MIKROBIOLOGI
OLEH:
DYAN PITALOKA
1906110291
AGROTEKNOLOGI A
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
PEKANBARU
2020
DAFTAR ISI
I. PENGENALAN ALAT LABOROTORIUM......................................................................1
II. MIKROSKOP....................................................................................................................5
III. STERILISASI...................................................................................................................7
3.1 Tujuan......................................................................................................................7
3.2 Alat dan Bahan.........................................................................................................7
3.3 Cara Kerja................................................................................................................7
3.4 Pembahasan..............................................................................................................7
IV. PEMBUATAN MEDIA....................................................................................................9
4.1 Tujuan......................................................................................................................9
4.2 Alat dan Bahan.........................................................................................................9
4.3 Cara Kerja................................................................................................................9
4.4 Pembahasan............................................................................................................10
V. PENGENALAN MIKROBA...........................................................................................12
5.1 Tujuan....................................................................................................................12
5.2 Alat dan Bahan.......................................................................................................12
5.3 Cara Kerja..............................................................................................................12
5.4 Pembahasan............................................................................................................13
VI. ISOLASI MIKROBA.....................................................................................................17
6.1 Tujuan....................................................................................................................17
6.2 Alat dan Bahan.......................................................................................................17
6.3 Cara Kerja..............................................................................................................17
6.4 Pembahasan............................................................................................................17
VII. PEWARNAAN BAKTERI............................................................................................20
VIII. METODE PERHITUNGAN MIKROBA.....................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................22
LAMPIRAN...........................................................................................................................24
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................30
I. PENGENALAN ALAT LABOROTORIUM
O
1. Erlenmeyer Sebagai wadah untuk mereaksikan suatu zat kimia
proses titrasi
media.
12 Batang L untuk menyebarkan cairan di permukaan agar
petri.
. padat/kristal.
bakteri lainnya.
II. MIKROSKOP
Keterangan :
3. Sekrup Pengarah = Pengatur naik turun nya tabung mikroskop secara cepat dan
Lambat
4. Lensa Objektif = Lensa yang berada di dekat objek dan memiliki perbesaran
3.1 Tujuan
Tujuan dilakukan pratikum tentang sterilisasi adalah untuk mengetahui cara
melakukan sterilisasi dengan baik dan benar dan mengetahui fungsi dari sterilisasi.
bayclin selama 24 jam. Lalu alat-alat tersebut dicuci menggunakan sabun dan dibilas
dengan air mengalir. Selanjutnya alat-alat tadi dimasukkan kedalam panci berisi air
3.4 Pembahasan
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada,
jika ditumbuhkan dalam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat berkembang
biak. Sterilisasi harus dapat membunuh mikroba yang paling tahan panas yaitu spora
bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi
berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk yang paling
benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan
dimatikan oleh bermacam-macam larutan kimia seperti oleh sinar lembayung ultra,
dengan sentrifugasi kecepatan tinggi oleh filtrasi. Sedangkan untuk disenfeksi berarti
(Irianto 2006).
Metode sterilisasi yang digunakan pada pratikum ini adalah sterilisasi kering
yang menggunakan oven untuk membunuh spora bakteri dan sterilisasi kimia
menggunakan oven selama 2 jam dengan suhu 150℃. Keuntungan dari sterilisasi
kering ini ialah tidak ada uap air yang membasahi peralatan yang akan disterilkan.
4.1 Tujuan
Tujuan dilakukannya pratikum tentang pembuatan media adalah untuk
mengetahui cara pembuatan media yang baik dan benar,untuk mengetahui syarat-
syarat media yang baik dan benar, dan mengetahui tujuan serta fungsi dari pembuatan
media.
