Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Konteks Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam memajukan dan

mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus sarana untuk membangun manusia

Indonesia seutuhnya. Salah satu tujuan bangsa Indonesia tertuang dalam pembukaan

UUD 1945 yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut UU No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk


serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.

Perguruan tinggi sebagai wahana penyiapan sumber daya manusia berkualitas

mempunyai peranan penting, sehingga perlu terus ditata dan dikembangkan agar

dapat mengikuti laju perkembangan yang semakin pesat. Pendidikan di perguruan

tinggi saat ini telah mengalami transformasi akibat adanya persaingan yang semakin

ketat antar perguruan tinggi, perubahan dalam pendanaan, dan adanya perubahan pola

permintaan. Agar dapat bertahan dan mencapai keunggulan yang kompetitif,

perguruan tinggi harus kuat dalam strategi pemasaran dan memenuhi kebutuhan

pelanggan (mahasiswa) dengan memberi nilai tambah (Yano J.Ryan et al., 2014).

Ada pertimbangan lain untuk memutuskan menempuh studi di universitas yaitu

faktor biaya pendidikan. Ditengah-tengah kondisi perekonomian yang tidak menentu

saat ini, masyarakat menjadi peka dengan biaya pendidikan. Masyarakat bersedia

membayar lebih mahal jika manfaat yang didapat dari produk pendidikan tersebut

1
lebih tinggi. Adanya perbedaan biaya antara Perguruan Tinggi Negeri dengan

Perguruan Tinggi Swasta menjadikan masyarakat pada umumnya lebih memilih

Perguruan Tinggi Negeri sebagai pilihan pertama dalam pengambilan keputusan

untuk kuliah.

Persaingan antar Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia cukup ketat. Selain

kualitas, biaya pendidikan sering menjadi pertimbangan masyarakat untuk memilih

sebuah perguruan tinggi. Oleh karena itu, perguruan tinggi harus mempunyai

perhitungan yang baik sehingga jumlah biaya yang ditarik ke masyarakat sudah

mencerminkan kebutuhan sebuah perguruan tinggi. Dalam hal ini, pembiayaan

perkuliahaan tidak seperti pada saat-saat sebelumnya dimana biaya perkuliahan

mahasiswa adalah terdiri dari beberapa macam komponen yang terpisah, misalnya

SPP, Uang Praktikum, Iuran Orang Tua Mahasiswa (IOM), Uang Ujian Skripsi, Uang

Wisuda, Sumbangan Peningkatan Kualitas Pendidikan (SPKP), dan lain-lain. Melalui

penerapan UKT berarti bahwa hanya terdapat satu jenis pungutan biaya perkuliahan

yang dikenakan kepada mahasiswa. Peraturan terbaru yang memayungi implementasi

UKT adalah Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik

Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 Tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah

Tunggal Pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kementerian Riset, Teknologi,

dan Pendidikan Tinggi.

Sejak tahun ajaran 2013/2014, Pemerintah telah menerapkan kebijakan Uang

Kuliah Tunggal (UKT) pada seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang berada di

bawah lingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Uang

Kuliah Tunggal (UKT) merupakan sebagian Biaya Kuliah Tunggal (BKT) yang

ditanggungkan kepada setiap mahasiswa berdasarkan kemampuan ekonominya.

2
Biaya kuliah Tunggal merupakan seluruh biaya operasional per mahasiswa per

semester pada program studi di Perguruan Tinggi Negeri dan UKT itu ditetapkan

berdasarkan BKT dikurangi dengan biaya yang ditanggung oleh pemerintah.

Saat ini Universitas Khairun Ternate menerapkan sistem Uang Kuliah Tunggal

(UKT) dimana biaya pendidikan didasarkan pada penghasilan orang tua. Sebelum

diterapkannya sistem UKT, biaya pendidikan di UNKHAIR tergolong murah

sehingga dapat dijangkau masyarakat secara umum. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku

bagi mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu secara finansial. Mereka

mengandalkan program beasiswa yang ada dikampus misalnya seperti Bidikmisi.

