Anda di halaman 1dari 9

1.

Definisi Mahasiswa

Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas,


institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat
disebut sebagai mahasiswa. Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak sesempit
itu. Terdaftar sebagai mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi hanyalah syarat
administratif menjadi mahasiswa, tetapi menjadi mahasiswa mengandung pengertian
yang lebih luas dari sekedar masalah administratif itu sendiri.
Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus
tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh
mahasiswa begitu besar. Pengertian mahasiswa tidak bisa diartikan kata per kata,
Mahasiswa adalah Seorang agen pembawa perubahan. Menjadi seorang yang dapat
memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat bangsa di
berbagai belahan dunia.

2. Peran dan Fungsi Mahasiswa


Sebagai mahasiswa berbagai macam lebel pun disandang, ada beberapa
macam label yang melekat pada diri mahasiswa, misalnya:
1. Direct Of Change, mahasiswa bisa melakukan perubahan langsung karena SDMnya
yg banyak
2. Agent Of Change, mahasiswa agent perbahan,maksudnya sdm2 untuk melakukan
perubahan
3. Iron Stock, sumber daya manusia dari mahasiswa itu ga akan pernah habis.
4. Moral Force, mahasiswa itu kumpulan orang yg memiliki moral yg baik.
5. Social Control, mahasiswa itu pengontrol kehidupan sosial,cntoh mengontrol
kehidupan sosial yg dilakukan masyarakat.
Namun secara garis besar, setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang sangat
penting bagi mahasiwa, yaitu :
Pertama, peranan moral, dunia kampus merupakan dunia di mana setiap
mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah dituntut
suatu tanggung jawab moral terhadap diri masing-masing sebagai indidu untuk dapat
menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup
dalam masyarakat.
Kedua, adalah peranan sosial. Selain tanggung jawab individu, mahasiswa
juga memiliki peranan sosial, yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak
hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi
lingkungan sekitarnya.
Ketiga, adalah peranan intelektual. Mahasiswa sebagai orang yang disebut-sebut
sebagai insan intelek haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah
kehidupan nyata. Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah
bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik dengan
intelektualitas yang ia miliki selama menjalani pendidikan.

. MENURUT KBBI (KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA)

Adalah pelajar perguruan tinggi serta dalam struktur pendidikan Indonesia menduduki
jenjang satuan pendidikan tertinggi di antara yang lainnya.

2. MENURUT KNOPFEMACHER [DALAM SUWONO, 1978]

Merupakan insan-insan calon sarjana yang terlibat dalam suatu instansi perguruan
tinggi, dididik serta di harapkan menjadi calon – calon intelektual.

3. MENURUT SARWONO [1978]

Merupakan setiap orang yang secara resmi telah terdaftar untuk mengikuti pelajaran di
perguruan tinggi dengan batas usia sekitar antara 18 – 30 tahun. Mahasiswa adalah
suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh status karena memiliki ikatan
dengan perguruan tinggi.

Mahasiswa juga merupakan seorang calon intelektual ataupun cendekiawan muda


dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat
dalam masyarakat itu sendiri

CIRI-CIRI MAHASISWA MENURUT KARTONO (DALAM


ULFAH, 2010) :
1. Memiliki kemampuan dan juga kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi,
sehingga dapat digolongkan dalam golongan intelegensia.

2. Dengan memiliki kesempatan yang ada, mahasiswa diharapkan kelak bisa


bertindak sebagai pemimpin yang mampu serta terampil, baik sebagai pemimpin
masyarakat maupun dalam dunia kerja nantinnya.

3. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi proses
modernisasi dalam kehidupan mayarakat.

4. Mahasiswa diharapkan mampu memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang


berkualitas serta profesional.

PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA :


MENURUT GUARDIAN OF VALUE
Anda yang sudah dikatakan sebagai pelajar tingkat tinggi memiliki peran sebagai
penjaga nilai-nilai masyarakat yang kebenarannya mutlak, yakni menjunjung tinggi
kejujuran, keadilan, gotong royong, integritas, empati dan sifat yang dibutuhkan dalam
kehidupan dalam masyarakat lainnya.

Selain itu juga, dituntut pula untuk mampu berpikir secara ilmiah tentang nilai-nilai
yang mereka jaga. Bukan hanya itu saja, Anda juga sebagai pembawa, penyampai, dan
penyebar nilai-nilai serta ilmu-ilmu yang telah mereka pelajari.

