Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Friztangga Ramadhani Putri P27220021070
2. Natasa Yohan Maharani P27220021081
3. Reza Alfiany P27220021088
4. Wanda Dwi Sin Giar P27220021096
1BD3
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
2.2. KETAQWAAN
2.2.1. Pengertian Keimanan
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga, memelihara
dan melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap
memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh
dan konsisten ( istiqomah ).
Seorang muslim yang bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah
Tuhannya dan menjauhi segala laranganNya dalam kehidupan sehari-hari ini. Ciri-Ciri orang–
orang yang bertaqwa, secara umum dapat dikelompokkan kedalam lima kategori atau
indicator ketaqwaan yaitu :
Iman kepada Allah, para malaikat, kitab – kitab dan para nabi. Dengan kata lain, instrument
ketaqwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan memelihara fitrah iman.
Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim, orang – orang miskin,
orang – orang yang terputus di perjalanan, orang – orang yang meminta – minta dana,
orang – orang yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban
memerdekakan hamba sahaya. Indikator taqwa yang kedua ini, dapat disingkat dengan
mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan melalui kesanggupan mengorbankan
harta.
Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain, memelihara ibadah formal.
Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan diri.
2.3. KOLERASI ANTARA KEIMANAN DAN KETAQWAAN
Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang yang
bertakwa adalah orang yang beriman yaitu yang berpandangan dan bersikap hidup dengan
ajaran Allah menurut Sunnah Rasul yakni orang yang melaksanakan shalat, sebagai upaya
pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran Allah.
Iman yang benar kepada Allah dan Rasulnya akan memberikan daya kebaikan yang
kuat untuk melakukan kebaikan kepada sesama sehingga sifat-sifat luhur dan akhlak mulia
itu pada akhirnya akan menghantarkan seseorang kepada derajat takwa. Orang yang bertakwa
adalah orang yang benar imannya dan orang yang benar-benar beriman adalah orang yang
memiliki sifat dan akhlak yang mulia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang
berakhlak mulia merupakan ciri-ciri orang yang bertaqwa. Keimanan pada ke esaan Allah
yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis.
Tahuid teoritis adalah tauhid yang membahas tentang keesaan Zat, keesaan Sifat, dan keesaan
Perbuatan Tuhan. Pembahasan keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan berkaitan dengan
kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan pemikiran atau konsep tentang Tuhan. Konsekuensi
logis tauhid teoritis adalah pengakuan yang ikhlas bahwa Allah adalah satu-satunya Wujud
Mutlak, yang menjadi sumber semua wujud.
Adapun tauhid praktis yang disebut juga tauhid ibadah, berhubungan dengan amal
ibadah manusia. Tauhid praktis merupakan terapan dari tauhid teoritis. Kalimat Laa ilaaha
illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah) Tauhid ibadah adalah ketaatan hanya kepada Allah.
Dengan kata lain, tidak ada yang disembah selain Allah, atau yang berhak disembah hanyalah
Allah semata dan menjadikan-Nya tempat tumpuan hati dan tujuan segala gerak dan langkah.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Merasakan kebahagiaan hidup. Seseorang dikatakan beriman kepada Allah apabila
memenuhi tiga macam akidah dalam islam. Yaitu: isi hati, ucapan, dan tingkah laku.
Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah (QS: Al-Anfal 2-4) yang artinya “bahwa
sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah bergetar
hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayatnya bertambah iman mereka (karena-Nya) dan
hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan
yang menafkahkkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-
orang yang beriman dengan sebenarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian
disisi Tuhan-NYA dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia.”
Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak dapatdipisahkan dari diri
manusia. Oleh karenanya orang yang bertakwa adalah orang yang berpandangan hidup dengan
ajaran-ajaran Allah menurut sunnah rasul.
Taqwa adalah takut dan menghindari apa yang diharamkan Allah, dan menunaikan apa-
apa yang diwajibkan oleh Allah. Taqwa juga bererti kewaspadaan, menjaga benar-benar
perintah dan menjauhi larangan. Seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila
sudah mengucapkan kalimat tauhid dalam syahadat asyhadu allaa ilaaha illa Alah, (Aku
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah), kemudian diikuti dengan mengamalkan semua
perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.
3.2. SARAN
Sebagai umat muslim dan hamba Allah SWT., ada baiknya kita bersungguh-sungguh
dalam melaksanakan perintah Allah SWT. dan meninggalkan segala perbuatan dosa dan
maksiat, baik yang kecil maupun yang besar. Menaati dan mematuhi perintah Allah adalah
kewajiban setiap muslim. Dan juga, seorang muslim yang bertaqwa itu sebaiknya
membersihkan dirinya dengan segala hal yang halal karena takut terperosok kepada hal yang
haram.
DAFTAR PUSTAKA