Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDEKATAN MARXISME

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

FADLAN AKBAR (30600119054)

MUHAMMAD ALDIGUNA A (30600119060)

KAHLIL JAYMAR (30600119071)

FIRMAYANTI (30600119064)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

FAKULTAS USHULUDDIN FILSAFAT DAN POLITIK

ILMU POLITIK
BAB I

LATAR BELAKANG

Marxsisme merupakan hasil dari konsep pemikiran Karl Marx dan Friedrich

Engels tentang sosialisme untuk melawan kapitalisme sekaligus mengembalikan

kebebasan manusia. dasar pemikiran ini dirumuskan pertama, bagaimana

membebaskan manusia dari penindasan sistem politik Reaksioner. Kedua, bagaimana

menghilangkan keterasingan manusia atas dirinya sendiri terhadap kelas-kelas. ketiga,

akibat penguasaan atas diri manusia yang membentuk kelas penguasa (pemilik) dan

kelas yang terexploitasi (pekerja) maka manusia hanya dapat dibebaskan apabila milik

pribadi atas alat-alat produksi dihapus melalui revolusi kaum buruh.

Dalam Usaha pertarungan terhadap kapitalisme, Karl marx hadir dengan

perspektif baru, yakni perjuangan kelas. perjuangan kelas inilah yang kemudian

menjadi salah satu metode pokok Karl Marx. munculnya kelas-kelas sosial

sebagaimana dijelaskan Marx, menunjuk adanya relevansi secara universal antara

pemikiran Marx.

Marx berpendapat dalam masyarakat terdapat dua kelas yaitu kelas masyarakat

yang memiliki modal atau dikatakan sebagai masyarakat kelas menengah atas

(borjuis).dan masyarakat yang tidak memiliki modal alat produksi (proletar). kelas yang

dimaksudkan oleh Marx adalah sebuah konsep yang menentukan kedudukan sosial

manusia dari segi kepemilikan alat produksi yang tidak dapat di pisahkan dari konsep

ekonomi.
BAB II

PEMBAHASAN PENDEKATAN MARXSISME

A. Pendekatan Marxisme

Pendekatan Marxsisme adalah sebuah konsep pemikiran Karl Marx dan

Friedrich Engels tentang sosialisme untuk melawan kapitalisme sekaligus

mengembalikan kebebasan manusia, Marx menilai bahwa konsep kapitalisme tidak

hanya pada aspek politik semata tetapi juga pada aspek ekonomi. Marx melihat bahwa

konsep kapitalisme adalah sistem sosio ekonomi yang dibangun untuk mencari

keuntungan yang didapat dari proses produksi, bukan memeras ataupun mencuri

secara langsung. Marx menyatakan bahwa sejarah dari semua masyarakat yang ada

sampai sekarang adalah sejarah perjuangan kelas, sesuatu yang dia yakini terjadi

antara kaum Borjuis (kelas atas atau kelas mengengah atas juga sering disebut dengan

pemilik produksi) yang kemudian mengontrol masyarakat dan proletariat (kelas

pekerja).

Kajian utama dari pendekatan marxisme adalah mendudukkan masyarakat

khususnya kaum buruh pada martabat dan kekuasaannya, dan untuk mencapai tujuan

tersebut perlu diadakan perubahan dalam system sosial secara besar-besaran

(revolusi). Melalui revolusi maka segala bentuk penindasan, ketidakadilan, alienasi

yang sumbernya dari alat produksi secara pribadi dapat dihapuskan.

