Anda di halaman 1dari 42

MEDIA DAN

SUMBER BELAJAR
IPS
MEDIA BELAJAR IPS
Media cetak seperti gambar, foto, peta,
buku, majalah, dan benda-benda lain yg
sejenis sangat membantu menarik minat
dan perhatian peserta didik, membantu
mengurangi informasi lisan yg tidak jarang
menjemukan, dan meningkatkan
keterampilan alat indera.
Berita tentang kehidupan sosial di tempat
lain atau di luar daerah dpt diperoleh
melalui surat kabar, radio, dan televisi.
dlm hal ini, radio dan televisi termasuk
media elektronik. Semakin majunya
media elektronik ini sangat membantu
pelaksanaan dan proses pendidikan,
khususnya pendidikan IPS.
Kehidupan sosial manusia dg
segala aspek dan
permasalahannya yg terjadi di
masyarakat, tidak hanya dibatasi
oleh tempat atau ruang, tetapi
juga dibatasi oleh adanya
kesenjangan waktu.
Berbagai fenomena alam dan
kehidupan sosial yg tersebar di
permukaan bumi, yg dipisahkan oleh
jarak, dpt ditampilkan dan disajikan dg
peta.
Selain itu, seluruh permukaan bumi dpt
divisualisasikan dg globe.
Peristiwa kehidupan sosial yg menjadi
materi dlm pembelajaran IPS, tetapi
dibatasi oleh kesenjangan waktu
(aspek sejarah), dpt dipelajari melalui
media dokumen. Dokumen yg bisa
dimanfaatkan berupa gambar, film,
prasasti, buku, dan benda-benda
bersejarah.
SUMBER BELAJAR

Sumber belajar adl semua sumber,


baik berupa data, orang, dan
wujud tertentu yg dpt digunakan
oleh siswa dlm belajar, baik secara
terpisah maupun terkombinasi
sehingga mempermudah siswa
dlm mencapai tujuan belajarnya.
Sumber belajar dpt dibedakan menjadi 6 jenis :
1. Pesan (message) adl segala informasi dlm
bentuk ide/gagasan, fakta dan data yg
disampaikan kepada siswa yg biasanya sudah
dituliskan dlm kurikulum yg berlaku.
2. Orang (people) adl manusia yg berperan
sebagai pengolah dan penyaji pesan, seperti
guru, pembimbing, dan narasumber lain
(resource person) yg dilibatkan dlm kegiatan
pembelajaran.
3. Bahan (materials) berkaitan dg software
atau perangkat lunak yg berisi pesan-pesan
pembelajaran, seperti buku teks, modul,
majalah, termasuk juga film, program
televisi, dan kaset audio.
4. Alat (tools and aquipment) adl perangkat
keras (hardware) yg digunakan untuk
menyampaikan pesan pembelajaran, seperti
proyektor OHP, televisi, proyektor slide, radio.
5. Teknik adl prosedur yg digunakan untuk
menyajikan pesan/bahan ajar, seperti
simulasi, diskusi, demonstrasi, pemecahan
masalah, dll.
6. Lingkungan adl segala sesuatu yg ada di
sekitar atau di sekeliling siswa (makhluk
hidup lain, benda mati, dan budaya
manusia) yg dpt dimanfaatkan untuk
menunjang kegiatan dan pembelajaran
secara lebih optimal.
Ada beragam sumber belajar IPS:
 Bahan cetak: spt buku pelajaran,
majalah, koran
 Elektronik: radio, TV, dan internet
 Lingkungan sosial tempat para
siswa berada.
SUMBER BELAJAR CETAK DAN
ELEKTRONIK DLM
PEMBELAJARAN IPS SD

