NAMA-NAMA KELOMPOK 2:
PENDAHULUAN
Keterasingan adalah salah satu konsep penting pemikiran Karl Marx (1818-1883 M)
dalam mengkritik sistem kapitalisme. Marx menggunakan konsep keterasingan untuk
menyatakan pengaruh produksi kapitalis terhadap manusia dan masyarakat. Magnis Suseno
menjelaskan bahwa Marx mengkritik kapitalisme sebagai sumber penyebab keterasingan
manusia karena sistem hak milik pribadi kapitalis memecah belah manusia ke dalam kelas-kelas
sosial dan menyelewengkan makna pekerjaan menjadi sarana eksploitasi terhadap sesama
manusia. Lantas Marx memusatkan perhatian pada penghapusan hak milik pribadi dengan
menyatakan bahwa faktor penentu sejarah manusia bukanlah politik atau ideologi melainkan
sistem ekonomi. Marx kemudian memusatkan perhatian pada sistem ekonomi kapital hingga
berpendapat bahwa kapitalisme akan mengalami kehancurannya sendiri akibat penghisapan
kaum pekerja menghasilkan pertentangan kelas tajam sehingga menimbulkan revolusi kelas
pekerja dan pada akhirnya mewujudkan masyarakat sosialis tanpa kelas.
Konsep alienasi merupakan salah satu bagian dari gagasan sosialisme Marx yang
memikat berbagai kalangan, termasuk di antaranya dari kalangan pemikir Muslim sehingga
menyerukan untuk menggunakan Marxisme sebagai kerangka teoretis guna mencari solusi bagi
permasalahan umat dewasa ini. Pemikiran Marx dinilai memihak pada masyarakat kecil yang
tertindas dan relevan untuk menyadarkan masyarakat bahwa kemiskinan atau penindasan bukan
sebuah determinasi realitas, melainkan disebabkan oleh sistem dan struktur kapitalisme.
Pemahaman tentang eksploitasi kaum kapitalis, perombakan sistem kapitalisme, penghapusan
hak milik pribadi, hingga perjuangan kelas mewujudkan masyarakat tanpa kelas sebagai bentuk
pembebasan manusia dari keterasingan diri digulirkan. Sementara perangkat teoretik dari akar
tradisi dan sejarah Islam dianggap kurang relevan lagi untuk memecahkan permasalahan
kontemporer sehingga perlu untuk ditafsirkan ulang agar sesuai dengan situasi masyarakat hari
ini.
Bagi seorang Muslim, tentu tidak bijak jika terburu-buru menghujat seruan tersebut,
namun juga tidak seharusnya meninggalkan khazanah keilmuan dalam tradisi Islam. Karena pada
kenyataannya, baik kapitalisme maupun sosialisme Marx sama-sama lahir dari paradigma Barat
sekuler yang prinsip pemikirannya bertentangan dengan prinsip ajaran Islam. Adapun pemikiran
Marx lebih spesifik bertumpu pada prinsip materialisme-dialektika yang dirumuskan dari
pandangan Feurbach tentang hakikat dunia setelah menolak pemahamannya yang mekanistik,
dan dari dialektika Hegel setelah mengkritik pandangan sejarahnya yang tidak realistis.
Materialisme menyatakan bahwa segala sesuatu ditentukan oleh atau hakikatnya adalah realitas
material, sedangkan dialektika menyatakan bahwa segala sesuatu selalu mengalami perubahan
karena adanya kekuatan-kekuatan yang saling berkontradiksi dalam segala hal. Tanpa diiringi
sikap kritis, gagasan ateistik tersebut akhirnya dianggap mampu melahirkan sebuah gerakan yang
mengubah sejarah kehidupan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
Karl Heinrich Marx lahir di kota Trier di distrik Moselle, Prussian Rhineland,
Jerman, pada tanggal 5 Mei 1818. Dilihat dari silsilah keluarga, Marx termasuk keturunan
rabbi Yahudi dari garis keturunan ibunya yang bernama Henrietta. Ayahnya bernama
Heinrich seorang pengacara sukses dan terhormat di Trier. Marx dan keluarganya
penganut Kristen Protestan. Pada 1841 Marx menerima gelar doktornya di bidang filsafat
dari Universitas Berlin, yang sangat dipengaruhi oleh Hegel dan para Hegelian muda,
yang bersikap mendukung, namun kritis terhadap guru mereka. Disertasi Marx adalah
suatu risalat filosofis yang kering, tetapi benar-benar mengantisipasi banyak dari idenya
di kemudian hari. Setelah lulus dia menjadi seorang penulis untuk sebuah koran yang
liberal-radikal dan dalam sepuluh bulan dia telah menjadi kepala editornya. Akan tetapi,
karena pendirian-pendirian politisnya, koran itu ditutup oleh pemerintah tidak lama
kemudian. Esai-esai awal yang diterbitkan di dalam periode ini mulai mencerminkan
sejumlah pendirian yang akan menuntun Marx di sepanjang hidupnya. Pendirian-
pendirian itu dibubuhi secara liberal dengan prinsip-prinsip demokratis, humanisme, dan
idealisme anak muda. Dia menolak keabstrakan filsafat Hegelian, mimpi yang naif para
komunis utopian, dan menolak para aktivis yang sedang mendesakkan hal yang oleh
Marx dianggap sebagai tindakan politis pengatur. Dalam menolak para aktivis tersebut,
Marx meletakkan dasar bagi pekerjaannya sepanjang hayat.
