Anda di halaman 1dari 10

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Perspektif Mahasiswa sebagai Agen of Change. 2. Peran
Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk Mahasiswa sebagai Agen of Change.Metode penelitian yang
digunakan yaitu metode kualitatif. Teknik Pengumpulan data menggunakan observasi, dan wawancara. Teknik
pengolahan Data menggunakan triangulasi. Analisis data menggunakan analisis induktif yaitu Reduksi data,
unitisasi dan kategorisasi, display data dan penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: 1.
Mahasiswa sebagai agen of change yaitu mahasiswa Mempunyai peran penting dalam sebuah perubahan tanpa
melihat lapisan masyarakat Atau status ekonomi, perubahan yang di maksud yaitu mahasiswa agen perubahan,
Penjaga nilai, penerus bangsa, kekuatan moral dan sosial kontrol. 2. Peran pendidikan Kewarganegaraan
dalam membentuk mahasiswa sebagai agen of change melalui Beberapa tahap yaitu: melalui kognitif, afektif,
dan psikomotorik yang ditanamkan Melalui pendidikan kewarganegaraan. Mahasiswa sebagai agen of change
yaitu Mahasiswa mempunyai peran penting dalam sebuah perubahan tanpa melihat lapisan Masyarakat atau
status ekonomi, perubahan yang di maksud yaitu mahasiswa agen Perubahan, penjaga nilai, penerus bangsa,
kekuatan moral dan sosial kontrol.

Kata Kunci
(Akses mahasiswa sebagai agent of change melihat kesalahan kesalahan yang di
lakukan oleh negaranya)
Mahasiswa sebagai agen of change merupakan bagian yang terpenting dalam lingkup
pendidikan. Artinya mahasiswa sebagai generasi muda bangsa Indonesia harus mempunyai
pendidikan yang memadai untuk memperkaya wawasan yang dimiliki agar membawa suatu
perubahan bagi suatu bangsa. Bangsa yang kaya akan wawasan maka ia akan menjadi bangsa
yang maju. Mahasiswa juga bertugas sebagai perubahan yang Awalnya tidak diketahui
karena hasil kegiatan mengajar dan penerapan nilai-nilai positif yang dikembangkan oleh
kalangan profesional public dan privat. Belajar adalah kegiatan di mana seseorang membuat
atau menghasilkan perubahan perilaku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Oleh
karena itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menetapkan: “Ketuhanan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan demokratis. dan warga negara yang bertanggung
jawab”.Dalam meningkatkan kualitas pendidikan maka diperlukannya perubahan dalam segi
pendidikan untuk generasi muda bangsa agar terciptanya agen perubahan (agen of change)
yaitu mahasiswa. Mahasiswa yang mempunyai kualitas pendidikan yang baik akan membawa
perubahan yang baik bagi bangsa. Untuk mencapai pendidikan kewarganegaraan yang
seimbang dan serasi antara pengetahuan, sikap dan keterampilan diperlukan proses
pendidikan kewarganegaraan yang terencana dalam bidang pendidikan tinggi.

Latar belakang dan pendahuluan


Indonesia saat ini sedang dihadapkan pada problematika yang sangat rumit di segala bidang baik
dalam bidang ekonomi, pendidikan, sosial, hukum, moral, dan lainya. Misalnya dalam bidang
ekonomi seperti masih tingginya angka kemiskinan, apalagi dengan adanya pandemi covid-19,
masyarakat nyaris kembali pada krisis ekonomi, ditambah lagi korupsi merajalela. Dilanjutkan lagi
dalam bidang pendidikan seperti pendidikan yang tidak merata, kualitas pendidikan yang masih stage,
dan banyaknya tawuran antar pelajar. Pada bidang sosial seperti perang saudara, kriminalitas, kasus
SARA diberbagai daerah, dan lainnya. Di bidang hukum, disinyalemen belum meratanya masyarakat
memperoleh keadilan, hukum masih dianggap „pandang bulu‟, dan belum memenuhi rasa keadilan
masyarakat sebagai tujuan utama dari hukum diciptakan.Permasalahan paling krusial dwasa ini adalah
demoralisasi yang terjadi di kalangan masyarakat baik di kalangan pejabat tinggi, wakil rakyat,
pegawai, mahasiswa, pelajar SMA bahkan pelajar SMP dan SD pun mengalami krisis moral tersebut.
Kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah nampak memudar. Sungguh dramatis dan miris sekali
jika kita lihat sekarang di hampir semua layar kaca dan media informasi lain yang menayangkan
bagaimana krisis moral ini sudah menular dan menggerogoti semua lapisan masyarakat dari para
petinggi negara hingga para pemuda yang akan menjadi penerus bangsa di kemudian hari.
