Anda di halaman 1dari 21

Gerakan Sosial

(Social Movement)
Pertemuan ke-10 MK Sosiologi Politik
Akhmad Satori, S.IP., M.S.I
Pendahuluan
 Gerakan sosial dari waktu ke waktu mengalami
perubahan-perubahan orientasi tujuan, sebagai
respon dari dominasi kekuasaan yang sedang
berkembang di masyarakat dan negara.
 Dominasi kekuasaan itu bisa berasal dari elit
ekonomi/ politik, kekuasaan negara sendiri
ataupun dari negara lain.
 Gerakan Sosial merupakan suatu prasyarat
yang sangat penting dalam proses
Demokratisasi.
 Paradigma Marxis : demokratisasi akan terjadi
melalui proses perubahan yang berpusat pada
kaum buruh.
 Pandangan Marxisme bahwa gerakan buruh
merupakan satu-satunya gerakan yang memiliki
potensi perubahan sosial dan proses
demokratisasi.
 Paradigma baru memandang gerakan sosial
telah bergeser dari model perjuangan kelas
dalam arti sempit menjadi gerakan transformasi
secara luas.
 Faqih (1997),Gerakan spiritualis, gerakan HAM,
gerakan hak-hak sipil, gerakan lingkungan serta
gerakan anti nuklir semuanya secara tidak
langsung merupakan gerakan perjuangan kelas
buruh.
Perkembangan Gerakan Sosial
 Berdasarkan alur sejarah perkembangan
gerakan sosial yang muncul, maka gerakan
sosial lahir pada saat revolusi Perancis dan
industri yang terjadi dibelahan negara negara
Eropa Barat.
 Akhir abad ke-19 gerakan sosial juga muncul
tetapi lebih didasarkan atas kepentingan kelas
pekerja (buruh)
 Gerakan sosial dalam konteks modern muncul
kembali namun lebih karena persoalan-
persoalan sentralisasi dan kesejahteraan yang
dilakukan negara.
Konsep Gerakan Sosial
 Turner dan Killian : Gerakan Sosial yaitu suatu
tindakan kolektif berkelanjutan untuk mendorong
atau menghambat perubahan dalam masyarakat
atau yang menjadi bagian dari masyarakat itu.
 Sherman dan Kolker mengemukakan Gerakan
Sosial timbul sebagai reaksi dari melemahnya
kesatuan kekuasaan sebagai imbas dari rekayasa
ulang pembagian kekuasaan da rekayasa ulang
serta pengaruh perubahan struktur dalam
masyarakat.
Konsep..
 Gerakan Sosial merupakan kelompok yang tidak
melembaga dari berbagai anggota masyarakat
yang tidak terwakili yang bergerak dalam alur
interaksi yang berseberangan dengan elit atau
pihak oposisi.
 Tourine mendefinisikan suatu gerakan sosial
adalah aksi kolektif sosial mengenai
pengorganisasian sosial atas orientasi-orientasi
kultural terpenting dalam suatu masyarakat.
Ciri Ciri Gerakan Sosial
 Sifat kurang terorganisir
 Tidak memiliki jalur staf pusat
 Satu kelompok yang bersimpati terhadap
pandangan sosial atau doktrin tertentu, yang
menampakan dirinya dalam perdebatan politik.
 Berperan serta dalam kegiatan demonstrasi
 Bertindak dalam cara yang lebih menyatu.
 Membangun prasyarat bagi perubhan kebijakan
atau rezim dengan mempermasalahkan
keabsahan sistem politik yang ada.
 Perkembangan gerakan sosial juga telah
bergeser dari yang hanya sekedar aksi-aksi
kolektif yang tidak melembaga menjadi gerakan-
gerakan terorganisir atau melembaga, yang
membedakan gerakan sosial dengan perilaku
kolektif lainya, adalah:
 Organized, bahwa gerakan sosial itu terorganisasi,
sedangkan kebanyakan perilaku kolektif tidak
terorganisasi baik pemimpin, pengikut meupun proses
gerakannya.
 Deliberate, bahwa gerakan sosial itu direncanakan
dengan penuh pertimbangan dan perencanaan
sedang perilaku kolektif tidak.
 Enduring, bahwa gerakan sosial itu keberadaannya
untuk jangka waktu yang panjang dan menahun,
sedang perilaku kolektif terbatas dala periode singkat.
Perubahan Paradigma
 Pada masyarakat industri maupun masyarakat
pasca industri, gerakan buruh tidak lagi
memerankan peran utama perubahan sosial dan
demokratisasi.
 Letak perubahan paradigma tersebut beralihnya
analisis sosial, dari analisis sosial dalam bentuk
sempit antara kelas borjuis dan kelas proletar,
menuju pada analisis yang lebih luas antara
masyarakat sipil dan negara.
 Perubahan istilah dari gerakan sosial lama
(perjuangan kelas buruh) ke gerakan sosial baru
(perwujudan demokratisasi)
Fase utama perkembangan
Gerakan Sosial Baru (GSB)
 Pertama, tahap dimana gerakan-gerakan seperti
gerakan demokrasi dan gerakan buruh di Eropa,
gerakan wanita, hanya menyediakan sebuah
sarana efektf bagi pengungkapan keluhan serta
usaha untuk melahirkan perubahan politik.
 Kedua, muncul ketika pencapaian pemerintahan
representatif, persamaan hak universal, dan
sistem pemilu yang bebas berusaha mengurangi
aksi aksi politik di luar mekanisme lembaga
formal.
Fase...
 Ketiga, tahap dimana dijumpai banyak
sekali kebangkitan kebangkitan dan
pembentukan berbagai gerakan sosial
sebagai suatu ciri kehidupan politik yang
kurang lebih bersifat permanen, yang
mencerminkan suatu gerakan yang lebih
mendasar untuk memperluas demokrasi.
Tipologi Gerakan Sosial
 Gerakan Revolusioner, yaitu gerakan yang
mengubah masyarakat dengan menentang nilai-
nilai fundamental, gerakan ini mendukung
pergantian kerangka nilai yang ada.
 Gerakan reformasi, yaitu gerakan yang
berusaha memodifikasi dan mengupayakan
perubahan yang akan mengimplementasikan
kerangka nilai yang ada secara lebih memadai.
 Gerakan perlawanan, gerakan yang
mengeliminasi atau memblokir perubahan yang
sudah dilembagakan sebelumnya (gerakan
balasan)
4 Aspek Gerakan Sosial
 Adanya ide-ide yang luas: biasanya ide yang
bersumber pada ketidak adilan sosial, serta
harapan terbentuknya struktur tatanan sosial
yang lebih baik.
 Pembentukan aksi publik: berkaitan dengan
kemampuan untuk menyebar suatu setting
nasional di tempat lain dalam rangka
membentuk aksi publik.
 Pengorganisasian Sarana, dapat dibentuk untuk
sarana perjuangan kelas; serikat pekerja.
 Simbol atau Slogan: penggunaan simbol /slogan
yang tepat juga memberi kontribusi besar bagi
suatu gerakan sosial.
Bentuk Gerakan Sosial