Sebenarnya bukan karena biaya pendidikan yang murah saja seseorang memutuskan

untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, tetapi karena manfaat yang akan

didapat dimasa datang. Rambat Lupiyoadi & A.Hamdani (2008: 134) menjelaskan

bahwa mahasiswa sebagai konsumen cenderung mencari harga yang rendah tetapi

memberikan nilai manfaat yang tinggi.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

yang berjudul Prespektif Mahasiswa Prodi Akuntansi Terhadap Uang Kuliah

Tunggal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana prespektif mahasiswa prodi akuntansi terhadap UKT (Uang Kuliah

Tunggal) ?

3
1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang

mendalam tentang bagaiamana sebenarnya mahasiswa prodi akuntansi memaknai

uang kuliah tunggal (UKT).

1.4 Manfaat Penelitian

1. Dapat memberikan kontribusi kepada pegawai UNKHAIR sebagai bahan

pertimbangan dalam mengambil kebijakan kebijakan yang berhubungan dengan

uang kuliah tunggal (UKT).

2. Dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa prodi akuntansi tentang uang

kuliah tunggal (UKT) dimana yang terbagi menjadi tiga. K1, K2, dan K3. Dengan

K1 nominal sebesar Rp 204.000 , K2 sebesar Rp 700.000 dan K3 sebesar Rp

1.350.000 . (UKT untuk mahasiswa akuntansi semester V (lima) angkatan 2015)

3. Mahasiswa prodi akuntansi dapat membandingkan kisaran nominal pada uang

kuliah tunggal (UKT) untuk K1 dan K3.

4
BAB II

KERANGKA TEORITIS

2.1 Program Study Akuntansi

Jurusan Akuntansi merupakan jurusan yang mempersiapkan lulusannya menjadi

calon akuntan public yang berada di FE UNKHAIR. Jurusan ini menaungi Program

Studi (Prodi) Akuntansi di Universitas Khairun yang didirikan berdasarkan SK

Presiden RI No.18 tahun 2004 tertanggal 16 Februari 2009. Program Studi Akuntansi

(Terakreditasi BAN-PT No. 042/BAN-PT/AK-XV/S1/XI/2012) Jl. Kampus II

Gambesi Kota Ternate Selatan, Maluku Utara.

Pada awal berdirinya prodi akuntansi pada tahun 2009 mendapatkan akreditas C.

Tahun 2016 sampai sekarang Prodi Akuntansi akreditas naik menjadi B. Fakultas

Ekonomi prodi Akuntansi memiliki visi menjadi pusat pembelajaran Ilmu Ekonomi

dan Bisnis yang unggul di Kawasan Timur Indonesia. Program studi terkemuka di

Indonesia dalam menyiapkan dan mengembangkan calon akuntan public yang

profesional dan bermoral yang berwawasan kerakyatan serta berjiwa kewirausahaan.

2.2 Tinjauan Tentang Mahasiswa

Dalam tinjauan mengenai mahasiswa akan dijelaskan tentang pengertian

mahasiswa, karakteristik perkembangan mahasiswa, serta kewajiban dan hak

mahasiswa.

2.2.1 Pengertian Mahasiswa

Menurut Siswoyo (2007: 121) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai

individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri

5
maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.

Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam

berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan

cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap

mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 Tentang Perguruan

Tinggi disebutkan bahwa mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar

pada perguruan tinggi. Artinya yang dapat disebut mahasiswa adalah mereka

yang mendaftarkan dirinya dan terdaftar diperguruan tinggi. Kemudian pengertian

di atas didukung oleh pendapat Hartaji (2012: 5) yang menjelaskan bahwa

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun

belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk

perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut

dan universitas.

