Disusun oleh :
Natasa Yohan Maharani
P27220021081
Mahasiswa di era Society 5.0 memiliki peran yang sangat penting sebagai
Agent of Change dan generasi pencetus yang harus lebih memperhatikan status
kondisi saat ini. Mahasiswa harus bisa bertindak sebagai pemimpin, memperkaya
literasi mereka, dan mengembangkan kreativitas melalui wawasan yang lebih luas,
serta memiliki konsep, dan inovasi untuk perkembangan teknologi.
Selain itu, (Usman, 2014) ada dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa
upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang atau tidak berhasil. Pertama,
strategi pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat input oriented. Kedua,
pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro-oriented, diatur oleh jajaran
birokrasi di tingkat pusat. Akibatnya, banyak faktor yang diproyeksikan di tingkat
makro (pusat) tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat
mikro (sekolah).
1
seperti merosotnya moral anak bangsa, kurangnya etos kerja, rendahnya
ketrampilan, meningkatnya pengangguran intelektual, dan tidak meratanya
pendidikan yang bermutu di daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal).
Di era milenial seperti ini peran mahasiswa juga sangatlah dibutuhkan untuk
melakukan perubahan. Mahasiswa dapat menjadi bagian dalam kegiatan
pengabdian kepada masyarakat dan membantu dalam pengembangan pendidikan
anak desa dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk peningkatan pendidikan
yaitu dengan mengupayakan bahwa setiap anak wajib dan berhak memperoleh
pendidikan yang layak, terlebih setelah dicanangkannya Wajib Belajar 12 Tahun.
Beberapa daerah pun ikut mengupayakan semua warganya memperoleh
pendidikan tersebut dengan menerapkan konsep sekolah gratis dan konsep Sekolah
bersubsidi penuh. Selain itu, disebutkan juga di Jurnal Pengabdian Masyarakat
Setiabudhi ada 4 (empat) peran penting mahasiswa yang merupakan harapan dari
masyarakat yaitu peran sebagai agent of change, social control, iron stock, dan
moral force.
2
2. Social Contral (Kontrol Sosial)
Mahasiswa harus bisa menjadi panutan dalam masyarakat, berlandaskan
dengan pengetahuannya dan tingkat pendidikannya serta pola fikirnya.
Mahasiswa harus bisa melakukan pendekatan sosial melalui program-program
pengabdian masyarakat. Sikap kritis dan pro aktif untuk dimiliki oleh
mahasiswa, jadi mahasiswa bukan hanya sebagai pengamat dan penilai atas
suatu aktifitas yang kemudian disampaikan dengan pedas melalui orasi (demo)
tapi partisipasi aktif dengan masyarakat dan sampaikan temuan dan ide-ide
perbaikan dengan logis dan santun.
Peran mahasiswa sebagai social control terjadi ketika ada hal yang tidak
beres atau ganjil dalam masyarakat. Kurangnya pendidikan yang diterima anak
menjadi salah satu target untuk dirubah dan diawasi. Dengan menumbuhkan
jiwa kepeduliaan sosial maka mahasiswa juga peduli terhadap pendidikan
masyarakat. Dari pemikiran yang cemerlang dari mahasiswa dan bantuan moril
serta materil kepada masyarakat dan bangsa ini dengan cara memberikan
sumbangsih secara nyata.
3
4. Moral Force (Suri Tauladan)
Mahasiswa dituntut untuk memiliki akhlak yang baik, karena mahasiswa
berperan sebagai teladan di tengah-tengah masyarakat. Segala tingkah laku
mahasiswa akan diamati dan dinilai oleh masyarakat. Untuk itu, mahasiswa
harus pandai menempatkan diri dan hidup berdampingan di tengah-tengah
masyarakat.
Itulah empat peran yang ideal dan yang seharusnya bisa dilakukan oleh
mahasiswa di era sekarang atau mahasiswa milenial. Implementasi dari peran
tersebut dapat terwujud apabila mahasiswa memahami dan menjalani nilai-nilai
yang terkandung di dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu : pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Pendidikan diperlukan agar mahasiswa memiliki intelektual dan wawasan
yang luas sehingga membantu di dalam proses berfikir untuk mencari solusi
terhadap berbagai persoalan. Penelitian diperlukan untuk menghasilkan sebuah
karya yang berguna bagi masyarakat dengan landasan research agar karya
tersebut tepat sasaran. Pengabdian masyarakat diperlukan agar ilmu yang
didapat oleh mahasiswa tidak disimpan untuk dirinya sendiri tetapi berusaha
agar masyarakat juga merasakan manfaat dari ilmu yang dimiliki oleh
mahasiswa.
Mahasiswa merupakan salah satu unsure terpenting dalam pembangunan
bangsa ini. Sebagai kaum intelektual sudah seharusnya mahasiswa mampu
memainkan 4 (empat) peran pokok yang telah dibahas diatas. Sehingga respon
positif dari masyarakat atas aktifitas yang mahasiswa lakukan akan lahir dengan
sendirinya.
Betapa pentingnya peran mahasiswa untuk membangun bangsa ini kearah
yang lebih baik, terutamanya dalam pengembangan dan perbaikan mutu
pendidikan Indonesia. Untuk itu, sebagai mahasiswa diharapkan tidak hanya
sekedar mencari nilai yang setinggi-tingginya di intansi namun juga harus
berkontribusi nyata ditengah-tengah masyarakat.
4
Peningkatan kualitas mutu pendidikan akan melahirkan kualitas sumber
daya manusia yang tinggi. Hal ini juga akan mengantarkan sebuah daerah
menjadi kota tujuan pendidikan. Semakin banyak orang yang datang untuk
belajar dan kuliah, maka semakin terbuka potensi bertambahnya pendapatan
kota atau daerah yang pada akhirnya akan menambah anggaran untuk sector
pendidikan. Inilah siklus makro yang diciptakan di sektor pendidikan.
Terobosan-terobosan ini adalah beberapa aplikasi yang dapat diterapkan
mahasiswa di berbagai daerah sebagai target peningkatan mutu pendidikan.
5
DAFTAR PUSTAKA
Saifulloh, M., Muhibbin, Z., & Hermanto, H. (2012). Strategi peningkatan mutu
pendidikan di sekolah. Jurnal Sosial Humaniora (JSH), 5(2), 206-218.
Diakses dari : www.its.ac.id