Meskipun Karl Marx menentang paham kapitalisme yang telah menciptakan

diskriminasi sosial dan eksploitasi terhadap kaum proletar, ia memandang bahwa

kemunculan kapitalisme dalam sistem ekonomi internasional akan menjadi titik


kulminasi atas penyebaran paham nya melalui dua cara. Pertama, lahirnya kapitalisme

dalam dunia perekonomian internasional telah menghancurkan sistem ekonomi

feudalisme dan kolonialisme yang cenderung lebih eksploitatif. Kapitalisme dianggap

sebagai sebuah kemajuan dalam dunia perekonomian negara yang berhasil

menghancurkan perbudakan dan memberikan kebebasan pada para pekerja untuk

memilih pekerjaan mereka. Kedua, kapitalisme telah membuka celah bagi kaum marxis

dalam menciptakan revolusi sosialis yang mana faktor-faktor produksi akan diserahkan

dalam kontrol sosial dan dimanfaatkan sepenuhnya bagi keuntungan kaum proletar

sebagai kaum mayoritas.

B. Marxisme Klasik

Berbeda dengan pendekatan-pendekatan lain, Marxisme mempunyai asal-usul

dan tentu saja namanya, dari satu nama, yakni Karl Marx. Oleh karena itu dalam

pendekatan Marxisme hanya berbicara seputar usaha untuk menginterpretasi ulang

terhadap Karl Marx. Dalam karya Marx, seperti halnya semua teoritis, mengandung

ketidakkonsistenan, dan karenanya membenarkan interpretasi yang berbeda-beda.

Meski begitu, selama seratus tahun pertama setelah kematian Marx pada 1883, ada

satu interpretasi dominan tentang Marx dan Marxisme, yang disebut dengan Marxisme

klasik. Marxisme Klasik merupakan teori yang digunakan untuk membedakan antara

marxisme yang dipahami secara luas dengan apa yang diyakini oleh Marx.

Ada empat ‘isme’ terkait yang sering dihubungkan dengan Marxisme Klasik yaitu

ekonomisme, determinisme, materialisme, dan struktualisme. Marxisme bersifat


ekonomi dalaM segi ia mengistimewakan relasi ekonomi, dan determinis, dalam segi ia

mengatakan bahwa relasi ekonomi menentukan relasi sosial dan politik.

Dalam alur tersebut, analisis Marx tentang kapitalisme berpusat pada ekonomi,

yang secara analitis ia pisahkan dari segala sesuatu yang lain. ia melihat ekonomi

sebagai sesuatu yang tak dapat dielakkan, sehingga institusi politik, hukum, sistem

kepercayaan, dan bahkan bentuk-bentuk keluarga menyesuaikan diri dalam tuntutan

dasar sistem ekonomi. Jadi, ekonomi menyebabkan atau menentukan bagaimana

sistem sosial lainnya berkembangdan berfungsi.

C. Konsep Negara Marxisme

Marxisme melihat negara bukan sebagai manifestasi dari perdamaian atau alat

untuk mendamaikan. Marxsisme melihat bahwa negara adalah produk dari kontradiksi

kelas dalam masyarakat yang tidak terdamaikan. negara timbul ketika kontradiksi-

kontradiksi kelas secara objektif tidak dapat didamaikan (lenin,2000:5).

Selain itu konsep negara Marxis tidak mengenal pemisaan kekuasaan seperti

yang dikemukakan john locke (trias politika). Konsep negara Marxis adalah

penghapusan parlementarisme dan institusi borjuiasi lainya ( seperti tentara reguler

yang digantikan dengan rakyat berjsenjata).

Untuk ini kaum sosialis belajar dari pengalaman komune Paris yang

mengeluarkan dekrit pertama, penghapusan tentara reguler dan menggantikannya

dengan rakyat bersenjata. Setelah itu komune paris juga melakukan pencabutan fungsi

politik polisi dan menempatkannya di bawah komune yang sewaktu-waktu dapat


diganti, pencabutan fungsi politik alat-alat kekuasaan material pemerintahan lama, alat

penindas spiritual, yaitu pemuka agama yang menolak perubahan (Lenin, 2000:66).

