaitan dengan kehidupan nyata sehari-hari
3. Melibatkan siswa secara aktif
4. Menggunakan bahan dan alat-alat yang biasa mereka jumpai dalam kehidupan
sehari-hari
5. Berkaitan dengan keperluan belajar lebih lanjut
b. Pembelajaran muatan lokal berbasis kurikulum KTSP dan kurikulum 2013, tidak
jauh berbeda, yaitu dari pendahuluan, inti, dan penutup. Namun dalam kurikulum
KTSP lebih menekankan pada aspek kognitif, sedangkan kurikulum 2013 meliputi
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

3.2 Saran

Bagi guru sangatlah penting memahami prinsip-prinsip dalam pembelajaran yang


mendidik, hal ini agar pembelajaran yang dilaksanakan tidak sebatas kegiatan transfer ilmu,
namun juga sebagai wadah pengembangan potensi siswa berdasarkan nilai-nilai yang ada
dimasyarakat. Selain itu, guru juga harus memahami karakteristik tiap kurikulum yang
diterapkan disekolah masing-masing, agar tujuan yang ingin dicapai dapat terlaksana secara
optimal.

a.

10
DAFTAR PUSTAKA

Budingsih, Asri. Pembelajaran Yang Mendidik. Diunduh dari:


https://eprints.uny.ac.id/626/1/PEMBELAJARAN_YANG_MENDIDIK.pdf

E Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan : Suatu Panduan Praktis. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

E Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

https://www.dosenpendidikan.co.id/ diakses pada: 16 April 2020, pukul 23.22.

Permendikbud No 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah

Purnomo. 2020. Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal. Semarang: UNNES.

Sutriani, Ni Made. 2012. Proses Pembelajaran Dengan Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP). Bali: Universitas Hindu Indonesia Denpasar

11
PERTANYAAN

1. Apakah pentingnya bagi seorang pendidik memahami prinsip-prinsip pembelajaran


yang mendidik?

Jawaban: Pembelajaran merupakan kegiatan penting dalam proses pendidikan


disekolah, tercapainya tujuan pendidikan sangat bergantung dari kualitas
pembelajaran itu sendiri. Oleh sebab itu, pendidik harus benar-benar memahami
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan dapat maksimal, dan siswa mendapatkan persepsi dan pemahaman yang
benar dan mampu mencapai kompetensi yang ditentukan.

2. Bagaimanakah perbedaan pelaksanaan pembelajaran berbasis kurikulum KTSP dan


kurikulum 2013?
Jawaban: perbedaan mendasar dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis
kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 adalah peran guru, dimana pada kurikulum
KTSP semua kegiatan bergantung pada guru, sedangkan pada kurikulum 2013 lebih
menekankan keaktifan siswa dalam mendapatkan, menemukan, dan merumuskan
pengetahuan baru. Selain itu KTSP lebih menekankan pada aspek pengetahuan,
sedangkan k13 tidak hanya menekankan pada aspek pengetahuan namun juga aspek
sikap dan keterampilan.

12

Anda mungkin juga menyukai