Demoralisasi tidak dipungkiri telah memasuki ranah mahasiswa yang memiliki label „intelektual
muda‟, banyak kasus penyimpangan moral yang telah dilakukan mahasiswa seperti banyaknya
masalah video porno, anarkisme, narkoba, seks bebas, dan sebagainya. Sedangkan kita tahu bahwa
mahasiswa telah disiapkan menjadi penerus bangsa yang akan membangun, melanjutkan, dan
memajukan bangsa Indonesia kelak di masa depan.Mahasiswa lah yang diharapkan menjadi bibit-
bibit pejuang selanjutnya yang menjadi agent of change di segala bidang dan menjadi social control
yang akan terus menjunjung tinggi keterbukaan dan transparansi dalam melaksanakan pemerintahan
agar lebih mensejahterakan rakyatnya dan meminimalisir tingkat penyelewengan di tingkat aparatur
negara.Mahasiswa, sebuah gelar baru yang hingga kini “dibanggakan” oleh sebagian besar
masyarakat. Mahasiswa konon adalah para generasi harapan yang kelak mampu menjadi kontrol
masyarakart dan sekaligus membawa perubahan bagi negara Indonesia untuk bisa bersaing dengan
negara-negara di dunia. Sebutan itu hendaknya bisa menjadi cambuk bagi mahasiswa itu sendiri yang
dipandang sebagai agent of change (agen perubahan) dan social control (kontrol perubahan pada
masyarakat).Mahasiswa dituntut mampu untuk mengontrol keadaan negara; bukan untuk sekedar
mengkritik, tetapi juga memberikan kontribusi yang riil untuk perubahan yang lebih baik (agent of
social control). Sebagai kaum intelektual mahasiswa harus bersikap berani dan kritis, berani untuk
mendobrak zaman ke arah kemajuan dan kritis terhadap kebijakan para
pemegangrodapemerintahan.Mahasiswa berperan sebagai transportasi masyarakat untuk
menyampaikan aspirasi mereka. Beban dan tanggung jawab menjadi mahasiswa sangatlah
besar.Mahasiswa harus berani menyampaikan kebenaran tanpa menutupi kebohongan, selalu
meneriakkan keadilan, sehingga semua harapan rakyat dan juga janji manis para politisi yang selalu
berkoar dengan dalih demi kesejahteraan atas nama rakyat bisa terealisasikan, bukan hanya sekedar
omong kosong belaka.Namun, itu semua hanya akan menjadi label yang hampa tanpa makna jika
mahasiswa tidak mampu memberikan perubahan yang signifikan bagi masyarakat dan negara, serta
tidak mampu menjaga harkat dan martabat sebagai „agent of Intellectual‟.
Mahasiswa dikenal sebagai agen of change yaitu mahasiswa sebagai Perintis, penggerak dan
penggagas untuk melakukan sebuah perubahan kearah Yang lebih baik. Menurut Dudung (2009)
mahasiswa sebagai agen of change Adalah mahasiswa sebagai pemuda yang memiliki potensi
kepekaan dan kritis Yang tinggi terhadap kehidupan sosial. Kematangan potensi yang dimiliki oleh
Mahasiswa dapat membuat perubahan terhadap masyarakat dari kebodohan dan Keterkukungan.
Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh mahasiswa lebih Berfokus pada perubahan sosial,
misalnya dengan potensi keilmuan yang dimiliki, Mahasiswa banyak melakukan gerakan-gerakan
pemberdayaan masyarakat Sebagai peningkatan kehidupan kearah yang lebih baik. Perubahan-
perubahan yang telah dilakukan oleh mahasiswa muncul sejak Masa penjajahan, pemuda melakukan
gerakan untuk memberontak penjajah agar Indonesia terbebas dari negara-negara penjajah. Ketika
masa reformasi 1998 Mahasiswa yang memiliki peran dalam perubahan sistem di indonesia. Pada
masa Pemerintahan Soeharto yang dipandang otoriter, rakyat tidak memiliki hak untuk Berbicara,
berubah menjadi sistem demokratis karena peran mahasiswa yang Melawan keotoriteran Soeharto
sehingga Soeharto turun dari jabatan presiden dan Kemudian sistem otoriter di Indonesia berubah
menjadi sistem demokrasi.Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh pemuda atau mahasiswa sesuai
dengan Pendapat Alhamdi (2006) yang mengatakan bahwa pemuda adalah agen of Change, agen
perubahan, mahasiswa atau pemuda harus memiliki sifat kritis, peduli dan peka terhadap kerusakan-
kerusakan atau ketidak seimbangan dalam segala aspek kehidupan sehingga dapat mewujudkan
perubahan tatanan kearah yang lebih baik, menciptakan keseimbangan aspek kehidupan dari
kerusakan.Mahasiswa berjuang untuk mementingkan suatu nilai serta orientasi keluar dari dirinya,
perjuangan untuk membela kepentingan orang lain dan tidak mementingkan dirinya sendiri.