2. MENURUT AGENT OF CHANGE


Mahasiswa juga bertindak sebagai penggerak yang mengajak seluruh masyarakat untuk
dapat bergerak dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik lagi, dengan
pertimbangan berbagai ilmu, gagasan, serta pengetahuan yang mereka miliki. Bukan
waktunya lagi sebagai orang yang berpendidikan tinggi hanya diam dan juga tidak
peduli dengan permasalahan banggsa dan juga negarannya, karena dipundak
merekalah (mahasiswa) titik kebangkitan suatu negara atau bangsa diletakan.

3. MENURUT MORAL FORCE


Mahasiswa memiliki tingkat pendidikan yang paling tinggi, sehingga ‘diwajibkan’ untuk
mereka memiliki moral yang baik pula. Tingkat intelektual seorang mahasiswa akan
disejajarkan dengan tingkat moralitasnya dalam kehidupannya. Hal ini yang
menyebabkan mengapa seseorang yang berpedidikan tinggi dijadikan kekuatan dari
moral bangsa yang diharapkan mampu menjadi contoh dan juga penggerak perbaikan
moral pada masyarakat.

PERAN ISTIMEWA MAHASISWA


Mahasiswa mempunyai peran istimewa yang telah dikelompokkan dalam tiga fungsi, yakni :

1. SEBAGAI SOCIAL CONTROL


Mahasiswa dengan pendidikannya sehingga memiliki kemampuan intelektual, kepekaan sisoal
serta sikap kritisnya, kelak diharapkan mahasiswa mampu menjadi pengontrol sebuah kehidupan
sosial dalam masyarakat dengan cara memberikan saran, kritik dan juga solusi untuk
permasalahan sosial masyarakat maupun permasalahan bangsa.

Peran mahasiswa sebagai social control terjadi saat ada hal yang tidak beres maupun ganjil
dalam masyrakat. Siswa/i yang mengecam pendidikan tinggi sudah seharusnya memberontak
terhadap kebusukan-kebusukan yang terjadi dalam birokrasi yang selama ini dianggap lasim.
Kemudian jika sudah manusia berpedidikan tinggi acuh dan juga tidak peduli dengan
lingkungannya, maka sudah tidak ada lagi harapan yang lebih baik untuk kehidupan bangsa
nantinnya

Memang sudah seharusnya sebagai seorang berpendidikan menumbuhkan jiwa kepedulian


sosialnya, dimana yang berpendidikan harus peduli terhadap masyarakat. Sebab manusia yang
berpedidikan tinggi adalah bagian dari masyarakat. Kepedulian tersebut bukan hanya
diwujudkan dalam bentuk demo ataupun turun kejalan saja, tetapi dengan pemikiran-pemikiran
cemerlangnya, diskusi-diskusi, atau memberikan bantuan moril dan juga materil kepada
masyarakat serta bangsa.

2. SEBAGAI AGENT OF CHANGE :


Pelajar tingkat tinggi juga sebagai agen perubahan. yakni bertindak bukan ibarat pahlawan yang
datang ke sebuah negeri kemudian dengan gagahnya mengusir para penjahat serta dengan gagah
sang pahlawan pergi dari daerah tersebut diiringi tepuk tangan oleh penduduk setempat. Dalam
artian ini mahasiswa tidak hanya menjadi penggagas perubahan, tetapi sebagai objek atau pelaku
dalam perubahan tersebut. Sikap kritis yang positif harus dimiliki dan sering dapat membuat
sebuah perubahan besar dan juga membuat para pemimpin yang tidak berkompeten menjadi
gerah serta cemas.

Banyak pembodohan serta ketidakadilan yang telah dilakukan oleh pemimpin bangsa ini. Sudah
seharusnya Anda berpikir untuk mengembalikan dan juga mengubah keadaan tersebut.
Perubahan yang dimaksud yakni perubahan kearah yang positif serta tidak menghilangkan jati
dirinya sebagai mahasiswa dan juga Bangsa Indonesia.

3. SEBAGAI IRON STOCK :


Pelajar tingkat tinggi juga memiliki peran sebagai generasi penerus bangsa sangat diharapkan
mempunyai kemampuan, ketrampilan, serta akhlak mulia untuk dapat menjadi calon pemimpin
yang siap pakai. Anda itu merupakan sebuah asset, cadangan, dan juga harapan bangsa untuk
masa depan.

Kamu bukan hanya sebagai kaum akademisi intelektual yang hanya duduk serta mendengarkan
dosen dalam ruangan perkuliahan saja. Kamu harus memperkaya dirinnya dengan pengetahuan
yang lebih baik juga dari segi keprofesian maupun kemasyarakatan.