Mahasiswa mempunyai tugas serta tanggung jawab untuk belajar sekaligus

mengabdikan dirinya kepada bangsa dan tanah air. Menjadi mahasiswa bukan

berarti tidak dapat melakukan aktivitas lain selain belajar. Karena mahasiswa

dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang lebih guna bekal bersosialisasi

dan mengabdikan diri pada masyarakat dengan menyalurkan ilmu yang ia dapat

dalam perguruan tinggi. Hal serupa juga diiperkuat oleh Apudin (2005 : 8)

menyatakan bahwa mahasiswa merupakan kaum menengah yang tercerahkan,

sebagai kaum cendekiawan dan intelektual muda yang memiliki kecenderungan

sebagai seorang pemimpin yang mapan bila dalam suatu realitas sosial selalu

menjadi pembaharu. Karena dari catatan sejarah bangsa, mahasiswa banyak

6
mengukir tinta dalam perjalanan bangsa Indonesia. Mulai dari 1908, 1928, 1945,

1966 hingga momentum reformasi 1998.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

mahasiswa adalah seseorang yang sedang menuntut ilmu ataupun belajar dan

terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi

negeri atau swasta yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut

dan universitas.

2.2.2 Karakteristik Perkembangan Mahasiswa

Perguruan Tinggi atau Universitas dapat menjadi tempat penemuan

intelektual dan pertumbuhan kepribadian. Mahasiswa berubah saat merespon

terhadap kurikulum yang menawarkan wawasan dan cara berpikir baru seperti;

terhadap mahasiswa lain yang berbeda dalam soal pandangan dan nilai, terhadap

kultur mahasiswa yang berbeda dengan kultur pada umumnya, dan terhadap

anggota fakultas yang memberikan model baru.

Remaja pada usia 18-21 tahun menjadi masa transisi kepribadian dengan

adaptasi lingkungan, Seperti halnya transisi dari sekolah dasar menuju sekolah

menengah pertama yang melibatkan perubahan dan kemungkinan stres, begitu

pula masa transisi dari sekolah menengah atas menuju universitas.

Maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik mahasiswa pada dasarnya

cenderung terlihat dari penampilan fisik, mampu bergaul dengan baik, memiliki

intelektualitas yang tinggi, memiliki kecerdasan berpikir yang matang untuk masa

depannya, serta memiliki kebebasan emosional untuk memilih pergaulan dan

menentukan kepribadiannya.

7
2.2.3 Kewajiban dan Hak Mahasiswa

Seorang mahasiswa dalam proses pembelajarannya harus melaksanakan

kewajibannya terlebih dahulu, setelah itu baru lah seorang mahasiswa akan

mendapatkan haknya. Karena dengan menunaikan kewajibannya seorang

mahasiswa, nantinya akan mampu mensukseskan program perguruan tinggi dan

pemerintah. Kemudian setelah kewajibannya terpenuhi mereka akan

mendapatkan haknya untuk menjadi bagian dari aktifitas akademik ataupun non

akademik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Mahasiswa memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu, menguasai, dan

memahami ilmu yang ia dapat dengan sungguh-sungguh agar menjadi seorang

yang mamput mengimplementasikan disiplin ilmunya bagi lingkungan tempat

tinggalnya, mematuhi peraturan yang tidak menyimpang dari ketetapan hukum-

hukum Agama, nilai, dan norma yang berlaku di masyarakat adalah kewajiban

terpenting dari intelektual mahasiswa.

Perguruan tinggi di Indonesia memiliki visi yang disebut dengan Tri Dharma

Perguruann tinggi yaitu 1. Pendidikan, 2. Penelitian, 3. Pengabdian pada

masyarakat. Untuk dapat mewujudkannya seorang mahasiswa harus belajar

dengan giat dan memiliki pengetahuan yang luas. dengan demikian setiap

mahasiswa akan mendapatkan kesamaan hak untuk memperoleh pendidikan dan

perlakuan yang baik dari pendidik tanpa memandang status sosial. Status sosial

yang dimaksud adalah apakah mahasiswa tersebut berasal dari kalangan

menengah atas atau menengah bawah, bukan akan menjadi masalah untuk

mendapatkan kesamaan sarana dan prasarana terbaik dari perguruan tinggi. Tata

bahasa yang baik, santun dan sopan, merupakan kewajiban dan ciri yang harus

8
difahami mahasiswa untuk menyeimbangkan kebaikan kehidupan sesuai dengan

tuntunan agama.

