Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PERBANDNGAN SISTEM EKONOMI

“Marxisme”
Dosen Penggampu: Sauri S.Ag.,M.H

DI SUSUN OLEH :

Devi nopriyanti (S.ES.1.2019.049)

Mutia Qoryatain (S.ES.1.2019.026)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PRODI EKONOMI SYARIAH

IAI SMQ BANGKO

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Marxisme adalah paham yang bertujuan untuk memperjuangkan kaum Proletar untuk

melawan kaum Borjuis. Teori Marxisme yang secara umum dipandang sebagai dasar

ideologi komunisme dicetuskan dan dikembangkan oleh Karl Marx dan Friedrich Engel

sejak 150 tahun yang lalu sebagaimana dalam bukunya The Manifesto of the Communist

Party yang di terbitkan pada tanggal 21 February 1845 merupakan sebuah manifesto politik

mengenai teori komunis yang menekankan pada perjuangan kelas dan kesejahteraan

ekonomi.

Adanya pandangan bahwa Marxisme dan komunisme merupakan satu kesatuan yang tak

terpisahkan, Banyaknya Masyarakat yang memandang sebelah mata kaum komunis dan

langsung menghakimi bahwa kaum komunis itu adalah hal yang salah, begitupun juga

dengan marxisme dan sosialisme yang dianggap sebagai cikal bakal dari ideologi komunis.

Saya sebagai penulis akan membahas lebih lanjut tentang teori marxisme, lebih khususnya

pada kelebihan dan kekurangan Marxisme.

B. Rumusan Masalah

Dari hasil pengamatan dan pemahaman yang telah penulis lakukan ada beberapa pokok

permasalahan yang akan di paparkan dalam makalah ini yaitu :

A. Bagaimana sejarah awal muncunya ideologi marxisme?

B. Bagaimana ulasan teori Marxisme?

C. Bagaimana analisis kelebihan dan kekurangan Teori Marxisme ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Awal Munculnya Ideologi Marxisme


Ideologi Marxisme tidak bisa dilepaskan dari tokoh utamanya yakni Karl Marx. Berawal
dari abad ke-19 dimana keadaan buruh di Eropa Barat yang menyedihkan dimana pada saat
itu kemajuan industri berkembang dengan pesat menimbulkan keadaan sosial yang sangat
merugikan bagi kaum buruh. Pemikiran ini bukan saja menjadi inspirasi dasar “Marxisme”
sebagai ideologi perjuangan kaum buruh, bukan saja menjadi komponen inti dalam ideologi
komunisme (Magnis dan Suseno, 2003: 3). Berlandaskan masalah tersebut Karl Marx
menyusun suatu teori sosial yang menurutnya didasari hukum-hukum ilmiah karena itu pasti
terlaksana.
Sebenarnya sejak di bangku perkuliahan Karl Max menekuni bidang politik yang dianggap
radikal. Dalam menyususn teori mengenai perkembangan masyarakat ia sangat tertarik
dengan gagasan filsuf Jerman George Hegel (1170-1831) mengenai dialektik. Filsafat Hegel
dimanfaatkan oleh Karl Marx untuk mengubah masyarakat secara radikal. Marxisme
merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum
kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar. Kondisi kaum proletar
sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum sementara
hasil keringat mereka dinikmati oleh kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang harus hidup
di daerah pinggiran dan kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya
“kepemilikan pribadi” dan penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya. Untuk
mensejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti dengan
paham komunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx kaum proletar akan
memberontak dan menuntut keadilan. Itulah dasar dari marxisme (Supardan, 2008: 334).
Ideologi Marxisme lahir sebagai bentuk motivasi kepada kaum buruh. Dimana Karl Marx
mengharapkan sikap netral dari ilmu pengetahuan dalam masyarakat kalangan
bawah (buruh). Menurut Marx perkembangan dialektis terjadi dalam struktur bawah dari
masyarakat, yang kemudian menggerakkan struktur yang berada di atasnya. Dalam usaha
untuk mencapai masyarakat yang komunis, kaum poletar mempunyai peranan penting karena
mereka berhak merebut kekuasaan dari tangan kapitalis, mengambil alih segala alat produksi
dan melalui tahap transisi yang dinamakan dictator proletariat maka tercapailah masyarakat