Gerakan Demokratis

Gerakan Buruh Gerakan Perdamaian

Gerakan Ekologi
 Menurut Gidens, gerakan buruh pada akhirnya
akan berubah menjadi sesuatu yang kuno, akan
digantikan gerakan-gerakan kebaruan, seperti
gerakan perdamaian menjadikan wilayah
perjuangan sebagai kontrol alat kekejaman
kemiliteran dan kepolisian.
 Perdamaian dilihat seperti ‘demokrasi’, sebagai
konsep yang ditunjukan dalam sentral dialog,
dimana gerakan memasuki wilayah tindakan
yang dibagi dengan organisasi-organisasi lain
seperti militer dan negara.
 Tempat perjuangan gerakan ekologi (counter
budaya) merupakan lingkungan yang tercipta,
perhatiannya terhadap resiko-resiko
berkonsekuensi tinggi dan juga aspek lainnya.
Analisis Gerakan Sosial
 Analisis perilaku kolektif
 Analisis ketegangan struktural
 Analisis mobilisasi struktural
 Analisis kulturalisme
Analisis Perilaku Kolektif
 Analisis perilaku kolektif, yaitu suatu pergolakan
atau gerakan sosial terjadi karena adanya
mobilisasi atas dasar belief (sistem keyakinan),
perilaku tak terlembaga.
 Gerakan sosial sering difahami sebagai tindakan
kolektif dari sejumlah individu yang mengalami
kekecewaan atau frustasi tertentu untuk
mengubah tatanan sosial, termasuk mengubah
nilai atau norma, menuju tatanan kehidupan
yang lebih baik dalam bentuk yang tak
terlembaga, revivalis, revolusi, pemberontakan.
Analisis Ketegangan Struktural
 Analisis Ketegangan Struktural, yaitu bahwa
suatu gerakan sosial terjadi ditandai dengan
adany kemarahan, keputus asaan yang
melahirkan gerak emosional yang sedemikian
rupa yang disebabkan oleh ketegangan sosial
pada level makro masyarakat.
 Geraka ini muncul dari bawah (masyarakat)
ketika volume keluhan, ketidak puasan dan
kekecewan rakyat melampaui ambang batas
tertentu.
Analisis Mobilisasi Struktural
 Analisis mobilisasi struktural yaitu, menekankan
pada analisis tindakan yang umumnya rasional
yang dilakukan oleh pengikut-pengikut gerakan
sosial untuk membuat gerakannya berhasil.
 Yakni dengan menggabungkan berbagai macam
bentuk, strategi dan taktik yang disusun secara
sadar dan sengaja untuk mencapai tujuan
gerakan yang berbasis pada organisasi, bukan
individu serta dibangun diatas rasionalitas cara
untuk mencapai tujuan yang ingin di capai suatu
gerakan sosial.
Analisis Kulturalisme
 Analisis Kulturalisme (kebudayaan)
menekankan pada analisis nilai (value),
untuk menemukan makna dari tindakan
sosial.
 Juga dapat dianalisis dengan pendekatan
1). Proses pembingkaian atau kerangka
budaya, 2) konteks budaya, 3) politik
keidupan dan 4) mellienarian movement.
Bahan Bacaan
 Eko, Sutoro, 2003, Transisi Demokrasi
Indonesia, Runtuhnya Orde Baru, APMD Press,
Yogyakarta.
 Nashir, Haedar, Gerakan Islam Syari’at;
Reproduksi Salafiyah Ideologis di Indonesia,
Disertasi, Program Doktor Sosiologi, Sekolah
Pascasarjana UGM, 2006
 Suryadi, Budi, Sosiologi Politik; Sejarah, Definisi
dan Perkembangan Konsep, IRCiSoD,
Yogyakarta.
 Dll.

Anda mungkin juga menyukai