Bahan cetak dan elektronik spt buku


pelajaran, majalah, koran, radio, TV,
internet dll merupakan sumber yg sangat
berharga dlm pembelajaran IPS di SD.
Agar sumber tsb benar-benar dpt digunakan
sbg sumber maka diperlukan ketrampilan
dlm memperoleh, membaca dan
menggunakannya.
Ketrampilan membaca sangat
diperlukan agar bahan cetak tsb benar-
benar berfungsi sbg sumber belajar.
Ketrampilan menggunakan alat
elektronik juga diperlukan agar media
radio, TV dan internet bisa berfungsi
sbgmana mestinya.
Menggali Bahan Cetakan
Sbg Sumber Belajar IPS
Buku teks IPS yg antara lain berbentuk buku
pelajaran yg beredar di SD-SD merupakan
sumber utama yg selama ini digunakan oleh
guru-guru IPS di SD utk mengembangkan proses
pembelajaran di kelas.
Walaupun memiliki keterbatasan jumlah halaman
dan serta informasi yg diperlukan siswa, buku
teks IPS SD sangat bermanfaat sbg sumber
belajar bagi siswa.
Melalui buku teks para siswa akan
diperkenalkan dg ceritera, data dan fakta-
fakta yg diperlukan guna meningkatkan
pemahamannya dlm belajar IPS.
Oleh karena itu, diperlukan upaya guru utk
melatih para siswa ketrampilan membaca
serta menggunakannya sbg sumber belajar.
Melalui kegiatan tsb para siswa dpt
memberdayakan dirinya dg informasi yg
mereka peroleh dari buku tsb.
Selain itu, siswa juga dpt dibekali dg
pertanyaan-pertanyaan kritis, yg membuat
mereka belajar dan memproduksi
pengetahuan baru melalui buku teks yg
dibacanya.
Dg memfasilitasi siswa dg keterampilan
membaca, siswa dpt diberdayakan dlm hal
memperoleh, mengolah, dan memproduksi
informasi yg merupakan aspek penting utk
membuat keputusan, memecahkan masalah,
dan menjadi calon warganegara siap
berperan aktif dlm kehidupan di
masyarakat.
Keterampilan membaca merupakan aspek
yg penting dlm memperoleh informasi dari
teks bacaan.
Keterampilan tsb harus dpt dikembangkan
dlm proses pembelajaran di kelas.
Ketika guru IPS di SD menganjurkan para
siswanya utk memperoleh informasi
tertentu dari buku teks yg dibacanya, maka
mereka harus dibekali terlebih dahulu
keterampilan utk memperoleh informasi
tsb.
Garvey and Krug (1977) menawarkan 5 jenis
keterampilan yg terkait dg memperoleh
informasi dari buku teks sbb:
1. Keterampilan merujuk (refference skill), yg
terkait dg keterampilan menemukan informasi
melalui daftar isi, bab, sub-bab, indeks, dan
lain-lain.
2. keterampilan pemahaman (comprehension
skill), di mana siswa perlu dibekali dg
keterampilan utk memahami isi buku teks,
teks tertulis, kata dan prase, hubungan antar
gagasan, diagram, peta, dan lain-lain.
3. Keterampilan menganalisis dan mengkritisi
(analytical and critical skill). Keterampilan ini
terkait dg keterampilan bertanya, dan karenanya para
siswa perlu dibekali keterampilan membaca dan
bertanya utk melihat aspek atau masalah tertentu.
4. Keterampilan mengembangkan imajinasi
(imaginative skill). Keterampilan yg sangat erat
kaitannya dg pelajaran IPS ini harus dpt
dikembangkan dlm proses pembelajaran di kelas.
Buku teks IPS yg baik dpt dipilih oleh guru utk
meningkatkan keterampilan imajinasi siswa yg
terkait dg peristiwa sejarah, peristiwa dlm kehidupan
sehari-hari serta masalah-masalah sosial yg sedang
dihadapi oleh para siswa, dan lain-lain.
5. Keterampilan membuat catatan (note-making skill).
Keterampilan ini tidak hanya terkait dg kemampuan
siswa dlm merangkum, mencatat, dan meringkas isi
bacaan melainkan juga memproduksi pengetahuan
IPS oleh siswa melalui proses membaca dan
merangkum isi bacaan.
Siswa dibekali dg keterampilan utk melakukan
interpretasi kembali terhadap isi teks yg dibaca
berdasarkan pengetahuan yg dimilikinya, kemudian
melakukan proses produksi berdasarklan hasil
bacaan yg telah diolah menjadi sebuah pengetahuan
baru yg menjadi miliknya.
Buku teks yg diperkenalkan guru kepada
para siswa masih merupakan pengetahuan
yg dimiliki oleh penulis buku teks
pelajaran. Sedangkan apabila buku teks tsb
dibaca oleh siswa secara kritis, dianalisis,
dan dikembangkan lebih lanjut dlm bentuk
interpretasi baru dan dituliskan kembali
dlm catatan atau rangkuman siswa, maka
hasil olahan tsb telah menjadi miliknya.
Menggali Media Elektronik
Sbg Sumber Belajar IPS