Mahasiwa yang masuk dalam kelompok tersebut sering disebut dengan aktivis mahasiswa (Taufan,
2011). Sedangkan menurut Abdulgani (2009) organisatoris adalah orang yang aktif dalam organisasi
untuk mengembangkan organisasinya, sedangkan aktivis adalah selain mengembangkan organisasinya
juga memikirkan perubahan pada masyarakat untuk menjadi lebih baik.Aktivis mahasiswa dalam
memperjuangkan sebuah nilai keadilan tidak bergerak secara sendiri-sendiri, akan tetapi aktivis
mahasiswa tersebut membentuk sebuah kelompok sebagai kendaraan mereka untuk berjuang yaitu
sebuah organisasi pergerakan. Pada fenomena masa reformasi mulai tahun 1998, banyak organisasi
pergerakan mahasiswa yang telah berkembang seperti IMM, KAMMI, HMI, PII, IBNU dan lain
sebagainya. Aktivis-aktivis yang tergabung pada organisasi pergerakan tersebut memiliki suatu misi
untuk memperjuangkan sebuah nilai ide yang universal, tidak hanya sebatas kepentingan pribadi akan
tetapi secara menyeluruh dan meluas kepada kepentingan masyarakat pada umumnya.Aktivis-aktivis
mahasiswa pada zaman reformasi ini, setelah kepemimpinan Suharto tahun 1998 banyak sedikitnya
dalam perjuangan danpengambilan keputusan dapat mempengaruhi aktifitas yang terjadi pada
masyarakat dalam lingkup kecil maupun besar seperti negara. Ketika pemerintah pada bulan Februari,
2012 akan menetapkan kenaikan BBM, aktivis mahasiswa bergerak turun kejalan untuk
memperjuangkan kegagalan kenaikan BBM karena dianggap tidak mementingkan rakyat. Karena
perjuangan aktivis mahasiswa tersebut sehingga mempengaruhi keputusan pemerintah untuk tidak
menaikkan harga BBM.Aktivis mahasiswa pergerakan dalam menjalankan visi, misi dan tujuannya
tidak berjalan dengan lancar. Banyak dinamika yang terjadi pada masing-masing organisasi
pergerakan sendiri. Perjalanan perjuangannya banyak hal yang terjadi dalam organisasi tersebut,
selain banyak agenda yang lancar namun banyak juga permasalahan yang muncul ditengah jalan.
Permasalahan yang muncul tersebut adalah permasalahan internal dan juga permasalahan
eksternal.Pada kenyataannya proses pengambilan keputusan diatas tidak dapat dilaksanakan dengan
tepat. Permasalahan yang terjadi dan muncul dalam proses pengambilan keputusan, muncul dan
dialami oleh para aktivis. Banyaknya individu dalam organisasi dengan karakteristik dan latar
belakang pribadi yang berbeda-beda, banyak ide-ide yang bermunculan sesuai dengan kultur
masingmasing individu, serta keinginan dari masing-masing individu yang menginginkan pendapat
mereka yang digunakan menjadikan kesulitan dalam pengambilan keputusan.Menurut pengalaman
peneliti, ketika didalam organisasi akan Melaksanakan kegiatan, sering muncul perselisihan pendapat
dari masing-masing Anggota. Salah satunya ketika menentukan konsep kegiatan, permasalahan yang
Muncul adalah banyaknya ide-ide konsep untuk kegiatan organisasi dari masingmasing anggota, dan
semua anggota mempertahankan konsepnya masing-masing Untuk digunakan. Permasalahan yang
muncul tersebut mengakibatkan organisasi Tidak berjalan dengan lancar, kegiatan terhambat karena
masing-masing anggota Maupun kelompok didalam organisasi saling mempertahankan
argumentasinya. Pengambilan keputusan sulit dilaksanakan dan membutuhkan waktu yang lama,
Sehingga kegiatan terhambat terlaksanakan dengan baik.Permasalahan yang muncul dalam
pengambilan keputusan, membutuhkan Sebuah strategi pengambilan keputusan yang tepat oleh para
aktivis di Surakarta Agar dapat menghasilkan keputusan jalan keluar yang sesuai dengan masalah
yang Muncul dan dengan disepakati oleh semua anggota. Strategi pengambilan Keputusan ini sangat
penting untuk dapat memecahkan sebuah masalah yang Disepakati oleh semua anggota, sehingga
organisasi dapat berjalan dengan lancar, Kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan semua anggota
dapat menerima dan Melaksanakannya dengan baik.Karena pengambilan keputusan sendiri itu
sangatlah penting untuk sebuah Permasalahan maupun kegiatan dalam organisasi dan ketika
pengambilan Keputusan yang kurang tepat akan menimbulkan masalah yang baru bagi organisasi itu
sendiri. Sehingga untuk dapat mengahasilkan pengambilan keputusan yang tepat dibutuhkan juga
sebuah penyatuan ide dan tujuan dari para anggotanya agar dalam mendiskusikan permasalahan
tersebut dapat menghasilkan keputusan yang tepat pula. Maka dibutuhkan strategi yang tepat untuk
bisa menghasilkan sebuah keputusan yang dapat memecahkan jalan keluar dari sebuah permasalahan
tersebut.

