Anda di halaman 1dari 4

Mahasiswa merupakan intelektual muda yang kritis, idealis dan penuh dengan pemikiran-pemikiran.

Mahasiswa yang juga merupakan pemuda, dari sejarah yang ada adalah penggerak perubahan
bangsa. Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada bangsa kita yakni Sumpah pemuda,
Proklamasi, Reformasi melibatkan peran pemuda. Peran pemuda dalam menanggapi
permasalahanbangsanya sangat penting. Sebagai intelektual muda pemuda diharapkan memberikan
pemikiran-pemikiran serta inovasi baru untuk penyelasaian masalah bangsa.

Pemerintahan sekarang ini, menghadapi masalah-masalah yang rumit bahkan hampir seluruh aspek
di negeri ini bermasalah. Bidang pendidikan masih banyak usia sekolah yang tidak bisa mengenyam
pendididkan, kesehatan di sebagian daerah menjadi kebutuhan tersier, pangan masih banyak
import, IPTEK yang tertinggal jauh dari negara-negara barat, dan sosial budaya yang terkikis budaya
luar. Permasalahan yang kompleks tersebut tentunya membutuhkan penyelesaian yang inovatif.
Mahasiswa sebagai insan akademis yang penuh dengan pemikiran ilmiah diharapkan peka terhadap
hal tersebut dan peduli yakni dengan memberikan solusi yang tepat.

Mahasiswa memang identik dengan pemuda namun, tidak semua pemuda berkesempatan
mengenyampendidikan di perguan tinggi. Oleh karena itu, mahasiswa sendiri menanggung beban
moral yang lebih dalam memajukan bangsa. Jumlah pemuda yang menyandang status mahasiswa
sekitar 23% dari usia 18-30 tahun. Cukupkah jumlah tersebut mewujudkan Indonesia yang sejahtera,
nyaman dan berbudaya? Jawabnya cukup, jika seluruh mahasiswa tersebut melaksanakan perannya
dengan profesional di bidangnya masing-masing. Namun, sekarang ini tidak semua mahasiswa
memerankan dengan profesional. Banyak mahasiswa yang apatis, individualis dan hedonis. Mereka
cenderung akademis dengan kaya kuantitas IPK tapi miskin kualitas sense of critis.
Menurut M.Hatta tugas perguruan tinggi adalah membentuk insan akademis yang sense of crisis dan
selalu mengembangkan dirinya. Insan akademis yang sense of crisis akan sangat peka dan peduli
terhadap kondisi bangsanya sehingga mereka mempunyai solusi-solusi untuk masalah tersebut.
Insan akademis selalu mengembangkan dirinya yakni mengembangkan hard skill dan soft skill agar
tercipta penerus bangsa yang berkualitas dan mampu membawa kemajuan untuk bangsanya.

Status sebagai mahasiswa memang status yang besar dan membanggakan tapi, dibalik semua itu ada
tanggung jawab yang besar. Saat berstatus mahasiswa saat itulah kita belajar dan tumbuh. Belajar,
bukan lagi membaca atau menulis tulisan tapi belajar membaca kondisi bangsanya dan menuliskan
penyelesaian dari masalah tersebut. Status mahasiswa membuat kita tumbuh mengembangkan
karakter kepemimpinan sebagai calon penentu masa depan bangsa.

Penyampaian kritik mahasiswa diidentikkan dengan demonstrasi dan kowar-kowar menuntut ini itu.
Demonstrasi bukanlah satu-satunya jalan penyampaian kritik, banyak jalan untuk memainkan peran
mahasiswa yakni lewat tulisan dan kerja nyata. Peran mahasiswa yang baik tentunya bukan hanya
mengkritik tapi memberikan penyelesaian yang tentunya lebih bermanfaat. Sekarang ini, berbagai
penyelesaian hasil pemikiran mahasiswa banyak terealisasikan dan memberikan langkah kecil untuk
menjadi indonesia yang merdeka dan berdaulat.