Media elektronik seperti Radio, TV, Internet dan


lain-lain merupakan sumber belajar yg sangat
berharga bagi pendidikan IPS di SD.
Pada umumnya berita di Radio berisi tentang
kejadian-kejadian di bidang ekonomi, politik,
pendidikan dan sosial budaya di lingkungan
setempat, lingkungan nasional dan dunia.
TV memiliki keunggulan dibandingkan dg Radio. TV
tidak hanya menyiarkan audio (suara) yg dimiliki oleh
Radio melainkan juga rekaman video atau gambar
bergerak.
Banyak acara TV yg tidak sesuai dg tingkat usia anak-
anak SD.
dlm pembelajaran di SD diperlukan pelatihan tentang
cara menyeleksi siaran TV, waktu menonton dan sikap
kritis terhadap taygan TV agar siaran tsb benar-benar
menjadi sumber belajar bagi para siswa SD yg sedang
belajar IPS.
Internet juga dpt dipakai sbg sumber
belajar yg sangat berharga bagi
pembelajaran IPS. Hampir semua informasi
mengenai berbagai aspek kehidupan dpt
diperoleh di internet.
Guru IPS SD dpt menggunakan media
internet sbg sumber belajar yg sangat
berharga dg cara melatih terlebih dahulu
para siswa cara menggunakannya.
LANGKAH-LANGKAH
MENGGALI INFORMASI DARI
MEDIA ELEKTRONIK
SUMBER BELAJAR IPS
SD DARI LINGKUNGAN
SOSIAL SISWA
Lingkungan Sosial Siswa
Sebagai Sumber Belajar IPS Sd
Lingkungan sosial siswa merupakan sumber
belajar yang sangat kaya bagi pembelajaran IPS
di SD.
Apabila dalam pembelajaran tradisional guru
lebih banyak mengandalkan sumber tertulis
berupa buku teks dan diceramahkan kembali di
kelas maka pemanfaatan sumber dari luar kelas
(lingkungan sosial) melalui berbagai strategi akan
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di
SD.
Salah satu cara untuk menjadikan pembelajaran
IPS di SD berkualitas adalah dalam memilih
pendekatan pembelajaran, yaitu meninggalkan
pendekatan pembelajaran tradisional ke
pendekatan modern yang lebih menjadikan siswa
sebagai pusat kegiatan belajar, sedangkan guru
hanya berperan sebagai fasilitator.
Di antara pendekatan modern tersebut adalah
inquiry dengan menggunakan strategi
investigasi sosial terhadap sumber belajar dari
lingkungan sosial siswa serta masalah-masalah
sosial yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-
hari.
Masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh
para siswa SD sehari-hari merupakan
pengalaman belajar sekaligus sebagai
sumber belajar IPS SD.
Masalah-masalah sosial tersebut sangat erat
kaitannya dengan tuntutan kurikuler pada
pelajaran IPS SD serta terkait pula dengan
kehidupan siswa sehari-hari:
1.Menurunnya semangat toleransi terhadap
keragaman suku, agama, ras dan antar
golongan. Dalam media masa sering
diberitakan banyaknya kekerasan dan
pertikaian fisik yang disebabkan tidak
adanya toleransi terhadap perbedaan
tersebut. Para siswa di SD memiliki
pengalaman yang cukup banyak dalam
menghadapi kemajemukan jenis kelamin,
agama, tingkat sosial ekonomi dan lain-lain.
Apabila siswa SD tidak dibekali sejak
dini untuk belajar memahami toleransi
terhadap kemajemukan dengan cara
mengangkat masalah tersebut ke dalam
proses pembelajaran IPS SD maka
setelah dewasa mereka akan dihadapkan
pada persoalan etnosentrisme atai
disintegrasi (perpecahan) sosial.
2. Menurunnya kualitas lingkungan
hidup yang terkait dengan perilaku
manusia serta norma yang tidak
dipatuhi. Dalam skala kecil, anak-
anak SD tidak memiliki pemahaman
tentang pentingnya toleransi dengan
lingkungan sekitarnya yang ditandai
dengan membuang sampah tidak
pada tempatnya.
Dalam skala lebih luas para siswa
SD mengetahui bahwa sungai yang
sering mereka lihat – terutama di
perkotaan - tidak lagi bersih airnya
melainkan sudah berwarna hitam
karena polusi
3. para siswa SD senang
mengkonsumsi barang yang mereka
lihat dalam tayangan TV. Seringnya
mereka menonton acara TV
termasuk iklan yang menawarkan
berbagai produk dapat berakibat
pada konsumeristis. Konsumeristis
terhadap produk industri untuk
memenuhi kebutuhan sekunder
merupakan masalah sosial
4. masalah kriminalitas dan korupsi
merupakan masalah sosial. Hal
ini terkait dengan masalah
kemiskinan, kesenjangan sosial
ekonomi, menurunnya moral
dalam masyarakat serta
perubahan dan sistem politik dan
ekonomi negara.
Dalam kehidupan siswa sehari-hari
kriminalitas akan tumbuh dari
kenakalan dan pelanggaran terhadap
aturan serta norma yang berlaku
dalam masyarakat. Kebiasaan suka
mengganggu orang lain, menyakiti,
merusak benda orang lain bisa
menjurus ke arah perbuatan kriminal.
5. semua aspek yang terkait dengan lingkungan
sosial siswa dapat dilihat sebagai masalah dan
sebagai sumber belajar. Siswa-siswa
merupakan bagian dari struktur, sistem serta
kelembagaan yang ada di lingkungan
sosialnya. Mereka terkait dengan adat istiadat,
norma, aturan hukum, sejarah, budaya dan
lain-lain sebagai konsepkonsep yang terkait
dengan tuntutan kurikuler pelajaran IPS yang
terdapat pada hampir semua materi pelajaran
dari kelas 1 hingga kelas 6.
Masalah-masalah etika, norma
adat istiadat dalam keluarga di
kelas satu hingga etika
berbagangsa dan bernegara serta
bergaul dengan masyarakat
internasional merupakan materi
pembelajran IPS SD dan hal itu
dapt digali dari lingkungan sosial
siswa.
Menggali Sumber Belajar Dari
Lingkungan Siswa
Dalam Pembelajaran IPS SD