2.3 Tinjauan tentang Uang Kuliah Tunggal (UKT)

Dalam tinjauan mengenai UKT akan dijelaskan tentang pengertian UKT dan konsep

UKT

2.3.1 Pengertian Uang Kuliah Tunggal (UKT)

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 55 Tahun

2013 pasal 1 ayat 1 mengenai UKT merupakan keseluruhan biaya operasional

mahasiswa per semester Pada program studi di perguruan tinggi negeri.

Ditetapkannnya aturan ini karena Pemerintah ingin menerapkan standar satuan

biaya operasional pendidikan tinggi secara periodik dengan

mempertimbangkan: capaian standar nasional pendidikan tinggi, jenis program

studi, dan indeks kemahalan wilayah (sebagaimana dalam pasal 88 ayat 1).

Pada Permendikbud No. 55 Tahun 2013 pasal 1 dijelaskan bahwa biaya

uang kuliah tunggal akan digunakan sebagai dasar penetapan biaya yang

dibebankan kepada mahasiswa dan pemerintah. Menurut Peraturan Menteri

tersebut biaya uang kuliah tunggal dibebankan kepada mahasiswa sesuai

dengan kemampuan ekonominya. Jadi penerapan UKT pada prinsipnya adalah

uang kuliah ditanggung oleh mahasiswa dan diusahakan semakin lama

semakin kecil dengan memperhatikan masyarakat yang tidak mampu

(afirmasi), subsidi silang (yang kaya mensubsidi yang miskin), serta

pengendalian biaya yang tepat.

9
Sehingga hal ini sebagai dasar untuk mengalokasikan anggaran. Anggaran

Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Kemudian, standar satuan biaya operasional pendidikan tinggi tersebut

digunakan sebagai dasar oleh PTN untuk menetapkan biaya yang ditanggung

oleh mahasiswa sesuai dengan kemampuan ekonomi mahasiswa, orang tua

mahasiswa, atau pihak lain yang membiayai mahasiswa.

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa UKT

berarti keseluruhan biaya operasional mahasiswa persemeseter pada program

studi diseluruh Indonesia dengan cara meringkas seluruh pembiayaan kuliah

dari awal masuk hingga lulus tanpa ada biaya tambahan selama masa

perkuliahan yang kemudian dibayarkan hanya dengan satu kali pembayaran

ditiap semester sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan.

2.3.2 Konsep Uang Kuliah Tunggal (UKT)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

mengamanatkan kepada Pemerintah untuk mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional guna meningkatkan

keimanan, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, membangun akhlak

mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta memajukan ilmu

pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan

persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat

manusia. Selain itu pendidikan tinggi sebagai bagian dari sistem pendidikan

nasional memiliki peran yang sangat strategis dalam mencerdaskan kehidupan

bangsa serta turut ikut dalam ketertiban dunia. Oleh karena itu perhatian khusus

10
untuk menerapkan nilai-nilai humaniora dalam membudayakan pemberdayaan

bangsa Indonesia yang berkelanjutan harus ditanamkan dalam sistem

pendidikan tinggi.

UKT merupakan salah satu sistem pembayaran biaya pendidikan di

perguruan tinggi yang menggunakan konsep berkeadilan. UKT adalah sistem

pembayaran biaya pendidikan dengan besaran yang sama/tetap setiap

semesternya disesuaikan dengan kemampuan ekonomi mahasiswa. Dengan

adanya UKT, mahasiswa tidak dibebankan biaya lain selain biaya pendidikan

per semester. UKT merupakan salah satu implementasi dari Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, serta Surat Edaran Dirjen

Dikti No. 488 E/T/2012 dan Surat Edaran Dirjen Dikti No. 97 E/KU/2013,

yang mengamanatkan bahwa setiap perguruan tinggi negeri di Indonesia

diwajibkan untuk menggunakan sistem UKT.

Dengan adanya UKT, maka biaya yang dibayar mahasiswa akan mudah

dikendalikan jika dikumpulkan menjadi satu ( UKT) dan dengan adanya Biaya

Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) membuat total biaya yang

harus dibayar oleh mahasiswa (UKT) akan turun, karena BOPTN mengurangi

biaya pendidikan yang ditangung oleh mahasiswa, serta dengan BOPTN

kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat semakin meningkat

dan diharapkan akan melahirkan peneliti-peneliti yang output nya dapat

disebarluaskan melalui jurnal-jurnal nasional terakreditasi maupun jurnal

internasional yang terindeks. Manfaat lainnya dari UKT mutu layanan kepada

mahasiswa dapat ditingkatkan, karena dengan menggabungkan semua biaya

11
yang harus ditanggung mahasiswa menjadi UKT maka pengelolaannya

menjadi semakin mudah.

