Anda di halaman 1dari 7

HISTORIS MATERIALISME MARX SEBAGAI TEORI ATAS

PERJUANGAN KELAS

Pengganti UAS Marxisme


Ahmad Sidqi
06/198522/FI/03319
A. Historis Materialisme
Pemikiran Marx berpengaruh pada abad ke dua puluh. Ketika itu, Marx
memformulasikan pemikiran Hegel tentang eksistensi pikiran sebagai sebuah jiwa
universal. Dalam analisis Hegel melalui metode dialetika, menurut Hegel proses
dialektika ini sejenis oposisi dinamis dan progresif dimana gagasan awal, tesis
dihadapkan dengan anti tesis yang sifatnya bertentangan, dan perlawanan ini berkulmasi
dalam sintesis yang menjaga dan menggabungkan apa yang rasional dalam dua posisi
yaitu pertama dan dan kemudian membentuk tesis baru.
Filosofi

materialisme yang

dikatakan Marx adalah materialisme

yang

menggerakkan pikiran. Penggabungan dua teori antara materialisme dan metode


dialektika ini menghasilkan metode materialisme dialektika. Marx dengan jelas menolak
pandangan Hegel bahwa dan mengikuti jalur pemikiran feueurbach. Dalam proses analis
metode dialektika materialisme, Marx melihat materi, perlahan-lahan Marx menganalisis
hubungan-hubungan sosial yang berhubungan dengan ekonomi, tenaga kerja, politik, dll
dalam analisa sosial sebagai kekuatan-kekuatan yang menentukan dalam sejarah

manusia.. Inilah yang dikatakan oleh Marx sebagai historis materialis yang berepisentrum
pada materi.
Marx membangun teori historis materialisme sebagai syarat mutlak dialektika
materialis. Marx menilai bahwa pada dasarnya manusia itu bebas, namun hegemoni
ekonomi yang besar merubah dan menentukan karakter manusia. Marx menyatakan:
Model produksi dalam kehidupan material menentukan karakter umum
proses sosial, politik dan spiritual dari kehidupan. Adalah bukan kesadaran
manusia yang menentukan eksistensinya, tetapi sebaliknya, eksistensi sosialnya
yang menetapkan kesadaran mereka1.
Marx menganggap bahwa ketika perkembangan ini berlangsung, di sana terdapat titik
ketika kekuatan-kekuatan material produksi memasuki arena konflik dengan hubunganhubungan produksi yang ada, yang berakibat pada bahwa apa yang ada yang menjadi
ikatan dan belenggu bagi manusia.
Nilai kerja merupakan suatu keadaan alamiah antara manusia dan alam. Marx
mengatakan tentang nilai kerja dalam bukunya Capital I bahwa konsep nilai tidak saja
sepenuhnya, tidak dilenyapkan tetapi sesungguhnya diubah menjadi sebaliknya. Ia
merupakan sebuah pernyataan yang sama imajinernya seperti nilai bumi. Ungkapanungkapan ini lahir dari hubungan-hubungan produksi itu sendiri. Mereka adalah kategorikategori bagi bentuk-bentuk penampilan dari hubungan-hubungan esensial. Bahwa dalam
penampilannya segala sesuatu sering menyatakan diri mereka dalam hubungan terbalik
sudah diketahui betul dalam setiap ilmu pengetahuan, kecuali ekonomi politik2. Dalam
menganalisis tentang kerja, perlu menekankan psedo-psedo berikut:
1. Pada dasarnya prinsip kerja adalah sebuah keadaan dimana manusia secara
alamiah dari hukum-hukum.
2. Manusia bekerja tidak lain untuk memenuhi hidupnya dengan nilai kebutuhan,
dan alam pun bekerja untuk memenuhi kebutuhan manusia.
1 K. Marx, 1859, A Contribution to the Critique of Political Economy (terj: N.I Stone 1904) Chicago:
Chicago Press, pg. introduction
2 K. Marx, 2004, Kapital; Sebuah kritik Ekonomi Politik, buku I (Terj: Oey hay djoen. Judul Asli:
Capital ; A Critical Analysis of Capitalism Production Vol I), Yogyakarta: Hasta Mitra, hlm 584.