2
yang komunis. Menurut Marx pertarungan antara kaum kapitalis dengan kaum proletar akan
merupakan pertentangan kelas yang terakhir dan berkahir gerak dialektis.
Masyarakat komunis yang dicita-citakan Marx merupakan masyarakat yang tidak ada
kelas sosial dalam struktur masyarakatnya, dimana manusia dibebaskan keterkaitannya
kepada milik pribadi, dan di mana tidak ada unsur eksploitasi, penindasan serta paksaan.
Dukungan terbesar kepada Marx terbesar berasal dari suatu Negara yang industrinya baru
setengah berkembang yakni Rusia. Gagasan-gagasan Marx djadikan pola untuk membentuk
masyarakat baru atas runtuhnya masyarakat lama melalui sebuah revolusi. Untuk keperluan
itu gagasan Marx perlu untuk disesuaikan dengan masyarakat yang tingkat industrialisasinya
belum terlalu tinggi dimana disesuaikan dengan kondisi politik dan social abad ke-20. Maka
gagasan Marx telah diberikan tafsiran khusus yang dinamakan dengan Marxisme.
Ajaran Marx di bakukan menjadi Marxisme oleh Friedrich Engels dan Karl Kautsky.
Dalam pembakuan ini ajaran Marx yang sebenarnya rumit adan sulit dimengerti di
sederhanakan agar cocok sebagai ideologi perjuangan kaum buruh. George Lucas
menegaskan bahwa adukan Engels dan Kautsky itu menyimpang dari apa yang sebenarnya di
maksudkan oleh Marx, pembakuan ini mencapai puncak ketika partai komunis Rusia di
bawah Lenin melakukan revolusi pada Oktober 1917 dan mengkonstatir Marxisme
Lenimisme sebagai ideologi resmi ajaran komunis (Santoso, 2003: 35).

B. Teori Marxisme
Pandangan marxis membawa sebuah kata yang sangat diperjuangkan dan dimaknai
sebagai salah satu gerakannya, kata itu adalah emansipasi. Dalam pandangan marxisme
emansipasi yang digunakan adalah bentuk emansipasi yang bersifat bebas, atau dapat
dikatakan marxisme percaya bahwa emansipasi adalah upaya untuk membebaskan atau
pembebasan (Wardhani, 2014). Pandangan marxisme muncul dan berkembang pada saat
dunia sedang terpetak-petakan dengan kelas-kelas sosial. Kelas-kelas itu muncul akibat
sistem kapitalisme yang merebak dan mulai mengalirkan pemikirannya pada sistem
ekonomi pada saat itu. Kelas-kelas sosial itu terbagi menjadi dua, yaitu antara kelas borjuis
yang memiliki aset-aset atau sumber produksi, dan kelas proletar atau kelas yang hanya
memilki kemampuan untuk bekerja. Kaum marxis menilai adanya eksploitasi dari kelas
borjuis terhadap kelas proletar, dan adanya ketimpangan kelas itulah yang pada awalnya
memunculkan pandangan marxis ini. Pandangan marxisme meyakini bahwa kaum proletar
ada dalam sepanjang sejarah umat manusia yang beraktivitas seacara fisik dan yang
berbasiskan kelas serta bekerja untuk kekayaan kaum lainnya (Burchill&Linklater, 1996).

3
Dalam perspektif marxisme juga mempercayai bahwa ketimpangan kelas itu harus diubah
dengan pergerakan kaum proletar dan dengan menghapuskan kelas yang ada dalam
masyarakat. Menurut pandangan marxis, pemerintahan yang ideal adalah pemerintahan
yang dikelola oleh negara bukan oleh kaum borjuis. Karena di dalam pemerintahan yang
baik, harus ada keseimbangan kelas, meskipun masih tetap ada satu aktor yang mengatur,
namun sifat dari aktor itu tak akan lebih hegemon dari sifat kaum borjuis, mereka akan
hanya mengatur pemerintahan, bukan mengeksploitasi kaum lemah. Karena marxisme pada
dasarnya juga merupakan sebuah panggilan keadilan untuk semua orang, terutama dalam
hal pengembangan dunia (Steans, et al, 2005).
            Tujuan utama perspektif marxisme adalah untuk menciptakan masyarakat tanpa
kelas, jadi di dalam masyarakat yang berpedoman pada pandangan marxisme tidak akan
ditemui sistem masyarakat yang terpetak-petak berdasarkan kelas. Dengan kata lain tujuan
akhir marxisme adalah untuk menciptakan masyarakat tanpa kelas, tanpa negara atau
berdasarkan sistem pemerintahan khilafah (Wardhani, 2014). Dengan begitu komunisme
menjadi agenda utama pemikiran marxisme ini, tercapainya international
comunism merupakan salah satu tujuan marxisme. Oleh karena itu pula marxisme berfokus
pada sisi material dan ekonomi, menurut pandangan marxisme hanya dengan materi dan
ekonomilah manusia dapat bertahan hidup. Dalam pandangan ini, semua hal diukur dengan
materi, semua hal diklasifikasikan berdasarkan sifat yang material, oleh karena itu ekonomi
adalah hal yang penting.
Marxisme tidak hanya menolak hal-hal yang difokuskan oleh realisme dan liberalisme,
marxisme juga memberikann kritik terhadap perspektif realis dan liberalis. Menurut kaum
marxis, pandangan liberalis dan realis terlalu bersifat self-serving ideologic, dapat dikatakan
bahwa liberalisme dan realisme adalah dua pandangan yang hanya memikirkan kelas atau
memikirkan masyarakat atau juga memikirkan elit sendiri (Wardhani, 2014). Dan juga
marxisme berpandangan bahwa liberalisme dan realisme lebih mengarah pada global
ekonomi, dengan kata lain liberalisme dan realisme pada sistem internasional bekerja untuk
diri sendiri dengan memanfaatkan negara-negara lemah untuk mencari keuntungan pribadi.
Ditambah lagi kaum marxsime percaya bahwa international system adalah sistem kapitalis
yang terintegrasi untuk mengejar akumulasi kapital. Marxisme juga berpendapat bahwa
kolonialisme adalah bentuk perwujudan dari kapitalisme yang sudah terbentuk jauh sebelum
kata kapitalisme itu terbentuk. Menurut Wardhani (2014) sesungguhnya ada dua masa
lampau dimana kapitalisme sebenarnya sudah terbentuk, yang pertama pada saat period-
colonialization, pada periode ini ada beberapa negara yang dapat dianggap sebagai negara

