Anda di halaman 1dari 20

I.

SISTEM PERWAKILAN DI AMERIKA SERIKAT


Sistem perwakilan adalah sistem yang mengatur pendelegasian sikap, preferensi,
pandangan dan keinginan masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan kepada
sekelompok kecil orang yang mengatasnamakan rakyat pemilih. Istilah badan legislatif
atau legislature mencerminkan salah satu fungsi badan yaitu legislate atau membuat
peraturan perundang-undangan atau undang-undang. Sebutan lain mengutamakan
representasi atau keterwakilan anggota- anggotanya

dan dinamakan

peoples

representative body atau Dewan Perwakilan Rakyat (Budiardjo, 2008). Parlemen pada
mulanya lahir sebagai wujud dari lahirnya doktrin kedaulatan rakyat atau sovereignity.
Parlemen (parliament) adalah sebuah dewan perwakilan rakyat dengan anggota
yang dipilih untuk satu periode. Sedangkan legislatif adalah badan deliberative
pemerintah dengan kuasa membuat hukum. Dalam melaksanakan kedaulatan rakyat,
Menurut Miriam Budiharjo, parlemen/legislatif sebagai perwakilan rakyat, harus
memilki tiga fungsi penting yaitu (Budiardjo, 2008) :
1. Menentukan policy (kebijakan) dan membuat undang-undang. Untuk itu
lembaga perwakilan rakyat diberi hak inisiatif, hak untuk mengadakan
amandemen terhadap rancangan undang-undang yang disusun oleh pemerintah
dan hak budget.
2. Mengontrol badan eksekutif dalam arti menjaga supaya semua tindakan
eksekutif sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Untuk itu
parlemen diberi hak control khusus.
3. Fungsi lainnya, meliputi fungsi ratifikasi (ratify), yaitu mensahkan perjanjian
Internasional yang dibuat oleh eksekutif. Di Amerika, lembaga legislatif
bahkan memiliki wewenang untuk meng-impeach dan menuntut pejabat
tinggi termasuk Presiden.
Federal Amerika Serikat merupakan pemerintah pusat Amerika Serikat yang
didirikan berdasarkan Konstitusi Amerika Serikat. Parlemen Amerika Serikat
menggunakan Kongres. Peran Kongres amatlah besar bukan hanya karena sebagai
pemberi legitimasi bagi eksekutif, tetapi juga sebagai pembuat kebijakan melalui proses
legislasi. Sistem bikameral adalah sistem dua kamar dalam parlemen suatu negara
dimana terdapat dua lembaga dalam badan legislatif yang memiliki kekuasaan untuk
membentuk undang-undang, mengawasi pelaksanaan dari undang-undang yang dibentuk

dan saling mempengaruhi dalam suatu kebijakan politik (Lubis, 2007), dalam rangka
untuk menciptakan check and balance dalam parlemen suatu negara. Pada negara federal
seperti Amerika Serikat, sistem ini diterapkan melalui kehadiran Senat dan House of
Representatives. Sistem bikameral merupakan wujud institusional dari lembaga
perwakilan dalam parlemen suatu negara yang terdiri atas dua kamar (dua majelis).
Majelis yang anggotanya dipilih dan mewakili rakyat yang berdasarkan jumlah penduduk
secara generik disebut majelis pertama atau majelis rendah, dan dikenal juga sebagai
House of Representatives. Majelis yang anggotanya dipilih atau diangkat dengan dasar
lain (bukan jumlah penduduk), disebut sebagai majelis kedua atau majelis tinggi dan
dikenal juga sebagai Senate.
1. Senate
Senate memiliki jumlah anggota 100 yang terdiri dari 2 orang wakil masingmasing negara bagian yang dipilih langsung dalam pemilihan umum.
Sedangkan untuk masa jabatan senator 6 tahun tetapi 2 tahun sekali dilakukan
pemilihan untuk sepertiga anggota senate yang pemilihannya dilakukan di
negara bagian. Setelah terpilih senate dibagi menjadi 3 kelas yaitu : kelas
pertama masa jabatannya 2 tahun, kelas kedua masa jabatannya 4 tahun dan
kelas ketiga jabatannya 6 tahun. Syarat menjadi senate minimal berusia 30
tahun dan sudah 9 tahun menjadi warga negara Amerika Serikat dan bertempat
tinggal di negara bagian tempat dia dipilih. Senate memiliki hak untuk
menyetujui atau tidak terhadap pengangkatan-pengangkatan duta besar dan
konsul, Hakim agung dan pegawai amerika serikat lainnya yang masih akan
ditetapkan dengan undang-undang. Kewenangannya juga untuk mengajukan
amandemen terhadap rencana anggaran walaupun kekuasaan anggaran ada
pada House of Representative.
2. House of Representative
Memiliki jumlah anggota 435 orang yang masa jabatannya selama 2 tahun.
Pemilihannya dilakukan disetiap district. Jumlah anggotanya dapat berubah
tergantung dari jumlah penduduk disetiap district. Wewenangnya merancang
undang-undang perpajakan dan memilih presiden jika hitungan suara electoral
college sulit menentukan siapa pemenang pemilu Presiden.