spatula, aluminium foil, pengaduk, timbangan analitik, gelas beker, kasa gauze,
lampu bunsen, Erlenmeyer, pisau, amoxilin 1 tablet, kentang 100 gram, bubuk agar 9
dipotong dadu lalu dicuci dan ditimbang menggunakan timbangan analitik. Kentang
yang dicuci dan ditimbang, dimasukkan kedalam gelas beker yang berisi air sebanyak
600 ml untuk direbus hingga setengah matang sambil diaduk. Setelah setengah
matang air rebusan kentang atau ekstrak kentang dipindahkan kegelas beker lain
sebanyak 500 ml lalu bubuk agar dan dextrose dimasukkan kedalam ekstrak kentang
dan direbus kembali hingga mendidih. Setelah mendidih, amoxilin dihaluskan lalu
dimasukkan kedalam ekstrak kentang yang sudah mendidih dan dimasukkan kedalam
4.4 Pembahasan
Pembiakan organisme renik dalam laborotorium memerlukan media yang berisi
zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi organisme renik. Lazimnya,
media biakan mengandung air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon,
Media tumbuh bagi mikroba memiliki keragaman dalam hal tipe nutrisi
tergantung mikroba yang mengimbanginya. Sumber nutrisi bisa berasal dari alamiah
maupun buatan seperti campuran zat-zat kimiawi. Media dituang kedalam wadah-
pula hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan. Media
biakan menurut susunannya dibagi menjadi tiga golongan yaitu media alami, media
Dextrose Agar yang merupakan media semi sintetik. Jenis media berdasarkan
bentuknya yaitu medium cair, medium semi padat, dan medium padat. Media PDA
merupakan salah satu media yang baik dan sumber karbohidrat, dextrose sebagai
tambahan nutrisi bagi biakan, sedangkan agar merupakan media tumbuh yang
Supaya mikroba dapat tumbuh dengan baik, medium perlu dipenuhi syarat
mempunyai tekanan osmosis, tidak mengandung zat inhibitor, dan tentunya harus
Pada pratikum ini, pratikan membuat media semi sintetik berupa PDA yang
dibuat dengan menggunakan bahan alami dan bahan kimia seperti kentang, agar-agar.
Pembuatan PDA dengan ekstrak kentang yang diambil dari hasil perebusan kentang
dicampur dengan bahan lain, agar, dextrose, dan amoxilin. Selanjutnya larutan
5.1 Tujuan
Tujuan dilakukan nya pratikum pengenalan mikroba ialah untuk mengetahui
morfologi, jenis dan bentuk mikroba yang terdapat pada tempe, roti basi, yakult, air
yakult, air selokan, cabe berjamur, jarum preparat, aquades, alkohol, objek gelas,
dan roti basi diambil sedikit dengan menggunakan jarum preparat. Kemudian
diletakkan diatas objek gelas yang sudah ditetesi dengan aquades tadi. Setelah itu
ditutup dengan cover gelas dan dijaga agar jangan ada gelembung-gelembung udara.
Lalu sediaan diamati dibawah mikroskop dimulai dari perbesaran lemah dan
Pada percobaan identifikasi mikroba yaitu bakteri, larutan pada yakult diambil
sedikit menggunakan pipet tetes, lalu diletakkan pada objek gelas. Kemudian tutup
dengan menggunakan cover gelas dan dijaga agar tidak terdapat gelembung-
gelembung udara. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan sedang.
menggunakan pipet tetes, lalu diletakkan pada objek gelas. Kemudian tutup dengan
menggunakan cover gelas dan dijaga agar tidak ada gelembung udara. Amati bentuk
sedang.
5.4 Pembahasan
Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal,
eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau aseksual.
perbedaan yaitu tidak mempunyai klorofil, mempunyai dinding sel dengan komposisi
berbeda, berkembang biak dengan spora, tidak mempunyai batang, cabang, akas dan
daun, tidak mempunyai sistem vesikular seperti pada tanaman, dan bersifat
Jamur berbiak secara vegetatif dan generatif dengan berbagai macam spora.
Macam spora yang terjadi tampa perkawinan yaitu sporangiospora yang mana spora
biasanya yang terjadi karena protoplasma dalam suatu sel tertentu berkelompok-
kelompok kecil, masing-masing mempunyai membran serta inti sendiri. Sel tempat
terjadinya spora ini disebut sporangium. Konidiospora yaitu spora yang terjadi karena
ujung suatu hifa berbelah-belah seperti tasbih. Didalam hal ini tidak ada sporangium,
tiap spora disebut konidiospora atau konidia saja, sedang tangkai pembawa konidia
Pada beberapa spesies lain tampak adanya perbedaan mengenai besar kecilnya
dan makrogamet (sel kelamin betina). Di dalam keadaan yang serba optimum, maka
Fungi dapat ditemukan pada arena substrat, baik dilingkungan darat, perairan,
maupun udara. Tidaklah sulit menemukan fungi di alam, karena bagian vegetative
nya yang umumnya berupa miselium berwarna putih mudah terlihat pada substrat
yang membusuk (kayu lapuk, buah-buahan yang terlalu masak, makanan yang
membusuk). Konidianya atau tubuh buahnya dapat mempunyai aneka warna (merah,
hitam, jingga, kuning, krem, putih, abu-abu, coklat, kebiru-biruan, dan sebagainya)
pada daun , batang, kertas, tekstil, kulit dan lain-lain. Tubuh buah fungi lebih
mencolok karena langsung dapat dilihat dengan mata kasat, sedangkan miselium
dalam golongan jasad renik atau mikrobia. Mengingat tubuhnya yang mikrokopis itu,
sehingga studi tentang bakteri mulai. Tubuh bakteri yang terdiri atas sebuah sel saja
ini, mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Ada yang berbentuk peluru atau bola,
seperti bintang, bengkok seperti koma, atau sekrup serta ada yang seperti spiral.