Tujuan dan Fungsi


Mahasiswa adalah kalangan akademis yang memiliki tempat tersendiri di dalam masyarakat. Potensi,
kelebihan, dan kemampuan yang dimiliki tidak bisa disamakan dengan rakyat lain karena
kontribusinya terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara tidak bisa dianggap remeh. Inilah
beberapa peran mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat:
1.Menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah
Mahasiswa adalah kaum intelektual yang tinggal bersama berbagai lapisan masyarakat. Mereka sering
melakukan interaksi dengan masyarakat, sehingga para mahasiswa juga lebih memahami
permasalahan yang sedang terjadi. Dalam hal ini, mahasiswa berperan menganalisis masalah-masalah
tersebut, kemudian menyampaikan realita serta solusinya kepada pemerintah.
2.Kontrol politik
Tidak seperti para politikus yang sudah terjun ke dunia politik, mahasiswa merupakan anak muda
dengan idealisme yang masih kuat dan pemikiran yang belum terpengaruhi oleh kepentingan politik.
Hal ini membuat peran dan fungsi mahasiswa sebagai kontrol politik adalah hal yang tepat.
Mahasiswa berperan sebagai pengawas dan partisipan dalam membahas segala hal mengenai politik
yang terkait dengan pengambilan keputusan pemerintah.
3.Penyambung lidah pemerintah
Selain menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah dan melakukan kontrol politik,
mahasiswa juga berperan sebagai penyambung lidah pemerintah. Mahasiswa diharapkan mampu
melakukan sosialisasi mengenai kebijakan pemerintah kepada masyarakat. Beberapa kebijakan
pemerintah mungkin tidak sepenuhnya dimengerti oleh masyarakat, maka dari itu peran mahasiswa
sebagai penerjemah dibutuhkan disini.
mahasiswa menjalankan fungsi penting dalam menjaga konstitusi negara. Beberapa fungsi tersebut
adalah sebagai berikut:
1.Agent of change
Mahasiswa adalah agen perubahan yang harus berdiri di barisan paling depan untuk menggerakkan
perubahan ke arah lebih baik. Melalui kacamata mahasiswa yang masih netral, mereka bisa melihat
kesalahan-kesalahan yang dilakukan di negaranya. Salah satu contoh nyata fungsi mahasiswa sebagai
agen perubahan adalah aksi 1998 ketika orde baru tumbang. Salah satu aksi demo terbesar di
Indonesia itu dimotori oleh mahasiswa.
2.Social Control
Fungsi mahasiswa sebagai kontrol sosial sangatlah penting. Mahasiswa berfungsi untuk melakukan
kontrol kepada hal-hal yang bertentangan dengan nilai keadilan di masyarakat. Cara yang dilakukan
adalah dengan memberikan saran, kritik, serta solusi untuk permasalahan sosial di masyarakat
maupun bangsa. Sebagai kaum akademis dengan intelektual yang tinggi, mahasiswa diharapkan dapat
menjadi jembatan bagi masyarakat untuk melawan perlakuan birokrasi yang salah.
3.Moral force
Hidup di dunia global dengan keterbukaan yang semakin luas membuat nilai-nilai luar dengan mudah
masuk ke budaya Indonesia. Di sinilah peran dan fungsi mahasiswa dalam menjaga nilai-nilai baik di
kalangan masyarakat. Mahasiswa harus mampu mencerminkan nilai karakter terbaik sesuai dengan
tingkatan intelektualnya.
4.Iron stock
Mahasiswa adalah penerus bangsa. Mereka adalah generasi baru yang bisa memajukan negaranya.
