HONGKONG
YANG MENUNTUT KEBEBASAN MEMILIH
Kepada YTH.
Rektor UT Bapak Prof. Ojat Darojat, M.Bus, Ph.D
Wakil Rektor 3 Bapak Prof. Dr. Paken Pandiangan, S.Si, M.Si
Direktur Layanan Luar Negeri Bapak Dr. Pardamean Daulay, S.Sos, M.Si
Di Tempat
Dengan uang yang sebesar itu tentunya mahasiswa berhak mengetahui adanya
transparansi pengelolaan uang tersebut. Sementara POKJAR TIDAK PERNAH
MEMBERIKAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN PENGURUS
kepada Mahasiswa UT Hongkong.
2. Bahwa Mahasiswa dibebankan ongkos kirim bahan ajar cetak sebesar HKD 220
sampai HKD 280, dengan kurs yang sama, maka bernilai Rp. 437,580 sampai
dengan Rp. 556,920. Harga ini jauh lebih mahal dibanding ongkos rata-rata
pengiriman barang dari Indonesia ke Hongkong, di mana harga rata-rata adalah 20-
25 hongkong dolar maka apabila bahan ajar seberat 5kg untuk 4-5 buku maka harga
wajarnya adalah 100-125 Hongkong dolar.
3. Bahwa Mahasiswa tidak menerima rincian atas biaya yang dibayarkan kepada
Pokjar. Tidak adanya transparansi dalam pengelolaan anggaran membuat
mahasiswa memiliki kesulitan untuk menuntut haknya dalam layanan yang
diberikan.
4. Bahwa Mahasiswa tidak dilayani secara merata dengan cepat dan tanggap oleh
Pokjar terkait masalah yang mereka alami, baik terkait pembayaran maupun tentang
pembelajaran.
5. Bahwa Mahasiswa mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan apabila bertanya
sesuatu yang berhubungan dengan layanan kepada Pokjar.
6. Bahwa Pokjar MEWAJIBKAN kepada seluruh mahasiswa UT yang berdomisili di
Hongkong untuk melakukan registrasi melalui Pokjar. Hal ini sangat berbeda
dengan UT Layanan Luar Negeri di Negara lain yang membebaskan mahasiswanya
untuk memilih melakukan registrasi melalui Pokjar atau melakukan registrasi
Mandiri.
7. Bahwa Pokjar melakukan pembungkaman dan intimidasi apabila ada mahasiswa
yang mengeluhkan tentang layanan yang diberikan dan apabila mahasiswa ingin
melakukan registrasi mandiri, yakni dengan cara menakut-nakuti bahwa apabila
mahasiswa melakukan registrasi mandiri maka akan dipersulit ketika ujian dan
wisuda.
8. Bahwa Pokjar melakukan intimdasi kepada salah satu mahasiswa yang
menyuarakan layanan registrasi mandiri dengan cara mengakses akun myUT
mahasiswa tersebut dan men-DROP-kan seluruh layanan yang telah dan sedang dia
jalani atas nama Anita Zahra.
Demikian tuntutan ini kami buat untuk menjadi perhatian Bapak/Ibu dalam
memutuskan tindakan yang tepat dalam menangani permasalahan ini. Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
TANGGAPAN TERHADAP
SURAT DIREKTUR UT LAYANAN LUAR NEGERI
NOMOR: B/457/UN31.UT40/2023
1. Surat tersebut tidak berwarna dan buram, tidak seperti surat-surat resmi dari
Layanan Luar Negeri lainnya yang seperti menandakan adanya ketidakseriusan
dalam menyelesaikan permasalahan yang ada dan dipertanyakan keresmiannya.
2. Surat tersebut juga ditujukan kepada Mahasiswa UT Hongkong, tetapi pada
kenyataannya tidak semua Mahasiswa UT Hongkong mendapatkan surat edaran ini,
sehingga ada kecurigaan yang mengindikasi surat tersebut hanya email-kan kepada
mahasiswa-mahasiswa yang mengajukan protes terkait layanan registrasi mandiri.
3. Pada Poin 1 disebutkan bahwa “Mahasiswa UT Hongkong yang masih
membutuhkan layanan Pengurus Pokjar diperbolehkan. Namun, jika ada
mahasiswa yang ingin mandiri tidak boleh ada larangan dari Pokjar.” Selain tidak
boleh ada larangan, tidak boleh juga ada intimidasi dan perlakuan tidak
menyenangkan oleh Pokjar kepada para mahasiswa yang memutuskan untuk
melakukan registrasi mandiri.
4. Pada Poin 2 disebutkan bahwa “Mahasiswa UT yang memilih mandiri disilakan.
Namun kemandirian itu benar-benar untuk keperluan studi secara personal. Oleh
karena itu, ajakan atau provokasi kepada mahasiswa yang memilih layanan
melalui Pokjar untuk keluar tidak dibolehkan. Apalagi memperkeruhnya dengan
tindakan yang secara tidak langsung mencoreng nama baik UT melalui media
sosial.”
5. Pada poin 4 disebutkan bahwa “… sama-sama menahan diri untuk tidak terlibat
dalam perang media sosial atau bentuk-bentuk agitasi yang tidak perlu demi
menjaga martabat Universitas Terbuka dan Indonesia di dunia Internasional.”
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, agitasi memiliki arti: hasutan kepada orang
banyak (untuk hura-hura, pemberontakan, dan sebagainya), biasanya dilakukan oleh
tokoh atau aktivis partai politik; pidato berapi-api untuk mempengaruhi massa.
Bahwa yang kami lakukan adalah MENUNTUT HAK KAMI untuk memperoleh
KEBEBASAN MEMILIH layanan UT yang disediakan sebagaimana yang
didapatkan oleh mahasiswa-mahasiswa dari Negara Lain, seperti Taiwan, Singapur,
Brunei, Malaysia, Finlandia, Qatar, Saudi Arabia, yang membayar registrasi sesuai
nominal billing yang tertera dalam akun myUT dan tidak dipungut biaya berlebihan
lain dari Pokjar masing-masing
Layanan di Finlandia
Layanan di Qatar
Layanan di Johor
Layanan Singapur
Per 16 Desember 2023 kurs Singapur Dolar SGD adalah Rp. 11,641, sehingga total
yang dibayarkan dalam nota di atas berkisar Rp. 2,572,813.
Layanan Taiwan
Mahasiswa dibolehkan membayar menggunakan rupiah sesuai yang tercantum dalam
billing
Setelah di-drop
Lampiran : contoh layanan konsultasi ke Pokjar Hongkong yang kurang
memuaskan
Sangat tidak profesional saat ditanya perihal akun sia, malah melempar
tanggung jawab ke pihak lain.
Bahwa di Malaysia tidak ada iuran yang berlebihan yang memberatkan mahasiswa.
Bahkan terdapat SIDANG PARIPURNA TAHUNAN YANG MEMBAHAS
LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN PENGURUS sebagai bentuk
pertanggung jawaban.
Berikut ini bukti salah satu mahasiswa belum mendapat Surat Direktur
Layanan Luar Negeri terkait Layanan Mandiri