II. SISTEM KEPARTAIAN DI AMERIKA SERIKAT

Sistem partai politik modern di Amerika Serikat saat ini ialah menganut sistem
dua partai. Sistem dua partai merupakan suatu sistem kepartaian yang didalamnya
terdapat dua partai yang bersaing untuk mendapatkan dan mempertahankan kewenangan
memerintah melalui pemilihan umum (Subakti, 2010). Didalam sistem ini, paratai-partai
yang memenangkan pemilihan umum menjadi partai yang memerintah, sedangkan
sebaliknya yakni partai yang mengalami kekalahan di pemilihan umum akan memiliki
peran sebagai kekuatan oposisi loyal. Dalam suatu negara yang menggunakan sistem
kabinet peresidensial akan cenderung membagi tugas diantara kedua partai. Dimana telah
disinggung sebelumnya, ketika suatu partai memenangkan kursi kepresidenan, maka
partai lain akan menguasai badan perwakilan rakyat. Amerika Serikat sendiri memiliki
dua partai yang dominan yakni Partai Demokrat dan Partai Republik. Dimana dalam
pemilihan umum terakhir tahun 2008 dimenangkan oleh Partai Demokrat yakni Barack
Hussein Obama sebagai Presiden dan Kongres berasal dari Partai Republik.
Partai Demokrat dan Partai Republik merepresentasikan masing-masing
golongan. Partai Demokrat memposisikan diri sebagai garis kiri dan mendukung
liberalis. Partai Republik sendiri cenderung kearah konservativ dengan memosisikan diri
sebagai kanan tengah. Dalam bidang ekonomi, Partai Republik meyakini bahwasanya
pertumbuhan ekonomi didasari atas persaingan bebas dan lebih mendorong kemampuan
individu dalam menggunakan ide-ide inovatif mereka sendiri. Sedangkan Partai
Demokrat berpendapat bahwa ekonomi mungkin sulit untuk menangani masalah
individu. Menurut mereka, keputusan ekonomi melalui bisnis akan lebih baik jika
dipandu oleh kebijakan pemerintah. Pada masalah keamanan negara, Partai Republik
percaya pada pertahanan nasional yang kuat merupakan tujuan penting dalam menjaga
keamanan dan stabilitas negara dan Partai Republik sendiri mendukung adanya alokasi
dana besar untuk anggaran militer dan intelijen. Bertentangan dengan ini, Partai
Demokrat memiliki filosofi bahwa keamanan dapat dijamin melalui kerjasama dengan
saling pengertian dan menjalin negosiasi antar negara. Pada dasarnya, kedua partai
memiliki ideologi yang sama. Yang membedakan kedua partai hanyalah titik berat dan
cara menyelesaikan masalah. Partai Rebublik di Amerika Srikat lebih menekankan pada
kebebasan dan persaingan, sedangkan partai Demokrat lebih menekankan persamaan
kesempatan dan keadilan. Namun kedusnya memiliki ideologi individualisme dan
kapitalisme (Subakti, 2010).
III.

SISTEM PEMILU DI AMERIKA SERIKAT

Amerika Serikat adalah negara federal dimana adanya negara di dalam negara.
Sehingga, otonomi negara cukuplah tinggi dalam menentukan tata cara pemilu.
Sederhananya, asalkan hukum pemilu negara bagian tidak bertentangan dengan hukum
pusat, maka negara bagian bebas menentukan sistem pemilu yang digunakan.
a. House of Representative
House of Representative merupakan wakil rakyat yang merefleksikan
keinginan dan kepentingan masyarakat, sehingga cenderung lebih dekat
dengan publik (McCall, 2016). Melihat kebutuhan akan mengakomodasi
kepentingan dan keinginan masyarakat tersebut, maka house of representative
dipilih setiap 2 tahun sekali. Jumlah kursi yang diperebutan adalah 435.
Banyaknya house of representative setiap negara bagian berbeda-beda,
tergantung banyaknya populasi di setiap negara bagian, namun setiap negara
bagian minimal ada satu wakil di house of representative (McCall, 2016).
Misalnya negara bagian Alaska memiliki populasi yang sedikit, maka
perwakilan house of representative hanya ada satu. Namun hal tersebut tidak
berlaku bagi California dimana memiliki jumlah populasi terbesar, maka
memiliki 53 wakil di house of representative.
Pencalonan menjadi house of representative bebas, asalkan memenuhi
syarat. Calon house of representative tidak harus mewakili dua partai besar,
yaitu Republik dan Demokrat, namun boleh dari partai kecil, bahkan
independenpun diperbolehkan. Sistem pemilihan yang dipakai adalah simple
majority dimana calon yang mendapatkan suara terbanyak yang masuk kuota
house of representative, maka terpilih mewakili negara bagian tersebut (Hall,
2012).
b. Senat
Senat merupakan member yang merepresentasikan konstitusi yang lebih
luas, maka representasinya harus seimbang dalam mewakili negara, tanpa
melihat populasi tiap-tiap negara bagian (McCall, 2016). Pemilihan senat
dilakukan setiap 6 tahun sekali dengan setiap negara masing masing
memiliki jatah 2 kursi senat, maka totalnya ada 100 senator.
Siapapun bisa mencalonkan menjadi senat, asalkan memenuhi syarat.
Calon senat juga tidak harus berasal dari dua partai besar di Amerika Serikat,
yaitu Republik atau Demokrat, boleh dari partai kecil, ataupun bahkan
independen. Seperti house of representative, pemilihan senat berdasarkan

simple majority, maka dua penerima suara terbanyak di setiap negara


bagianlah yang mewakili negara bagian di senat.
c. Pemilihan Presiden
Pemilihan presiden di Amerika Serikat tidaklah langsung dari
masyarakat, namun diwakilkan oleh electoral college (USA.gov, 2016).
Electoral college adalah para wakil rakyat di house of representative dan senat
ditambah tiga orang dari wilayah istimewa District of Colombia. Maka, ada
538 orang yang akan memilih presiden nanti.
Pada dasarnya, siapapun bisa mencalonkan menjadi presiden, asalkan
memenuhi syarat lahir di Amerika Serikat, minimal 35 tahun, serta minimal
14 tahun tinggal di Amerika Serikat (USA.gov, 2016). Mencalonkan sebagai
presiden tidak harus mewakili dua partai besar, Republik dan Demokrat,
bahkan partai kecil ataupun independenpun diperbolehkan asal memenuhi
syarat sebagai calon presiden. Namun, umumnya memang calon presiden
datang dari dua partai tersebut.
Calon presiden harus melewati beberapa tahap, yaitu primary atau
caucus. Masing-masing negara bagian memiliki tata caranya sendiri, ada yang
melakukan primary, ada yang caucus. Primary dan caucus adalah upaya dari
negara bagian untuk membantu partai politik memilih siapa yang akan
dicalonkan nanti. Primary adalah pemilihan yang dilakukan melalui voting.
Primary dibagi menjadi tiga, yang pertama closed primary yaitu hanya orang
yang berafiliasi partai/pendukung tertentu yang bisa memilih, misalnya orang
yang berafiliasi partai Demokrat hanya bisa memilih di tepat Demokrat. Lalu,
open primary yaitu siapapun tidak terkecuali afiliasi partainya/pendukung bisa
memilih. Setelah itu, jungle primary, semua kandidat dijadikan satu tempat
untuk dipilih oleh masyarakat siapa yang layak menjadi presiden (Hall, 2012).
Metode yang kedua adalah caucus dimana pemilihan calon presiden dipilih
melalui diskusi dan debat. Caucus dibagi menjadi tiga, yaitu open caucus yaitu
siapapun bisa ikut berdiskusi. Closed caucus, hanya orang-orang yang
berafiliasi partai/pendukung tententu yang boleh ikut berdiskusi. Semi-open
yang menggabungkan keduanya (USA.gov, 2016).
Lalu, jumlah suara keseluruhan diakumulasikan untuk diketahui jumlah
secara nasional Sistem yang dipakai oleh Amerika Serikat adalah 50%+1, yaitu
pemenang pemilu presiden berarti memiliki suara minimal 270. Ketika kedua

kandidat memiliki suara yang sama, maka house of representative yang akan
menentukan siapa orang yang akan menjadi presiden.
IV.

