Anda di halaman 1dari 17

POLITIK DALAM

PRESPEKTIF ISLAM

DISUSUN OLEH:
TEGUH WIYONO, S.Pd.I, M.Pd.I
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA (UHB) PURWOKERTO
TP. 2020/2021
Pengertian

• Politik dapat kita definisikan sebagai proses pembentukan dan


pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud
proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.
• Dari hal ini, dapat kita artikan bahwa politik Islam merupakan upaya
penggapaian kekuasaan dengan mengindahkan ketentuan yang telah
digariskan dalam ajaran Islam.
POLITIK DALAM ISLAM
Dalam bahasa arab, politik biasanya diwakili oleh kata al-siyasah dan daulah,
walaupun kata-kata tersebut dan kata-kata lainnya yang berkaitan dengan politik
seperti kadilan, musyawarah, pada mulanya bukan ditujukan untuk masalah
politik.
Rasulullah saw sendiri menggunakan kata politik (siyasah) dalam sabdanya :
"adalah bani israil, mereka diurusi urusannya oleh para nabi (tasusuhumul
anbiya). Ketika seorang nabi wafat, nabi yang lain datang menggantinya. Tidak
ada nabi setelahku, namun akan ada banyak para khalifah" (HR. Bukhari dan
muslim).
LANJUTAN .....
• Dalam wacana kontemporer, paradigma sitem politik
Islam setidaknya berpusat pada 3 pokok pikiran, yakni :
1. Kelompok pertama berpendapat bahwa Islam adalah
agama yang serba lengkap yang bukan hanya mengatur
urusan ibadah manusia dengan Tuhan, melaikan juga
mengajarkan pada urusan keduniawian. Dalam hal ini,
sistem politik dan ketatanegaraan dalam Islam adalah
bagian yang tidak terpisahkan dalam ajaran Islam yang
wajib untuk diteladani sebagaimana Rasulullah
mencontohkan di Madinah. Beberapa tokoh yang
mendukung gagasan ini seperti, Abu A’la al Maududi.
2. Kelompok kedua, sebagai anti tesa terhadap gagasan
kelompok pertama berpendapat bahwa Agama Islam
dengan urusan politik dan ketatanegaraan adalah tidak
ada hubungannya sama sekali. Oleh karena itu,
permasalahan politik dan ketatanegaraan adalah murni
hasil pemikiran manusia bukan dari ajaran agama Islam.
3. Kelompok ketiga, sebagai golongan yang mencoba
mengakomodir pertentangan antara kelompok pertama
dengan kelompok kedua, berpandangan bahwa Islam
adalah agama yang serba lengkap yang didalamnya
terdapat sistem kehidupan termasuk politik dan
ketatanegaraan, namun hanya dalam bentuk
seperangkat etika dalam membangun kehidupan politik
dan bernegara.
Prinsip-Prinsip Politik Islam
• Beberapa prinsip pokok yang melatar belakangi praktek
politik Islam dapat dijabarkan sebagai berikiut :
1. Kewajiban mewujudkan persatuan dan kesatuan
umat. Hal ini dijelaskan dalam al-Qur’an S. al-
Mukminun:23
2. Kewajiban bermusyawarah dalam mengambil
keputusan. Hal ini dijelaskan dalam al-Qur’an s. as-
Syuara:38
3. Amanah dan menjunjung keadilan
4. Kewajiban mentaati Allah, Rasul dan ulil amri. Hal ini
sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an s. an-Nisa’:59
Aturan politik dalam islam
• Contoh dilarang memilih pemimpin selain islam, sepanjang ada yang beriman dan
memberikan kemaslahatan. (QS al Imran: 28)

• Terjemah Arti: Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan
meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari
pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan
Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu).
Lanjutan .....

