Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu komponen utama yang harus diperhatikan


setiap negara, karena salah satu pilar negara maju ialah adanya pemerataan dan
peningkatan kualitas pendidikan. Selain itu, pedidikan dapat meningkatkan kualitas
input dan output sumber daya manusia sehingga pembangunan sosial, ekonomi, serta
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menjadi lebih cepat.(Ilhan Oztruk, 2001).
Jenjang pendidikan yang lazim di masyarakat Indonesia adalah TK, SD, SMP,
SMA/SMK, dan Perguruan Tinggi(Sularto,2016). TK merupakan pendidikan formal
pertama yang diperuntukkan anak usia dibawah 6 tahun dan tidak bersifat wajib.
Sedangkan SD, SMP, SMA/SMK merupakan pendidikan formal wajib belajar 12
tahun yang harus dilaksanakan seluruh warga negara Indonesia atas dasar program
pemerintah yang mulai diberlakukan pada 2015. Namun, Perguruan Tinggi tidak
wajib dilaksanakan oleh warga negara Indonesia, padahal dalam konteks daya saing
global, peranan pendidikan perguruan tinggi dinilai penting bagi peningkatan
kemajuan bangsa.
Perguruan tinggi memiliki kontribusi yang cukup besar dalam peningkatan
kualitas sumberdaya manusia di sebuah negara. Semakin banyak masyarakat yang
menempuh pendidikan perguruan tinggi, maka semakin meningkat kualitas sumber
daya manusia di suatu negara. Pada tahun 2018 jumlah lulusan SMA/SMK yang
melanjutkan kejenjang perguruan tinggi mencapai 2 sampai 2,2 juta lulusan. Angka
diatas naik dari tahun sebelumnya yaitu 1,8 juta lulusan(Mohammad Nasir,2018).
Bertambahnya lulusan SMA/SMK yang melanjutkan ke perguruan tinggi
menunjukkan bahwa masyarakat mulai menyadari pentingnya pendidikan perguruan
tinggi.
Kualitas yang baik dapat dicapai dengan aktifitas pembelajaran yang baik dan
memadai. intensitas pembelajaran yang cukup untuk kegiatan belajar, tenaga pendidik
yang berkompeten dan profesional pada bidangnya, serta kepekaan dan keterbukaan
pihak manajemen kampus terhadap kritikan pihak eksternal kampus khususnya
konsumen, supaya dalam penyelenggaraan kegiatan dapat terjadi interaksi positif dari
konsumen dengan manajemen kampus. Dalam hal peningkatan kualitas pendidikan,
intensitas aktifitas belajar memiliki andil yang besar di dalamnya.
Aktifitas belajar yang cukup memiliki andil dalam pemahaman mahasiswa
terhadap materi perkuliahan yang akan berimbas ke prestasi belajar mahasiswa.
Lingkungan kampus yang luas serta kegiatan mahasiswa yang banyak menjadi salah
satu sebab berkurangnya intensitas aktifitas belajar mahasiswa di kampus. Beberapa
Mahasiswa menggunakan waktu luang diluar jam kuliah untuk melakukan kegiatan
lain baik itu mengikuti kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang setaraf
fakultas ataupun universitas. Namun terdapat pula beberapa dari mereka
menggunakan waktu luang deng an bekerjaparuh waktu, magang atau freelance.
Mahasiswa yang kuliah sambil bekerja tentunya harus pintar dalam membagi
waktu antara pekerjaan dengan waktu kuliah. Banyak alasan mengapa mahasiswa-
mahasiswa ini bekerja sambil kuliah, beberapa alasan diantaranya karena kemampuan
ekonomi yang terbatas, adanya waktu luang di sela sela perkuliahan, mencari
pengalaman, sampai keinginan mencocokan dunia pendidikan dan dunia kerja yang
sebenarnya.
Menurut Jacinta dalam artikelnya. Yang mendasari seorang mahasiswa untuk
bekerja diantaranya adalah: a.Kebutuhan Finansial : Kebutuhan finansial berupa
kebutuhan yang berhubungan dengan faktor ekonomi. Berupa upah, gaji dan
penghasilan yang di dapat dari bekerja. b. Kebutuhan Sosial Relasional: Kebutuhan
sosial-relasional berupa kebutuhan untukbergaul dengan banyak orang, dapat bertukar
pikiran. c. Kebutuhan Aktualisasi Diri Abraham Maslow mengembangkan teori
hirarki kebutuhan yang salah satunya mengungkapkan bahwa manusia membutuhkan
kebutuhan akan aktualisasi diri,menemukan makna hidupnya melalui aktivitas yang
dijalani.
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa beberapa alasan yang
melatarbelakangi mahasiswa kuliah sambil bekerja adalah karena adanya kebutuhan
akan keuangan guna membantu dalam hal perekonomian keluarga atau yang
berhubungan dengan faktor ekonomi, berupa upah, gaji dan penghasilan yang didapat
dari bekerja, kemudian kebutuhan sosial relasional yakni dapat berupa kebutuhan
untuk bergaul dengan banyak orang sehingga akan mengenal lingkungan dan
menambah teman agar mampu mengembangkan pola pikir mahasiswa dengan
bertukar pikiran dengan orang banyak, selanjutnya kebutuhan aktualisasi diri yakni
kebutuhan akan pengembangan diri sebagai bentuk aktualisasi diri dalam menemukan
arti hidup sesungguhnya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh Mussie T. Tessema,
Kathryn J. Ready & Marzie Astani di Winona State University USA (2014),
dikatakan bahwa sebagian besar mahasiswa bekerja belum mengetahui dampak
pekerjaan paruh waktu mereka terhadap prestasi belajar mereka di kampus. Menurut
Muhhibin (2010), prestasi sangatlah penting bagi pelajar karena merupakan tingkat
keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pendidikan Akuntansi UNS, merupakan program studi pendidikan yang
didukung oleh laboratorium yang memadai dan tenaga pengajar yang kompeten
dibidangnya, lulusan S2 maupun S3 baik dari dalam negri maupun luar negri. Visi
program studi akuntansi UNS adalah menjadi program studi rujukan bagi
pengembangan bidang pendidikan akuntansi berbasis ipteks yang berwawasan global
dan berdasarkan nilai-nilai luhur budaya nasional. Untuk mencapai visi yang telah
ditetapkan, program studi pendidikan akuntansi perlu mencetak lulusan yang
kompeten dalam bidangnya.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti melakukan penelitian dengan
judul “PENGARUH KULIAH SAMBIL BEKERJA DAN AKTIFITAS BELAJAR
TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI
UNS”

Anda mungkin juga menyukai