ISU-ISU DEMOKRASI TERKINI

PEMERINTAHAN AMERIKA SERIKAT

MENJELANG PEMILU PRESIDEN 2016


Seperti yang kita ketahui bahwa Amerika Serikat kini tengah sibuk dengan
kampanye dan pemilihan di beberapa wilayah terkait calon presiden Amerika Serikat
pada tahun 2016 ini.. Kursi nomor satu di Amerika Serikat yang akan digelar pada 8
November 2016 mendatang turut mengundang berbagai opini dan survei publik. Ada
pula beberapa kandidat yang cukup banyak dibicarakan oleh masyarakat internasional
dewasa ini. Donald Trump adalah salah satu kandidat yang berasal dari partai Republik
yang banyak dibicarakan terkait dengan kebijakan yang akan dia lakukan jika menjabat
sebagai presiden dinilai kontroversi. Beberapa kebijakan yang ingin dia realisasikan
adalah harus adanya pengawasan di masjid-masjid Amerika Serikat. Trump menyatakan
Muslim harus diawasi penegak hukum sebagai program kontra terorisme dan tidak
peduli bila dianggap pengawasan masjid langkah "yang tak tepat secara politik. Lalu
kebijakan lainnya, Trump juga akan membom keluar ISIS. Ia mengklaim tidak ada calon
lain yang lebih keras terhadap ISIS dan dia akan memperlemah militan dengan
memotong jalur mereka untuk minyak. Ia bahkan juga ingin membangun, "tembok
raksasa" antara Amerika dan Meksiko agar imigran gelap tak masuk termasuk migran
Suriah. Trump mengatakan warga Meksiko yang masuk ke Amerika sebagian besar
adalah penjahat. "Mereka membawa obat bius, penjahat dan mereka adalah pemerkosa,"
katanya. Ia mengatakan Meksiko harus membayar tembok raksasa itu dan menurut
analisa BBC bernilai antara US$2,2 miliar sampai US$13 miliar. Dan masih banyak
kebijakan kontroversial yang diajukan oleh Donald Trump ini (BBC Indonesia, 2015).
Bahkan para pesaing Donald Trump, seperti Hillary Clinton dan Jeb Bush bersuara akan
kebijakan yang dicanangkan oleh Trump tersebut.
1. Sistem Perwakilan
Sistem perwakilan adalah sistem yang mengatur pendelegasian sikap, preferensi, pandangan
dan keinginan-keinginan masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan pada sekelompok kecil orang
yang mengatasnamakan rakyat pemilih1. Ada 2 pandangan mengenai terbentuknya system perwakilan
yang terjadi di seluruh negara, yaitu;
1 Catatan Mata Kuliah Kajian Partai Politik dan Opini Publik, dosen Sugito, S.IP., M.Si, tanggal 22
April 2016

1.

Microcosm
Di dalam microcosm, sistem perwakilan terbentuk di negara-negara yang masih perduli pada
isu-isu primordial. Sehingga pembentukan sistem perwakilannya lebih cenderung primordial,
yang mana perwakilan tersebut mewakili semua golongan yang ada di negara tersebut.
Bentuk system perwakilan ini menghasilkan keterwakilan yang lebih banyak.

2.

Principal Agent
Principal Agent adalah hubungan antar rakyat dengan agent (parlemen) yang didasari
bukan pada isu primordial melainkan pada kesamaan interest (kepentingan). Dalam Principal
Agent dikenal dengan adanya vote atau pemilihan suara. Pada bentuk system perwakilan ini
menghasilkan lebih sedikit keterwakilan.
Dari kedua pandangan terbentuknya system perwakilan memunculkan adanya bikameral

(sistem 2 kamar), dimana sistem 2 kamar ini adalah praktik pemerintahan yang menggunakan 2 kamar
legislatif atau parlemen. Negara-negara yang menggunakan sistem 2 kamar ini seperti Amerika,
Australia, Inggris. Dalam hal ini, sistem perwakilan yang berada di Jepang merupakan gabungan dari
2 pandangan mengenai pembentukan sistem perwakilan yaitu Microcosm dan Principal Agent. Hal ini
dikarenakan, sistem pemerintahan di Jepang itu sendiri pada dasarnya adalah system parlemen,
dimana Perdana Menteri secara keseluruhan mendukung Diet. Diet itu sendiri merupakan sebutan
untuk perwakilan rakyat yang ada di Jepang. Didalam Diet terdapat dua majelis yang sama-sama
penting, kedua majelis ini memiliki kemiripan komisi dengan bermacam-macam kementrian,
termasuk didalamnya hubungan luar negeri dan keamanan.
Dua majelis dalam Diet2, yakni;
1.

House of Reprensentative (Majelis Rendah)


Didalam majelis ini terdapat 480 kursi/anggota yang diperebutkan. Masa jabatan House of
Representative adalah 4 tahun, tetapi rata-rata masa jabatan dari perwakilan ini lebih pendek
(kurang dari 4 tahun). Perwakilan dalam majelis ini dapat dibubarkan oleh Perdana Menteri.

2.

House of Councilors (Majelis Tinggi)


Didalam majelis ini terdapat 242 kursi yang diperebutkan. Masa jabatan House of
Councilors adalah 6 tahun, dan majelis ini tidak dapat dibubarkan oleh Perdana Menteri.
2. Sistem Kepartaian
Sistem kepartaian adalah interaksi antara satu partai politik dengan partai politik lainnya dan

dengan seluruh anggota sistem politik. Sistem kepartaian dibagi ke dalam 5 bagian, yaitu:

2 Jurnal Domestic Politics and Foreign Policy, Tanaka Akihiko. diakses pada tanggal 24 April
2016

1.