Bentuk tubuhnya merupakan salah satu sifat yang dijadikan dasar dalam
dipahami benar, sel bakteri dengan salah satu bentuk seperti disebut sebelumnya,
dapat mengalami suatu perubahan bentuk. Bentuk baru seperti variasi bentuknya yang
Ukuran tubuhnya hanya mencapai beberapa mikron, paling besar sekitar 100
mikron, sehingga hampir terlihat dengan mata bugil. Berhubungan dengan tubuhnya
yang amat kecil itu, maka dapat dipahami mengapa struktur bakteri tidak mudah
untuk ditentukan. Tubuh bakteri yang berupa sel tunggal itu mempunyai dinding sel
yang jelas. Dinding sel tidak mengandung selulosa, tetapi tersusun atas hemi selulosa
dan senyawa semacam pektin yang mengandung N dan lebih mendekati dinding sel
hewan dari pada dinding sel tumbuhan umumnya. Bakteri umumnya bergerak secara
pasif. Namun ada beberapa bakteri yang dalam keadaan tertentu dapat membentuk
rambut-rambut plasma yang memungkinkan dapat bergerak aktif dalam medium cair.
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari
bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, protozoa
termasuk kelompok protista yang mirip hewan. Protozoa dibedakan dari prokariot
karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari
algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan
tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk
mikron. Protozoa merupakan penghuni tempat berair/ tempat basah, bila keadaan jadi
kering, akan membuat kista (Kristal). Umumnya didalam satu sel terdapat satu inti,
tetapi dari beberapa spesis secara generative berkonyugasi karena individu jantan dan
betina belum jelas perbedaannya. Sesuai dengan sifat sel binatang, umumnya
Bentuknya bermacam-macam, ada yang tidak tetap dan ada yang tetap. Yang
Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan
yang dimiliki oleh protozoa yaitu organisme uniseluler (bersel tunggal), eukariotik
(memiliki membran nukleus), hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok), sifat
hidupnya kosmopolit artinya dapat hidup di tempat atau habitat apapun, umumnya
tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof), hidup bebas, saprofit atau parasit,
protozoa merupakan bagian plankton di air tawar atau air laut dan berperan penting
membentuk kista untuk bertahan hidup, alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau
flagella.
6.1 Tujuan
Tujuan dilakukannya pratikum tentang isolasi mikroba adalah untuk
mengetahui manfaat dari isolasi mikroba, dan mengetahui cara melakukan isolasi
gunting, tisu, alcohol 70%, pinset, aluminium foil, wrapping, media PDA, cawan
disiapkan, dipotong dan dipisah antara bagian yang sehat dan tidak sehat. Kemudian
disiapkan tisu yang telah disterilkan alcohol 70%. Lalu cabai yang telah dipotong tadi
diletakkan diatas tisu yang sudah disterilkan. Pinset disterilkan dengan menggunakan
metode pemijaran (menggunakan lampu Bunsen). Cabai yang diletakkan di atas tisu,
dimasukkan kedalam cawan petri yang berisikan alcohol 70%. Cabai yang telah
dimasukkan kedalam cawan petri berisi alcohol, dibilas dengan memasukkan cabai
kedalam cawan berisi aquades. Keluarkan cabai dari cawan petri dan diletakkan
diatas tisu untuk mengeringkan cabai nya. Setelah itu cabai kering dimasukkan
kedalam cawan petri yang berisi media PDA, ditutupi dan dilapisi wrapping.