Selain berbeda dengan konsep negara Liberal, konsep negara Marxis juga

berbeda dengan pandangan Hegel tentang negara, yang menganggap negara

merupakan bentuk ide tertinggi dan karena itu tidak mungkin diatur oleh pandangan

manusia. Negara adalah hasil akhir dari roh absolut. Negara dalam pandangan filsafat

Hegel adalah sebuah realitas ide moral, sejalan dengan konsep awalnya bahwa semua

“yang nyata adalah rasional”, dan “negara adalah rasional dalam dan untuk dirinya

sendiri”. Artinya bahwa negara adalah roh moral, yaitu sebuah kehendak subtansial

yang terlihat jelas pada dirinya sendiri, yang bisa berpikir dan mengetahui dirinya

sendiri (Russell, 1955:767).

Marxisme juga melihat bahwa negara adalah alat dari kelas yang dominan

(berkuasa) untuk menindas kelas-kelas lainnya. Karena itu kemudian dalam negara ada

satuan khusus orang-orang bersenjata dan penjara yang gunanya tak lain dan tak

bukan adalah untuk menjaga dan mempertahankan kekuasaan yang ada. Negara

adalah alat untuk menghisap kelas tertindas, karena itu selazimnya yang menguasai

negara adalah kelas yang memiliki dominasi secara ekonomi politik. Marxisme

membongkar selubung-selubung ideal yang melingkupi konsep negara Liberal dan

negara versi Hegelian. Seperti halnya filsafat materialisme dialektika historis, yang

melihat bahwa kenyataan adalah sejarah kontradiksi-kontradiksi material, maka negara

menurut Marxisme adalah alat peredam kontradiksi-kontradiksi tersebut (khususnya

kontradiksi kelas).
BAB III

ANALSIS PEMBAHASAN PENDEKATAN MARXISISME HUBUNGAN

INTERNASIONAL

Hubungan internasional adalah sebuah studi yang mempelajari hubungan antar

bangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu negara untuk mecapai

kepentingan nasional negara tersebut. Didalam hubungan internasonal juga

mempelajari perfektif yang disampaikan melalui banyak filsuf seperti liberalisme

menurut Adam Smith, realisme menurut Tycudides dan Thomas Hobbes dan ada pula

Marxisme menurut Karl Marx.

Disini saya akan menyapaikan perfektif dalam hubungan internasional yaitu

pemikiran Marx atau yang dikenal dengan Marxisme. Latar belakang pemikiran ini

adalah adanya eksploitasi besar-besaran yang dilakukan oleh pihak pengusaha yaitu

kaum kapitalis atau kaum borjuis. Terhadap pihak buruh yaitu kaum proletar. Para

buruh yang bekerja dengan pengusaha memiliki jam kerja yang telah ditentukan oleh

pihak pengusaha dengan upah yang rendah, tidak sebanding dengan pekerjaan yang

dilakukan oleh kaum buruh. Lalu, seorang filsuf yaitu karl marx mempunyai pemikiran,

Masyarakat manusia adalah sejarah perjuangan kelas yang mana melahirkan kelompok

borjuis dan kelompok proletar.

Kaum borjuis adalah pihak yang memiliki modal serta alat produksi. Sedangkan,

kaum proletar adalah pihak pekerja yang tidak memiliki modal dan memiliki suatu

kemampuan yaitu dengan menjual jasanya kepada pihak borjuis. Kelompok yang

menyadari bahwa posisinya berada pada kelompok proletar, ini melakukan suatu
pemberontakan yang sangat keras terhadap kaum borjuis. Konflik ini sangat ricuh dan

akhirnya melahirkan perubahan dalam masyarakat. Menurut pemikiran karl marx, suatu

saat nanti kaum proletar lah yang memenangkan perjuangan kelas ini yang kemudian

akan melahirkan masyarakat tanpa kelas. Perpektif marx memandang konflik dengan

beberapa konsepsi tentang kelas sosial, perubahan sosial, kekuasaan dan negara

dimana konsepsi tersebut saling berkesinambungan satu sama lain

Kaum borjuis memiliki segala cara agar tujuannya tercapai, salah satunya

adalah dengan memanfaatkan negara untuk mengendalikan dan memegang

kekuasaan atas alat produksi yaitu dengan memiliki bukti yang sah dengan cara

meminta di negara. Maka dari itu, kaum borjuis ini dapat menentukan apa yang dapat