3. Hubungan bipolaritas alam dan manusia sebagai bentuk hukum kausalitas.


Nilai kerja berubah ketika nilai komoditas, ketika adanya persaingan antar
individu, sehingga yang memenangkan persaingan individu itu menjadi subjek superior.
Persaingan

individu

digambarkan

oleh

Marx

pada

zaman

purbakala

untuk

memperebutkan kepemilikan wilayah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan


komunalnya. Manusia superior ini menjadi pemimpin atau raja daripada manusiamanusia lain (rakyat), yang dikatakan Marx sebagai masyarakat feodalisme. Rakyat
kehilangan hak untuk merdeka dan kebebasan, dan rakyat hanya dijadikan budak bagi
para raja. Rakyat tidak tersadarkan bahwa hak mereka hilang dikarenakan hanya seorang
superior.
B. Hegemoni Kapitalisme
Kapitalisme merupakan sebuah keadaan masyarakat tingkat lanjut dari masyarakat
feodalis. William Outwaite mendefinisikan pemikiran Karl Marx (Capital, 1867, Vol I)
mendifinisikan kapitalisme sebagai masyarakat yang memproduksi komodititas, dimana
alat-alat produksi utama dimiliki oleh kelas khusus, yaitu borjuis dan tenaga buruh juga
menjadi komoditas yang dibeli dan dijual3. Kaum borjuis selaku pemodal memiliki kuasa
penuh untuk menjalankan sistem perekonomian, sedangkan tenaga buruh hanya dijadikan
mesin-mesin perusahaan. Tenaga buruh menjadi komoditas yang dibeli dan dijual
dikarena buruh menjadi pengendali perusahaan dalam menjalankan produksi. Kaum
buruh (proletar) diperbudak oleh kaum borjuis dengan mengatasnamakan keuntungan.
Kaum borjuis menginginkan akumulasi modal dengan cepat, sehingga buruh diperbudak
untuk meningkatkan hasil produksi dan dibandingkan dengan upah penghasil buruh yang
tidak stabil dengan waktu (jam kerja) memproduksi dalam teori nilai lebih.
Marx mengkritik Ricardo dan Adam Smith (Invisible Hand). Bahwa, Adam Smith dan
Ricardo tidak melihat harga alamiah terdiri dari rata-rata upah dan rata-rata keuntungan.
Konsep dari Adam Smith dan Ricardo tidak bisa dijelaskan dengan harga karena harga
3 William Outhwaite, 2008, Kamus Pemikiran Sosial Modern, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
hlm 84.

yang rata-rata upah dan rata-rata keuntungan tadi. Karena menurut Adam Smith dan
Ricardo itu adalah harga yang terpusat, dengan hasrat pasar. Sehingga yang terjadi
adalah produksi secara besar-besaran, tanpa adanya mampu membeli karena. situasi
masyarakat yang menjadi miskin dan dimiskinkan oleh kapitalisme itu sendiri 4. . Untuk
itulah adanya Manifesto Politik dalam hal ini Marxisme menjadi ideologi dengan prinsip
keadilan sama rata (equality).
Marx membentuk sebuah kekuatan dalam mengkonsolidasikan kaum proletar dalam satu
partai, yaitu komunis. Dalam manifesto komunis, ajaran-ajaran marx berkembang pesat.
Marx menjelaskan dalam dua poin dalam ajaran komunisme5.
1. Komunisme telah diakui oleh semua kekuasaan di Eropa sebagai suatu kekuasaan
pula.
2. Telah tiba waktunya bahwa kaum komunis harus dengan terang-terangan terhadap
seluruh dunia, menyiarkan pandangan-pandangan mereka, tujuan mereka, aliran
mereka, dan komunisme ini dengan sebuah manifes dari partai sendiri.
Apa yang kaum marxis perjuangkan adalah tidak lain melawan sistem borjuasi dalam
sistem kapitalismenya. Industri modern telah menciptakan pasar dunia dengan
perdagangan yang sangat besar.
Proses perjuangan kelas sebagai antisesa pergerakan kapitalisme disinyalir adalah syarat
utama sebuah revolusi. Lenin mengatakan bahwa;
Perjuangan kelas adalah sebuah perjuangan politik.

Kalimat yang

dikutip itu adalah suatu lukisan susunan jaring perhubungan-perhubungan sosial


dan tingkatan-tingakatan peralihan antara satu kelas dengan yang lainnya,
antara yang lampau dengan yang dikemudian hari6.
Historis materialisme Marx yang ditelaah oleh Lenin menekankan masalah masyarakat.
Lenin menafsir pemikiran Marx dalam manifesto komunis, bahwa apa yang terjadi dalam
kehidupan manusia adalah adanya kelas-kelas sosial, dan hal ini harus direvolusikan
melalui sebuah politik. Dengan satu partai politik dan menguatkan massa proletar. Marx
4 Takahisa Oishi, 2001, Unknown Marx, London: Pluto Press, pg.101
5 Lihat Manifesto of The Communist Party Preface To The German Edition of 1872, dalam K. Marx, F.
Engels, 1962, Selected Works In Two Volumes, Vol. I, Moscow: Foreign Languages Publishing House, pg.
21-22
6 V.I. Lenin, 1963, Adjaran-Adjaran Karl Marx (Terj. D. Suradji), Djakarta: Haruman Hidup, hlm 28