• (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin)
menjadi ikutanmu dan kamu cintai. (Sebagian mereka menjadi pemimpin bagi sebagian lainnya) karena
kesatuan mereka dalam kekafiran. (Siapa di antara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin, maka dia
termasuk di antara mereka) artinya termasuk golongan mereka. (Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-
orang yang aniaya) karena mengambil orang-orang kafir sebagai pemimpin mereka. (Al Maidah 5:51)
Lanjutan ....
• Nabi ketika mau mulai berdakwah di mekkah didatangi kafir Qurais di
suruh berhenti mengajak kepada agama islam dan diberitawaran
dengan diberi kerajaan mekkah dan wanita tercantik, dann kekayaan
yang banyak, tetapi nabi menolak karena nabi tetap berpegang teguh
kepada Allah.
Hukum menyuap dalam politik

•ُ ‫صل'َّى هَّللا‬ ‫هَّللا‬


َ ِ ‫ْب ِن' َع ْم ٍرو قَا َل' قَا َل' َر ُس'و ُل‬ ‫هَّللا‬
ِ ‫َع ْن' َع ْب ِد‬
‫َّاش'ي َو ْال ُم ْرتَ ِش'ي‬ِ ‫ر‬ ‫ال‬ ‫ى‬
' َ ‫ل‬‫ع‬َ ‫هَّللا‬
ِ ' ‫لَ ْع ُنَة‬ ‫َعلَ ِ ْيه ' َو َسلَّ' َم‬
Dari Abdullah bin ‘Amr, dia berkata: Rasûlullâh n bersabda, “Laknat
Allâh kepada pemberi suap dan penerima suap”. [HR. Ahmad)
Obyek Kajian Sistem Politik Islam

• Secara garis
Politik Islam
besar, obyek
kajian dalam (Siyasyah)
sistem politik
Islam dapat
dipetakan Siasyah Siasyah Siasyah
sebagai Dauliyah Dusturiyah Maaliyah
berikut:

Aturan Hukum Hukum yang mengatur :


Hubungan Tata Negara - Pemasukan
Internasional - Pengelolaan
- Pengeluaran negara
Kontribusi Umat Islam
Dalam Perpolitikan Nasional
• Beberapa
kontribusi
penting
Kontribusi
yang telah umat Islam
dilakukan
oleh umat Pra Awal
Sekarang
Islam dalam kemerdekaan Kemerdekaan
mewarnai
perpolitikan Perumusan landasan Lahirnya
Idiel dan landasan Berdirinya partai berbasis undang-undang PA,
Nasional konstituil (Pancasila dan umat Islam wakaf, zakat,
antara lain: UUD 1945) (NU, Parmusi, Perti dan PSII ) dan infrastruktur
lembaga keuangan Syari’ah
ASAS – ASAS SISTEM POLITIK ISLAM
1. Hakimiyaah ilahiyyah
Hakimiyyah atau memberikan kuasa pengadilan dan kedaulatan hukum tertinggi dalam sistem
politik islam hanyalah hak mutlak allah. Hakimiyyah ilahiyyah membawa arti bahwa terasutama
kepada sistem politik islam ialah tauhid kepada allah di segi rububiyyah dan uluhiyyah.
2. Risalah
Risalah berarti bahwa kerasulan beberapa orang lelaki di kalangan manusia sejak nabi adam
hingga kepada nabi muhammad saw adalah suatu asas yang penting dalam sistem politik islam.
Melalui landasan risalah inilah maka para rasul mewakili kekuasaan tertinggi allah dalam bidang
perundangan dalam kehidupan manusia. Para rasul meyampaikan, mentafsir dan menterjemahkan
segala wahyu allah dengan ucapan dan perbuatan.
3. Khilafah
Khilafah bererti perwakilan. Kedudukan manusia di atas muka bumi ini adalah sebagai wakil
allah. Oleh itu, dengan kekuasaan yang telah diamanahkan ini, maka manusia hendaklah
melaksanakan undang-undang allah dalam batas yang ditetapkan. Di atas landasan ini, maka
manusia bukanlah penguasa atau pemilik tetapi hanyalah khalifah atau wakil allah yang menjadi
pemilik yang sebenar.
TOKOH – TOKOH POLITIK ISLAM
A) Nabi Muhammad SAW
Ialah manusia pertama yang menyebarkan agama allah, mampu melewati segala rintangan, melakukan
perundingan – perundingan politik guna menyampaikan ajarannya, dan terhindar dari intimidasi dari
kaum kuraish di mekah. Dan beliau dalam berpolitik, mampu menjadikan kota madinah sebagai negara
dengan sistem politik pertama di dunia, dengan dibuatnya perjanjian yang dibuat oleh rakyat madinah
bahwa mereka akan mematuhi dan bersumpah setia kepada nabi muhammad SAW.
B) Ummar bin Khattab ( khhalifah rasyidin )
Ummar bin khattab, seorang pemimpin yang tangguh, pengatur strategi perang yang handal, mempunyai
pemikiran yang sangat cerdas, beliaulah yang menciptakan kalender hijriah. Melalui manuver politiknya
baik dalam diplomasi maupun perang, negara islam pada saat itu bahkan mampu menaklukan kerajaan
adidaya persia pada masanya.
C) Hassan al – banna ( tokoh moderenisme islam )
Beliau adalah pencetus dari moderenisasi islam, beliau menyatakan bahwa “modernisme islam adalah
suatu proses otokritik internal, suatu perjuangan untuk mendefinisikan kembali islam guna menunjukkan
relevansinya dengan situasi”.
KONTRIBUSI UMAT ISLAM DALAM
PERPOLITIKAN NASIONAL
1. Era kerajaan-kerajaan islam berjaya
Pengaruh islam terhadap perpolitikan nasional punya akar sejarah yang cukup panjang.
Jauh sebelum penjajah kolonial bercokol di tanah air, sudah berdiri beberapa kerajaan islam
besar. Kejayaan kerajaan islam di tanah air berlangsung antara abad ke-13 hingga abad ke-16
masehi.