Dengan menjadi mahasiswa berkualitas dan bermoral, masa depan bangsa Indonesia pun akan
semakin cerah. Peran dan fungsi mahasiswa ini begitu penting, itulah kenapa para mahasiswa harus
menyiapkan dirinya sebaik mungkin.
5.Guardian of value
Fungsi mahasiswa yang terakhir adalah untuk menjaga nilai atau guardian of value. Indonesia diwarisi
oleh banyak nilai luhur yang harus dijaga. Di sinilah mahasiswa dibutuhkan, yaitu untuk menjaga
nilai-nilai seperti kejujuran, empati, keadilan, gotong-royong, dan lain sebagainya.

Itulah peran dan fungsi mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat bagi bangsa dan negara. Seluruh
peran dan fungsi mahasiswa tersebut dapat diasah melalui perkuliahan,Dengan program pembelajaran
jarak jauh, mahasiswa mendapatkan perkuliahan yang efektif dan efisien dengan waktu fleksibel.

Metologi Permasalahan
Penelitian deskriptif memuat analisis isi terhadap perspektif mahasiswa sebagai agen of
change melalui pendidikan kewarganegaraan. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu
penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti mengeksplorasi dan mendeskripsikan
bentuk pembaharuan pendidikan kewarganegaraan untuk menjadikan mahasiswa sebagai
agen of change.Teknik pengum\pulan data yaitu teknik wawancara dan teknik observasi
dilakukan terhadap subjek penelitian. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik
triangulasi yaitu memeriksa keabsahan data dengan memanfaatkan sesua\tu informasi yang
lain di luar data tertulis untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
yang dipergunakan.Analisis data menggunakan analisis induktif yaitu bertolak dari datadata
dan berakhir kepada simpulan umum. Langkah-langkah yang ditempuh Mencakup: reduksi
data, unitisasi dan kategorisasi, display data dan penarikan Kesimpulan.

Hasil dan pembahasan


Perspektif Mahasiswa sebagai Agen of Change.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki peran penting yaitu Sebagai agen
of change mahasiswa diharapkan mampu mengembangan Inovasi-inovasi kreatif yang
bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Untuk diri Sendiri manfaat sebagai agen of change
adalah menjadikan diri semakin baik Yaitu dengan rasa bersyukur, baik kualitas keimanan
maupun hubungan sosial. Jadi, mahasiswa sebagai agen of change untuk dirinya terlebih
dahulu baru Dapat diimplementasikan kedalam kehidpan masyarakat yang lebih
luas.Pandangan mahasiswa sebagai agen of change yaitu merupakan penyalur Suara
masyarakat terhadap pemerintah bangsa Indonesia, sehinnga perat Mahasiswa dalam
lingkungan masyarakat sangat besar untuk mengontrol Jalannya sebuah pemerintahan agar
keputusan dan aturan yang dibuat tidak Melanggar dari nilai-nilai Pancasila, selain itu
keputusan dan peraturan yang Dibuat oleh pemerintah harus sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Suara Mahasiswa juga merupakan suara rakyat bangsa Indonesia yang harus
didengar Oleh pemerintah bangsa Indonesia, karena mahasiswa merupakan bagian
Masyarakat bangsa Indonesia yang terpelajar dan memiliki wawasan yang luas Yang
mewakili seluruh lapisan masyarakat bangsa Indonesia untuk menjadikan Bangsa yang maju
sesuai dengan Ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila.Mahasiswa sebagai agen of change
bisa menyalurka suaranya melalui Media sosial, media cetak, atau melalui media yang lain,
agar suara yang ingin disampaikan kepada pemerintah bangsa Indonesia bisa tersampaikan
dan dapat ditanggapi dengan baik. Mahasiswa juga dapat mengontrol jalannya pemerintahan
di Indonesia karena sudah kewajiban bagi mahasiswa untuk menjadikan subuah perubahan
baru melaui inovasi-inovasi baru yang didapatkan melalui penelitian di lapangan atau di
masyarakat, selain itu juga mengontrol jalannya pemerintahan agar seluruh janji-janji yang
sudah diberikan ke masyarakat dapat ditepati dan lebih memperhatikan masyarakat.
Adabeberapa perat penting mahasiswa sebagai agen of change yaitu:
1. Agen Perubahan.
Mahasiswa sebagai agen perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya,melalui
pengetahuan, ide, dan keterampilan yang sudah dimiliki dan didapat dari kampus maupun
dari lingkungan sekitar sehingga mahasiswa dapat menjadi lokomotiv sebuah kemajuan bagi
bangsa Indonesia.Peran mahasiswa sebagai agen perubahan itu tidak hanya dalam dunia
politik saja, melainkan dalam berbagai hal bisa dilakukan dengan baik contohnya dalam
bidang ekonomi. Mahasiswa yang bergerak dalam bidang ekonomi yang dapat menyerap
tenaga kerja atau membuka lowongan kerja bagi bangsa Indonesia. Begitu juga dengan
berbagai bidang yang lain, sehingga peran mahasiswa sebagai agen perubahan dapat
dirasakan oleh masyarakat luas. Percayalah sebuah perubahan yang terjadi akan abadi, dan
mahasiswa merupakan penggeraknya.