menganggap hegemoni kapitalisme membuat sekat antara yang kaya semakin kaya dan
yang miskin semakin miskin.
C. Perjuangan Kelas
Perubahan sejarah umat manusia dalam masyarakat hanya tercapai dengan jalan
kekerasan yaitu melalui suatu revolusi. Karl Marx pada dasarnya menentang semua
bentuk usaha untuk memperdamaikan kelas-kelas yang bertentangan. Reformasi pada
kelas atas dan usaha pendamaian antar kelas hanya akan menguntungkan kelas penindas.
Karl Marx menekankan bahwa perjuangan kelas yaitu penghancuran penindasan yang
terjadi dalam masyarakat. Engels mengatakan:
Semakin kuat sosialisme lebih dini ini menolak eksploitasi kelas pekerja,
yang adalah tidak terelakkan dalam kapitalisme, semakin kurang mampulah ia
untuk secara jelas menunjukkan atas apakah eksploitasi ini terdiri dan
bagaimana ia timbul7.
Engels menguatkan pemikiran Marx dalam perampasan Hak kepemilikan dan bagaimana
mekanisme kapitalisme mengekploitasi proletar dalam teori nilai lebih.
Perlawanan kaum proletar dalam menuntut keadilan, Lenin menerapkan tindakan politik
praksis dalam melawan bentuk alienasi manusia. Lenin mengerti aparatur negara dalam
masyarakat diklasifikasikan dalam mengedepankan sebagai kelembagaan dominasi sosial
pemilik kemiskinan atas orang-orang yang harus hidup dengan bekerja untuk mereka,
yang berubah dari sebuah kekuatan sosial, terasing dari massa sehingga masyarakat dan
di luar kendali. Bagi Lenin dengan menerapkan diktarator proletariat dapat membabaskan
kaum proletar dari kung-kungan kapitalisme.
Marxisme berjuang untuk penaklukan kekuasaan politik oleh kelas pekerja dan
pembangunan masyarakat sosialis, dimana negara akan lenyap. Sebelum itu, haruskah
buruh menjauhkan diri dari aktivitas politik? Haruskah mereka menolak semua
perubahan kecil yang dapat meningkatkan keberadaan mereka? Tentu saja
tidak, kita harus membela perjuangan untuk setiap manfaat sekecil apapun, dan
menggunakan setiap kesempatan yang terbuka untuk kita. Hanya orang yang bodoh saja
7 F. Engels, 2005, Anti Duhring; Revolusi Heer Eugen Duhring Dan Ilmu Pengetahuan (Ter. Oey Hay
Djoen) Yogyakarta: Hasta Mitra-Ultimus, hlm 38

yang dapat menolak gaji yang lebih baik atau sistem kesehatan masyarakat. Melalui
perjuangan tersebut, dan
perjuangan untuk merubah organisasi buruh, serikat buruh, dan partai buruh, kita belajar
dan menjadi lebih kuat dan membawa lebih dekat hari dimana adalah mungkin untuk
merubah masyarakat secara permanen. Kaum Marxis berjuang untuk setiap perubahan
kecil, dan pada saat yang sama menjelaskan bahwa perubahan-perubahan ini tidaklah
aman kalau kapitalisme berlanjut. Hanya sosialisme yang dapat menyelesaikan problemproblem masyarakat.

Daftar Pustaka

1. Marx. K, 1859, A Contribution to the Critique of Political Economy (terj: N.I


Stone 1904) Chicago: Chicago Press.
2. Marx. K, 2004, Kapital; Sebuah kritik Ekonomi Politik, buku I (Terj: Oey hay
djoen. Judul Asli: Capital ; A Critical Analysis of Capitalism Production Vol I),
Yogyakarta: Hasta Mitra.
3. Outhwaite William, 2008, Kamus Pemikiran Sosial Modern, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
4. Takahisa Oishi, 2001, Unknown Marx, London: Pluto Press
5. Marx. K, Engels. F, 1962, Selected Works In Two Volumes, Vol. I, Moscow:
Foreign Languages Publishing House.
6. Lenin I. V, 1963, Adjaran-Adjaran Karl Marx (Terj. D. Suradji), Djakarta:
Haruman Hidup
7. Engels. F, 2005, Anti Duhring; Revolusi Heer Eugen Duhring Dan Ilmu
Pengetahuan (Ter. Oey Hay Djoen) Yogyakarta: Hasta Mitra-Ultimus

Anda mungkin juga menyukai