2. Era kolonial dan kemerdekaan (orde lama)


Peranan islam dan umatnya tidak dapat dilepaskan terhadap pembangunan politik di
indonesia baik pada masa kolonial maupun masa kemerdekaan. Pada masa kolonial islam
harus berperang menghadapi ideologi kolonialisme sedangkan pada masa kemerdekaan islam
harus berhadapan dengan ideologi tertentu macam komunisme dengan segala intriknya.
Para pemimpin islam terutama dari serikat islam pernah mengusulkan agar indonesia
berdiri di atas daulah islamiyah yang tertuang di dalam piagam jakarta. Namun, format
tersebut hanya bertahan selama 57 hari karena adanya protes dari kaum umat beragama
lainnya. Kemudian, pada tanggal 18 agustus 1945, indonesia menetapkan pancasila sebagai
filosofis negara.
3. Era orde baru
Pemerintahan masa orde baru menetapkan pancasila sebagai satu-satunya asas di dalam
negara. Ideologi politik lainnya dipasung dan tidak boleh ditampilkan, termasuk ideologi politik
islam. Hal ini menyebabkan terjadinya kondisi depolitisasi politik di dalam perpolitikan islam.
Politik islam terpecah menjadi dua kelompok. Kelompok pertama di sebut kaum skripturalis yang
hidup dalam suasana depolitisasi dan konflik dengan pemerintah. Kelompok kedua adalah kaum
subtansialis yang mendukung pemerintahan dan menginginkan agar islam tidak terjun ke dunia
politik.

4. Era reformasi
Bulan mei 1997 merupakan awal dari era reformasi. Saat itu rakyat indonesia bersatu untuk
menumbangkan rezim tirani soeharto. Perjuangan reformasi tidak lepas dari peran para pemimpin
islam pada saat itu. Beberapa pemimpin islam yang turut mendukung reformasi adalah KH.
Abdurrahman wahid (gus dur), ketua nahdatul ulama.
Muncul juga nama nurcholis majid (cak nur), cendikiawan yang lahir dari kalangan santri. Juga
muncul amin rais dari kalangan muhamadiyah. Bertahun-tahun reformasi bergulir, kiprah umat
islam dalam panggung politik pun semakin diperhitungkan.
Kemudian bermunculanlah berbagai partai politik dengan asas dan label islam. Partai-partai
politik yang berasaskan islam, antara lain PKB, PKU, PNU, PBR, PKS, PKNU, dan lain-lain.
•SEKIAN
•TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai