Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN

TUGAS 1
Tugas 1 terdiri dari 3 (tiga) soal. Jawaban setiap soal minimal terdiri dari 1 (satu)
halaman. Soal terdiri dari 3 (tiga) pertanyaan:

1. Kemukakan peran partai politik dalam sistem demokrasi di Indonesia!


Kaitkan jawaban anda dengan peran partai politik di tempat anda tinggal!
2. Kemukakan apa perbedaan antara civil society dan kelompok kepentingan!
Berikan contoh dengan kasus di Indonesia!
3. Kemukakan arah gerakan mahasiswa pasca reformasi di Indonesia? Kaitkan
jawaban anda dengan peran mahasiswa termasuk anda dalam menggagas
perubahan sosial-politik yang terjadi saat ini!

Format penulisan jawaban.

1. Jenis huruf Times New Roman


2. Spasi 1,5, Font 12, A4
3. Tulisan minimal 2 halaman dan tidak lebih dari 5 halaman
4. Jangan lakukan edit-copy-paste/plagiat/mencontek tanpa menyebutkan
sumber. Bila diketahui akan mendapatkan nilai 0.
5. Minimal 3 sumber referensi yang Anda gunakan.
6. Sumber online harus dari website yang kredibel.
7. Unggah tugas dengan format .doc atau .docx dengan contoh file
sitinurbaya<>NIM<>T1<>IPEM4437 atau sitinurbaya 1234567 T1
IPEM4437
NAMA : NOVEGA NANCY KODJA
NIM. : 043169123
MATA KULIAH : IPEM 4437 / Kekuatan Sospol Indonesia

JAWABAN :

1. Peran partai politik dalam sistem demokrasi di Indonesia


Dalam perjalanannya sebenarnya partai politik khususnya pasca reformasi sudah berusaha
dan berupaya untuk menempatkan posisinya membawa visi misi perubahan akan kondisi
kehidupan yang lebih baik dalam artian berperan sebagai sebuah kendaraan politik. Hal ini
sebenarnya bersifat positif namun banyak yang justru memanfaatkan partai politik sebagai
saluran untuk mencari kekuasaan. Peranan partai politik sangat berpengaruh terhadap kondisi
serta masa depan bangsa, karena lewat hasil daripada pemilu tersebut akan menghasilkan
kepemimpinan yang baru, yang dipilih lewat pemilihan umum. Makna daripada
demokratisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah salah satunya dengan
penyelenggaraan pemilihan umum yang akan mengantarkan suatu bangsa kepada
kepemimpinan serta pemerintahan yang baru, dengan harapan bahwa pemerintahan yang baru
tersebut akan memberikan perbaikan kehidupan disegala bidang. Dengan demikian maka
perubahan arah kebijakan bangsa dan negara tersebut, tidak terlepas daripada peranan
partaipartai politik yang mengisi pesta demokrasi rakyat tersebut dengan sejumlah visi dan
misi partai yang bervariasi sesuai dengan ideologi yang mereka anut. Seiring dengan konsep
demokrasi, maka parlemen menjadi badan yang memiliki hak menyelenggarakan kedaulatan
rakyat dengan jalan menentukan kebijakan umum. Dan menyajikannya dalam bentuk
konstitusi, yang pada awalnya hanya mempunyai konstribusi hak privilege atau jaminan
hidup sehingga pada gilirannya dapat membatasi manggerakan Raja dalam menjalankan roda
pemerintahannya. Dengan demikian partai politik, sangat memegang peranan penting di
dalam parlemen atau lembaga legsilatif yang nantinya secara bersama-sama dengan lembaga
eksekutif akan menentukan arah dan tujuan suatu negara. Setiap partai politik akan membawa
visi dan misi serta idealisme mereka dalam menarik simpati rakyat, dengan demikian
diharapkan akan mendapat dukungan yang banyak dari rakyat. Dengan demikian akan
dengan lancar memperoleh jabatan-jabatan dalam pemerintahan sebagai wakil rakyat dalam
rangka peranannya dalam sebuah negara demokrasi, yang akan memberikan perubahan sosial
dan pandangan politik rakyat dengan keberadaan partai politik. Kita sebagai masyarakat
sebenarnya sudah cukup jengah dan bosan dengan pemberitaan negatif terkait sebuah citra
dari partai politik. Tapi seiring waktu juga, lewat partai politikpun dapat menghadirkan tokoh
yang dapat memberikan secercah harapan bahwa kesempatan untuk berubah jadi lebih baik
itu masih ada.
2. Perbedaan antara civil society dan kelompok kepentingan dan contoh
kasus di Indonesia
Beberapa perbedaan dan contoh antara civil society dan kelompok kepentingan:
1. Civil society/ masyarakat madani sipil adalah sebuah masyarakat yang demokratis
yang mana beradab, terbuka, mandiri dan tidak terikat oleh sebuah kebiasaan yang
berlebihan sehingga bisa menghasilkan masyarakat yang baik
sejahtera. Contohnya yayasan sekolah swasta agar bisa berdiri mandiri seperti
sekolah Muhammadiyah.
2. Sedangkan kelompok kepentingan adalah sejumlah kumpulan individu yang mana
mencapai tujuan yang sama dengan mendirikan organisasi tertentu untuk melindungi
serta mencapai harapan bersama. Contohnya banyaknya partai politik di Indonesia
dengan tujuan tujuan tersendiri.