Tujuan diberikannya UKT mahasiswa yaitu : 1. UKT secara umum

merupakan suatu kebijakan untuk menepis anggapan mahalnya biaya kuliah di

PTN karena meringankan beban mahasiswa terhadap pembiayaan selama

menempuh program studi. 2. UKT juga memberikan kepastian kepada

mahasiswa, orang tua atau para pihak yang membiayai mahasiswa seberapa

besar dana yang harus disiapkan sampai lulus kuliah. 3. Dengan adanya UKT

dapat dicegah adanya berbagai pungutan yang tidak jelas dan dilakukan oleh

oknum-oknum prodi/jurusan/fakultas/universitas. 4. UKT mendidik para

penyelengara PTN (Rektor, Pembantu Rektor, Dekan, Pembantu Dekan,

Ketua/sekretaris bagian/jurusan/prodi untuk membuat perencanaan

penganggaran / keuangan yang tepat, transparan dan akuntabel seberapa besar

biaya kuliah dan uang kuliah selama mahasiswa menempuh studi; dan 5. UKT

sebagai sebuah sistem pembayaran kuliah mahasiswa sebagai implementasi

dari UU Pendidikan Tinggi telah mampu merealisasi suatu prinsip ability to

pay sebuah prinsip keadilan yang tak terbantahkan keberlakuannya.

(Kemdikbud).

Seiring dengan kenaikan harga, maka uang kuliah pun akan terus-menerus

naik. Oleh karena itu, perlu dibuat sistem berkeadilan yang memungkinkan

mahasiswa dapat membayar biaya kuliah sesuai dengan kemampuannya.

Sistem biaya pendidikan berkeadilan menjadi subsidi silang antara mahasiswa

yang berkemampuan lebih dan kurang mampu dalam hal finansial. Sementara

itu sistem UKT dilatarbelakangi oleh langkah awal kebijakan Undang-Undang

12
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang mengamanatkan

pemerintah menggunakan standar tertentu besaran SPP sesuai dengan wilayah

sebuah PTN. Penerapan UKT bertujuan untuk menerapkan akuntabilitas

pembayaran SPP agar semua pengeluaran dapat diakomodir diawal masa

pembayaran setiap periode akademik.

Rumus perhitungan besaran Biaya Kuliah Tunggal (BKT) pada UKT

adalah total biaya selama masa pendidikan (4 tahun) dibagi per semester (8

semester). Komponen biaya dalam BKT terdiri dari Uang Pangkal (UP), SPP

per semester, dan biaya lain-lain (uang praktik, administrasi, fasilitas, dll).

Pengelompokan kelas dalam UKT terdiri dari 5 sampai 8 kelas dengan jarak

rata-rata Rp1 juta antar kelas. Besaran biaya setiap kelas nominalnya bulat

(misal kelas I = Rp1 juta, Kelas II = Rp2 juta, Kelas III = Rp3 juta, dll).

Dalam sistem UKT terdapat kebijakan kuota dalam kelas tertentu.

Menurut Permendikbud, Kelompok 1 dan 2 berisi masing-masing minimal 5%

dari jumlah mahasiswa baru yang diterima di tahun bersangkutan, untuk kelas

3 keatas tidak dikenakan batasan kuota serta didasarkan pada kemampuan

ekonomi mahasiswa, orang tua mahasiswa, atau pihak lain yang

membiayainya.

Mengenai kelengkapan berkas administrasi dalam pengajuan biaya

pendidikan dengan sistem UKT adalah penyesuaian dengan kelas, dimana

semakin kecil kelas atau biaya pendidikan yang diinginkan oleh mahasiswa

maka semakin banyak berkas yang harus dikumpulkan, dan sebaliknya.

