Oleh:
Eva Fauzi 1401417430
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
2. Menjelaskan pelaksanaan pembelajaran mulok menurut kurikulum KTSP
3. Menjelaskan pelaksanaan pembelajaran mulok menurut kurikulum 2013 SD
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Prinsip Pembelajaran Yang Mendidik
Menurut Sudjana Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik
dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak yaitu
antara peserta didik “warga belajar” dan pendidik “sumber belajar” yang melakukan kegiatan
membelajarkan. Sedangkan menurut Sanjaya, Pembelajaran merupakan suatu sistem yang
kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek produk dan aspek
proses. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa
mengenai hasil yang diperoleh dengan mengabaikan proses pembelajaran. Keberhasilan
pembelajaran dilihat dari sisi hasil memang mudah dilihat dan ditentukan kriteriannya, akan
tetapi hal ini dapat mengurangi makna proses pembelajaran sebagai proses yang mengandung
nilai-nilai pendidikan.
Pencapaian tujuan pendidikan bergantung dalam pembelajaran, oleh sebab itu guru
harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran yang mendidik antara lain:
1. Merancang program pembelajaran yang memfasilitasi penumbuhan karakter serta soft
skills di samping pembentukan hard skills baik yang terbentuk sebagai dampak langsung
dari tindakan pembelajaran (instructional effects) maupun sebagai dampak tidak
langsung dari akumulasi pengalaman belajar yang dihayati oleh peserta didik sepanjang
rentang proses pembelajaran atau dampak pengiring (nurturant effects) kesemuanya
berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan situasional.
3
2. Mengimplementasikan program pembelajaran dengan kewaspadaan penuh (informed
responsiveness) terhadap peluang untuk menjadikan optimasi antara pemanfaatan
dampak instruksional dan dampak pengiring pembelajaran yang dibingkai dengan
wawasan kependidikan sebagai asas pengendali. Semua ini demi tercapainya tujuan utuh
pendidikan.
3. Mengases hasil dan proses pembelajaran yang tercapai baik sebagai dampak langsung
maupun dampak pengiring proses pembelajaran dalam konteks tujuan utuh pendidikan.
4. Memanfaatkan hasil asesmen terhadap proses dan hasil pembelajaran untuk perbaikan
pengelolaan pembelajaran secara berkelanjutan baik mlalui tindakan remidi maupun
pengayaan.
4
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran; dan
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
b. Pembentukan Kompetensi
5
Pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan proses
pembelajaran, yakni bagaimana kompetensi dibentuk pada peserta didik dan bagaimana
tujuan-tujuan belajar direalisasikan. Proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi perlu
dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan
kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Proses pembentukan
kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental,
fisik maupun sosialnya. Kualitas pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan
dari segi hasil. Pada pembelajaran tuntas, kriteria pencapaian kompetensi yang
ditetapkan adalah minimal 75 % oleh karena itu setiap kegiatan belajar mengajar diakhiri
dengan penilaian pencapaian kompetensi peserta didik dan diikuti rencana tindak lanjutnya.
6
(b) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari, (c) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan pembelajaran terkait dengan pokok bahasan yang hendak
dikembangkan sesuai silabus / Rencana Program Pembelajaran, (d) pre-tes.
2. Kegiatan inti, (a) Eksplorasi, Pada tahap ini guru memfasilitasi peserta didik untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan mengembangkan sikap melalui
kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. (b) Elaborasi, Pada tahap ini
peserta didik diberi peluang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta
sikap lebih lanjut melalui sumber-sumber dan kegiatan-kegiatan pembelajaran lainnya
sehingga pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik lebih mendalam. (c)
Konfirmasi, Pada tahap ini peserta didik memperoleh umpan balik atas kebenaran,
kelayakan, atau keberterimaan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperoleh .
3. Penutup, Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap penutup ini dapat
berupa : a) guru bersama peserta didik dan /atau sendiri membuat rangkuman /
simpulan pelajaran, b) melakukan evaluasi, c) memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran, d) merencanakan kegiatan tindak lanjut.
7
b. Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi
ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal,
nasional dan internasional;
c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari;
d. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
e. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
3. Kegiatan Penutup, Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara
individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi: seluruh rangkaian
aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama
8
menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung; memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual
maupun kelompok; dan menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
9
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
a. Pembelajaran adalah sebuah interaksi dua arah antara guru dan siswa yang
dilakukan secara sengaja dalam mencapai tujuan pendidikan yang dapat dilihat
dari dua aspek proses dan hasil. Prinsip penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
muatan lokal, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Sederhana sehingga konsep yang ditanamkan tidak terbenam oleh
kompleksnya kegiatan
2. Berhubungan dengan kejadian nyata atau fakta sehari-hari sehingga selalu
berkaitan dengan kehidupan nyata sehari-hari
3. Melibatkan siswa secara aktif
4. Menggunakan bahan dan alat-alat yang biasa mereka jumpai dalam kehidupan
sehari-hari
5. Berkaitan dengan keperluan belajar lebih lanjut
b. Pembelajaran muatan lokal berbasis kurikulum KTSP dan kurikulum 2013, tidak
jauh berbeda, yaitu dari pendahuluan, inti, dan penutup. Namun dalam kurikulum
KTSP lebih menekankan pada aspek kognitif, sedangkan kurikulum 2013 meliputi
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
3.2 Saran
a.
10
DAFTAR PUSTAKA
E Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan : Suatu Panduan Praktis. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Permendikbud No 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah
11
PERTANYAAN
12