Ini juga merupakan sebagai iron stock yakni merupakan seorang calon pemimpin bangsa masa
depan yang kelak akan menggantikan generasi yang telah ada, jadi tidak cukup jika hanya
dengan memupuk ilmu yang spesifik saja. Perlu pula adanya soft skill seperti leadership,
kemampuan memposisikan diri, serta sensitivitas yang tinggi.

Nah, demikian ulasan tentang pengertian, peran dan fungsi mahasiswa menurut beberapa ahli.
Semoga informasi tersebut bisa menambah wawasan Anda, khususnya buat Anda para
mahasiswa.

Referensi
gusti8official.org/2013/09/kritikan-terhadap-pemimpin-bangsa.html
landasanteori.com/2015/09/pengertian-mahasiswa-definisi-menurut.html
gurupendidikan.com/pengertian-mahasiswa-menurut-para-ahli-beserta-peran-dan-fungsinya/
pengertianku.net/2014/11/kenali-pengertian-mahasiswa-dan-menurut-para-ahli.html
Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di
sebuah perguruan tinggi yang terdiri atas sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah
universitas.
Sepanjang sejarah, mahasiswa di berbagai negara mengambil peran penting dalam sejarah suatu
negara. Misalnya, di Indonesia pada 1965, ribuan mahasiswa berhasil mendesak
Presiden Soekarno untuk mundur dari jabatannya. Dan pada pada Mei 1998, ratusan ribu
mahasiswa berhasil mendesak Presiden Soeharto untuk melakukan hal yang sama.

MAHASISWA adalah seseorang yang sedang menikmati keindahan


pendidikan di salah satu lembaga tinggi selama beberapa waktu
yang telah ditentukan. Lembaga ini populer dengan sebutan
universitas atau perguruan tinggi. Di lembaga inilah dia belajar
mengasah otak, berpikir, memecahkan masalah tanpa masalah,
belajar menjadi orang mandiri, sabar, tawakkal, ikhlas, dan melatih
keterampilan yang dia miliki tanpa merasa jenuh dan bosan guna
menjadi insan sejati.
Namun di balik semua itu menjadi mahasiswa tidaklah semudah
seseorang yang belum terkatagorikan mahasiswa (pelajar), baik dia
berada dalam pendidikan formal atau tidak. Karena tugas
mahasiswa tak cuma belajar di kelas, baca buku, buat makalah,
presentasi, diskusi, hadir ke seminar, dan kegiatan-kegiatan lainnya
yang bercorak kekampusan. Ada tugas lain yang lebih berat dan
lebih menyentuh terhadap makna mahasiswa itu sendiri, yaitu
sebagai agen perubah dan pengontrol sosial masyarakat. Tugas
inilah yang dapat menjadikan dirinya sebagai harapan bangsa,
yaitu menjadi orang yang setia mencarikan solusi berbagai problem
yang sedang menyelimuti mereka. Inilah yang dapat menambah
nilai plus bagi dirinya sebagai mahasiswa jika harapan mereka
terwujud dan menjelma menjadi kenyataan dalam kehidupan
mereka, tak cuma menjadi harapan yang kandas di tengah keruhnya
kehidupan.
Mahasiswa sebagai agen perubahan sosial selalu dituntut untuk
menunjukkan peranannya dalam kehidupan nyata agar dia tak
menjadi mahasiswa gadungan yang secara hakekatnya dia pun tak
mau dan tak sudi menyandangnya. Setidaknya secara garis besar
ada tiga peranan penting dan mendasar bagi mahasiswa yaitu
intelektual, moral dan sosial.
Peranan pertama, mahasiswa sebagai orang yang intelek, jenius,
dan jeli harus bisa menjalankan hidupnya secara proporsional,
sebagai seorang mahasiswa, anak, serta harapan masyarakat.
Kedua, mahasiswa sebagai seorang yang hidup di kampus yang
dikenal bebas berekspresi, beraksi, berdiskusi, berspekulasi dan
berorasi, harus bisa menunjukkan tingkah laku yang bermoral dalam
setiap tindak tanduknya tanpa terkontaminasi dan terpengaruh oleh
kondisi dan lingkungan. Sebab dia sendiri dengan kemampuannya
sudah bisa mengukur antara baik-buruknya tindakan, selain selalu
dipantau dan dicontoh oleh masyarakat. Ketiga, mahasiswa sebagai
seorang yang membawa perubahan harus selalu bersinergi, berpikir
kritis dan bertindak konkret yang terbingkai dengan kerelaan dan
keikhlasan untuk menjadi pelopor, penyampai aspirasi dan pelayan
masyarakat.
Jika semua peranan penting itu terwujud menjadi nyata dalam diri
mereka, maka mereka layak menyandang sebutan mahasiswa sejati
bukan mahasiswa gadungan yang menurut pengamat penulis
disandang kebanyakan mahasiswa sekarang. Sungguh capaian hal-
hal tersebutlah yang akan menjadikan meereka berada dalam
puncak kemuliaan walaupun secara dhohir mereka berada dalam
kehinaan.

Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di
luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan
kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal
perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa.
CARI DI GOOGLE

Zaman berubah, tantangan berubah, hingga orientasinya pun berubah. Hal-hal ini pun terjadi pada
eksistensi mahasiswa. Mengingat bagaimana kita hidup di era milenial dan zaman digitalisasi membuat
mahasiswa memiliki pergeseran dalam orienasi menjalankan peran mahasiswa.

Hal tersebut senada dengan pernyataan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Mohamad Nasir pada saat memberikan kuliah umum di di Universitas Mataram (Unram),
Mataram, NTB mengatakan bahwa mahasiswa merupakan pemeran utama dalam menghadapi
tantangan Revolusi Industri 4.0. Oleh karena itu mahasiswa harus mengembangkan potensinya
semaksimal mungkin selama kuliah di kampus, tidak hanya di bidang akademik namun juga
kreativitas dan inovasi.

Kini mahasiswa memiliki inovasi yang berbeda dalam menyelesaikan masalah (Problem
solving). Jika dulu sebelum gerakan mahasiswa 1998, pemuda bangsa harus menggunakan
bambu runcing dalam berperang melawan penjajah, lalu tahun 1998, mahasiswa turun ke jalan
dalam melakukan gerakan reformasi dan kini mahasiswa harusnya bisa menyelesaikan suatu
masalah dengan inovasi-inovasi penyelesaian masalah yang lebih sederhana dengan
menggunakan peran teknologi namun juga lebih efektif ketimbang perang dan demo.

Salah satu contohnya mungkin menggunakan hastag di sosial media, menyebar luaskan suatu
masalah lewat sosial media, memang itu saja tidak cukup tapi itu juga telah mampu membuat
pihak yang ingin di demo telah terusik secara eksistensial. Hal ini menjadi bukti bagaimana kita
bisa menyelesaikan masalah dengan lebih sederhana namun lebih efektif dengan
mengoptimalkan peran teknologi.

Budiman sudjatmiko sebagai salah satu aktivis 98 dalam pemaparannya di youtube dengan tema
"Mahasiswa Melempem" mengatakan bahwa zaman telah berubah dan teknologi memungkinkan
kita dapat menyelesaikan masalah dengan cepat dan lebih efektif.

Budiman juga menyampaikan bahwa pertanyaan yang harus disampaikan mahasiswa yang juga
generasi milenial bukan lagi mengapa tidak demo, namun seyogianya aplikasi, software apa yang
telah kamu hasilkan untuk membantu masyarakat.

Tentunya kita berharap mahasiswa bisa lebih optimal menciptakan karya-karya yang membantu
masyarakat dan memberi solusi bagi keberlangsungan hidup bangsa kita, pun dunia.

Penemuan-penemuan mahasiswa seperti mobil listrik, aplikasi anti hoax, sepeda listrik dan
banyak lagi di berbagai bidang seperti pendidikan, pertanian, distribusi dan lain-lain menjadi
patron terdepan memajukan bangsa ini dengan inovasi-inovasinya yang efektif dalam
pengoptimalan peran tekhnologi.

Demonstrasi bukannya tidak memberi solusi, namun di zaman sekarang jika sudah turun ke jalan
dan berunjuk rasa, hasilnya diharapkan lebih besar dalam menghasilkan solusi untuk
permasalahan.

Kemampuan kita dalam problem solving diharapkan juga lebih efektif dengan menggunakan
peran tekhnologi di sekitar kita agar solusi yang diberikan menjadi hal yang bermanfaat bagi
masyarakat luas. Jika sudah begitu, layaklah kita disebut Mahasiswa sejati.

Gerakan mahasiswa sekarang bertolak belakang dengan yang dulu. Gerakan


mahasiswa sekarang cenderung dipengaruhi ideologi-ideologi tertentu dan
kepentingan politik praktis. Tak heran jika gerakan mahasiswa muncul tidak
dengan visi misi yang sama, justru sering terjadi konflik antarmereka.

Di era sekarang, kita jarang melihat gerakan mahasiswa yang berlatar


belakang dari ideologi yang sama dengan simbol-simbol organisasi gerakan
mahasiswa yang bermacam-macam. Yang terjadi justru sebaliknya, warna
bendera suatu gerakan sekaligus mencerminkan variasi ideologi yang
melandasi masing-masing gerakan itu. Kekuatan politik itulah yang kemudian
menggerogoti ideologi dan kekuatan serta daya tawar gerakan mahasiswa,
sehingga setiap upaya gerakan mahasiswa di tengah masyarakat kurang
mendapat simpati dan dukungan.

Gerakan mahasiswa yang menonjol justru ideologi dan kekuatan politik


tertentu. Itu di satu sisi. Pada sisi yang lain, tidak bisa dinafikan bahwa
gerakan mahasiswa sekarang sering kali dijadikan komoditas suatu kekuatan
tertentu. Kalau yang pertama mencerminkan adanya perselingkuhan dengan
aliran politik tertentu, maka gerakan yang satu ini justru lepas dari ikatan
mainstream ideologi politik, melainkan justru membuat perhitungan ekonomi
dengan kelompok politik.

Jadi, ibarat barang dagangan, pola gerakan semacam ini memiliki agen-agen
tertentu yang biasa mengucurkan dana. Karena itu, bentuk gerakan ini pun
dapat dikatakan lebih berbahaya dibanding sebelumnya karena gerakan
mahasiswa itu telah mengalami pergeseran status dari yang semula agen
perubahan menjadi agen bisnis suatu kepentingan politik tertentu. Perubahan
status ini tentu saja memengaruhi pada, pertama, masifitas massa gerakan itu
sendiri. Gerakan mahasiswa era sekarang tidak lagi sebesar gerakan era
1990-an karena jumlah massanya telah terkotak-kotak. Kedua, sekaligus
memengaruhi terhadap strategi gerakan yang dibangun.

Tentu saja, ketiga, lemahnya strategi itu menyebabkan tidak jelasnya visi dan
misi gerakan itu sendiri. Sehingga, sekaligus berakibat pada gagalnya
perubahan yang hendak dicapai.

Maka, demi menjaga keutuhan bargaining-nya, gerakan mahasiswa perlu


adanya reorientasi dan rekonstruksi serta penyatuan visi dan misi lembali
dengan mengusung suatu ideologi tunggal yang dapat memayungi setiap
gerakan. Persoalannya, mampukah hal itu dilakukan? Semuanya tergantung
pada komitmen bersama para mahasiswa itu sendiri.
Apa Yang Harus Dilakukan?

Kini kita dihadapkan pada hasil dari proses penghancuran atau kontra-revolusi gerakan
politik rakyat oleh rezim orba. Konsep “massa mengambang” yang diterapkan oleh
rezim orba telah membuat mahasiswa begitupula rakyat kebanyakan, terjerat dalam
kesadaran palsu mereka dan imajinasi ketakutan terhadap perjuangan politik. Artinya
gerakan mahasiswa ke depan harus mampu menghubungkan dan membangun kembali
atau melampaui perjuangan politik rakyat yang terbentuk pada 1912-1965.

Gerakan mahasiswa juga harus belajar dari perjuangan gerakan mahasiswa pada masa
sebelumnya. Mereka harus bersikap tegas dengan berbagai kajian dan tidak hanya riuh
dengan selebrasi politik. Tidak hanya bergerak dalam dunia maya seperti dengan
gerakan petisi online, akan tetapi bergerak dalam aksi nyata. Mahasiswa di Chile
berhasil mendorong kebijakan kuliah gratis yang dibiayai dari pajak korporasi, karena
mereka turun ke jalan-jalan untuk aksi massa dengan tuntutan-tuntutan yang menekan
penguasa sejak tahun 2006 melalui apa yang dinamai Penguin Revolution.

Artinya, gerakan mahasiswa selain berkutat dengan teori, mereka harus turun ke massa
rakyat melalui strategi live-in dengan melakukan aktivitas sosial-politik demi
menciptakan kesadaran politik pada massa dan keyakinan atas kekuatannya.
Melakukan berbagai kajian dan membentuk media propaganda seperti Koran menjadi
penting untuk memperkuat argumen dan memperluas kesadaran massa. Kebijakan
pemerintah yang masih terjerat dalam politik neoliberal, membuat terus terjadinya
berbagai konflik yang melibatkan rakyat dengan pemerintah atau swasta serta dengan
keduanya. Di sana mereka dapat turut membantu perjuangan rakyat dengan
membentuk blok historis. Dan hal utama adalah untuk menghidupkan kembali
“perjuangan menyelesaikan revolusi nasional Indonesia”.

Anda mungkin juga menyukai