2. Penjaga Nilai.
Nilai luhur dan mulia perlu untuk dijaga dan dilindungi. Mahasiswa berada di garda depat
untuk menjaga dan melindungi nilai leluhur yang berkembang dalam masyarakat bangsa
Indonesia. Saat nilai-nilai luhur tersebut diguncang maka peran mahasiswa sangat dibutuhkan
untuk menjaga dan melindungi nilai-nilai tersebut dari sebuah gangguan baik dari dalam
maupun dari luar.Sebagai penjaga nilai mahasiswa harus sadar dengan peran yang harus
dipikul dipundaknya. Mahasiswa juga harus sadar bahwa tidak akan ada bangsa yang maju
dan sejahtera jika nilai-nilai luhur dalam masyarakat tidak di jaga dan dilindungi oleh penerus
bangsa itu sendiri.
3. Penerus Bangsa
Mahasiswa adalah generasi harapan bangsa atau mahasiswa sebagai penerus bangsa yang
akan menjalankan roda pemerintahan demi kemajuan bangsa. Di pundak mahasiswa masa
depan bangsa Indonesia ditentukan. Peran penting tersebut seharusnya bisa membuat
mahasiswa sadar akan peran pentingnya sebagai penerus bangsa untuk mempersiapkan diri
dengan sebaik-baiknya. Setiap hari adalah waktu terbaik untuk selalu menjadikan dirinya
mnejadi pribadi yang lebih baik
.4. Kekuatan Moral
Mahasiswa juga dikenal sebagai kekuatan moral atau penjaga nilai (moral Forca). Peran
mahasiswa sangat penting dalam menjaga nilai-nilai baik yang Berkembang dalam
masyarakat bangsa Indonesia. Di dunia global pada saat Ini banyak nilai-nilai yang dari luar
masuk kedalam bangsa Indonesia, yang Bisa menggerus nilai-nilai luhur dan moral penerus
bangsa Indonesia. Moral Yang tidak sesuai dengan bangsa Indonesia harus di filter agar tidak
merusak Moral penerus bangsa Indonesia yang sudah menjadi darah daging bagi Masyarakat.
Mahasiswa merupakan kekuatan untuk menjaga nilai-nilai dan Moral yang berkembang
dalam bangsa Indonesia.Terjaganya moral bangsa Indonesia maka bangsa Indonesia tidak
akan Mudah terkikis nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang menjadi kekuatan Bangsa
Indonesia. Selain itu, bangsa Indonesia memiliki kepribadian yang Diambil dari sejarah
bangsa Indonesia yang membedakan antar bangsa Indonesia dengan bangsa yang lain ada di
dunia.Sehingga moral mahasiswa harus diperkuat dengan adanya pendidikan
Kewarganegaraan di perguruan tinggi karena mengingat peran mahasiswa Yang sangat besar
di pundak mahasiswa untuk mempertahankan moral Bangsa Indonesia.