One Party System (Sistem Satu Partai), adalah keadaan dimana satu negara hanya memiliki
satu partai yang mendominasi di semua tingkatan pemerintahan. Contoh : Korea Utara.

2.

Dominant Party System (Sistem Partai Dominan), adalah keadaan dimana ada satu partai
yang selalu memenangkan pemilu, namun partai lain dibiarkan tetap hidup. Contoh :
Jepang, Indonesia (di masa Soeharto).

3.

Two Party System (Sistem Dua Partai), adalah keadaan dimana satu negara memiliki dua
partai besar yang saling memenangkan dalam pemilihan umum. Contoh : Amerika Serikat,
United Kingdom, Australia.

4.

Two Plus Party System (Sistem Dua dan Tambahan Partai), adalah keadaan dimana ada dua
partai besar dengan beberapa partai kecil yang kadang memiliki suara signifikan. Contoh :
Jerman (Partai Hijau), Israel (Partai Tengah).

5.

Multi Party System (Sistem Multi Partai), adalah keadaan dimana ada banyak (lebih dari dua)
partai politik yang berkompetisi secara fair dalam pemilihan umum. Contoh : Indonesia,
India, Iran, Negara Timur Tengah.3
Jepang sebagai suatu negara yang menganut sistem politik demokrasi, tidak dapat

meniadakan hidup dan berkembangnya partai politik, dengan kata lain adanya partai politik
merupakan salah satu ciri bahwa Jepang merupakan negara demokrasi. Sampai saat ini, Jepang
menganut dominant party system (sistem partai dominan), yaitu ada enam (6) partai besar :
1.

Liberal Democratic Partay (jiyu Minshuto or Jiminto), yang banyak didukung oleh
birokrat, pengusaha, dan petani.

2.

The Japan Socialist Party (nippon S Hakaito), yang didukung oleh buruh(sayap kiri).

3.

The Komneito (Clean Goverment Party), yang didukung para penganut agama Budha.

4.

The Democatic Socialist Party (Minshato), yang didukung oleh buruh (sayap kanan).

5.

The Japan Communist Party (Nihon Kyosanto), yang didukung oleh komunis.

6.

The United Social Democratic Party (Shakai Minshu Rengo of Shminren), merupakan
partai termuda dan terkecil di Jepang, merupakan sempalan JSP (sosialis sayap kanan).
Sejak pasca Perang Dunia Kedua samapai sekarang ini, Partai Demokrasi Liberal (LDP)

secara mayoritas berkuasa di Jepang. Perdana Menteri Jepang saat ini juga berasal dari Partai LDP, di
samping itu banyak para anggota LDP yang duduk di Kabinet dan Diet Nasional.
Kehidupan partai politik Jepang sangat dipengaruhi oleh apa yang dinamakan hubatsu atau
faksi. Hubatshu atau faksi merupakan bagian (sub-bagian) dari partai politik di Jepang. Misalnya lima
(5) faksi yang ada dalam tubuh LDP, yang kalau diurutkan menurut kekuatannnya meliputi Faksi
Takhesita, Faksi Matzuzuka, Faksi Komoto. Faksi-faksi yang merupakan bagian (sub bagian) dari
partai politik ini sangat berperan dalam pemilihan ketua partai (LDP). Dan sudah bukan rahasia umum
3 Catatan Mata Kuliah Kajian Partai Politik dan Opini Publik, dosen Sugito, S.IP., M.Si, tanggal 22 April 2016

lagi bahwa ketua partai akan ditunjuk oleh DIET sebagai Perdana Menteri, yang kemudian
diangkat/dilantik oeh Kaisar.
Keadaan partai politik Jepang memang mempunyai karakteristik yang unik, yang berbeda
dengan sistem kepartaian di negara industri lainnya seperti Amerika. Misalnya keberadaan partai
konservatif (LDP) tidak berdasarkan keanggotaan organisasi dalam partai tetapi berdasarkan koalisi
faksi-faksi (habatsu). Mengenai sebab-sebab LDP mendominasi suasana kehidupan politik dan
pemerintah Jepang, akan dibahas pada bagian tersendiri. 4

3. Sistem Pemilihan Umum


Pada 1980-an, pembagian daerah pemilihan masih mencerminkan distribusi penduduk di
tahun-tahun setelah Perang Dunia II, ketika hanya sepertiga dari orang-orang tinggal di daerah
perkotaan dan dua pertiga tinggal di daerah pedesaan Pada tahun 1964 DPR di Kabupaten kota telah
meningkat dengan membawa sembilan belas perwakilan baru untuk majelis rendah; pada tahun 1975
enam kabupaten kota yang didirikan, dengan total dua puluh perwakilan baru dialokasikan kepada
mereka dan kabupaten kota lainnya. Namun ketidakadilan tetap besar antara pemilih perkotaan dan
pedesaan.
Pemerintah tahun 1993 di bawah Hosokawa Morihiro memperkenalkan sistem pemilu yang
baru di mana 200 anggota (dikurangi menjadi 180 dimulai dengan pemilihan di tahun 2000 ) dipilih
oleh perwakilan proporsional di distrik. Namun, menurut surat kabar Jepang Daily Yomiuri 6 Oktober
2006, Mahkamah Agung mengikuti preseden hukum dalam memerintah bahwa Majelis pemilu tahun
2004 diselenggarakan dengan cara yang konstitusional.
Dalam sistem pemilihan umum, Jepang menggunakan sistem paralel, yang mana sistem ini
merupakan penggabungan antara sistem single-seat electoral district maupun proportional
representation.
1. Single-Seat Electoral District
Single-seat electoral district merupakan sistem pemilihan umum yang dilakukan berdasarkan
pada distrik atau wilayah tetapi setiap pemilih hanya boleh memilih satu orang calon tertentu,
bukan sebuah partai. Perwakilan distrik tersebut dipilih berdasarkan perolehan suara
terbanyak. Sehingga pemilihan umum berdasarkan sistem ini dapat memungkinkan kelompok
minoritas maupun calon independen untuk terlibat.

