Anda di halaman 1dari 3

Teori Kekuasaan dan Pemerintahan: Pengaruh Pemikiran Teori Komunisme

Oleh: Yong Irwana Indrajaya

A. Pengaruh Teori Kapitalisme terhadap Komunisme


Kehadiran Teori Komunisme tidak terlepas dari teori pendahulunya yaitu Teori
Kapitalisme. Komunisme hadir sebagai suatu kritik terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
di Eropa Barat pada abad ke-19. Pada masa itu, terdapat kesenjangan yang signifikan antara
kaum proletar atau buruh dengan para pemilik modal yang kemudian disebut sebagai kaum
borjuis. Berkaca dari permasalahan tersebut, seorang filsuf bernama Karl Marx menuangkan
gagasannya dalam buku The Communist Manifesto yang hadir sebagai anti-kritik bentuk
pemerintahan kapitalis yang lebih lanjut menjadi bentuk pemerintahan dengan kepemilikian
komunal dalam segi kapital dan materi. Masyarakat yang terhimpun dalam pemerintahan
komunis kemudian disebut sebagai masyarakat komunis. Lebih lanjut, masyarakat komunis
dicita-citakan sebagai masyarakat yang terbebas dari kemiskinan, tidak adanya kelas sosial,
hingga berkurangnya kesenjangan spesialisasi pekerja. Dengan demikian, didefinisikan secara
terminologi ilmu sosial bahwasannya komunisme merupakan kumpulan doktrin-doktrin Marxis
yang merupakan kritik terhadap Teori Kapitalisme dan Teori Liberalisme. Point tersebut
ditekankan oleh pernyataan Marx yang menyatakan bahwa komunisme adalah kondisi setelah
tumbangnya kapitalisme. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kapitalisme akan runtuh apabila kaum
proletar menginisiasi suatu revolusi sosial yang menghasilkan transisi masyarakat kapitalis
menjadi masyarakat komunis. Dapat disimpulkan bahwa Teori Komunisme merupakan suatu
doktrin pembebasan proletariat menuju masyarakat tanpa kelas yang hadir sebagai antitesis dari
kapitalisme.
B. Teori-teori Dasar Pembentuk Komunisme
Dalam Teori Komunisme yang digagas oleh Marx, terdapat tiga teori yang kemudian
menjadi tiga teori dasar dalam Teori Komunisme. Teori tersebut antara lain:
Teori ataupun konsep pertama yang digunakan Marx adalah dialektika. Marx
menggunakan dialektika dalam Teori Komunisme dalam mengkaji perkembangan suatu
masyarakat melalui konflik yang terjadi serta bagaimana tindakan dan reaksi masyarakat
terhadap hal tersebut. Gagasan utama dialektika yang digunakan oleh Marx menitikberatkan
kepada tiga element dalam rangka merealisasikan perbaikan masyarakat yaitu manusia, alam,
dan alat produksi. Adapun kerangka berpikir dialektika memfokuskan proses produksi sebagai
suatu asumsi yang melahirkan gagasan yang bertentangan dari asumsi tersebut dalam bentuk
kajian antar hubungan faktor-faktor produksi yang meliputi kekuatan, proses, teknologi produksi.
Selain itu, dialektika dalam Teori Komunisme juga digunakan untuk memahami hubungan antar
proletar dengan borjuis dalam proses produksi. Apabila masyarakat mengalami konflik hingga
mencapai suatu titik tertentu yang menyebabkan proses produksi dan ekonomi menghambat
kekuatan produksi maka hal tersebut dapat memicu revolusi sosial yang kemudian melahirkan
gagasan masyarakat yang berbeda dari masyarakat sebelumnya.
Konsep berikutnya yang digunakan dalam Teori Komunisme adalah materialisme
historis. Konsep ini merupakan pendekatan teoritis aspek sosial, politik, dan ekonomi yang ada
di masyarakat dengan menggunakan sudut pandang ekonomi. Menurut seorang filsuf yang
bernama Friedrich Engels, kehadiran teori materialisme historis berimplikasi kepada pembagian
kelas yang ada di masyarakat dan konflik sosial-ekonomi yang terjadi di dalamnya. Lebih lanjut,
Marx mendapatkan pengaruh yang kuat dari Hegel dalam menggagas konsep ini. Marx
mengadopsi pendekatan yang berbeda secara teoritis dengan kenyataan yang ada di masyarakat.
Menurutnya, material merupakan suatu realitas dimana pandangan kita sebagai individu
dipengaruhi oleh hubungan kita dengan realitas tersebut yang dalam konteks ini merupakan
material. Berangkat dari hal tersebut, Marx menyatakan bahwa cara seseorang melihat dunia
tergantung dari posisi individu tersebut dalam masyarakat. Dengan demikian, secara mendasar
teori ini didasari oleh dua unsur utama yaitu ekonomi dan perubahan kelas sosial. Dapat
didefinisikan lebih lanjut bahwa struktur ekonomi yang ada merupakan katalis kemajuan dan
peningkatan produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat. Kemudian, perubahan
kelas sosial dapat dipahami sebagai faktor pendorong terciptanya proses produksi yang baik
dengan memerhatikan prosedur transisi sistem kapitalis menjadi sosialis dalam masyarakat
komunis.
Teori terakhir yang digunakan Marx dalam mengembangkan Teori Komunisme adalah
pertentangan kelas. Dalam komunisme, konteks kelas yang dimaksud adalah keterkaitan relasi
antara individu dengan kepemilikan modal ataupun alat produksi. Oleh karena itu, kelas
dibedakan berdasarkan kepemilikian modal dan alat produksi hingga kekuasaan politik individu.
Berkaitan dengan komunisme, dimana sistem komunisme mengedepankan satu individu dengan
kekuasaan politik yang kuat yang kemudian menjadi pemimpin utama yang lebih dikenal dengan
sebutan diktator. Diktator dalam komunisme bahkan memiliki wewenang yang lebih jauh
daripada politik tetapi juga dapat dijadikan ‘Tuhan’ dalam kehidupan spiritual masyarakatnya.
Secara sederhana, kelas sosial dalam masyarakat ditentukan berdasarkan kepemilikian modal
yang dimiliki. Berdasarkan hal tersebut terdapat pembagian tiga kelas dalam masyarakat yaitu
kelas tinggi (high class), kelas menengah (middle class), dan kelas bawah (lower class).
DAFTAR PUSTAKA

Rachmawati, F. (2020). Kritik terhadap Konsep Ideologi Komunisme Karl Marx. Jurnal


Sosiologi Agama Indonesia (JSAI), 1(1), 66-78.

Anda mungkin juga menyukai