5. Pengontrol Sosial
Mahasiswa juga dikenal sebagai social control. Maksudnya yaitu mahasiswa Memiliki peran
sosial kontrol dalam masyarakat, pemerintahan, bangsa dan Negara. Contohnya ketika ada
sebuah peraturan yang dibuat oleh perintahan Tetapi tidak sesuai dengan cita-cita bangsa dan
nilai luhur bangsa, maka Mahasiswa mempunyai peran untuk ikut serta memperbaiki
peraturan Tersebut agar sesuai dengan cita-cita bangsa dan nilai luhur bangsa melalui Kritik,
saran, dan solusi dengan itu diharapkan peraturan yang di buat oleh Perintahan tidak keluar
dari cita-cita bangsa dan nilai luhur bangsa.Melihat pentingnya peran mahasiswa sebagai
social control maka pendidikan Kewarganegaraan menanamkan nilai-nilai luhur dan
membentuk Kepribadian penerus bangsa sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,agar Nilai-
nilai luhur bangsa tidak tergerus dengan perubahan zaman yang lebih Modern, tetapi tidak
melupakan sebuah sejarah bangsa Indonesia melalui Menanamkan nilai-nilai luhur bangsa
kedalam setiap kepribadian penerus Bangsa atau mahasiswa.Peran Pendidikan
Kewarganegaraan dalam membentuk Mahasiswa sebagai Agen of Change.Pendidikan
kewarganegaraan harus dapat menumbuhkan rasa nasionalisme Dan patriotisme dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan kewarganegaraan dalam
berbagai jenjang pendidikan harus dapat Mengembangkan potensi dasar yang terdiri dari
civic knowledge, civic skill, and Civic disposition. Pada komponen tersebut harus diterapkan
secara berimbang Agar dapat membentuk mahasiswa sebagai agen of change seutuhnya. Hal
Tersebut mempunyai tujuan untuk menjadi bekal bagi agen perubahan untuk Melaksanakan
dengan baik dalam menjalankan hak-hak dan kewajibannya, Baik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk Mencapai tiga komponen tersebut
pendidikan kewarganegaraan diwajibkan bagi Seluruh jenjang pendidikan di perguruan tinggi
yang mempunyai kualitas dan Mekanisme yang jelas dalam pembelajaran agar tersampaikan
tiga komponen Tersebut dengan baik dan menjadikan mahasiswa sebagai agen of
change.Peran pendidikan kewarganegaraan sangat penting dalam pengembangan Dan
peningkatan potensi mahasiswa sebagai agen of change yang berintikan Pada demokrasi,
dimana mahasiswa dapat menerapkan nilai-nilai demokrasi Berdasarkan nilai-nilai Pancasila,
nilai-nilai ini berpotensi untuk memahami hak Dan kewajiban, dan penerapannya
menunjukkan kecerdasan, keterampilan, dan Karakter. Pendidikan kewarganegaraan sangat
diperlukan dalam membentuk Generasi muda bangsa yang memiliki life skill dan sebagai
agen of change untuk Meningkatkan kualitas pendidikan yang berinovasi dan kreatif.Life
skill mahasiswa perlu dibentuk guna meningkatkan kualitas Pendidikan yang ada dan
menjadikan mahasiswa sebagai agen of change, dalam Mengembangkan life skillmahasiswa
mengacu pada 3 ranah atau aspek penilaian Yang dapat digunakan sebagai acuan
pengembangan life skill mahasiswa Yaitu Pertama, ranah kognitif yaitu ranah yang mengarah
pada kegiatan otak (mental) sebagai upaya yang menyangkut aktifitas otak termasuk
didalamnya Pengetahuan mahasiswa atau wawasan mahasiswa sebagai persiapan sebagai
Agen of change, tujuan dalam aspek ranah kognitif sendiri yaitu berorientasi Pada
kemampuan berpikir yang mencakup intelektual yang sederhana, sehingga Ranah kognitif
diperlukan dalam menjadikan seorang mahasiswa sebagai agen Of change.Kedua ranah
afektif yaitu ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Dimana mahasiswa yang akan
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila Dalam bersikap di lingkungan masyarakat luas
dan akan dinilai secara obyektif Oleh masyarakat. Ranah afektif mencakup watak perilaku
yaitu perasaan, minat, Sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar ilmu banyak mengatakan
bahwa sikap Seseorang dapat diramalkan apabila seseorang tersebut hidup dalam lingkungan
Yang baik, dan memiliki kekuasaan kognitif yang tinggi atau mempunyai Wawasan yang
sangat luas. Ciri-ciri hasil belajar dalam ranah afektif akan Terlihat pada peserta didik yang
mengalami perubahan dalam pertingkah laku. Jenjang dalam ranah afektif yaitu pertama,
receiving atau attending, kedua responding, ketiga valuing, keempat, organization kelima,
characterization By evalue or calue complex. Sehingga dapat menjadikan seorang mahasiswa
Menjadi agen of change. Ketiga ranah psikomotorik yaitu ranahyang berkiatan dengan
keterampilan Atau skill yang dapat menunjukkan hasil belajar yang telah diterimanya. Hasil
Belajar dalam ranah psikomotorik merupakan hasil belajar yang berlanjutan Dari ranah
kognitif dan ranah afektif. Hasil belajar psikomotik dalam diukur Melalui: 1. Pengamatan
secara langsung dan penilaian tingkah laku mahasiswa Selama pembelajaran berlangsung. 2.
Setelah melaksanakan pembelajaran Dapat secara langsung memberikan tes kepada
mahasiswa untuk dapat Mengukur hasil pembelajan baik secara kognitif, afektif dan sikap. 3.