satu pendekatan yang dapat gunakan dalam


menggali sumber tersebut adalah pendekatan
inquiry melalui investigasi sosial. Dalam
pendekatan yang dilakukan secara emansipatoris
ini, siswa dipandang sebagai peserta belajar dan
pengembang pengetahuan (knowledge) dan
memiliki status yang equal atau mitra dengan
guru.
Model yang disebut Naturalistik Inquiry dari Lincold
dan Guba (1985) ini dikembangkan dalam proses
pembelajaran IPS melalui alat pengumpul data
seperti pertanyaan/wawancara terhadap sumber
belajar, observasi terhadap kenyataan sosial dan lain-
lain.
Guru IPS dapat mengembangkan model ini untuk
memfasilitasi siswa sebagai subjek belajar dan bukan
sebagai objek yang menerima pengetahuan dari guru
dalam pembelajaran IPS.
Terdapat tiga langkah yang harus ditempuh oleh guru
dan siswa dalam melakukan investigasi sosial terhadap
lingkungan masyarakat - dengan segala
permasalahannya seperti diuraikan di atas - sebagai
sumber belajar.
Ketiga langkah prosedur investigasi sosial ditawarkan
oleh Helen McDonald (1996) sebagai berikut:
1. merumuskan apa yang akan diinvestigasi,
2. proses atau pelaksanaan investigasi, dan
3. menggunakan apa yang telah diinvestigasi untuk
pemahaman siswa mengenai lingkungan sosialnya.

Anda mungkin juga menyukai