Upaya untuk memperbaiki dan memperjelas kebijakan tentang UKT terus

diupayakan dan pada tahun 2013 dikeluarkan Permendikbud RI No 55 Tahun

13
2013 tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal. Sehingga

menimbulkan perbedaan yang jelas antara penerapan UKT pada tahun 2013

dengan UKT pada tahun sebelumnya. Sistem UKT 2013 menawarkan lima

variasi nominal UKT yang harus dibayarkan oleh mahasiswa angkatan 2013.

Sehingga untuk setiap mahasiswa belum tentu membayar besaran UKT dengan

nominal yang sama per-semesternya.

14
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di fakultas Ekonomi Universitas

Khairun Ternate, Maluku utara.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan riset kualitatif / non mainstream

karena penelitian ini untuk mengetahui bagaimana prespektif mahasiswa prodi

akuntansi terhadap uang kuliah tunggal (UKT), sehingga yang menjadi obyek dalam

penelitian ini adalah manusia bukan benda. Creswell (2007: 36-39) menjelaskan

bahwa penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami penelitian tertentu dengan cara

menyelidiki masalah-masalah sosial atau manusia.

Karakteristik pokok yang menjadi perhatian dalam penelitian kualitatif

menurutnya adalah kepedulian terhadap makna dan bersifat naturalistik serta tidak

peduli terhadap persamaan dari objek penelitian melainkan sebaliknya mengungkap

tentang kehidupan dari orang yang berbeda-beda. Oleh karena itu menurutnya pula

tidak mungkin untuk mengungkap kenyataan yang ada dalam diri orang yang unik itu

menggunakan alat lain kecuali manusia sebagai instrument.

Metode pemahaman (verstehen) dengan paradigma interpretif peneliti gunakan

untuk mengungkap maksud dan tujuan yang diinginkan oleh informan. Penelitian ini

juga berupaya memandang apa yang terjadi dalam dunia tersebut dan meletakkan

temuan-temuan yang diperoleh di dalamnya dimana peneliti berpijak dari realita atau

15
peristiwa yang berlangsung dilapangan dengan latar belakang lingkungan yang

alamiah (Bungin 2007:44).

Pendekatan fenomenologi transedental Husserl digunakan untuk mencoba

menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang

didasari oleh kesadaran yang terjadi oleh beberapa individu, yang dalam hal ini adalah

mahasiswa prodi Akuntansi. Geertz (1992) menyarankan bahwa untuk dapat

memahami makna tersebut seorang peneliti harus melakukan lukisan mendalam

(thick description) yang pada hakekatnya sama dengan interpretasi (penafsiran).

Sukoharsono (2006: 235) menjelaskan bahwa penelitian atau riset fenomenologi

mendiskripsikan tentang pengalaman hidup beberapa orang tentang sebuah konsep

atau fenomena. Penelitian ini juga dilakukan dengan situasi dan keadaan yang

sebenarnya tanpa menambah ataupun mengurangi fenomena yang terjadi. Penelitian

ini dilakukan dalam situasi yang alami dengan metode wawancara yang tidak

terstruktur (tidak tersusun) dan cenderung apa adanya sehingga tidak ada batasan

dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Berdasarkan instrumen

penelitian yang digunakan maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu

melalui wawancara dan observasi.

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer. Data primer

diperoleh dari hasil wawancara terhadap beberapa responden (mahasiswa), baik

secara langsung maupun melalui telepon guna mendapatkan jawaban secara

mendalam yang berhubungan dengan penelitian ini.

16
3.4 Metode Analisis

Langkah-langkah teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

mengacu pada pendekatan fenomenologi (Creswell 2007), yaitu: Pertama, peneliti

memulai kegiatan ini dengan menggali informasi data yang up-to date mengenai uang

kuliah tunggal melalui referensi buku-buku, jurnal, artikel, internet serta media cetak

lainnya khususnya mahasiswa prodi akuntansi serta memahami permasalahan yang

diteliti dan dibahas dalam penelitian ini.