diproduksi dan didistribusikan. Menurut karl marx, pemerintahan ini lebih berpihak

kepada kaum borjuis dari pada kaum proletar

Perspektif Marxisme dengan Konflik Sosial dalam Hubungan Internasional Teori

konflik ini memunculkan yang namanya perfektif konflik. Perfektif sendiri mempunyai arti

yaitu suatu pandangan yang tertuju kepada masyarakat sebagai sesuatu yang dapat

berubah, terutama sebagai akibat dari dinamika pemegang kekuasaan yang terus

menjaga dan mempertahankan posisinya.

Didalam mencapainya suatu tujuan tentunya kelompok harus mengorbankan

Kelompok lain agar kelompok tersebut dapat mempertahankan posisinya yang teratas

dan mendominasi. Begitu pula, kaum borjuis yang melakukan segala cara agar posisi

nya tidak dapat diganggu gugat.


Contoh kasus yang dapat dikaitkan dengan persfektif marxisme adalah seperti

hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia. Dimana eksploitasi dan kekerasan

terjadi pada tenaga kerja Indonesia (TKI) yang kerjanya di Malaysia. Dalam pandangan

Marxisme ini kasus kekerasan bukan menitikberatkan pada negara tetapi cenderung

pada pertentangan kelas. Dimana kaum borjuis sebagai majikan dan kaum proletar

sebagai TKI. Inilah yang menjadikan adanya kekerasan TKI karena majikan memiliki

power sehingga terjadilah eksploitasi tersebut.

Berdasarkan tulisan diatas, maka dapat disimpulkan perspektif karl marx adalah

perspektif yang memandang antara kaum borjuis dan kaum proletar yang memiliki

konflik sosial. Pandangan marxisme ini adalah suatu pandangan yang berorientasi pada

Struktur sosial dan lembaga sosial didalam masyarakat. Pandangan ini dapat

memposisikan sebagai masyarakat adalah ajang perubahan yang kompoten untuk

menciptakan suatu perubahan sosial yang besar. Dalam konteks pemeliharaan tatanan

sosial, perfektif ini menekankan pada peranan kekuasaan. Persfektif ini bertujuan untuk

memahami kemungkinan masyarakat yang akan menggantikan aliansi, eksploitasi dan

keterasingan dengan kebebasan.

Dalam perspektif marxisme, perekonomian adalah tempat terjadinya perbedaan

kelas sosial, khususnya dalam kasus konflik antara kaum borjuis dan kaum proletar.

Dalam kasus ini kaum borjuis lah yang memiliki kekuasaan sedangkan, kaum proletar

menjadi keterbelakangan terhadap sistem ekonomi kapitalis.


BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN

Marx berpendapat dalam masyarakat terdapat dua kelas yaitu kelas masyarakat

yang memiliki modal atau dikatakan sebagai masyarakat kelas menengah atas

(borjuis).dan masyarakat yang tidak memiliki modal alat produksi (proletar). kelas yang

dimaksudkan oleh Marx adalah sebuah konsep yang menentukan kedudukan sosial

manusia dari segi kepemilikan alat produksi yang tidak dapat di pisahkan dari konsep

ekonomi. pemikiran Karl Marks mengenai Marksisme lahir untuk pemperjuangkan hak

atas buruh terhadap kaum borjuis dalam melawan sistem kapitalisme.

.
DAFTAR PUSTAKA

Permata, Harsa. 2011. Filsafat Dan Konsep Negara Marxisme. Jurnal Filsafat

Vol.21 No.3

Bahari, Yohannes. 2010. Karl Marx: Sekelumit Tentang Hidup Dan Pemikirannya.

Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora. Vol.1 No.1

Marsh, David dan Stoker, Gerry,2010,Teori Dan Metode Dalam Ilmu Politik,

Bandung, Nusa Media.

Ronapea.2017.Studi Hubungan Internasional:Teori marxsisme dan

neomarxsisme.Jurnal SOH 101.

Anda mungkin juga menyukai