4 Yustisia, MENGENAI SISTEM POLITIK DAN SISTEM PEMERINTAHAN JEPANG (Suatu Telaah
Perbandingan Hukum Tata Negara)
http://si.uns.ac.id/profil/uploadpublikasi/Jurnal/196004161986011002MENGENAI%20SISTEM%20POLITIK
%20DAN%20SISTEM%20PEMERINTAHAN%20JEPANG.doc diakses pada 22 April 2016

2. Proportional Representation
Proportional representation merupakan sistem pemilihan umum yang dilakukan
berdasarkan pada partai politik. Dalam hal ini, pemilih memilih partai, dan partai menerima
kursi secara proporsional dari total suara yang dihasilkan. Calon yang nantinya duduk
ditentukan oleh partai.
Pemilihan Umum terdiri dari komponen pemilih dan pihak yang dipilih, yang mana pemilih
tersebut merupakan warganegara Jepang yang berusia 20 tahun, dan pihak yang dipilih adalah
warganegara berusia 25 tahun dengan persyaratan memiliki deposito sebesar 300 juta untuk calon
tunggal di sebuah distrik (single-seat electoral district), dan 600 juta yen untuk calon yang berasal
dari proportional representation.
Pemilu dilakukan berdasarkan sistem distrik. Setiap pemilih hanya diperbolehkan memilih
satu orang calon tertentu, bukan sebuah partai. Seperti sistem pemilihan untuk anggota Majelis
Tinggi, sistem

ini menghasilkan

perwakilan kepentingan yang cukup professional

karena

kelompok minoritas dimungkinkan untuk memenagkan beberapa kursi. Calon yang memperoleh
20% suara di suatu distrik pasti akan terpilih untuk menjadi salah satu wakil dari distrik itu dalam
Majelis Rendah. Jumlah wakil dalam majelis rendah berjumlah lima wakil dari setiap distrik. Sistem
itu juga membuahkan hasil yang lebih stabil dibanding sistem lain.
Kandidat untuk Majelis Tinggi tidak diizinkan berlaga dalam konstituensi dan ditempatkan
dalam daftar perwakilan proporsional. Sebanyak 126 kursi dikontestan, 76 lagi dipilih dari
konstituensi, dengan tempat teratas oleh Tokyo yang berhak atas 4 kursi. Ada 4 prefektur yang
masing-masing berhak atas 3 kursi, 18 prefektur 2 kursi dan 24 prefektur yang hanya berhak atas 1
kursi. Sisa 50 kursi dipilih melalui perwakilan proposional, di mana para pemilih hanya cenderung
memilih partai ketimbang memilih kandidat
Sistem pemilihan umum di Jepang dibagi ke dalam 2 bentuk, yaitu :
a.

Sistem pemilihan nasional

TheNationalDiet(Kokkai)memilikiduaDewan.DPR(Shugiin)memiliki480anggota,anggotaDPR
inidipilihuntukjangkawaktuempattahun.Pembagiannyasendiriadalah300anggotadikursikonstituensidan
180 anggota dengan perwakilan proporsional di 11 kabupaten. Dalam sistem pemilihan umum ini, setiap
pemilihmemberikanduakalisuara.

Anggota parlemen, yakni Majelis Tinggi maupun Majelis Rendah dipilih secara nasional oleh
seluruh rakyat Jepang, dimana setiap calon anggota parlemen dicalonkan melalui single-seat electoral
district maupun proportional representation.
1) Majelis Tinggi

Keanggotaan parlemen terbuka kepada warga Jepang yang berusia sekurangnya 30


tahun untuk Majelis Tinggi. Anggota Majelis Tinggi dipilih melalui dua sistem cara yang
berbeda, yaitu 100 orang dipilih berdasarkan sistem proporsional berimbang (proporsional
representation) dan sisanya dipilih berdasarkan sistem distrik dari distrik pemilihan yang
dibentuk pada 47 prefektur (semacam propinsi).
2) Majelis Rendah
Keanggotaan parlemen terbuka kepada warga Jepang yang berusia sekurangnya 25
tahun untuk Majelis Rendah. Anggota dari Majelis Rendah dipilih berdasarkan sistem
pemilihan distrik, yang disebut Sistem Distrik Menegah (Chusen Kyoku-Sei), dimana satu
distrik diwakili 3-5 orang. Anggota Majelis Rendah adalah 480 orang.
b.

Sistem pemilihan daerah


Memilih kepala pemerintahan daerah dan DPRD, masing-masing diatur oleh tiap prefektur
(provinsi) dan desa. Pemilihan berlangsung di bawah pengawasan pusat komite administrasi
pemilihan dan undang-undang pemilu Jepang. Walikota dan wakil-wakilnya dipilih di dalam
pertemuan-pertemuan di daerah kota praja melalui pemilihan terbuka.
Di Jepang terdapat 47 pemerintah daerah tingkat prefektur (semacam propinsi) dan lebih dari
3300 pemerintah daerah pada tingkat bawah. Tanggung-jawab mereka meliputi: pengadaan
pendidikan, kesejahteraan, dan pelayanan lain serta pembangunan dan pemeliharaan prasarana,
termasuk utilitas. Dengan berbagai kegiatan administratif yang dilakukannya, terjadi kontak erat
antara mereka dan penduduk setempat. Para kepala pemerintahan daerah serta anggota parlemen
daerah dipilih oleh rakyat setempat melalui pemilihan.
PemilihanPerdanaMenteri
Sejaktahun1947,PerdanaMenteriJepangdipilihdalamPemilihanpenunjukanPerdanaMenteri
(NaikakusouridaijinSimeiSenkyo, )dalam NationalDiet.Halinidiadakanketika
kabinetmengundurkandiriataujabatanperdanamenteritelahjatuh;kabinetharusmengundurkandirisecara
massaldibawahkonstitusidisesiDietpertamasetelahpemilihanumumDPR.
Suratsuara,MesinSuaradanSuaraAwal
Suaradalampemilihannasionaldanlokaldenganmenuliskandidatataunamapartaipadakertassuara
kosong.DalampemilihanuntukDPRpemilihmengisiduasuara,satudengannamacalonbupatipilihanmereka
dansatudenganpartaipilihanmerekadiblokperwakilanproporsional.Untukmajelis,suarakabupatenmirip
(diSNTVmultianggotaSNTV,beberapakandidatbisaterpilih,tapisetiappemilihhanyamemilikisatusuara).
TapidalampemilihanproporsionaluntukMajelissuaradiberikanuntukdaftarpartai(untukmenentukanberapa
banyakmenerimakursiproporsionalpartai).