4
kelas atas mengambil sumber daya atau raw materials dan captive market negara tertentu
untuk di ekspor selanjutnya. Kemudian periode yang kedua adalah saat decolonialization,
dimana munculnya titik saling ketergantungan atau interdependence.

C. Analisis Kelebihan dan Kekurangan Marxisme


 Kelebihan Marxisme
Dalam buku “Tesis-Tesis Pokok Marxisme” (Ernes Mande:2006) dijelaskan bahwa
Persatuan kelas Proletarian memiliki kelebihan, hal ini disebabkan karena kapitalisme
menghidupi proletarian dan mengkonsentrasikannya pada perusahaan yang semakin besar,
menanamkan disiplin industri padanya dan sekaligus mendorong kerja sama dan solidaritas
elementer didalam tempat kerja. Tetapi semua ini ditujukan untuk pencarian keuntungan
maksimal untuk setiap perusahaan kapitalis dan bagi kelas borjuis secara keseluruhan.
Kapitalis jelas sadar ditunjukkan oleh adanya ledakan perjuangan kaum pekerja, bahwa
konsentrasi dan persatuan kelas tersebut menandai adanya ancaman besar bagi dirinya.
Contohnya dalam beberapa waktu ini dalam memperingati hari buruh diikuti oleh beberapa
serikat-serikat buruh. Kaum buruh ini yang sering disebut kaum proletarian memiliki massa
yang sangat banyak, sasaran aksi mereka biasanya adalah pihik pemerintah ataupun
perusahaan tempat mereka bekerja. Banyak tuntutan para buruh yang ingin dipenuhi antara
lain yaitu penghapusan buruh kontrak, memperbanyak jumlah tenaga pengawas perusahaan.
Dapat dilihat diatas bahwa dengan adanya kekuatan dan persatuan dari kelas buruh
tersebut ataupun kaum proletarian dapat menekan pihak-pihak yang berkuasa agar memenuhi
tuntutan ataupun hak mereka. Dalam hal ini teori marxis mempunyai kelebihan dalam
melakukan penyatuan sosial ataupun adanya kesatuan sebuah gerakan,  pengistimewaan
peran proletariat serta wacana yang dibangun akan kuat dan detail serta mendalam didalam
menjelaskan fenomena khusus.
Ada beberapa kekuatan dalam teori ini, berikut kekuatan yang terdapat pada teori
Marxisme tersebut :
1. Teori Marxisme membahas dengan lengkap aspek aspek yang terdapat dalam sebuah
fenomena konflik, mulai dari penyebab sebuah konflik, kelompok kelompok yang
berkonflik, perkembangan konflik itu sendiri, penyelesaian konflik, samapi kepada
perkembanagn didalam masyarakat pasca penyelesaian konflik.

5
2. Keunggulan teori Marxisme terlatak pada kecerdasan marx dalam mengklasifikasikan
kelas kelas sosial dalam masyarakat yang secara prinsip sangat bertentangan.
3. Kekuatan teori Marxisme lainnya adalah mengenai analisisnya dalam menguraikan
penyebab dari pertentang kelas.
4. Teori Marxisme memandang proses perkembangan sebuah konflik sampai kepada
bagaimana konflik itu terselesaikan dan juga merupakan kemampuan teori Marxisme
dalam meramalkan akhir dari sebuah konflik.