Dengan demikian yang menjadi prasyatat dasar dalam membangun relasi antara
guru dan murid adalah kesetaraan, kemitraan,dan kesepahaman. Hal ini mesti di sadari
baik oleh guru maupun murid. Untuk itu perlu di adakan pembaharuan relasi guru murid
dan murid guru dari yang otoriter.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagaimana Karl Marx berbicara tentang kerja manusia sebagai aktivitas
fundamental dalam hidup masyarakat, kerja manusia menjadi bagian integral dari
kehidupan masyarakat, begitu juga dengan Freire yang menekankan aktivitas pendidikan
sebagai aktivitas sehari-hari dan aktivitas sepanjang hidup manusia (daily and long life
human activity). Dengan kerja dan pendidikan, manusia semakin mendapat penegasan
yang sangat bermakna. Manusia mendapat arti yang semakin intens tentang keberadaan
di dunia ini. Filsafat kerja Karl Marx dan politik pendidikan yang membebaskan Freire
dapat menjadi rujukan bagi kita dalam mengembangkan pendidikan berbasis sosial
lingkungan di sekolah sebagai upaya pencerdasan sosial. Sekolah atau kampus menjadi
parameter dan barometer pengembangan pendidikan berbasis sosial lingkungan, sebab di
sanalah upaya-upaya pencerdasan itu berlangsung secara terbuka, intensif, rasional, yang
kemudian berdampak pada bagian siswa dan mahasiswa dilatih untuk berpikir rasional
dan kritis dalam menyikapi berbagai fenomena sosial, politik, ekonomi, budaya, agama
dalam berbagai ruang lingkup.
Dengan demikian, yang menjadi tujuan luhur revolusi kesadaran Karl Marx dan
Freire adalah terciptanya komunitas alam sosila yang berabad, di mana manusia tidak lagi
menjadi serigala bagi manusia lain (homo homini lupus). Dalam hal ini, intelektual siswa
diarahkan untuk berpikir lintas batas ruang dan waktu, integral dan komprehensif, dan
rasional kritis. Siswa dan mahasiswa tidaka saja dipenuhi dengan idealisme yang utopis
tentang kehidupannya, atau terjebak dalam ekstrim prakgmatisme dan fatalisme hidup
tetapi juga sikap dan pikiran yang realitis, positif dan optimis semakin bertumbuh dan
berkembang. Kerenanya, revolusi yang paling aktual dan kontekstual pada saat ini untuk
siswa dan mahasiswa adalah adanyan revolusi sikap dan cara berpikir intelektual dalam
ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik dalam bentuk olah pikir, olah karya
dan olah raga.
DAFTAR PUSTAKA
Karl Marx. 2020. Struktur Masyarakat (dialektika Infrastruktur Dan Suprastruktur) AL-
IQTISHOD: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ekonomi Islam E-ISSN: 2745-8512 P-ISSN: 2407-
6600 Volume 8 Issue 2 Juli 2020 | Page: 063-080
Bahari, Yohanes. 2010. Sekelumit Tentang Hidup dan Pemikirannya. Jurnal Pendidikan
Sosiologi dan Humaniora, 1 (1)
Ihsan, Khairul. 2020. Filsafat Sejarah Menurut IBN dan Karl Marx. Skripsi
Hendawan, Datu. 2017. Alienasi Pekerja Pada Masyarakat Kapitalis Menurut Karl Marx. Jurnal
Filsasat, 6 (1)
Pohan, dkk. 2018. Eksplorasi Kontemporer Konsep Keadilan Karl Marx. Jurnal Dialektika, 3 (2)