Anda di halaman 1dari 4

KAJIAN KEBIJAKAN KONTROVERSI

UNIVERSITAS TERBUKA

FAKTA SEJARAH UNIVERSITAS TERBUKA :


Pendidikan jarak jauh pada tingkat pendidikan tinggi secara formal dimulai dengan
berdirinya Universitas Terbuka (UT) pada 4 September 1984 berdasarkan Keputusan
Presiden RI Nomor 41 Tahun 1984. Pembukaan UT dilatarbelakangi oleh adanya dua isu
besar dalam dunia pendidikan di Indonesia, yaitu rendahnya mutu atau kualitas guru dan
terbatasnya daya tampung pendidikan tinggi. Pada akhir dasawarsa tahun 1970-an banyak
guru SL TP dan SL T A yang dididik secara darurat dalam bentuk program singkat,
sehinngga belum memenuhi standar kemampuan yang disyaratkan untuk mengajar di
sekolah-sekolah pada tingkat pendidikan tersebut. Upaya untuk meningkatkan pendidikan
guru (O-Il untuk SL TP dan S-1 untuk SLT A) setelah mereka bekerja ternyata tidak mudah
karena adanya kendala biaya dan waktu.
Populasi yang hendak dijangkau oleh UT adalah lulusan SLT A, baik yang belum bekerja
maupun yang sudah bekerja. Dengan demikian, mahasiswa UT secara umum dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Mahasiswa penuh, yaitu mereka yang kegiatan utamanya adalah belajar sebagai mahasiswa
Universitas Terbuka.
2. Mahasiswa sampingan, yaitu mereka yang mempunyai pola kerja (sudah bekerja)
disertaikuliah di Universitas Terbuka.
3. Mahasiswa sisipan, yaitu mereka yang telah menjadi mahasiswa pada lembaga pendidikan
lain, tetapi untuk maksud-maksud tertentu menempuh satu atau beberapa mata kuliah pada
Universitas Terbuka.

TRANSFORMASI STATUS UNIVERSITAS TERBUKA :


Universitas Terbuka merubah menjadi instansi dengan Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum ( PK-BLU ) sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
268/KMK.5/2011. Selanjutnya status UT sebagai PTN PK-BLU dianggap sudah tidak
memadai lagi, mengingat dinamika perubahan internal dan eksternal yang masif dan dinamis
di tengah masyarakat.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merekomendasikan UT agar dapat segera
bertransformasi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Persiapan UT
menjadi PTNBH sampai dengan akhir tahun 2021, menemukan titik terang dengan keluarnya
surat dari Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 0835/E.E3/ KB.00/2021
tertanggal 7 Desember 2021 tentang Persetujuan Universitas Terbuka menjadi PTN
Badan Hukum dan Keputusan Presiden Republik Indonesia No 22 tahun 2021 per tanggal 30
Desember 2021 tentang Program Penyusunan Peraturan Pemerintah tahun 2022, dimana pada
lampiran salah satu Instansi yang akan disusun dan ditetapkan adalah Rancangan Peraturan
Pemerintah (RPP) tentang Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Universitas Terbuka.
Dengan menjadi PTN-BH maka UT akan mendapatkan otonomi yang lebih luas dari berbagai
aspek seperti bidang akademik, pengelolaan aset dan penyediaan sumber daya manusia.

Proses Harmonisasi Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) untuk Universitas Terbuka (UT)
pun akhirnya telah diketok palu oleh Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan RI,
Prof. Dr. H.R. Benny Riyanto, S.H., M.HUM., C.N. Disepakati 6 (enam) Kementerian, yaitu
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Keuangan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek), Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Sekretariat Negara,
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan pada Rabu, 6
April 2022 dalam kegiatan Harmonisasi Rancangan Peraturan Pemerintah tentang PTN-BH
UT.
Perjuangan UT dalam bertransformasi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum
(PTN-BH) membuahkan hasil manis setelah terbitnya Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun
2022 tentang Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Universitas Terbuka. Peraturan
Pemerintah ini resmi setelah ditandatangani oleh Presiden RI Ir. H. Joko Widodo pada
20/10/2022 lalu.
PTN BH memiliki kepanjangan Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum. Sedangkan,
apa itu PTN BH adalah perguruan tinggi negeri yang didirikan oleh pemerintah dengan
status berbadan hukum yang otonom.