Berikut beberapa ciri masyarakat secara umum:


1. Hidup secara berkelompok.
2. Melahirkan suatu kebudayaan penting.
3. Terdapat interaksi antar anggotanya.

Masyarakat memiliki peranan penting untuk membangun peradaban penting dalam


jangka tertentu. Maka berikut penjelasan beberapa ciri masyarakat secara umum di
atas:
1. Hidup secara berkelompok. Masyarakat berisikan individu-individu yang mana mau
saling membantu satu sama lain untuk meraih kebersamaan dalam kesejahteraan,
dari hal inilah pentingnya hidup berkelompok saling membantu untuk memenuhi
kebutuhan. Maka dari ini pentingnya hidup secara kelompok saling membantu satu
sama lain.
2. Melahirkan suatu kebudayaan penting. Ada berbagai kebudayaan penting di
Indonesia yang mana terjadi karena Indonesia hidup dalam isolasi antar pulau yang
dulu belum ada transportasi, hal tersebutlah membuat kebudayaan setiap pulau
berbeda-beda. Maka dari ini pentingnya budaya agar bisa saling mengenal satu sama
lain.
3. Terdapat interaksi antar anggotanya. Tidak ada organisasi maupun masyarakat tanpa
adanya interaksi yang berarti. Maka dari ini kumpulan individu yang berinteraksi
termasuk interaksi di masyarakat maupun organisasi.
3. Gerakan Mahasiswa Pasca Reformasi Di Indonesia
Hal yang cukup menarik untuk dibahas terkait dengan pergerakan mahasiswa pasca situasi
reformasi di Indonesia. Mahasiswa dan gerakan mahasiswa seringkali ditempatkan pada
posisi yang sama, padahal keduanya sangat berbeda dalam praktiknya. Jika berbicara tentang
siswa, penjelasan sebenarnya akan mengarah pada mata pelajaran yang memiliki potensi
individu sebagai manusia. Sedangkan gerakan mahasiswa berperan sebagai objek yang
mengoptimalkan potensi dan sumber daya yang dimiliki mahasiswa tersebut. Selama ini
praktik-praktik tersebut belum terintegrasi dengan baik. Dengan demikian, aktivitas
mahasiswa dalam organisasi hanya berdasarkan rutinitas atau kuantitas, bukan sebaliknya.
Hal ini sebenarnya bisa diatasi jika ada peran sinergis antara kampus dan organisasi
kemahasiswaan. Sinergi ini diharapkan akan memperkuat gerakan mahasiswa, meski
keberadaannya bisa dipastikan selama negara belum sejahtera. Namun perlu diingat bahwa
orientasi gerakan mahasiswa saat ini dan yang akan datang bukan hanya sekedar
menggulingkan rezim atau mengubah sistem, tetapi lebih jauh dan strategis bagaimana
gerakan mahasiswa dapat mengisi sistem yang telah berubah atau memperbaiki sistem. sesuai
dengan kompetensinya (gerakan sosial reformatif). Jika pada era transisi reformasi,
instabilitas sosial, politik, dan ekonomi masih sangat kuat, namun pada era SBY, konsolidasi
demokrasi dimulai. Dimana elit, organisasi dan massa percaya demokrasi adalah sistem
terbaik dibandingkan yang lain. Struktur gerakan mahasiswa pada masa peralihan tidak jauh
berbeda dengan kondisi sosial, politik, dan ekonomi. Terpecah-pecah juga karena tidak
adanya musuh bersama pasca tumbangnya rezim Orde Baru. Disorientasi diikuti dengan
masuknya gerakan mahasiswa ke dalam isu politik. Seperti Bawah Habibie dan Gus Dur.
Namun, kekompakan gerakan itu terlihat kembali ketika menyuarakan isu kesejahteraan
rakyat. Seperti kenaikan harga kebutuhan pokok, BBM, TDL, privatisasi BUMN serta isu
lainnya yang terkait penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Kondisi ini persis sama
dengan yang dialami gerakan mahasiswa pada era konsolidasi, dimana persatuan gerakan
tercapai. Selain didorong oleh adanya berbagai kebijakan yang tidak memihak, hal ini juga
karena dukungan elektoral yang kuat dari pemerintah. Maka, pilihan logis yang diambil
gerakan mahasiswa untuk 'terus bergerak' adalah menjadi kekuatan oposisi. Maka dapat
dikatakan dinamika gerakan mahasiswa Indonesia pasca reformasi menjadi penting karena
belum banyak yang dilakukan dalam memberikan kontribusi yang positif dan signifikan
dalam perjalanannya.

SUMBER:
BMP IPEM 4437 / Kekuatan Sospol Indonesia

Prasetyantoko, A. dan Wahyu Indriyo, Wahyu. 2001. Gerakan Mahasiswa dan Demokrasi di
Indonesia. Jakarta: Yayasan Hak Azasi Manusia, Demokrasi dan Supremasi Hukum.

Hidayat, Dedy N. Konstruksi Sosial Industri Penyiaran : Kerangka Teori Mengamati


Pertarungan di Sektor Penyiaran, Makalah dalam diskusi “UU Penyiaran, KPI dan Kebebasan
Pers, di Salemba. 8 Maret 2003.

Anda mungkin juga menyukai