Pemikiran dan inovatif mahasiswa dalam penyelesaian masalah diapresiasi oleh pemerintah dan
perusahaan melalui beberapa kompetisi seperti PKM, Black Innovation award, KPKM, mechanical
festival, PIMNAS dan masih banyak lagi. Hasil dari beberapa kompetisi tersebut menghasilkan
beberapa ide diantaranya Sistem Turbin Angin Untuk Pengairan Sawah, Take it "EASY" EARLY
WARNING SYSTEM Banjir dadakan, TYPHONIUM FLAGELLIFORME: Alternatif Kemoterapi Kanker
Payudara dan masih banyak lagi. Hasil Inovasi mahasiswa dalam bidang kompetisi tersebut
harapannya tidak hanya untuk hadiah kompetisi tapi harus ada wujud nyata sehingga bermanfaat
untuk masyarakat dan membawa kemajuan untuk Indonesia. Inovasi-inovasi tersebut adalah wujud
kepedulian mahasiswa dalam menghadapi permasalahan bangsa.
Kegiatan-kegiatan kampus, sekarang ini juga bukan hanya berkaitan sekitar kampus tapi mulai peduli
dan memperhatikan kondisi masyarakat. Kepedulian akan kondisi masyarakat diwujudkan dalam
kegiatan pengabdian masyarakat seperti KKN, desa binaan dan desa mitra. Kegiatan-kegiatan
tersebut biasanya dilakukan di desa tertinggal dan perlu mendapatkan bantuan yang sebagian besar
terpencil. Kegiatan desa binaan dan desa mitra merupakan kegiatan memajukan potensi dan
meningkatkan pembangunan fasilitas di desa dengan mahasiswa sebagai penggerak dan melibatkan
partisipasi masyarakat setempat. Kegiatan pengabdian masyarakat diharapkan mampu
mendekatkan mahasiswa dengan kondisi sosial masyarakat dan memberikan peran yang nyata
sebagai mahasiswa sehingga nantinya menjadi individu yang “smooth of social condition” dan
mewujudkan kesejahteraan untuk bangsa.

Menurut PP. No. 60 Tahun 1999 tugas pokok perguruan tinggi adalah tridharma perguruan tinggi.
Tridharma perguruan tinggi yakni penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Pengabdian Masyarakat menjadi salah satu unsur tridharma Perguruan Tinggi yang
menjadi kewajiban melekat bagi insan perguruan tinggi, baik bagi dosen maupun mahasiswa.
Kegiatan pengabdian masyarakat diharapkan perguruan tinggi menjadi lebih dekat dengan
permasalahan riil yang ada di masyarakat.

Tridharma perguruan tinggi merupakan unsur yang sinergis dalam membangun bangsa di tingkat
perguruan tinggi. Penyelenggaraan pendidikan adalah unsur untuk mengembangkan penelitian
akademik dan penelitian pengembangan sesuai dengan kompetensi dosen dan kompetensi
mahasiswa. Penyelenggaraan pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat dapat digunakan
untuk menguji dan menerapkan unsur-unsur ilmu secara integratif, baik dalam kesatuan kegiatan
penelitian (interdisipliner) maupun dalam kesatuan besaran program penelitian (multidisipliner).
Penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat sebagai sarana untuk mengembangkan penelitian
kebijakan dan penelitian aksi yang melibatkan dosen, peneliti, dan mahasiswa sesuai dengan minat,
kompetensi, dan kemampuan masing-masing. Terwujudnya tridharma perguruan tinggi diharapkan
mampu menciptakan mahasiswa sebagai “Agent of Change” yang membawa kemajuan Indonesia
dan mewujudkan tujuan nasional Indonesia.

Berbagai pemikiran dan gerakan yang dilakukan mahasiswa adalah langkah kecil untuk membangun
bangsa ini sebagai seorang pemuda. Tentunya, langkah tersebut adalah awal yang baik untuk ikut
berkontribusi sebagai calon pemimpin bangsa ini. Semoga, 10 tahun lagi kami bisa memajukan
bangsa ini dan mewujudkan kesejahteraan untuk seluruh masyarakat.

Sebagai kalangan dengan level intelektual yang tinggi di masyarakat, mahasiswa tak hanya cukup
dengan kuliah, kantin, pustaka, kampus saja. Mereka ternyata juga memiliki fungsi sosial yang lebih
luas bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sedikitnya ada 5 peran mahasiswa baik secara pribadi maupun interaksinya dalam kehidupan sosial
yang perlu Pinters ketahui, yakni:

1. Mahasiswa Sebagai Iron Stock


Mahasiswa sebagai iron stock dituntut memiliki kepribadian yang baik, akhlak yang terpuji sebagai
generasi muda bangsa yang akan melanjutkan kepemimpinan Indonesia di tahun-tahun mendatang.

Bagaimana mungkin mahasiswa bisa menjalankan peran yang lainnya jika dari segi akhlak dan
perilaku tidak mencerminkan nilai intelektualitas sebagai mahasiswa?
Kecerdasan intelektual semestinya diimbangi dengan kondisi akhlak yang baik sehingga nantinya
akan tumbuh generasi pemimpin Indonesia yang berkualitas. Tahukah Pinters,

Indonesia bukan kekurangan kalangan intelektual, tetapi kekurangan orang berakhlak. Di sinilah
mengapa mahasiswa sangat penting memiliki fungsi ini.

2. Mahasiswa Sebagai Agent of Change


Peran mahasiswa sebagai agent of change ini barangkali yang paling sering disuarakan mahasiswa
saat melakukan perubahan-perubahan terkait kebijakan pemerintah melalui serangkaian aksi yang
dilakukan. Mahasiswa adalah agen pengubah yang harus berdiri di barisan paling depan
menyuarakan aspirasi rakyat.

Apabila ada yang salah dengan pengelola negara ini, peran mahasiswa sebagai agen peubah harus
muncul. Itulah sebabnya mahasiswa kerap melakukan gerakan-gerakan mahasiswa melalui berbagai
aksi di lapangan.

Banyak orang mengira aktivitas demonstrasi mahasiswa misalnya sebagai kegiatan sia-sia yang
ditunggangi kepentingan politik, padahal sebenarnya inilah fungsi utama mahasiswa. Melakukan
gerakan perubahan yang berpihak kepada masyarakat.

Gerakan mahasiswa ada yang bersifat intelektual dan ada yang sifatnya aksi di lapangan sesuai
dengan aturan hukum yang berlaku. Keduanya dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di
lapangan.

3. Mahasiswa Sebagai Guardian of Value


Peran mahasiswa sebagai guardian of value adalah bagaimana mahasiswa bisa menjaga nilai-nilai
kebaikan yang ada di masyarakat. Nilai-nilai seperti kejujuran, gotong royong, empati, keadilan,
integritas dan sebagainya adalah hal yang harus dipertahankan keberadaannya di masyarakat.

Mahasiswa memiliki peran untuk mempertahankan nilai-nilai tersebut tumbuh dan terpelihara di
masyarakat.
Guna mewujudkan peran tersebut maka harus Pinters harus mengawalinya dengan perbaikan diri
sendiri melalui peran iron stock yang sudah dijelaskan di atas.

4. Mahasiswa Sebagai Moral Force


Mahasiswa sebagai kalangan intelektual harus mencerminkan nilai karakter terbaik sesuai dengan
tingkatan intelektualnya.

Pendidikan sebagai upaya pembentukan karakter idealnya muncul dengan perilaku moral terbaik
yang ditunjukkan oleh seorang mahasiswa. Hal ini adalah peran idealnya dalam mewujudkan
kehidupan bangsa yang beradab.

Bisa dibayangkan jika kalangan intelektualnya memiliki moral yang tak beradab, maka negara ini
akan salah urus. Para pejabat yang berakhlak didahului oleh sosok mahasiswa yang mengerti dengan
perannya sebagai moral force.

5. Mahasiswa Sebagai Social Control


Peran mahasiswa sebagai social control merupakan peran yang penting dan signifikan di masyarakat.
Mengapa mahasiswa selalu melakukan upaya kontrol terhadap kondisi pemerintah yang dianggap
tidak pro rakyat misalnya?
Sebab ini adalah bagian dari peran mahasiswa untuk melakukan kontrol kepada hal-hal yang
bertentangan dengan nilai keadilan di masyarakat.

Upaya kontrol yang dilakukan mahasiswa tetap harus didasarkan pada nilai-nilai idealisme yang ada.
Tidak tergadai dengan iming-iming uang atau kepentingan politik yang mempengaruhinya.

Faktanya memang terkadang banyak mahasiswa yang melupakan peran ini. Suara kontrolnya hilang
karena idealismenya tergadai dengan mate

Mahasiswa memiliki peran sebagai generasi penerus bangsa serta diharapkan untuk memiliki
kemampuan, akhlak yang mulia serta keterampilan untuk mampu menjadi calon pemimpin di masa
depan demi bangsa. Mahasiswa dianggap sebagai aset, cadangan sekaligus harapan untuk bangsa di
masa depan. gaimana peran mahasiswa dalam menjaga persatuan dan kesatuan?
Yakni dengan mendorong kelompok masyarakat lainnya untuk menjaga nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedua, lanjut dia, mahasiswa dapat berperan sebagai garda
terdepan dalam menjaga nilai-nilai Pancasila sebagai pemersatu bangsa.18 Agu 2022

Anda mungkin juga menyukai