Penilaian Diluar jam pelajaran atau dapat dilakukan dengan menggunakan penilitian
Terhadapa perubahan tingkah laku yang terjadi pada mahasiswa sehingga dapat Memberikan
dampak yang positif pada kehidupan masyarakat yang lebih luas.Pendidikan
kewarganegaraan yang berkualitas tentunya membutuhkan Mekanisme perencanaan
pendidikan dan pembelajaran yang jelas. Sehingga, Pendidikan kewarganegaraan untuk
menjalankan tujuan utamanya bisa Terlaksana dengan baik dan bisa membentuk mahasiswa
sebagai agen of Change. Selain sekolah, keluarga juga harus berpartisipasi dalam pendidikan
Karakter dan pendidikan kewarganegaraan anak. Dengan cara ini, kita dapat Menghasilkan
calon-calon yang baik untuk generasi bangsa dan mereka yang Dapat membuat Indonesia
menjadi negara yang lebih baik7 Pembentukan mahasiswa sebagai agen of change melalui
mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan dapat dilaksanakan melalui program pendidikan
Maupun pembelajaran yang secara terorganisir dengan baik. Ranah pembelajaran Yang
diterapkan mengacu pada tiga ranah yang telah dipaparkan tersebut. Program pendidikan
kewarganegaraan untuk perguruan tinggi mengacu Pada peraturan yang telah ditetapkan
sehingga semua jurusan yang ada Pada perguruan tinggi wajib menempuh mata kuliah
kewarganegaraan untuk Menjadkan seluruh mahasiswa yang ada di bangsa Indonesia sebagai
agen of Change menjadikan bangsa yang maju dan yang lebih baik. Peran serta mahasiswa
dalam membawaperubahan yang cukup besar bagi Perkembangan bangsa, oleh karena itu
mahasiswa dapat disebut sebagai agen Of change. Peran mahasiswa sebagai
membawaperubahan juga sebagai penerus Kekuasaan yang sudah ada saat ini. Karena
mahasiswa membawasemangat dan Ambisi yang besar dalam sebuah perubahan yang terjadi
pada sebuah bangsa. Peran pendidikan kewarganegaraan dalam mengembangun mahasiswa
sebagai agen of change yaitu pembinaan sikap dan arahan terhadap mahasiswa dalam
kemampuan bela negara. Pendidikan kewarganegaraan mempunyai peran serta fungsi dalam
mengembangan mahasiswa sebagai agen of change yaitu menanamkan nilai-nilai Ideologi
Pancasila. Melalui pendidikan kewarganegaraan, anak akan dituntut untuk memiliki rasa
cinta tanah air dan karakter bangsa yang cakap (Nurgiansah, 2020).Melalui perkembangan
nilai-nilai Ideologi Pancasila diharapkan pendidikan kewartganegraan akan menumbuhkan
rasa nasionalisme yang tinggi terhadap mehasiswa sehingga mempunyai nilai positif yang
tinggi terhadap perubahan yang terjadi baik dilingkungan kecil hingga di lungkup nyang
besar yaitu perubahan yang ada pada suatu bangsa yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai
agen of change.Tentu hal tersebut membuhkan persiapkan yang profesional dan personal
dalam menembangkan mahasiswa sebagai agen of change untuk menjalankan tugas tersebut.
Para genegrasi muda bangsa Indonesia harus dipersipakan secara matang yaitu baik dalam
segi mental, moral, sapai pengetahuan bagi generasi muda bangsa sebagai bekal dalam
menjalankan sebuah perubahan yang besar untuk perkembangan bangsa Indonesia. pada
hakikatkannya peran dan fungsi dari pendidikan kewarganegaraan sangatlah penting bagi
sebuah perubahan yang terjadi pada sebuah bangsa atau negara. Pendidikan kewarganegaraan
dalam menjadikan mahasiswa sebagai agen of change tidak hanya sebagai penggagas
perubahan melainkan sebagai objek atau pelaku dalam perubahan tersebut. Sikap kritis yang
ditunjukkan oleh mahasiswa membawasebuah perubahan yang besar. Sehingga melalui peran
dan fungsi pendidikan kewarganegaraan diharapkan mahasiswa menjadi agen of change yang
tidak meninggalkan nilainilai Ideologi Pancasila.

Kesimpulan dan saran


Mahasiswa sebagai agent of change harus dapat memainkan perannya di masyarakat dengan dengan
tetap berpegang teguh pada kearifan lokal. Sehingga respon positif dari masyarakat atas aktifitas
(kiprah) yang mahasiswa lakukan akan lahir dengan sendirinya. Bahwa mahasiswa mempunyai peran
penting dalam sebuah perubahan tanpa melihat lapisan masyarakat atau status ekonomi, perubahan
yang di maksud yaitu mahasiswa agen perubahan, penjaga nilai, penerus bangsa, kekuatan moral dan
sosial kontrol.

Anda mungkin juga menyukai