6.4 Pembahasan
Isolasi mikroba adalah proses mengambil mikroba dari medium atau
biakan yang murni. Mikroba dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus
menggunakan prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi
terkontaminasi karena mikroorganisme lain. Teknik aseptik ini sangat penting bila
ini adalah bunsen dan laminar air flow. Bila tidak dijalankan dengan tepat, ada
yang diharapkan. Teknik aseptik juga melindungi laboran dari kontaminasi mikroba
metode garis, metode tuang, metode sebar, metode penuangan, serta micro
manipulator. Dua diantaranya yang paling sering banyak digunakan adalah teknik
cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama
dipisahkan. Ada empat cara isolasi bakteri yaitu pour plate, streak Plate, slant culture,
bahan nutrient. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada banyak
faktor seperti seperti apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Perbenihan
semua zat makanan yang diperlukan oleh organisme tersebut. Faktor lain seperti PH,
Selain untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain, seperti tempat
untuk mengisolasi, seleksi, evaluasi dan diferensiasi biakan yang didapatkan. Agar
tiap-tiap medium memilki karakteristik yang sesuai dengan tujuan sehingga seringkali
pengasingan (isolasi) mikroba pada biakan bakteri, menunjukan sifat khas mikroba,
untuk menentukan jenis mikroba yang diisolasi dengan cara-cara tertentu, untuk
mendapatkan bahan biakan yang cukup untuk membuat antigen dan percobaan
serologi lainnya, menentukan kepekaan kuman terhadap antibiotik, menghitung
sebab itu media buatan (agar) dapat dimasukkan ke dalam sebuah tabung percobaan
labu atau cawan petri. Pada permulaannya tabung atau cawan petri harus dalam
keadaan steril (bebas dari setiap mikroorganisme hidup) lalu setelah itu dimasukkan
mikrobia yang diinginkan, tabung atau cawan harus dilindungi terhadap kontaminasi
dari luar. Sumber utama pencemaran dari luar adalah udara, yang banyak
Pewarna gram atau metode gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang
paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri. Dalam
proses ini, olesan bakteri yang sudah erfiksasi dikenai larutan-larutan berikut zat
pewarna kristal violet, larutan iodium, larutan alkohol, dan zat pewarna
tandinganberupa zat warna safranin. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya,
ilmuan Denmark Hans Christian Gram (1853- 1938) yang mengembangkan teknik ini
pneumonieae. Bakteri yang terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif
akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya akan tampak
berwarna ungu tua dibawah mikroskop. Adapun gram negatif akan kehilangan zat
pewarna kristal violet setelah dicuci denan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna
tandingannya yaitu dengan zat pewarna air safranin akan tampak berwarna merah.
Perbedan warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dindingselnya
( pelezar M J 1989).
pewarnaan diferensial, dan pewarnaan struktur sel. Pengecatan gram dilakukan dalam
4 tahap yaitu pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu,
(dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam dan pemberian cat lawan yaitu cat warna
safranin.
media tanpa mengidentifikasi jenis mikroba (bakteri, jamur, yeast) yang bertujuan
untuk menentukan jumlah sel dari suatu kultur secara kuantitatif (Jutono 1980).
Pentapan jumlah mikroba dilakukan dengan menghitung jumlah sel mikroba
yang mampu membentuk koloni didalam media biakan atau membentuk suspense
jumlah mikroorganisme dalam suatu perairan ada dua cara yaitu perhitungan
mikroorganisme pada suatu bahan pada saat tertentu tanpa memberikan perlakuan
terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang diketahui dari cara tidak langsung
sel dibawah mikroskop. Metode yang digunakan didalam perhitungan tidak langsung
yaitu metode perhitungan cawan. Prinsip perhitungan cawan ini adalah jika mikroba
yang masih hidup ditumbuhkan pada media agar, maka sel mikroba tersebut akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata.
DAFTAR PUSTAKA
Alfi. 2013. Alam Sekitar IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas 9. Jakarta: Erlangga.
Buckle. 2007. Mikrobiologi Terapan. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta
Jannasch, H.W., dan G.E., Jones. (1959). Bacterial Population in Sea Water as
139.
Hal 4.
Jutono, J., Soedarsono, S., Hartadi, S., Kabirun, S., Suhadi, D., Soesanto. 1980.
Wanmustafa. 2011. Aktivitas Enzim Lignin Peroksidase Oleh Gliomastix Sp. T3-7
Pada Jamur. Jurnal Sains Dan Semi Pomits. Vol 2 No 1 Hal 1-5.
LAMPIRAN
2. Cara Kerja
Gambar 2.1 Kentang dikupas dan dipotong Gambar 2.2 Kentang dicuci bersih
dan direbus
Gambar 2.5 Kentang didihkan hingga setengah Gambar 2.6 Ekstrak kentang
erlenmeyer
2. Cara Kerja
kebotol
Gambar 2.7 Air parit dimasukkan kedalam
Cawan Petri
LEMBAR PENGESAHAN
DYAN PITALOKA
ASISTEN PRATIKUM