4. Isu Terkini
Dua partai oposisi, Democratic Party of Japan (DPJ) dan Japan Innovation Party (Inshin no
To) , setuju untuk melebur menjadi satu, Democratic Party (DP atau Minshin To), dengan tujuan untuk
menyatukan dan pengkonsolidasian bagian oposisi melawan kekuasaan koalisi, yang dipimpin oleh
Liberal Democratic Party (LDP).
Penyatuan ini dapat dipahami sebagai satu akibat utama dari rangkaian usaha oposisi untuk
bekerja sama. Sejak sidang Diet terakhir, dimana LDP akhirnya meloloskan rekening keamanan
kontroversial (controversial security bills), partai oposisi Jepang mencari cara untuk melawan
pemerintahan Abe. Dengan pandangan utama mereka pada pemilihan upper house mendatang dan
potensi pemilihan untuk lower house, partai oposisi mempercepat usaha mereka untuk siap
mengambil koalisi yang dipimpin LDP
Meskipun demikian, harapan publik kepada partai baru tersebut relatif tidak terdengar,
berdasarkan polling terbaru. Selain itu tidak adanya faktor negatif dari LDP- ekonomi yang baru-baru
ini mandek atau serangkaian skandal yang melibatkan anggota partai-

muncul untuk merusak

popularitasnya. Singkatnya, kekuasaan koalisi menghadapi headwinds (Robert Aliber, profesor


Universitas Chicago, pertama kali memperkenalkan istilah economic headwinds and tailwinds pada
tahun 2003 dengan mengibaratkan perekonomian sebagai pesawat terbang yang kadang lajunya
tertahan oleh angin yang mengadang dari depan, kadang terdorong lajunya oleh angin yang
mendorong dari belakang, kadang juga tergeser oleh angin yang menerpa dari samping.), usaha yang
dilakukan partai oposisi untuk menaikkan momentum mereka terlihat tidak sukses, paling tidak
sampai saat ini.

1. Sistem Perwakilan Negara Jerman


Setelah negara Jerman terpisah lalu pada tahun 1990 terjadi penyatuan
kembali dengan diruntuhkannya tembok Berlin.Sistem pemerintahan berubah menjadi
sistem pemerintahan demokrasi yang berbasis ideologi berlandaskan prioritas hak-hak
asasi manusia.Dalam pemerintahan Jerman, Parlemen dikenal sebagai Bundestag,
yang anggota-anggotanya dipilih.Partai yang memerintah adalah partai dengan koalisi
dominan di dalam parlemen ini.Selain Bundestag terdapat pula Bundesrat, yang
anggota-anggotanya adalah perwakilan pemerintahan negara-negara bagian.Bundesrat
sering disamakan dengan senat, meskipun pada kenyataannya memiliki wewenang
yang berbeda.Walau secara konstitusional Jerman dipimpin oleh kanselir namun
karena Jerman juga menganut sistem parlementer sehingga pimpinan negara dipegang
oleh presiden yang dipilih setiap 5 tahun sekali. Selain itu, Jerman juga memiliki

makhamah konstitusi liberal, dimana setiap warga mempunyai hak mengajukan


keberatan berdasarkan konstitusi jika ia merasa hak asasinya dilanggar oleh
pemerintah.
Bundestag adalah dewan perwakilan rakyat Jerman yang dipilih. Secara
teknis, separuh dari 598 kursi di Bundestag ditentukan melalui pemilihan daftar calon
yang disusun oleh partai pada tingkat negara bagian (suara kedua), selebihnya melalui
pemilihan orang-orang yang mencalonkan diri di salah satu dari ke- 299 distrik
pemilihan (suara pertama). Pembagian itu tidak mengubah peranan kunci partai dalam
sistem pemilihan.Sebab yang berpeluang terpilih hanya calon di distrik pemilihan
yang menjadi anggota partai.Proporsi keanggotaan dalam partai dari para legislator di
Bundestag mencerminkan pembagian suara para pemilih.Agar gambaran mengenai
mayoritas dan minoritas tidak menjadi terlalu rumit karena adanya partai kecil atau
sangat kecil, diberlakukan klausul penghalang.Peraturan yang lazim disebut
rintangan lima persen itu mencegah peran serta mereka di Bundestag.
Bundesrat atau Majelis Federal adalah dewan perwakilan negara bagian,
semacam majelis kedua di samping Bundestag.Setiap rancangan undang-undang
federal harus dibicarakan di Bundesrat. Sebagai majelis negara bagian, Bundesrat
memegang fungsi yang sama seperti majelis kedua di negara federasi lain, yang
umumnya disebut senat. Bundesrat beranggotakan wakil-wakil pemerintah negara
bagian saja. Bobot suara masing-masing negara bagian diatur dengan cara sangat
moderat menurut jumlah penduduk: Minimal tiga suara, maksimal enam suara.
Presiden Federal mewakili Republik Federal Jerman sebagai kepala negara.Ia
mewakili Jerman di dunia luar dan mengangkat anggota pemerintah, hakim dan
pejabat tinggi. Tanda tangannya membuat undang-undang mulai berlaku.Presiden
memberhentikan pemerintah dan berwenang membubarkan parlemen sebelum habis
masa legislasinya, suatu perkecualian yang sempat terjadi pada pertengahan tahun
2005. Masa jabatan presiden federal adalah lima tahun, ia dapat dipilih kembali untuk
satu periode lagi.
Kanselir

Federal

satu-satunya

anggota

Pemerintah

Federal

yang

dipilih.Konstitusi memberikan hak kepadanya untuk memilih sendiri para menteri


sebagai pimpinan badan-badan pelaksana politik terpenting.Kanselir menentukan pula

jumlah kementerian serta portofolio masing-masing.Di tangan kanselir terletak


kompetensi menentukan garis haluan, yaitu hak kanselir untuk menetapkan titik berat
pekerjaan pemerintah secara mengikat.Dengan adanya kewenangan itu, kanselir
federal memiliki perbendaharaan alat kepemimpinan yang dapat dibandingkan dengan
kekuasaan presiden di negara demokrasi presidensial tersebut.
2. Sistem Kepartaian Negara Jerman
Sistem Kepartaian di Jerman termasuk kedalam sistem multi partai (Multy
Party System).Tingkat partisipasi politik di Jerman sangat tinggi.Untuk menduduki
posisi di Parlemen kandidat yang ingin mencalonkan diri harus berasal dari sebuah
partai.Untuk bisa duduk di dewan perwakilan rakyat tanpa dukungan partai atau
secara perseorangan, memerlukan banyak persetujuan.Undang-undang dasar Jerman
memang menyebutkan Partai-partai politik ikut berperan dalam pengambilan
keputusan.Meskipun demikian, para pakar ilmu politik di Jerman mengakui bahwa
partai-partai politik tidak hanya ikut berperan mengambil keputusan, melainkan
mereka memutuskan sendiri, siapa yang boleh berpolitik.5
3. Sistem Pemilihan Umum Negara Jerman
Jerman menerapkan sistem pemilu yang khas dan sedikit berbeda.Sistem pemilu yang
diterapkan oleh Jerman yakni sistem pemilu campuran, dimana dalam mekanisme
perhitungan suara menggunakan sistem pemilihan mayoritas dan sistem pemilihan
proporsional. Hal ini dapat diterapkan karena setiap pemilih berhak memilih dua kali
dalam satu waktu yang bersamaan, dengan suara pertama pemilih dapat memilih
nama seorang kandidat dan disebut sebagai pemilihan langsung. Kemudian suara
kedua, pemilih dapat memilih nama satu partai yang disebut pemilihan tidak
langsung.
Setiap pemilih berhak memilih sebanyak dua kali dalam satu waktu yang bersamaan

Pemilihan pertama ( langsung)


( Nama Kandidat )
Mekanisme : Mayoritas
5

Pemilihan kedua (tidak langsung)


(Nama Partai)
Mekanisme : Proporsional

Sistem Partai Politik di Perancis


Perancis menganut multi partai dan sistemnya adalah Dwi Partai yang kedua
partai ini sangat bertentangan latar belakangnya. Dalam perjalanannya, partai dari sayap
kanan yakni Partai Persatuan untuk Gerakan Rakyat mempunyai Peran dominan di
Perancis. Istilah politik kanan dan kiri ini diciptakan pada saat revolusi Perancis tahun
1789 1799.
Sitem Pemilihan Umum Perancis
Berdasarkan minister of the interior, sistem pemilihan umum di Perancis memiliki
beberapa prinsip berikut ini6:
a.
b.
c.
d.

Pemilihan bersifat universal


Pemilihan bersifat personal
Pemilihan bersifat bebas
Pemilihan bersifat rahasia
Untuk ikut berpartisipasi dalam pemilihan umum, seseorang harus merupakan

seorang warga negara Perancis yang berusia diatas 18 tahun dan harus mendaftarkan diri
untuk ikut menyumbangkan suara. Untuk mempertahankan prinsip pemilhan umum yang
bersifat pribadi dan bebas, pemungutan suara dilakukan di dalam sebuah bilik suara.
Setelah itu, pemilih akan memasukkan kertas suara mereka kedalam sebuah amplop
kemudian amplop tersebut dimasukkan kedalam sebuah kotak suara lalu pemilih
diwajibkan untuk menandatangani daftar hadir pemilih sebagai tanda bahwa ia telah
melakukan pemungutan suara.
Bagi seseorang yang ingin menjadi kandidat dalam pemilihan umum, seseorang
harus memenuhi beberapa persyaratan yang sebagian besar sama dengan persyaratan
untuk memberikan suara, serta beberapa persyaratan khusus lainnya tergantung pada
posisi yang dituju. Pada pemilihan presiden, seorang yang akan menjadi kandidat
minimal harus berusia 18 tahun dan merupakan warga negara Perancis dan untuk
pemilihan senat seorang kandidat minimal berusia 24 tahun.

3.4 Isu Terkini Partai Politik Perancis

Peran Partai Politik Dalam Menangani Isu


Kasus terorisme dan imigran yang terus berdatangan di Perancis menimbulkan
masalah yang kompleks. Dampaknya, para pengungsi dan warga Muslim di negaranegara Barat termasuk Perancis, menghadapi tekanan luas setelah serangan teroris di
Paris pada 13 November 2015 dan keterlibatan dua imigran di antara para pelaku
serangan itu menambah sentimen buruk terhadap para imigran.
Partai politik sebagai media menyalurkan aspirasi rakyat juga turut serta dalam
mengambil posisi terhadap masalah tersebut. Secara garis besar para partai sayap kanan
yang beraliran Konservatisme, Liberalisme klasik dan kelompok kanan agama menentang
akan adanya para imigran, hal itu diperburuk dengan keterlibatan dua imigran.Para rival
politik kubu penguasa tersebut menggunakan isu itu untuk mempertanyakan kebijakan
luar negeri pemerintah7. Kubu sayap kanan sebagai penentang kehadiran imigran di
Perancis, meminta pemerintah Paris untuk lebih berhati hati dalam menjalin hubungan
terhadap negara-negara di Timur Tengah
1. SISTEM PERWAKILAN
RRC menganut sistem unikameral yakni yang berdasar pada Kongres Rakyat
Nasional (KRN). Kongres Rakyat Nasional ini berisikan anggota dari berbagai Partai
Komunis Cina (PKC). PKC berperan aktif dalam menentukan agenda kongres dan
mempersiangkan pecan sidang tertinggi hingga hal-hal yang rinci. Sejak pertama kali
diselenggarakan pada tahun 1954, Kongres Rakyat Nasional tidak pernah menolak usulan
undang-undang atau menolak mengesahkan satu pun laporan yang disampaikan oleh Partai
Komunis Cina dan pemimpin Cina.8 Sejak diselenggarakannya sidang pertama KRN pada
tahun 1954, KRN aktif menjalankan fungsi dan tugasnya, KRN juga telah memberikan

7
8

http://www.dw.com/id/kongres-rakyat-nasional-cina-hanya-sandiwara/a-3167422, diakses pada 28 April 2016

sumbangan besar kepada pembangunan demokrasi dan tata hukum. Selama 60 tahun lebih
ini, 400 lebih undang-undang dihasilkan dalam pemungutan suara para wakil.