Kedua, mengevaluasi data yang dianggap penting dan relevan, kemudian

membuat catatan-catatan penting tentang uang kuliah tunggal serta keterkaitannya

dengan kesejahteraan mahasiswa prodi akuntansi. Ketiga, peneliti menemukan dan

mengelompokkan data yang sudah ada dengan memberikan gambaran-gambaran

tentang fenomena uang kuliah tunggal yang ada hubungannnya dengan mahasiswa

prodi akuntansi serta menghilangkan pernyataan yang tidak relevan dengan topik

pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif (tumpang tindih).

Keempat, gambaran-gambaran tersebut oleh peneliti akan dikumpulkan dalam

unit makna secara horizontaling yang kemudian akan ditulis gambaran tentang

fenomena uang kuliah tunggal menurut mahasiswa prodi akuntansi. Kelima, peneliti

mengembangkan secara keseluruhan tentang fenomena uang kuliah tunggal serta

interpretasi dari Informan mahasiswa prodi akuntansi secara textural description

mengenai fenomena yang terjadi pada informan serta menjelaskan (struktural

description) bagaimana mahasiswa prodi akuntansi memaknai uang kuliah tunggal

(UKT). Keenam, peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai

pemahaman uang kuliah tunggal menurut perspektif mahasiswa prodi akuntansi.

Ketujuh, peneliti membuat laporan mengenai makna uang kuliah tunggal menurut

17
perspektif mahasiswa prodi akuntansi. Kedelapan, dari hasil laporan tersebut peneliti

kemudian membuat tulisan gabungan mengenai kesimpulan-kesimpulan tentang

makna uang kuliah tunggal menurut perspektif mahasiswa prodi akuntansi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Agung. 2016. Pengaruh Uang Kuliah Tunggal (Ukt) Terhadap Minat

Berorganisasi Mahasiswa Di Lingkungan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial (P.Ips) Fkip Universitas Lampung Tahun 2015/2016. Jurnal Skripsi, 1-83.

Isnaeni, Rina. 2015. Pengaruh Motivasi, Kelompok Referensi, Dan Biaya Pendidikan

Terhadap Keputusan Mahasiswa Dalam Menempuh Pendidikan Pada Jurusan

Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal

ekonomi, 1-156.

Rachmat, dkk. 2012. Buku Panduan Akademik. Fakultas Ekonomi, Universitas Khairun.

Retnoningsih, Yenni Dyah. Marom, Aufarul. 2013. Analisis Kebijakan Penyelenggaraan

Pendidikan Berbasis Uang Kuliah Tunggal Bagi Perguruan Tinggi Negeri

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Semarang Jawa

Tengah. Jurnal ilmu sosial dan ilmu politik, 1-15.

ejournal3.undip.ac.id/index.php/jppmr/article/download/16064/15509

Rokhman, Syaiful. Rozi, Imam Fahrus. Asmara, Rosa Andrie. 2017. Pengembangan

Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Ukt Mahasiswa Dengan Menggunakan

Metode Moora : Studi Kasus Politeknik Negeri Malang. Jurnal Informasi, 3 (4) :

1-7.

19
Siregar, Hermanto. Surtiati. Andati, Trias. 2017. Analisis Arus Kas Terkait Kebijakan

Uang Kuliah Tunggal Di Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum. Jurnal Aplikasi

Bisnis dan Manajemen, 3 (2) : 1-14.

Tahir, Ilham. 2016. Model Pengambilan Keputusan Penentuan Uang Kuliah Tunggal

(UKT) Pada Perguruan Tinggi Negeri : Studi Kasus: Universitas Sembilanbelas

November Kolaka. Jurnal Speed, 8 (2) : 1-9.

Sugiono, Agus. Ludigdo, Unti. Baridwan, Zaki. 2015. Makna Pajak Dan

Retribusi:Perspektif Wajib Pajak Pedagang Kaki Lima. Jurnal Akuntansi

Multiparadigma, 6 (1) : 1-174.

T, Arifin. Safriansyah. Asdar. 2014. Pengaruh Kebijakan Uang Kuliah Tunggal (Ukt)

Terhadap Keaktifan Mahasiswa Universitas Terbuka Unit Program Belajar Jarak

Jauh (Upbjj) Majene. Laporan Penelitian Madya Bidang Kelembagaan, 1-18.

20

Anda mungkin juga menyukai