Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PRATIKUM GENETIKA

PERUBAHAN FREKUENSI ALEL DALAM POPULASI

DISUSUN OLEH :
DYAN PITALOKA
(1906110291)

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2020
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada tahun 1908, ahli Matematika Inggris G.H. Hardy dan seorang ahli Fisika
Jerman W. Weinberg secara terpisah mengembangkan model matematika yang dapat
menerangkan proses pewarisan tanpa mengubah struktur genetika di dalam populasi.
Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa jumlah frekuensi alel di dalam populasi
akan tetap seperti frekuensi awal, dengan beberapa persyaratan seperti populasi
sangat besar, kawin acak, tidak ada perubahan di dalam unggun gen akibat mutasi,
tidak terjadi migrasi individu ke dalam dan ke luar populasi, dan tidak ada seleksi
alam (semua genotip mempunyai kesempatan yang sama dalam keberhasilan
reproduksi).

Hukum Hardy-Weinberg memberikan standar ideal untuk para ahli genetika


untuk membandingkan populasi yang sebenarnya dan mendeteksi perubahan evolusi.
Dua hal utama dalam hukum Hardy-Weinberg, yaitu jika tidak ada gangguan maka
frekuensi alel yang berbeda dalam populasi akan cenderung tetap/tidak berubah
sepanjang waktu dan yang kedua dengan tidak adanya faktor pengganggu, maka
frekuensi genotipe juga tidak akan berubah setelah generasi I.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah
1. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan frekuensi alel dan frekuensi
gentotipe berubah.
2. Untuk mengetahui bagaimana frekuensi alel dan frekuensi genotype dapat
berubah oleh faktor-faktor tersebut..
II ISI

Bila perbandingan antara genotipe-genotipe dalam satu populasi tidak berubah


dari satu generasi ke generasi, maka frekuensi gen dalam populasi tersebut dalam
keadaan seimbang. Frekuensi gen seimbang bila  tidak ada faktor yang menjadi
penyebab berubahnya frekuensi gen tersebut seperti mutasi atau mutasi berjalan
seimbang (jika gen A bermutasi menjadi gen a, maka harus ada gen a yang menjadi
gen A dalam jumlah yang sama), tidak ada seleksi, tidak ada migrasi, perkawinan
acak, populasi besar.

Tetapi jika faktor-faktor diatas dihilangkan, frekuensi alel akan mengalami


perubahan dari waktu kewaktu. Beberapa kejadian yang dapat merubah frekuensi alel
dan genotipe dalam populasi yang seimbang antara lain terjadi migrasi dan seleksi
alam.

Seleksi merupakan suatau proses yang melibatkan kekuatan-kekuatan untuk


menentukan ternaka mana yang boleh berkembang biak pada generasi selanjutnya.
Kekuaktan-kekuatan itu bisa di kontrol sepenuhnya oleh alam yang disebut seleksi
alam. Jika kekuatan itu di kontrol oleh manusia maka prosesnya disebut seleksi
buatan kedua macam seleksi itu akan merubah frekuensi gen yang sat relatif terhadap
alelnya. Laju perubahan frekuensi pada seleksi buatan jika dibandingkan dengan
seleksi alam.

Intinya adalah keberhasilan yang berbeda dalam reproduksi. Seleksi alam


menyebabkan perbandingan alel yang diturunkan ke generasi berikutnya menjadi
berubah dibandingkan perbandingan alel di populasi awal. Seleksi alam
mengakumulasi dan mempertahankan genotipe yang menguntungkan dalam populasi.
Jika lingkungan berubah, seleksi alam akan merespons dengan mempertahankan
genotipe yang cocok dengan lingkungan yang baru. Akan tetapi, derajat adaptasi
hanya dapat diperluas dalam ruang lingkup keanekaragaman genetik populasi
tersebut.
Emigrasi atau imigrasi akan mengubah frekuensi suatu gen  dalam
populasi.pengaruh emigrasi atau imrigasi berbanding terbalik dengan ukuran populasi
asal atau ukuran populasi yang di bentuk. Lebih kecil ukuran populasi asal maka
perubahan frekuensi akan lebih besar bagi populasi tersebut. Bagi suatu daerah
terisolasi, misalnya suatu pulau, imigrasi suatu spesies ditentukan oleh alel-alel yang
ikut dibawa ke daerah tersebut. Karena jumlah individu yang berhasil mencapai dan
mengkolonisasi pulau itu dari tidak ad menjadi suatu populasi yang stabil, maka
biasanya suatu alel yang tidak berarti frekuensinya dalam populasi asal yang cukup
besar dapat menjadi penting sekali bagi populasi kecil yang baru dibentuk. Hal ini
disebut dengan genetika drift (arus genetik) atau founder effect (efek pembentuk
populasi)  atau sering juga di sebut dengan bottle neck effect (efek leher botol).
Imigrasi atau emigrasi dapat tidak terjadi di populasi yang terisolasi misalnya bagi
organisme yang hanya bisa hidup di danau, atau puncak gunung atau di suatu pulau
kecil yang terisolasi dari daratan.
III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keseimbangan Hardy-Weinberg yang menyatakan bahwa frekuensi alel
didalam populasi akan tetap seperti frekuensi awal. Frekuensi alel ini dikatakan
seimbang apabila syarat-syarat seperti populasi besar, kawin acak, tidak terjadi
mutasi, tidak terjadi imigrasi, dan tidak terjadi seleksi alam. Apabila syarat tersebut
ada yang dihilangkan akan terjadi perubahan frekuensi alel didalam populasi tersebut

3.2 Saran
Agar mahasiswa dapat memahami apa yang terdapat didalam makalah yang
sudah dibuat
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.


Corebima, tanpa tahun. Evolusi Makhluk Hidup. Ikip. Malang.

Harsono, Tri. 2014. Evolusi. Medan : FMIPA Universitas Negeri Medan

Suryo. 1984. Genetika . Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.

Widodo, Lestari Umi, Amin Muhammad. 2003. Bahan Ajar Evolusi. Malang:


Universitar Malang Press.

Anda mungkin juga menyukai