2.
3.
SISTEM KEPARTAIAN
Setelah revolusi China, sistem kepartaian dikuasai oleh satu partai, yaitu Partai
Komunis China. Hal ini yang menyebabkan sistem pemilihan umum di China diatur oleh
Partai Komunis China dengan menganut sistem secret ballot dan seluruh proses pemilihan
diatur dalam satu hukum. Tetapi Partai tersebut masih membiarkan partai lain tetap ada.
Intinya sistem kepartaian di China adalah multi-party system namun lebih masuk dalam
klasifikasi sistem kepartaian The Dominant-Party System untuk membuat kesan demokratis
yang kenyataan nya partai-partai selain Partai Komunis China tidak mempunyai arti penting
bahkan masa itu setiap partai diberikan sejumlah dana tertentu untuk operasional partai
tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagaimana partai di China adalah sebagai
berikut:
1. Partai Komunis China, merupakan partai terbesar dan penguasa. Dua per tiga
anggotanya terdiri dari kaum buruh dan tani.
2. Partai Non-Komunis yang berjumlah 8 partai, yaitu :
- Partai Petani dan Pekerja

- Persatuan Dagang dan Industri

- Partai Konstruksi Demokrasi

- Partai Demokrasi Taiwan

- Liga Demokrasi China

- Partai Sosial Jiusan

- Partai Zhi Gong Dang

- Komite Revolusi Guo Mindang

Partai-partai non- Komunis tersebut pengaruhnya kecil dalam pemerintahan.


Aktivitas mereka diawasi secara ketat oleh komite sentral Partai Komunis China. Dan Partai
ini adalah monolitik, pihak monopoli yang mendominasi kehidupan politik Cina. PKC juga
merupakan badan pembuat kebijakan utama di Cina, dan dapat dilihat akan organ pusat,
provinsi, dan lokal pemerintah yang melaksanakan kebijakan tersebut.

4. SISTEM PEMILU DI REPUBLIK RAKYAT CINA


Republik Rakyat Cina, sesuai dengan namanya, adalah negara yang berbentuk
republik dimana pemerintahan nya dipimpin oleh seorang presiden. Kekuasaan di Republik
Rakyat Cina di bagi menjadi 4 cabang (Yuan), yaitu Yuan Eksekutif, Yuan Perwakilan, Yuan
Kehakiman, dan Yuan Pengawas. Anggota-anggota dari Yuan Eksekutif, termasuk
PerdanaMenteri, dilantik secara langsung oleh Presiden. Dewan Perwakilan Rakyat di Cinada
225 kursi, 168 diantaranya di isi oleh anggota yang terpilih melalui pemilu. Sementara 57
kursi lainnya dibagikan secara proporsional kepada keseluruhan yang di terima partai
sebanyak 41 kursi, 8 kursi untuk perwakilan dari wilayah seberang lautan, dan 8 kursi lainnya
untukpenduduk asli Taiwan.
Proses pemilihan di Republik Rakyat Cina sebenarnya di bagi menjadi 2 proses, yaitu direct
elections ( pemilihan langsung ) dan indirect elections ( pemilihan tidak langsung ).
1. PemilihanLangsung (Direct Elections)
Kongres Rakyat di kota-kota yang tidak di bagi kedalam distrik-distrik
tertentu, kabupaten, kabupaten kota, kotapraja, kota-kota berbasis etnis di pilih secara
langsung. Dengan tambahan, anggota komite desa dan ketuanya juga di pilih secara
langsung. Berdasarkan aturan pemilu 1 Juli 1979, nominasi kandidat direct elections
ini dapat ditentukan oleh Partai Komunis Cina, partai politik lainnya dan organisasi
masyarakat. Daftar final dari kandidat pemilu harus ditentukan melalui diskusi dan
konsultansi yang dilakukan secara intens. Namun pada prakteknya, hal ini ditentukan
oleh komite pemilu beserta kelompok kecil pemilih lewat proses yang disebut
denganthree ups and three downs.
Jumlah kandidat dalam pemilu harus 50% atau 100% lebih banyak dari jumlah
kursi yang tersedia. Voting harus dilakukan melalui pemungutan suara secara rahasia
(secret ballot), dan voters punya hak untuk membatalkan pemilihan. Warga negara

yang punya hak untuk memilih, dan distrik pemilihan mereka ditentukan oleh
keluarga atau unit kerja yang terbagi menjadi rural dan urban voters. Distrik
pemilihan pada level dasar seperti kabupaten dan kotabiasanya terdiri dari 200-300
voters tetapi kadang-kadang bias mencapai 1000. Sementara pada tingkatan yang
lebih besar, bias mencapai 2000-3000 voters.
2. PemilihanTidakLangsung (Indirect Elections)
Kongres Rakyat tingkat provinsi, kotamadya di bawah control langsung dan
kota-kota yang di bagi menjadi distrik di pilih secara tidak langsung oleh Kongres
Rakyat pada level tepat dibawahnya. Yang termasuk dalam indirect elections yaitu;
a. Local Peoples Government
Kongres Rakyat setempat di setiap tingkatan administratif (selain tingkat desa),
memilih kandidat untuk posisi eksekutif di pemerintahan setempat.
b. National Peoples Congress
The National Peoples Congress atau Kongres Rakyat Nasional terdiri dari 2.987
anggota yang di pilih setiap 5 tahun sekali. Perwakilan di pilih oleh Kongres
Rakyat tingkat provinsi, wilayah otonom dan kotamadya di bawah Pemerintah
Pusat, wilayah administrative spesial (Hongkongdan Macau), serta pasukan
militer (armed forces).
c. National Peoples Government
Presidendan Wakil Presiden Republik Rakyat Cina, Ketua dan Wakil Ketua serta
Sekretaris Jenderal dari Standing Committee of the NPC, Ketua Komisi Militer
Pusat dan Presiden Pengadilan Tinggi Rakyat di pilih olehKongres Rakyat
Nasional.
5. Is China Oligarchy or One-Party Democracy?

Anda mungkin juga menyukai