 Kekurangan Marxisme
Dirujuk kembali dari buku “Tesis-Tesis Pokok Marxisme” (Ernes Mande:2006) bahwa
kaum proletar tidak memiliki kebebasan memilih kecuali pilihan antara menjual tenaga
kerjanya dan hidup dalam kelaparan permanen, maka ia diwajibkan untuk menerima harga
yang didiktekan oleh kondisi ” pasar kerja” kapitalis normal sebagai harga tenaga kerjanya
yaitu sejumlah uang yang hanya cukup untuk membeli komoditi yang memuaskan kebutuhan
dasar yang diakui secara sosial. Kelas proletarian adalah kelas dari mereka yang diwajibkan
karena paksaan ekonomi untuk menjual tenaga kerja mereka dalam suatu cara yang
berlangsung secara terus menerus. Artinya masyarakat harus bekerja untuk memenuhi
kehidupannya, sebahagian besar masyarakat miskin banyak yang berprofesi sebagai buruh,
mereka melakukan itu karena tuntutan hidup yang cukup tinggi, pendidikan yang sendah
serta keahlian yang biasa saja membuat mereka mendapatkan upah yang hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan primer mereka saja yang di bayar dengan tenaga dan jam kerja yang
panjang.
kaum borjuis dapat menentukan hukum yang berlaku di tempatnya, pemerintah juga tidak
dapat berbuat banyak, karena setiap keputusan-keputusannya selalu dipengaruhi oleh orang-
orang yang berkuasa ataupun pemilik modal dan pemilik perusahaan. Marx mengatakan tidak
mungkin melakukan perubahan, seharusnya merubah kebijakan negra dan membubarkan
kapitalis negara, karena negaralah yang bisa menentukan cara pembagian, dalam hal ini
negara adalah aktornya karena mempunyai legitimasi. Distibusi yang tidak adil ataupun tidak
rata terjadi juga karena adanya campur tangan pemerintah ataupun negara, oleh sebab itu
negara harus pro kepada kaum kepada kaum proletar bukannya pro terhadap kaum kapitalis
yang dapat dengan mudah melakukan eksploitasi.
Teori Marxisme punya beberapa kelemahan, berikut rincian dari kelemahan teori ini ;

6
1. Keyakinan akan terciptanya kesadaran kolektif atau kesadaran kelas dalam kelas
buruh yang permanen.
2. Tidak mampunnya dalam melihat masalah konflik yang lebih mendetail.
3. analisisnya dalam memandang konflik yang masih terlalu simpel/sempit.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Marxisme bercita-citakan keadilan. Membebaskan umat manusia dari sistim penindasan.


Membangun sistim sosial yang baru di dunia. Sistim penghisapan yang mau dilenyapkan
adalah kapitalisme dan feodalisme. Sistem baru yang mau dibangun adalah sosialisme dan
komunisme. Menghapuskan sistim penindasan, berarti melenyapkan sang penindas. Tak ayal
lagi, hal ini berhadapan dengan musuh raksasa, yaitu kaum yang tak rela dilenyapkan. Maka
semenjak lahirnya, musuh-musuh Marxisme sudah berbuat segala cara untuk menyelamatkan
diri. Mati-matian berjuang melenyapkan Marxisme.
Namun pada dasarnya sangat mustahil untuk dapat menghilangan kelas-kelas sosial
hanya bisa dihilangkan adalah kebiasaan menindas dan memanusiakan manusia sebagaimana
mestinya.
Aggapan bahwa terjdi polarisasi dan penyengsaraan sampai timbulnya protariat. Ini tidak
terjdi secara dialektika kita harus mengerti bahwa berapa lemahnya kaum buruh, jika dikaji
akan mengadakan reaksi. Reaksi ini adalah inti dari reaksi dialektika,  sehingga hasilnya
buruh melawan,seluruh masyarakat juga melawan. Bukan proletariat yang terjadi justru
kebalikanya.
B. Saran

Untuk Indonesia sendiri rasanya ideologi ini tidak baik untuk diterapkan. Karena
ideologi marxisme lebih mengarah pada ideologi komunisme dan bertentangan dalam
kepercayaan atau agama di Indonesia.
Anggapan bahwa tenaga kerja menjadi dasar nilai barang merupakan dasar yang lemah
dan tidak bertahan, nilai barang tidak hanya tergantung pada tenaga kerja.
 
 
 

7
 
 
 
 

8
Daftar Pustaka

https://adindasutrisno.wordpress.com/2016/09/20/60/
http://pendidikansejaraha2012.blogspot.co.id/2014/03/marxisme.html
https://muhammaddilif96.wordpress.com/2016/09/16/muhammad-dilif-lailun-niam/
https://www.academia.edu/5303219/Makalah_marxisme 

Anda mungkin juga menyukai