Artinya perguruan tinggi negeri tersebut oleh pemerintah melalui Kemendikbud sudah diberi
hak otonom agar lebih mandiri. Hak otonom yang diberikan berkaitan dengan kemandirian
dalam tata kelola keuangan.
PTN BH berhak mengatur keuangan pribadi institusinya, tanpa ada campur tangan
pemerintah bersama Kemendikbud. Status hukum ini sekaligus menunjukan kualitas PTN
tersebut sudah mumpuni sehingga sudah dilepas oleh pemerintah.
Alih alih mempunyai hak otonom agar lebih mandiri dalam tata kelola keuangan, Universitas
Terbuka pada Tahun 2023 menerbitkan Katalog Sistem Penyelenggaraan Universitas
Terbuka 2023/2024 yang merupakan panduan bagi mahasiswa program diploma dan sarjana
dalam mengikuti perkuliahan di UT dan menjadi pedoman bagi civitas akademik di UT Pusat
dan UT Daerah, para pengurus Kelompok Belajar, Sentra Layanan UT, serta para pemangku
kepentingan, akan tetapi Katalog Sistem Penyelenggaraan Universitas Terbuka 2023/2024
terbaru ini berisikan kebijakan yang kontroversi & dapat merugikan Mahasiswa.
HAL YANG DI ANGGAP KONTROVERSI :
1. Biaya Wisuda Perorang dengan tarif sebesar Rp. 750.000 ( Di luar Uang Kuliah ),
alih-alih terbiasa dengan slogan kampus yang yang terjangkau secara biaya dan
waktu, akan tetapi para Mahasiswanya dibebankan dalam biaya tambahan yang secara
spesifik tidak dijelaskan untuk apa kegunaan biaya tersebut karena dalam katalog
tersebut tidak dijelaskan secara rinci penggunaan dana tersebut padahal dalam
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN TINGGI pasal 44 ayat 3 menyebutkan bahwa Perguruan Tinggi
wajib menyusun kebijakan, mekanisme, dan prosedur dalam menggalang sumber
dana lain secara akuntabel dan transparan dalam rangka peningkatan kualitas
pendidikan.
2. Tidak ada sosialisasi dan penyebaran informasi yang meluas atas kebijakan yang
dikeluarkan, sangat disayangkan bahwa kampus yang mendapatkan piagam
penghargaan ( PERGURUAN TINGGI NEGERI DENGAN MAHASISWA
TERBANYAK ) gagal atas penyebaran informasi tentang kebijakan yang menjadi
suatu panduan dalam Universitas tidak dengan mudah di ketahui oleh Mahasiswanya
sendiri, bukan terfokus pada usaha pelayanan terhadap Mahasiswa nya yang
sedemikian banyak, pihak kampus justru lebih senang mengatur dan bermain dengan
angka yang tidak jelas kegunaannya.
3. 2 hal diatas merupakan awal sekaligus pemantik dalam pembahasan beberapa
mahasiswa beberapa waktu lalu tentang regulasi ketetapan organisasi kemahasiswaan
intra kampus yang tidak kunjung hadir, dimana sampai saat ini belum ada satu
organisasi kemahasiswaan intra kampus yang legal secara hukum dan masih ada
beberapa masih organisasi kemahasiswaan intra kampus yang tidak didukung secara
kegiatan, sarana dan prasarana padahal dalam UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI
Pasal 13 ayat 4 : Mahasiswa berhak mendapatkan layanan Pendidikan sesuai dengan
bakat, minat, potensi, dan kemampuannya ditambah dalam Pasal 14 ayat 1
menyebutkan bahwa Mahasiswa mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan
dirinya melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler sebagai bagian dari proses
Pendidikan, dalam pelaksanaannya kemudian dilanjut dan diatur dalam Pasal 14 ayat
2 yaitu Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud pada Pasal
14 ayat 1 dapat dilaksanakan melalui organisasi kemahasiswaan

SUMBER :
file:///C:/Users/LATITUDE/Downloads/3%20Tahun%202020.pdf
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/163703/permendikbud-no-3-tahun-2020
http://repository.ut.ac.id/6335/1/Berdirinya%20UT.pdf
https://www.ut.ac.id/sejarah-ut
TUNTUTAN ALIANSI MAHASISWA UNIVERSITAS TERBUKA :
1. Menuntut kepada pihak pemangku kebijakan kampus untuk segera membuat pedoman atau
regulasi tentang legalitas organisasi kemahasiswaan.
2. Memperbaiki fasilitas dan pelayanan segala informasi kegiatan dan perubahan kebijakan
universitas
3. Memperbaiki dan menjelaskan secara rinci kembali atas kebijakan yang ada pada Katalog
Sistem Penyelenggaraan Universitas Terbuka 2023/2024
4. Mendukung, memperhatikan serta memfasilitasi segala bentuk kegiatan organisasi
kemahasiswaan intra kampus yang ada di Universitas Terbuka
5. Siap dan sedia untuk menampung aspirasi mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai